Sabtu, 18 Juni 2011

"_With Love Part 20_"

Part 20


Deru mesin yang berasal dari Honda Freed putih itu berhenti disebuah rumah megah bercat abu-abu.
Seorang gadis keluar dari mobil itu setelah sebelumnya mengucapkan terima kasih karna telah diantarkan dengan selamat. Sedangkan wanita paruh baya -yang masih tampak muda- yang duduk dibelakang stir mobil menurunkan kaca mobil. Ia memberikan sebuah senyum untuk gadis manis yang baru saja keluar dari mobilnya

"Makasih yah tante, udah nganterin Ify pulang"ucap Ify sambil menganggukkan kepalanya

Mama Manda tersenyum "mestinya tante loh yang makasih soalnya kamu udah mau repot-repot nemenin tante ke acara reuniannya tante"

"Ah, ngga papa kok tante. Kebetulan Ify juga lagi free kok"

"Ya udah yah Fy, tante pamit dulu. Takutnya Om udah nyampe, tante kan belum masak"pamit mama Manda

Ify mengacungkan ibu jarinya "sipp tante, hati-hati yah"pesan Ify

Mama Manda mengangguk kemudian menaikkan kaca mobilnya setelah memberikan seulas senyum perpisahan kepada Ify. Detik berikutnya, mobil mama Manda melesat meninggalkan Ify yang masih berdiri didepan gerbang pintu rumahnya
.....

Ify menghempaskan tubuhnya diatas sofa ruang tamu. Hari ini terasa melelahkan tapi juga menyenangkan untuknya. Setelah berkutat dengan beberapa contoh soal-soal ujian disekolah tadi siang, akhirnya ia bisa sedikit merefleksikan otaknya dengan menemani mama Manda ke acara reuni SMA ibunda Rio tersebut, seperti permintaan Rio -lebih tepatnya mama Manda melalui Rio- beberapa hari yang lalu.

Gadis itu tersipu malu saat mengingat bagaimana cara mama Manda memperkenalkan Ify pada teman-teman SMA nya
»»

"Ya ampun Manda...apa kabar..??"

Ify menutup kupingnya saat mendengar seruan-seruan yang menyebut mama Manda, seruan yang terkesan berlebihan menurut Ify. Yah, bayangkan jarak yang tidak sampai sepuluh langkah tetap membuat mereka memanggil mama Manda dengan sebuah teriakan yang cukup keras, menurut Ify

'Aduhh, pada doyan makan toa kali yah'batin Ify sambil mengusap halus kupingnya

"Eh hai Tia, Maya..kalian apa kabar..??"mama Manda melayangkan pertanyaan yang sama sambil ber 'cipika cipiki' dengan kedua wanita yang bernama Tia dan Maya

"Ya ampun, kamu ih ditanya malah balik tanya, kita berdua sehat-sehat aja kok, ya kan May.."sahut Tia sambil melirik wanita berambut lurus sebahu disebelahnya. Yang dilirik hanya mengangguk kecil

"Ahahaa, kalian aneh deh, kalau aku ngga sehat gimana ceritanya aku bisa ada disini"sahut mama Manda disertai tawa kecil yang mengundang tawa-tawa lainnya dari mulut dua wanita paruh baya -menurut Ify- dihadapannya

Ify meringis menyaksikannya 'ada yang lucu gitu dari ucapan tante Manda..?? Kok pada ketawa sih..??'

Mama Manda mulai terlibat perbincangan hangat dengan kedua teman lamanya. Mereka membahas tentang masa-masa SMA mereka yang kalau menurut Ify sih jauh dari kata menarik. Ify sampai merasa bosan, ia merasa seperti anak kecil berusia 5 tahun yang belum mengerti apa-apa

'Oh God...ngebosenin banget sih ngumpul bareng ibu-ibu gini. Kalau tau gini, gue gak bakal ikut deh'keluh Ify dalam hati

"Eh iya Man, itu yang disamping kamu siapa..??"tanya Maya yang sepertinya baru menyadari kehadiran Ify. Merasa nama nya disebut, Ify mengalihkan pandangannya dan tersenyum kecil pada dua wanita dewasa tersebut

"Anak kamu yah..?? Tapi bukannya anak kamu cowo..?? Si Mario Mario itu kan"sambung Tia sambil mengingat-ingat wajah Rio kecil

"Ya iyalah, dari dulu sampai sekarang anakku cuman satu kalau ini sih.."mama Manda menatap Ify "..Fy kenalin, sahabat-sahabat tante waktu SMA"

Ify tersenyum dan mengulurkan tangannya "Alyssa Saufika tante, panggil aja Ify"ujar Ify sambil menjabat tangan Tia dan Maya

"Aduhh, cantik banget, siapa nya kamu Man..?? Anak angkat..?? Keponakan..?? atau apa nih..??"

Mama Manda menggeleng "bukan dong, dia itu pacarnya Rio.."ucap mama Manda sumringah, Ify menatap mama Manda terkejut "..eh salah, maksudnya calon pacarnya Rio"ralat mama Manda

"Ihh, pasti cocok banget deh sama Rio"seru Tia

"Iya, apalagi Rio kan ganteng, Ify nya cantik. Aduhh, jadi inget zaman dulu"tambah Maya sambil mengelus pipi Ify, Ify jadi risih sendiri

"Emang zaman dulu kenapa May..??"tanya mama Manda disertai anggukan Tia

"Ya kan zaman dulu kita pernah muda"jawab Tia polos. Mama Manda dan Maya hanya mendengus pasrah
««

"Aduhh, nyokap nya Rio kayanya setuju banget kalau gue jadian sama anaknya.."

