Sabtu, 04 Juni 2011

"_Bukan Untuk Bersatu_"




Aku untuk kamu .. Kamu untuk aku
Namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda ....

Tuhan memang satu .. Kita yang tak sama
Haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi ....

Kisah cinta tak selalu indah. Terkadang apa yang kita rencanakan pun takkan pernah menjadi suatu kenyataan. Begitulah kisah cinta Rio dan Ify. Karna suatu perbedaan yang amat sangat mencolok pada mereka dengan berat hati keduanya harus merelakan hubungan yang sudah berjalan hampir 1 tahun itu.

*****

Berdiri ditempat ini sepertinya terjadi
Yang kutakutkan...tiba waktunya

Langit biru sore ini nampak begitu cerah. Hangatnya sinar matahari masih dapat kurasakan. Namun sayang kehangatan dan cerahnya sinar matahari itu tak dapat menenangkan hatiku yang sedang galau. Ditaman ini aku mengukir sejarah cinta pertamaku bersama seorang pria yang sampai detik ini masih ku sayang. Rio, kini pria itu telah duduk dibangku taman yang cukup panjang.

Kau pegang erat tanganku
Dan berkata tinggalkan aku
Bukan saatnya untuk bersama

Disampingnya, aku menggenggam erat jemarinya, memberi kekuatan yang mungkin hilang saat aku mengutarakan suatu pernyataan yang aku yakini sangat menyakitkan.

"pliss Yo, kita lebih baik putus"aku berkata dengan nada memohon, berharap Rio mau mengerti perasaanku

"tapi Fy, aku sayang sama kamu dan aku tau kamu juga sayangkan sama aku, iyakan Fy"Rio mengguncang pelan tubuhku, ia terus mencecarku dengan berbagai pertanyaan yang sangat sulit untuk ku jawab

"aku memang sayang kamu Yo, sayang banget...tapi aku jauh lebih sayang lagi dengan ayahku, jadi pliss ngertiin aku Yo"aku menatap lekat-lekat mata bening Rio , mata yang akan sangat aku rindukan mulai malam ini dan seterusnya. Aku segera melepaskan kedua tangan Rio yang masih memegang bahuku kemudian beranjak meninggalkan tempat dimana berawalnya dan berakhirnya kisah cintaku.

Aku tahu yang terjadi
Semua takkan sama lagi

Semua sudah berakhir dan aku harus bisa melupakan Rio. Ah, bukan melupakan Rio tapi lebih tepatnya menghapus perasaanku pada Rio

Meskipun hatimu tak lagi
Menemani diriku ini
Aku bisa yakinkan cintaku takkan hilang
Sisa hati tetap kusimpan
Melewati ribuan malam
Aku bisa bertahan
Cintaku takkan hilang

Dari tempat ku berdiri , aku masih mampu mendengar samar-samar teriakan Rio .

"aku sayang kamu Fy , dan sampai kapanpun akan sayang kamu"Rio yang masih terdiam ditempat meneriaki aku yang semakin menjauh

*****

Author P.O.V

"aduhh Yo, kenapa sih lo masih mikirin cewe itu, belum tentu dia lagi mikirin lo, berpikirlah secara realistis, semenjak lo putus tanpa alasan yang jelas dari dia lo berubah Yo, lo bukan lagi Rio yang dulu"gadis berambut sebahu itu terus mengeluarkan semua unek-uneknya pada pria yang tengah duduk dihadapannya. Ia tak perduli apakah pria itu menggubrisnya atau tidak yang terpenting perasaannya akan jauh lebih lega setelah ini

"kenapa lo diem aja Yo, kenapa"gadis itu makin geram dengan sikap acuh pria dihadapannya ini, sesaat kemudian ia memilih untuk ikut tenggelam dalam keheningan bersama pria manis itu.

"lo gak ngerti perasaan gue De"Rio membuka mulut, tatapan mata sayunya terlihat menerawang.