Ify memeluk bantal sofa sambil tersenyum manis membayangkan wajah Rio

"Makin suka gue sama lo Yo"

-----

Matahari merangkak naik, diiringi kicau burung-burung yang seperti biasa selalu bersenandung dipagi hari.
Dengan langkah terburu-buru, Ify mengikat asal tali sepatunya dan menyambar tas biru yang sudah siap disofa ruang tamu. Tepat disaat ia memegang handle pintu saat ingin keluar, terdengar suara keras dari klakson mobil yang terparkir didepan gerbang rumahnya

"Liv, gue duluan. Lo sama Cakka kan entar..??"seru Ify setengah berteriak. Tidak lama kemudian terdengar derap langkah kaki setengah berlari yang disusul dengan kepala menyembul milik gadis berkacamata minus yang tak lain adalah Oliv

"Ngga kak, hari ini gue janjian sama Ray"

"Ya udah, gue duluan yah. Rio udah nunggu tuh, bye"pamit Ify sambil melambaikan tangan kanannya, Oliv mengangguk saja

Dengan langkah lebar Ify menghampiri Swift hitam milik Rio. Tangannya sibuk merapikan helai-helai rambut yang sedikit berantakan, akibat terburu-buru tadi

Brukk..Ify menutup pintu mobil dengan cepat "sorry lama"ujar Ify

"Iyee, lo kan emang lelet"

"Udah ah, hari ini gue gak mau berdebat sama lo karna gue mau fokus sama try out kita hari ini"

Rio tidak menyahut. Ia segera menstarter mobilnya dan melajukan kendaraan roda 4 itu membelah kota Jakarta yang -untungnya- masih agak sepi karna memang mereka turun sebelum jam setengah 7 pagi, atau lebih tepatnya jam 6 lewat 20 menit

-----

Beberapa hari belakangan ini dilalui Ify dengan biasa saja. Tidak begitu banyak hal menarik terjadi, kecuali sikap Shilla yang tiba-tiba menjadi aneh. Masih cuek, jutek dan agak sinis memang, tapi yang tidak biasa adalah ketika gadis cantik itu selalu menanyakan tentang Riko yang entah mengapa terlalu sulit ia temui akhir-akhir ini kepada Ify. Sebenarnya sih dia malas, tapi mau bagaimana lagi..?? Setau Shilla, Ify adalah satu-satunya orang yang paling dekat dengan Riko, yang Shilla kenal. Jadilah Shilla harus menyingkirkan rasa gengsinya demi mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya akhir-akhir ini. Namun sayang, hasilnya nihil.

Riko. Entah mengapa Shilla merasa ada yang aneh dari Riko. Pria itu mulai jarang mengikuti Shilla seperti biasanya. Malah semakin hari, dia merasa Riko semakin menjaga jarak dengannya. Kalaupun bertemu, Riko hanya melemparkan sebuah senyuman atau mengingatkannya untuk tetap belajar selama try out

-----

Hari ini kegiatan di SMA Harapan Bangsa mulai berjalan seperti biasa. Try out sudah selesai, dan berjalan dengan lancar.
Setidaknya, ini bisa sedikit melegakan perasaan murid-murid kelas 3 sementara waktu.

Dan seperti biasa, ketika bel istirahat berbunyi seluruh penghuni Harapan Bangsa berhamburan ke cafetaria. Tidak terkecuali dengan Ify, Agni, Cakka dan Rio.
Mereka berempat telah duduk manis dibangku paling pojok, sambil menunggu pesanan yang akan datang

"Eh Fy, kayanya gue liat seminggu kemaren Shilla sering nyamperin elo deh"celetuk Agni yang memang sudah penasaran

Ify mengangguk sambil tersenyum sumringah "iya, bener banget"

"Wetsss, ada angin apa tuh nenek lampir nyamperin elo..?? Elo punya proyek rahasia yah sama dia..??"Cakka menyambung dengan pertanyaan lain

"Ngga' lah, eh tapi...iya juga sih sama Riko tepatnya.."sahut Ify "tanya Rio deh"lanjutnya sambil melirik Rio

Rio mengangkat kedua bahunya dengan acuh, kemudian ia kembali memusatkan pandangannya pada layar handphone qwerty miliknya.
Ify menatap Rio dengan heran. Alisnya bertaut, keningnya berkerut. Sepertinya ada yang aneh dengan sikap Rio hari ini, terutama dengan dirinya. Emang dia punya salah apa sih..??

Cakka melengos "jiahhh..ni anak, malah asik maen game dia"

"Elo aja deh Fy, yang ngejelasin"pinta Agni setengah memaksa

Ify mengangguk pasrah. Kemudian ia mulai menceritakan semua hal yang hanya diketahui oleh dirinya dan Rio. Termasuk tentang rencananya untuk 'nyomblangin' Shilla dengan Riko

"Ohhh, gitu. Terus, kayanya rencana elo berhasil tuh Fy..??"

Ify mengangguk, membenarkan tebakan Agni. Memang belum pasti sih, tapi kalau diliat dari gerak-gerik Shilla sepertinya pendapat Ify benar, Shilla mulai merasa kehilangan sosok Riko

"Dan elo berdua tau, apa yang membuat gue semakin yakin kalau Shilla mulai ada feel sama Riko..??"

Cakka dan Agni kompak menggeleng. Rio..?? Dia tetap asik dengan game yang ia mainkan dihandphonenya. Tapi sebenarnya, kedua kupingnya terus mendengarkan dengan seksama. Bahkan sesekali Rio menyeret pandangannya ke arah wajah Ify yang terlihat tidak merasa bersalah.

Rio mendengus sebal 'bener-bener lupa nih kayanya ni anak'batinnya kesal

"Jadi gimana ceritanya..??"tanya Agni mewakilik Cakka dan Rio

"Jadi..."
»»

Ify mengetuk-ngetukkan telunjuknya digelas kaca berembun dihadapannya. Ia terpaksa duduk sendiri karna mama Manda sedang berada di atas panggung bersama beberapa teman-temannya. Mereka asik menyanyikan tembang lawas andalan mereka yang memang menjadi lagu wajib setiap reuni tahunan diadakan.

Sreett...seseorang menarik kursi kosong dihadapan Ify dengan gerakan pelan.
Saking asiknya dengan gelas jus jeruk miliknya, Ify sampai tidak mendengar suara gesekan kaki kursi yang beradu dengan lantai marmer ruangan ini

"Fy...Fy.."tegurnya, Ify yang sedang melamun tersadar

Ify sedikit terkejut melihat wajah seseorang dihadapannya saat ini. Ia tidak menyangka akan bertemu orang itu disini. Tapi..untuk apa dia disini..?? Apa mungkin dia sedang menemani orang tuanya seperti Ify..?? Atau..plakkk, Ify menepuk jidatnya pelan. Ia baru ingat, kalau orang tua dari gadis dihadapannya itu memang masih bisa dibilang sahabat dekat orang tua Rio. Dan setau Ify memang kedua orang tua gadis itu berasal dari SMA yang sama dengan mama Manda, dulunya

"Santai aja mukanya bisa kali"ucapnya jutek

"Eh, elo ngapain disini Shill..??"

"Nemenin nyokap aja.."jawab Shilla singkat, kemudian ia memutar matanya mengelilingi ruangan bercat putih ini "..elo, elo kesini sama tante Manda..??"

Ify mengangguk "tante Manda yang minta"jawab Ify malas

Shilla membulatkan mulutnya sambil mengangguk kecil. Sesaat ia terdiam, pikirannya berkecamuk antara 'bertanya atau tidak'. Ia menggigit kecil bibir bawahnya sambil berpikir

"Emmm, elo...ada angin apa sampe nyamperin gue segala Shill..??"tanya Ify ragu-ragu

Shilla mengetuk-ngetukkan telunjuknya ke atas meja "emm..emm.."

"Kenapa sih..?? Gue punya hutang sama lo..??"tanya Ify asal

"Ya ngga sih, tapi.."Shilla menggantungkan kalimatnya. Ia mendesah kecil "..hhh, sebenernya gue..sebenernya em gue mau nanya sama lo"lanjutnya dengan volume suara yang terbilang pelan

Ify tercengang. Cuma mau bilang begitu aja mesti pake muter-muter dulu..?? Ribet amat sih ni bocah, batin Ify

"Ya udah sih, to the point aja. Ngapain pake em em em-an segala coba"

"Masalahnya yang gue mau tanyain itu tentang Riko"ceplos Shilla kesal. Tidak tau kenapa setiap ia melihat muka Ify rasa kesalnya mendadak muncul, teringat Rio mungkin

Ify tercengang untuk kedua kalinya. Dalam hati ia tertawa senang, sepertinya rencananya berjalan mulus

"Riko..?? Kenapa sama tu anak..??"tanya Ify pura-pura polos. Seolah-olah tidak mengerti dengan apa yang ada didalam hati Shilla. Padahal, Ify tau jelas apa maksud Shilla saat ini

"Ya gue, emm ngerasa ada yang beda aja sama dia.."ucap Shilla berusaha biasa, Ify mendelik "..em maksud gue, elo tau Riko kan..?? Elo tau lah gimana gencarnya Riko PDKT sama gue, elo juga pasti tau kalau dia sering banget ngintilin gue dan yah, gimana yah bukannya gue GR tapi ya emang gitu kan kenyataannya.."

Shilla menghela nafas sebentar "..dan sebenernya gue ngerasa heran aja kenapa dia tiba-tiba mendadak ngilang gitu aja. Kalau pun sempet ketemu, dia cuman senyum. Dia udah gak pernah ngintilin gue, ngerayu gue dan.."Shilla kembali diam, ia menatap Ify yang memasang tampang -mungkin- kaget dengan mulut menganga lebar

"Hello..Ify, elo gak ngedengerin gue ngomong yah..??"tanya nya sebal, ia melipat kedua tangannya didada dengan tampang kesal

Ify yang tersadar buru-buru menutup mulutnya dan membenarkan posisi duduknya. "Eh ngga kok ngga, gue denger elo ngomong apa beneran deh"

"Tapi kenapa lo masang tampang cengo gitu..??"tanya Shilla masih kesal

"Ya heran aja, elo mendadak bawel pas ngebicarain Riko"

Glekk..Shilla meneguk ludah, memangnya dia secerewet itu yah tadi..??