"siapa bilang gue gak bisa ngertiin lo, gue ngerti banget perasaan lo Yo, lo lupa gue tuh sayang banget sama lo tapi lo dengan bodohnya lebih memilih gadis itu, hati gue sakit Yo sakit banget tapi gue mencoba untuk bersikap biasa aja didepan lo, gue udah terlanjur bertekad untuk selalu ada buat lo ..
dan sekarang lo liat tanpa mikirin gimana sakitnya elo dia malah mutusin lo secara sepihak"gadis itu makin meninggikan nada bicaranya, ia sudah habis kesabaran. Ia sudah tak mampu lagi menyimpan rapat semua rahasia hatinya.

"gue tau de kalau lo sayang sama gue, tapi lo juga taukan kalau gue sayang banget sama Ify"Rio berkata lirih

"fine, sekarang semua terserah sama lo, gue udah cape Yo selalu menjadi orang yang dinomer duain dalam hidup lo"gadis itu segera meraih tas merah yang terletak disofa dan berlari meninggalkan ruang tamu itu dengan linangan air mata

"De, Deaaaa"Rio merasa bersalah, ia berusaha memanggil gadis bernama dea itu, namun tak dihiraukan

"arghhhhhhh"Rio mengacak-acak rambutnya, kesal. Perasaan bersalah kini menghinggapi benaknya.

*****

"jangan menangis sayang, ini hanyalah cobaan Tuhan"seorang pria menyanyikan potongan lagu milik ST12 kemudian jemarinya dengan sigap menghapus lelehan air mata dikedua pipiku, aku tersentak dan mengangkat wajahku yang memang sedari tadi menunduk

"Cakka"ucapku lirih

"lo liat deh Fy, ini udah hari ke10 lo nangis sendiri disini"Cakka menunjukkan kalender yang penuh dengan bulatan-bulatan spidol "kalau memang lo lagi punya masalah cerita dong Fy"pintanya lagi, ia kini menatap ku dalam-dalam

Cakka memang aneh, tanpa ku ketahui ternyata ia telah menandai kalender miliknya dari mulai hari pertama aku menangis sampai dengan hari ini. Yah seperti yang Cakka bilang sudah 10 hari ini aku menangis sendiri, ditaman ini.

"kalau lo disuruh milih diantara 2 orang yang lo sayang, lo bakalan milih pacar lo atau bokap lo..??"tanpa menggubris perkataan Cakka, aku langsung menyuguhi Cakka dengan pertanyaan yang aku rasa sukses membuat Cakka kebingungan buktinya ia nampak berpikir sesaat sebelum menjawab pertanyaanku

"bokap gue dong Fy, kalau pacar mah gampang nyarinya"Cakka berkata mantap

"berarti gue gak salah dong Kka kalau gue mutusin Rio demi bokap gue..??"aku kembali meminta pendapat Cakka, agar aku semakin yakin kalau keputusanku sangatlah tepat. Cakka tercengang, aku tahu ia sangat bingung tanpa menunggu Cakka bertanya aku langsung menceritakan semua permasalahan yang membuat ku menangis akhir-akhir ini. Aku menghela nafas dan mulai bercerita

"fiuhhhh, lo tau kan Kka gue itu sayang banget sama Rio dan lo juga tau kalau gue amat sangat sayang banget sama bokap gue. Dan tanpa gue duga Tuhan ngasih gue ujian yang berat banget Kka, gue harus milih salah satu diantara dua orang yang gue sayang. Sampe akhirnya gue milih bokap gue dan putus dari Rio"aku menunduk, makin tak sanggup menahan air mata yang sudah bersiap-siap menuruni pipiku.

"sabar Fy, dibalik semua ini pasti ada hikmahnya"Cakka merangkulku erat dan melemparkan sebuah senyuman yang aku akui mampu membuatku lebih tenang

"thanks Kka"ucapku yang masih menunduk

"trus hubungan lo sama Rio gimana..?? Masih baik-baik ajakan..??"