"Ah, engga gue biasa aja"sangkalnya cepat

"Tapi kok kayanya lo kehilangan banget yah"ujar Ify menggoda, Shilla melengos

"Udah deh, gue gak ada waktu berbasa-basi"

Gubrakk...Ify mencibir dalam hati. Yang dari tadi ngomong muter-muter, berbelit-belit dan gak karuan kan Shilla..??

"Iya deh, ‎so yang jadi masalah buat lo apaan Shill..??"

"Ya elo kan deket sama dia, kali aja lo tau kenapa dia mendadak berubah gitu"

"Mestinya elo nanya sama diri lo sendiri, kan yang terakhir ngobrol panjang lebar sama dia elo"ujar Ify -sok- serius

Shilla menggaruk-garuk kepalanya. Ia memikirkan hal apa yang kemungkinan besar membuat perubahan pada sikap Riko akhir-akhir ini.
Sedangkan Ify. Ify menatap Shilla lekat-lekat, menanti sahutan apa yang akan dilontarkan Shilla setelah ini

"Hufttt..."Shilla mendesah panjang "..ngga tau, yang gue inget kita share satu sama lain tentang perasaan kita dan ya Riko sempet ninggalin pesen sama gue"gumam Shilla pelan, tapi mampu didengar Ify

"Apaan..??"

Shilla mengingat-ingat pesan terakhir Riko sebelum pria hitam manis itu meninggalkannya ditaman sekolah tempo hari.

Shilla menggeleng. Kemudian ia bangkit dari duduknya

"Thanks ya Fy"

Alis Ify bertaut "buat..??"

"Waktu yang udah lo buang buat nemeni gue ngobrol, gue nyamperin nyokap gue dulu yah"pamitnya sambil memungut gelas minuman miliknya

"Ohh, oke Shill"jawab Ify seadanya sambil menatap punggung gadis itu, yang mulai menjauh.
Sesaat kemudian, Ify langsung merogoh tas kecilnya dan mengambil handphone keramat miliknya. Ia mulai menekan tombol-tombol pada handphone miliknya dengan semangat. Tujuannya satu, mengabarkan semua ini pada Riko dan Rio.

Shilla yang baru beberapa langkah meninggalkan meja Ify berbalik

"Fy.."panggilnya, Ify yang tadinya sibuk menekan-nekan keypad handphonenya mendongak

"Kalau lo tau kabar tentang Riko, kasih tau gue yah"pinta Shilla. Ify mengangguk dan mengacungkan satu jempolnya untuk Shilla
««

"..nah, jadi itu guys yang ngebuat Shilla akhir-akhir ini sering nyamperin gue"

Ify mengakhir penjelasannya dan disambut anggukan serentak oleh Cakka dan Agni. Rio..?? Dia tetap memusatkan perhatiannya pada layar handphone dihadapannya

"Lo kenapa sih Yo..?? Dari tadi diem aja. Gue ada salah ya sama lo..??"tanya Cakka yang agak risih dengan tingkah Rio hari ini

"Emang lo ngerasa punya salah sama gue..??"Rio balik bertanya

Cakka menggeleng "ya ngga sih"

"Atau sama gue..??"sambung Agni sambil menunjuk dirinya sendiri, Rio menggeleng.

Sontak Agni dan Cakka saling berpandangan. Kemudian keduanya beralih menatap Ify tajam

Ify jadi risih ditatap setajam itu oleh Cakka dan Agni "Kenapa sama gue..?? Gue gak ngerasa punya salah deh sama dia"ujar Ify sambil menunjuk Rio

"Inget-inget deh non, otak lo kan gak pentium 4.."sindir Rio, ia memasukkan handphonenya ke dalam saku celananya "..gue duluan yah"pamitnya tanpa menatap Ify

"Gue ada salah sama dia..??"tanya Ify entah pada siapa. Matanya sih terarah kepada Cakka dan Agni yang dengan kompak mengangkat bahu

"Tanya sama diri lo sendiri, terakhir akrab sama Rio lo ada ngomongin apa aja..??"Agni memberi saran. Ify diam, memutar ingatannya tentang hari terakhir -akrab- dengan Rio

-----

"Astagaaaaa.."pekik Ify keras

Ia memegangi kepalanya sambil menggeleng pelan. Bagaimana bisa dia melupakan janji yang sudah ia buat dengan Rio.
Memang hari terakhir mereka try out Rio sempat membuat janji dengan Ify untuk bertemu dirumah Rio.
Dirumahnya Rio sudah menyiapkan sebuah kejutan spesial buat Ify. Kejutan yang ia buat dengan susah payah dan khusus untuk Ify.
Tapi sayang, sehari sebelum hari 'H' kedua orang tua Ify yang kebetulan sedang berada di Jakarta mengajak Ify untuk menghabiskan hari itu bersama mereka. Berhubung besoknya kedua orang tua Ify harus berangkat ke luar kota -lagi-, Ify memutuskan untuk menerima ajakan tersebut. Lagipula sudah lama Ify tidak menghabiskan waktunya bersama kedua orang tuanya. Dan parahnya Ify lupa kalau dia sudah membuat janji dengan Rio.

Rio yang tidak mengetahui rencana Ify -untuk bersenang-senang dengan orang tuanya- menunggu Ify dari jam 7 malam -waktu yang mereka sepakati- sampai dengan jam...emm kira-kira hampir jam 12 malam. Tapi yang ditunggu tidak menampakkan tulang hidungnya sama sekali. Rio yang menunggu selama itu jelas kecewa, dan ia merasa semua yang sudah dipersiapkannya dengan bersusah payah menjadi sia-sia
.....

Ify segera berdiri begitu melihat mama Manda keluar dari kamarnya. Mama Manda tersenyum dan kembali mempersilahkan Ify duduk dengan gerakan tangannya

Ify kembali duduk "emm tante, Rio nya ada gak..??"

"Ada kok, dia dikamar tuh lagi istirahat.."ujar mama Manda disertai senyuman "..diminum Fy"suruh mama Manda

Ify mengangguk, ia meraih cangkir the didepannya "Rio nya sakit tan..??"

"Iya Fy, badannya panas tapi tadi udah tante kasih obat sih soalnya tante mau pergi"

"Emang tante mau kemana..??"

"Itu papahnya Rio minta susulin ke kantor, katanya ntar malem ada acara makan malam bersama antar klien gitu"Ify mengangguk mendengarkan penjelasan mama Manda

"Eee tan..."panggil Ify pelan, mama Manda menatap Ify heran "..Ify boleh nemenin Rio selama dia tante pergi..eemm atau ngga..??"tanya Ify dengan nada meminta

"Aduhh, kebetulan tadinya tante juga mau ngomong gitu loh Fy, eh kamunya duluan bilang"mama Manda tertawa kecil, Ify tertunduk malu

'Malu-maluin banget sih gue, kesannya centil banget gitu'rutuk Ify dalam hati

"Ya udah, kamu langsung ke atas aja. Kamar paling pojok, ada namanya kok. Tante mau siap-siap dulu yah"pamit mama Manda

Ify mengangguk kecil "beres tante"

"Ohh iya Fy, kalau Rio mau makan, buburnya ada dipanci yah, obat sama kompresannya ada diatas meja belajar Rio kok"pesan mama Manda, Ify mengangguk -lagi-
.....

Krekkk...Ify mendorong pelan pintu kamar Rio. Dipandanginya kamar Rio dari sudut ke sudut sambil melangkah masuk secara perlahan

"Gue masuk yah Yo"ucap Ify pelan

Ify kembali melangkah. Begitu sampai disamping tempat tidur Rio, Ify sedikit membungkukkan badannya dan meraba kening Rio. Panas, dengan cepat Ify mengambil handuk kering yang memang sudah tersedia diatas meja belajar Rio lengkap dengan air hangatnya.
Ify menempelkan handuk setengah basah itu ke kening Rio

"Huhhh, semoga lo cepat sembuh deh"gumam Ify

Ify menarik selimut yang hanya menutupi setengah badan Rio, hingga ke leher
.....

Agni dan Cakka sedang duduk-duduk santai dihalaman belakang rumah Agni. Didepan keduanya, telah berserakan berbagai macam jenis buku, dari matematika sampai bahasa inggris semua tergeletak disana.
Mereka memang baru saja selesai belajar bersama. Berhubung ujian sudah didepan mata, Agni dan Cakka sepakat untuk lebih sering menghabiskan waktu mereka dengan belajar bersama. Yahh, biar mereka bisa saling membantu -mengajarkan- kalau-kalau diantara keduanya ada yang tidak mengerti dan salah satu diantara mereka ada yang mengerti. Seperti matematika misalnya, Agni cukup lemah dalam pelajaran tersebut. Sedangkan Cakka yang memang dikenal sebagai masternya matematika dengan sabar mengajarkan Agni materi per materi.
Begitu juga sebaliknya, Cakka yang kurang menguasai Bahasa Inggris dengan baik selalu dibantu Agni saat ia merasa ada bagian yang kurang dimengerti

"Hahhhhh..."

Keduanya mendesah panjang. Kaki mereka sengaja dibentangkan dengan lurus ke depan untuk meregangkan otot-otot kaki yang terasa kaku

"Gak kerasa yah Ag, bentar lagi kita bakal lulus loh"ucap Cakka dengan pandangan menerawang

Agni mengangguk, meskipun Cakka tidak melihat "Iya Kka, ahhh..aku pasti bakalan kangen banget deh sama masa-masa SMA aku"

"Aku jadi inget Ag, waktu pertama kali aku masuk SMA...aku kaget banget karna akhirnya aku bisa ketemu lagi sama kamu, ehhh..kamunya tetep aja ngejutekin aku"gumam Cakka menerawang

"Yeee...namanya juga ABG labil, wajarlah kalau aku masih marah sama kamu"