"sehabis kejadian malam itu gue gak pernah lagi ketemu dia"

"hubungan pacaran lo boleh putus Fy tapi persahabatan lo jangan ikutan putus"Cakka menasehatiku, aku mulai memikirkan ucapan Cakka barusan

"ya sengganya lo sama dia masih bisa sahabatan dong Fy, jangan bikin dia tambah kecewa dengan cara lo yang menjauh gini Fy"ujarnya lagi . Cakka memang orang yang tepat dijadikan sahabat, karna dia bisa memposisikan dirinya sebagai apapun. Sebagai teman, sahabat, kakak, ayah bahkan ibuku yang sudah meninggalpun dia bisa

"iya Kka, besok gue coba nemuin dia deh"ujarku mantap, Cakka tersenyum puas

*****

Author P.O.V

seorang gadis berambut panjang nampak berjalan kerarah taman yang terdapat dibelakang sekolahnya. Dengan sangat hati-hati ia menepuk pelan pundak seorang pria yang tengah menyendiri disalah satu kursi taman itu. Pria itu menoleh dan tersenyum sekilas, lalu mengembalikan pandangannya kedepan

"masih mikirin Ify, Yo..??"tanya gadis itu, Rio menghembuskan nafasnya

"gue belum bisa ngelupain dia Ze, gue teramat sayang sama Ify dan sampai sekarang gue masih belum ngerti kenapa Ify mutusin gue, emang gue punya salah apa sama dia"Rio nampak kesal , ia mengeluarkan semua unek-uneknya itu pada Zevana, sahabat kecilnya

"sabar Yo, Ify pasti punya alesan sendiri"Zeze mengusap halus pundak Rio

"tapi apa Ze..??"Rio meminta penjelasan kepada Zeze, seolah Zeze mengetahui alasan Ify memutuskannya, Zeze hanya menggeleng lemah

"lo salah kalau nanyain hal itu sama gue , mestinya lo nanya sama Ify"Zeze menghela nafas dan melanjutkan ucapannya "hubungan lo sama Ify masih baik-baik aja kan, Yo..??"Zeze menatap Rio, Rio hanya mengangkat bahu

"ntahlah Ze, gue juga gak ngerti gimana hubungan gue sama Ify sekarang, udah 10 hari ini kita gak ketemu"Rio menaikkan kedua kakinya keatas kursi yang ia duduki, menekuknya perlahan dan memeluk erat sambil sesekali menghela nafas

"sebaiknya lo temui dia Yo"saran Zeze

"buat apa gue nemuin dia Ze, kalau semua itu cuman bikin gue makin sakit"Rio berkata lirih

"sengganya lo bisa nanyain alesan Ify mutusin lo Yo, biar semuanya jelas. Kali aja selama ini tanpa lo sadari lo udah nyakitin Ify"

"harus gitu ya Ze..??"Rio menatap Zeze sambil menurunkan kedua kakinya kebawah, Zeze tersenyum dan mengangguk

"Zeze"seorang pria menepuk halus pundak Zeze, Zeze dan Rio sama-sama menoleh dan tersenyum

"hei Vin"Zeze mulai berdiri dan menyapa kekasihnya itu , Alvin tersenyum kemudian ia memusatkan perhatiannya kepada Rio yang nampak murung

"muka lo lecek amat sih Yo, tu muka udah disetrika belum sih tadi pagi"komentar Alvin tentu saja bercanda

"dirumah gue listriknya mati jadi gak sempet nyetrika deh"Rio mencoba menanggapi candaan Alvin, sambil menatap dua sejoli dihadapannya itu. Jujur ia merasa iri dengan hubungan Alvin dan Zeze yang sudah berjalan 2 tahun itu. Hampir tak pernah ada keributan menghiasi hubungan mereka, paling hanya ambekan kecil Zeze yang langsung ditanggapi dengan sikap dewasa oleh Alvin

"serius lo gak papa..??"tanya Alvin lagi kali ini dengan nada khawatir, Rio menggeleng lemah

"eh sorry yah Yo, gue mau bawa Zeze bentar"ujar Alvin lagi, Rio terseyum

"ya bawa aja kali Vin, dia kan cewe lo, emang mau kemana sih..??"