"Hehehe..iya yah, tapi aku seneng akhirnya cinta pertama aku bisa jadi milik aku juga"Cakka menatap lembut kedua bola mata Agni. Membuat gadis itu menunduk malu dengan kedua pipi yang mulai memanas

"Malu ni yee.."goda Cakka sambil menyenggol pelan lengan Agni

"Apaan sih Kka"

Cakka tersenyum dalam diam. Ia terus memandang wajah Agni yang tetap menunduk meskipun Cakka sudah berhenti menggodanya. Tapi menurut Agni, tindakan Cakka yang sekarang justru lebih dari sekedar menggodanya dengan kata-kata. Bayangkan, Cakka sengaja mengubah posisi duduknya menghadap Agni. Kemudian ia menumpukan wajahnya dengan kedua tangan yang diletakkan diatas pahanya. Matanya terus menatap Agni, semakin membuat gadis itu menunduk, Cakka juga semakin membungkukkan badannya. Hingga akhirnya, Cakka langsung mengakhiri posisinya dengan tengkurap menghadap Agni. Tapi pandangannya tak lepas dari wajah manis gadis dihadapannya ini

"Ihhh..Cakka apaan sih, ngeliatinnya gitu banget"sungut Agni risih, ia mendorong pelan bahu Cakka

Cakka terkekeh tanpa merubah posisinya "aku seneng aja, ngeliatin muka kamu. Abis manis sih, jadi pengen ngejilat"ucap Cakka jahil

Agni menggembungkan kedua pipinya "aku bukan permen"

"Tapi kamu manisnya ngalahin permen"

"Terserah deh, kamu mah suka banget ngegodain aku.."Agni memutar-mutar telunjuknya diatas rerumputan hijau yang ia duduki "..aku kan malu"ucapnya pelan

Cakka tertawa, ia bangkit dari posisi tengkurapnya dan kembali duduk disebelah Agni. Diraihnya tubuh Agni dengan tangan kanannya yang langsung merangkul bahu gadis tersebut. Masih dengan derai tawanya, Cakka mengacak pelan puncak kepala gadis itu

"Kamu kok mendadak jadi kalem gini sih Ag..??"tanya Cakka iseng

Agni menggidikkan bahu "gak tau, semenjak jadian ama kamu kok aku jadi lebih lembut yah"ucapnya polos

"Ternyata adanya aku membawa perubahan juga buat kamu"

"Apaan sih, mulai deh gak jelasnya"

"Ag, Ify sama Rio udah jadian belum sih..??"tanya Cakka yang tiba-tiba teringat pada sepupu dan sahabatnya itu

"Yee..kamu kan sepupunya, masa' nanya aku sih"

"Kamu kan sahabatnya, gak salah dong aku nanya kamu"

Agni memutar bola matanya "jangan muter-muter deh"

"Siapa yang muter-muter..?? Dari tadikan aku duduk disini"ucap Cakka polos sambil menunjuk rumput-rumput halaman belakang rumah Agni tempat ia lesehan sekarang

Agni mendengus, kemudian ia meraih buku-buku yang berserakan disekitarnya

"Kok diberesin Ag..??"

"Ya trus...masa' mau dibiarin, kan udah sore Cakka"

Cakka mengangguk sambil membulatkan mulutnya. Ia membantu Agni membereskan segala macam peralatan belajar yang sebelumnya ia gunakan bersama Agni
.....

Tuk..tuk..tuk..Ray dan Oliv sama-sama sedang mengetukkan jari telunjuk mereka diatas meja. Keduanya menunggu kehadiran sepasang remaja yang baru saja mengikrarkan diri sebagai sepasang kekasih. Ya meskipun sebenarnya mereka telah resmi menjalin hubungan itu dari seminggu yang lalu, tapi bagi Ray dan Oliv itu masih hal baru karna mereka memang baru memberitahukannya tadi pagi. Itu pun karna keceplosan...
»»

"Sini Nov, biar aku aja yang ngunci pintunya"

Lintar menengadahkan tangan kanannya kepada Nova. Gadis itu tersenyum, lalu menyerahkan pintu kelas mereka kepada Lintar

"Untung ini hari terakhir kita ya Lint"

Lintar mengangguk "iya, setelah hari ini, kita gak perlu dateng pagi pulang siang lagi deh..ehehee"ucapnya lega

Memang hari ini adalah hari terakhir Lintar dan Nova setelah menjalani hukuman selama ‎‎1 bulan terakhir ini.
Keduanya tersenyum. Seperti lupa dengan dua orang manusia yang sejak tadi setia menunggu mereka ditempat yang jarak nya tidak begitu jauh dari pintu kelas mereka saat ini

"Ray, elo ngerasa ada yang aneh gak sama mereka..??"tanya Oliv dengan jari telunjuk mengarah kepada Lintar dan Nova yang nampak asik tertawa

Ray mengikuti arah telunjuk Oliv yang berhenti pada sosok Lintar dan Nova yang sedang mengunci pintu kelas mereka. Sesekali Nova terlihat mendorong -pelan- bahu Lintar, sedangkan Lintar sendiri tersenyum, -yang- kalau menurut 'kacamata' Ray senyum itu termasuk senyuman yang tak biasa

"Iya Liv, gue liat kayaknya hari ini mereka udah gak kayak tom and jerry lagi yah"