"band sekolah kitakan mau ikut festival ya seperti biasa sebagai personil band kita musti latian"

"okey deh good luck yah guys"Rio menepuk-nepuk pundak alvin

"thanks Yo"Alvin dan Zeze pun berlalu meninggalkan Rio yang masih terdiam ditaman belakang
sekolah. Tanpa ia sadari sepasang mata sudah memperhatikannya sedari tadi. Sepasang mata bening yang mulai berkabut itu mencoba menahan agar hujan tak membasahi pipinya

"maafin gue Yo, gue udah ngebentak lo kemaren"Dea berkata lirih, ia menyeka setetes demi setetes cairan bening yang menuruni pipinya dan....beranjak pergi.

Rio yang masih terdiam ditaman nampak berpikir keras, ponsel yang berada digenggamannya pun hanya diputar bolak balik olehnya. Ragu, ia merasa ragu untuk menghubungi Ify. Sampai pada akhirnya ia mengotak atik tombol BB miliknya dan menyimpan kembali setelah merasa semua beres.

*****

Cakka melangkah menghampiri aku yang baru saja membereskan peralatan tulis. Disampingnya ada seorang gadis manis bernama agni adik kelasku yang juga merupakan sahabatku di SMA ini

"Fy hari ini ada rapat osis jadi lo jangan balik dulu yah"Cakka berhenti disamping mejaku

"tumben..??"aku menaikkan alis, pandanganku masih tertuju pada buku-buku yang sedang ku rapikan

"kok tumben sih lo lupa atau pikun nih, hari ini kita mau ngerapatin soal pemilihan ketos yang baru Ify"Cakka sedikit gemas denganku, bukankah soal rapat hari ini sudah diberitahukan sejak kemarin, aku hanya cengengesan

"sorry lupa"aku menyelempangkan tas merahku "Agni ikut rapat juga..??"aku yang baru menyadari kehadiran agni bertanya kembali

"aduhh kakak kok dongdong banget sih hari ini, gue kan bukan anak osis kak jadi ngapain ikut rapat"Agni geleng-geleng kepala, aku menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal

"lah terus kok belum pulang..??"

"idih lo ngusir gue nih kak ceritanya"Agni pura-pura ngambek dengan cepat aku meralat ucapanku

"bukan gitu maksudny Ag, tapi tumben aja gitu lo mau nungguin gue"Cakka tertawa kecil mendengar ucapanku, sedangkan Agni nampak terdiam sekilas aku bisa menangkap senyum malu-malu sedang menghiasi bibirnya

"PD amat sih lo Fy, Agni mah bukan nungguin lo tapi nungguin gue"jawab Cakka disela-sela tawanya

"heh dalam rangka apa Ag..??"aku yang masih belum mengerti lagi-lagi bertanya

"diakan cewe gue Fy, jadi gak perlu dalam rangka khusus segala dong kalau mau nungguin gue"Cakka merangkul Agni, Agni teihat canggung dan dengan cepat melepaskan tangan kiri Cakka yang bertengger di bahunya. Aku spechless, terkejut pasti karna mereka tak memberitahukan berita ini sebelumnya. Tanpa ku sadari ternyata sedari tadi mulutku menganga tak tertutup

"jadi lo berdua udah pacaran..??"tanyaku yang masih belum percaya, keduanya mengangguk

"ihh lo berdua jahat banget sih , gue baru putus eh lo berdua malah jadian"dengan muka ditekuk dan bibir yang mulai manyun, aku pura-pura ngambek

"hahh lo putus ama Rio kak..??"Agni terkejut , terang saja prihal putusnya hubunganku dengan rio baru diketahui oleh cakka, aku mengangguk

"sorry Fy"ujar Cakka yang merasa tak enak padaku

"no prob, gue bercanda kali, selamat yah say jangan lupa PJnya"aku menyalami Cakka dan memeluk Agni

"okey malam ini deh gimana..??"Cakka menawarkan sebelum sempat menjawab ponselku berbunyi, aku segera meraih ponsel yang ku simpan didalam tasku

fy kita bisa ketemu gak nanti sore ditempat biasa
sender : Rio Mario

Aku terdiam, berpikir sejenak. Lagi-lagi kata-kata cakka terlintas dibenakku 'hubungan pacaran lo boleh putus Fy tapi persahabatan lo jangan ikut putus'. Aku menghela nafas dan langsung membalas sms yang berasal dari Rio itu dan menyimpan kembali ponselku setelah yakin sms itu sudah terkirim. Ku lihat Cakka dan Agni saling berpandangan heran namun tak satupun dari mereka yang bertanya

"Fy kita keruang osis sekarang yuk"ajak Cakka kepadaku, aku mengangguk

"Ag lo mau nungguin kita dikelas apa ngikut keruang osis..??"Cakka mengalihkan wajahnya menghadap agni

"gue nunggu dikantin aja deh, haus soalnnya"Agni mengelus tenggorokannya Cakka tersenyum kecil dengan gemas ia mengacak-acak puncak kepala Agni

"kak Cakka ihh rusakkan rambut gue"Agni merapikan rambutnya yang mulai berantakan dengan jemarinya

"jadi rapat apa pengen nerusin pacaran aja nih.."aku menggoda Cakka dan Agni dengan kompak mereka mendorong halus pundakku

"idihh sok kompak banget deh"cibirku, Agni dan Cakka hanya tersenyum

"udah ah, Ag gue ama Ify keruang osis dulu ya. Jangan cemburu, gue gak bakalan ada apa-apa kok sama dia"pesan Cakka kepada Agni

"GR lo kak, kaya kak Ify nafsu aja sama lo"Agni menjulurkan lidah lalu berhigh five ria denganku, Cakka manyun
Aku, Agni dan Cakka langsung meninggalkan kelas dengan tujuan yang berbeda

*****

Author P.O.V

Rio mengerjap-ngerjapkan kedua matanya. Ia meraih jam weker dimeja belajarnya dan menyadari kalau ia sudah tertidur hampir 2 jam. Dengan cepat Rio mengambil BB yang sedang dicharger dibawah meja dan membuka balasan sms yang memang sedari tadi dinantinya

Maaf Yo hari ini aku ada rapat osis . Kalau mau kita ketemu malam besok aja yah dicafe biasa
sender : My Sunshine

Rio tersenyum kecil, yah setidaknya Ify masih mau bertemu dengannya

*****

"jadi kenapa Ify putus sama Rio kak..??"tanya Agni, kini ia dan Cakka sedang berada digazebo rumahnya

"huhh lo taukan Ag bokapnya Ify itu taat banget beribadah , agamanya juga kuat banget , Ify bilang bokapnya udah tau kalau dia pacaran sama Rio awalnya sih bokapnya Ify nyantai dan gak mempermasalahkan tapi pas tau kalau Rio sama Ify itu beda agama ya bokapnya Ify minta Ify supaya putus dari Rio"Cakka menjelaskan sedetail-detailnya, Agni hanya mengangguk

"kasian yah kak Ify"

"he'em apalagi Rio itu cinta pertamanya Ify, Ag dan lo tau gak dari dulu Ify punya harapan kalau dia mau pacar pertamanya itu bakalan jadi pacar terakhirnya juga"

"ckckkk permasalahan yang terlalu rumit, eh ka ntar malam kita jadi ngajakin kak Ify dinnerkan..??"Agni merubah posisi duduknya menghadap Cakka, Cakka mengangguk

"emm gimana kalau ntar gue ngajak sepupu gue jadi kak Ify ada temennya ya sekalian ngelupain masalahnya sama Rio lah"Agni memberikan penawaran

"sepupu lo cowo apa cewe..??"

"cowo, tenang dia anak baik-baik kok dan kebetulan jomblo kali aja mereka jodoh"Agni meyakinkan cakka yang nampak ragu

"okey deh ntar kita perginya naik mobil gue aja yah jadi sepupu lo itu gak perlu bawa kendaraan"

"siippp"Agni mengacungkan kedua jempolnya dengan gemas Cakka melakukan kebiasaanya terhadap Agni, apalagi kalau bukan mengacak-acak rambut gadis kesayangannya itu

*****

Aku baru saja selesai mengenakan dress selutut berwarna merah cerah yang dihiasi dengan payet payet cantik berwarna gold yang terdapat pada bagian bawah baju tersebut. Tak lupa aku menyematkan sebuah jepit rambut berwarna senada. Setelah merasa siap aku segera meninggalkan kamar dan turun menuju lantai satu untuk menunggu kehadiran teman-temanku. Tepat pada saat aku menuruni anak tangga, sayup-sayup terdengar suara bel rumah, aku semakin mempercepat langkahku

"biar Ify aja bik yang bukain paling juga temen Ify"aku mencegah bik Sumi pembantuku ketika ia
hendak membukakan pintu, bik Sumi tersenyum.