Oliv mengangguk "itu dia Ray, trus cara ngomong mereka juga jadi sopan gimana gitu, pake aku kamu"

Ray dan Oliv menggaruk-garuk kepala mereka masing-masing. Keduanya saling pandang dan tertawa secara bersamaan

"Kira-kira apa yang ada dipikiran gue sama gak yah sama yang elo pikirin..??"tanya Ray dengan pandangan yang tak lepas dari Oliv

Oliv menggumam "hemm...maybe, tapi kayaknya sih iya"ia kembali memusatkan perhatiannya pada Lintar dan Nova yang mulai berjalan menghampiri mereka

Ahaaa...keduanya menjentikkan jari, kompak "mereka jadian"seru keduanya bersamaan

Mereka kembali bertatapan, kemudian mengangguk kecil dan...wusshhh keduanya berlari menghampiri Nova dan Lintar

"Eh eh lo berdua kenapa nih..?? Dikejar setan..??"tanya Lintar asal

"Lo yang tanya Ray"suruh Oliv

"Elo berdua perlu melakukan klarifikasi sama kita berdua"ucap Ray to the point

Lintar mengangkat sebelah alisnya "klarifikasi..?? Soal apaan..??"tanya Lintar yang memang tidak mengerti

"Elo, sama Nova ada hubungan apa..??"sambung Oliv dengan tatapan tajam mengarah ke keduanya -Lintar dan Nova-

"Pacaran.."jawab keduanya bersamaan. Upsss, keduanya kompak menutup mulut

Kedua bola mata Oliv dan Ray kompak melebar "Apaaa.."

"Ngga..ngga ada apa-apa kok, beneran deh suer"ralat Nova sambil mengibas-ngibaskan kedua tangannya

Oliv menatap Nova tajam, penuh curiga "bohong, ngaku lo"paksa Oliv

Nova menyenggol tangan Lintar "Ngaku Lint"

Lintar mendesah "yaa mau gimana lagi, berhubung kita keceplosan dan kalian berdua kayaknya udah gak bisa dibo'ongin lagi terpaksa kita harus ngaku.."

"To the point aja deh Lint, gak usah muter-muter"potong Ray

"Kita jadian"sambung Lintar malas, namun sukses membuat Ray dan Oliv melebarkan mata mereka -lagi-

"Apaaa.."seru keduanya bersamaan -lagi-

"Serius lo Lint..??"tanya Ray kurang percaya, Lintar mengangguk

"Wetssss, selamat ya bro, akhirnya jadian juga lo sama cewe cerewet ini"ujar Ray sambil memeluk Lintar, Nova melayangkan sebuah toyoran untuk Ray

"Gak pake ngatain bisa kali yah"sungut Nova kesal, Oliv hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah ketiga temannya

"Pokoknya ntar siang lo berdua kudu wajib harus nraktir gue sama Oliv, ya ngga Liv..??"

Ray memainkan sebelah alisnya saat mengalihkan tatapannya kepada Oliv. Membuat Lintar dan Nova batuk mendadak, bukan hanya karna 'alis' itu tapi juga karna tangan kiri Ray yang sudah bertengger manis dibahu Oliv

"Turunin"ujar Oliv sambil menurunkan tangan kiri Ray, Ray menyeringai sambil menggaruk-garuk pelipisnya

"Cieee...Ray, nunggu apa lagi lo, gue udah nih sama Nova"goda Lintar sambil menyikut kecil perut Ray, Ray melengos kemudian menarik tangan Oliv menjauh dari keduanya

"Jam 3 di cafe biasa"seru Ray yang sudah memunggungi Nova dan Lintar yang tidak bisa menahan tawanya
««

"Eh itu dua anak manusia kok lama banget sih"

Oliv menggerutu sebal. Sudah 15 menit ia dan Ray duduk manis di cafe tempat biasa mereka -ia, Ray, Lintar dan Nova- nongkrong, tapi dua sejoli itu belum menampakkan batang hidung mereka. Merasa tidak digubris, Oliv mengalihkan pandangannya yang semula menatap lurus jalanan diluar.
Oliv sedikit terkejut begitu ia memutar kepalanya, ia mendapati Ray yang menatapnya nyaris tak berkedip

"Ee..elo kenapa ngeliatin..gue begitu Ray..?? Ada yang aneh dimuka gue..??"tanya Oliv dengan nada bicara yang dibuat sebiasa mungkin

Ray terkesiap "Hahhh..ngga papa kok.."ujarnya gugup "..mereka belum dateng..??"

"Bel..."

"Haiiii...sorry telat"sapa Nova ceria

Ia langsung menghempaskan tubuhnya dibangku sebelah Oliv. Sedangkan Lintar mengikutinya dengan duduk disebelah Ray, setelah sebelumnya ia menyempatkan untuk menepuk-nepuk pundak sahabatnya yang memasang tampang kesal saat kehadirannya

"Tadi disuruh nyokapnya Nova mampir, makanya lama"ujar Lintar beralasan

"Iyadeh, pesen yuk"ajak Ray yang mulai bersemangat

Tak ingin membuang waktu lebih lama, ke 4nya memutuskan untuk segera memesan makanan
.....

Gadis itu mulai bosan menunggui seseorang yang sedang tidur manis di tempat tidurnya. Sejak tadi ia menunggu pria itu terbangun dari tidurnya karna ia ingin menyampaikan permintaan maaf atas kesalahannya. Tapi yang ditunggu masih 'adem ayem' dengan posisi yang tidak berubah sedikitpun

Hoammm..gadis itu mulai mengantuk, diletakkannya novel bersampul pink pucat yang sedari tadi ia baca demi menghilangkan rasa kantuknya

"Elo kapan bangunnya sih Yo..??"

Tanya nya agak kesal. Bibirnya mulai maju beberapa centi, cape' juga rasanya menunggui orang sakit yang sedang tidur ini

"Hiuhhhh, kalau aja gue gak ngerasa bersalah, gue gak mungkin deh sampe nungguin elo kayak gini"keluhnya sambil menatap wajah Rio

Ia melirik jam putih yang melingkar ditangan kanannya. Ia baru sadar, kalau hari mulai beranjak malam. Setelah berpikir sebentar ia langsung mengambil handphonennya dan mulai mengetikkan pesan singkat untuk sepupunya.

Hoamm...ia menguap lagi. Menit berikutnya ia mulai tertidur dengan posisi menelungkup di pinggiran tempat tidur Rio.

Rio membuka matanya pelan-pelan. Setelah hampir setengah jam ia bertahan pada posisinya yang pura-pura tidur, ia langsung bangun dengan pelan. Berusaha tidak menimbulkan bunyi atau goncangan -efek dari gerakan bangunnya- dari tempat tidurnya.
Ia diam sebentar. Memperhatikan wajah gadis yang tertelungkup disampingnya. Meskipun hanya setengah dari wajahnya yang terlihat, Rio masih menangkap raut manis yang mulai sering ia rindukan beberapa waktu terakhir ini.
Dengan pelan tangan kanannya menyentuh puncak kepala gadis itu. Mengelusnya perlahan, kemudian menyibakkan sedikit rambut yang -agak- menutup wajah gadis itu. Ia tersenyum, setelah puas Rio segera turun dari tempat tidurnya dengan hati-hati. Kemudian dengan hati-hati -juga- ia mengangkat tubuh mungil gadis itu dan menempatkannya diatas tempat tidurnya.
Setelah merapikan selimut untuk gadis itu, Rio membungkukkan tubuhnya

"Nite Ify, gue yakin elo selalu dengerin apa ‎yang gue bisikin. Gue sayang sama lo"bisiknya pelan

Klikk...ia mematikan lampu kamarnya dan menutup pintu kamarnya perlahan. Membiarkan gadis itu terlelap dikamarnya, sedangkan ia sendiri memilih untuk tidur dikamar lain
....

Drtt..drtt..
Getaran halus yang berasal dari handphone miliknya mengganggu kegiatan Cakka yang sedang asik memetik gitarnya.
Dengan malas ia meraih handphone bercassing putih itu. Satu pesan masuk tertera dilayar ‎LCD handphone tersebut, kemudian ia menekan suatu tombol untuk membuka pesan singkat itu

From : Ify

Kalau sampe jam 9 gue belum balik TOLONG jemput gue dirumah Rio. Udah gue capslock tuh, awas kalau gak dijemput

"Busettt, ini mah bukan minta tolong, tapi ngancem namanya"gumam Cakka setelah membaca pesan singkat yang berasal dari Ify

Sekilas ia melirik jam dinding yang tertempel di dinding kamarnya, masih jam 18.35. Artinya belum jam 9 dan artinya lagi, belum saatnya untuk menjemput Ify.
Setelah meletakkan handphonennya ketempat semula, Cakka kembali menggenjreng gitarnya yang sempat terhenti

Aku ada...karna kau pun ada
Dengan cinta...kau buat diriku hidup
Selamanya....


=====

Finishhh..gue rasa udah cukup panjang.
Sebelumnya mau minta maaf karna
‎‎-ngaret
-banyak yang diskip
-garing (banget)
-makin gak asik
-dialognya kebanyakan atau malah kedikitan
Dan maaf untuk semua-semua yang mengecewakan karna part ini. Gue pribadi nyadar kok kalau part ini kurang memuaskan (atau malah menurut kalian sangat tidak memuaskan-_-) tapi mau gimana lagi, udah usaha diedit sana-sini ya ini lah hasilnya. Sengganya lebih mending daripada hasil pertama..ehehee
Gak pernah bosen buat ngucapin makasih buat kalian semua yang udah nyempetin baca (sekalipun baru judulnya), ngelike atau malah bahkan berkomentar dan memberi masukan. Terus kasih saran atau kritik (kalau menurut kalian perlu dikritik) biar gue bisa memperbaiki kesalahan yang ada dipart ini dipart berikutnya.
Well, gue usahain juga next partnya cara penulisannya jauh lebih bagus deh termasuk penggunaan kata-katanya juga..
Last one, sebagai permintaan maaf gue juga ngepostin satu cerpen yang lagi-lagi bercouple RiFy..ehehee sorry buat yang pernah minta bikinin cerpen dengan couple selain RiFy, diusahain entar yahh._.v
okeee makasih semuaaaaaa ♥



_With Love Nia Stevania_

0 komentar:

Posting Komentar