Dugaanku tak meleset, kini didepan rumahku telah berdiri seorang wanita yang nampak cantik sekali dengan balutan mini dress dengan warna pink pucat dan disebelahnya berjejer dua orang pria yang tampil rapi dengan pakaian yang sangat keren. Aku sempat merasa heran dengan pria yang berdiri disamping Cakka, sama sekali tak ku kenal. Whatever, bukan waktunya untuk berbingung-bingung. Aku segera mengajak mereka semua untuk langsung pergi ketempat tujuan. Tak lupa aku pamit terlebih dahulu kepada bik sum agar ayahku tak khawatir

"oh ya bik nanti kalau ayah pulang bilangin kalau Ify pergi sama Cakka yah"dengan setengah berteriak aku menitip pesan kepada pembantuku.

Cakka mendahului aku, Agni dan seorang pria yang entah siapa namanya. Ia membukakan pintu depan untuk Agni, yup itu artinya Agni akan duduk disebelah cakka yang sedang menyupir dannnn.....

"Fy lo duduk dibelakang gak papakan..??"tanya Cakka, aku mengangguk

Memang tak masalah bagiku untuk duduk dimanapun. Aku segera membuka pintu belakang dan duduk disamping kanan sedangkan disebelahku sudah pasti pria yang masih belum aku ketahui siapa namanya. Emm kalau dilihat-lihat, lumayan wajahnya yang imut, senyumnya yang manis dan gayanya yang cool . Ahhh entah mengapa melihat senyumnya aku jadi teringat kembali dengan senyuman....Rio

Selama dalam perjalanan aku tak berbicara sedikitpun. Berbeda dengan Agni dan Cakka yang nampak asyik bercanda, aku lebih memilih untuk mendengarkan mp3 yang mengalun dari ipod yang selalu aku bawa sedangkan pria disebelahku hanya diam tanpa kata "d'massive mode on"pikirku. 15 menit kami semua menempuh perjalanan untuk sampai disalah satu kafe yang menurutku sangat romantis. Aku membelalakkan mata, yah bukankah ini kafe pertama yang aku kunjungi bersama rio..?? Fiuhhh, kenapa disaat seperti ini aku malah teringat akan Rio. Dengan langkah gontai aku mengikuti ketiga orang didepanku untuk masuk kedalam kafe. Cakka yang berada didepan menuntun kami semua menuju lokasi outdoor yang terletak dilantai gedung paling atas. Romantisss, lagi-lagi kata-kata itu terlintas dipikiranku. Cakka memilih sebuah tempat yang terletak dibagian pojok dengan jumlah kursi 4 . Pass buat kami semua. Salah seorang pelayan datang menghampiri kami dan mencatatkan semua pesanan kami

"emm kak Ify, kenalin itu Debo, sepupu gue"Agni membuka pembicaraan, aku menoleh kearah pria yang ternyata sepupu Agni itu, kemudian dengan menyunggingkan sebuah senyum termanisku, aku megulurkan tangan dan memperkenalkan diri

"Alyssa saufika Umari , panggil aja Ify"pria itu balas tersenyum dan menyambut uluran tanganku dengan pandangan lurus tepat menatap kedua bola mataku, ia menyebutkan namanya

"Andryos Aryanto, panggil aja Debo"ujarnya

"whaat Andryos Aryanto dipanggil Debo, darimana kemana tuh nyambungnya"pikirku dalam hati

"selamat menikmati"seorang pelayan telah mengantarkan semua pesanan kami. Dan dengan semangat kami semua menghabiskan pesanan kami. Sesekali kami semua tertawa, dan ntah mengapa aku rasa Debo orang yang asyik

*****

Author P.O.V

Hari masih terlalu pagi, namun ternyata disekolah ini telah datang salah seorang siswa yang menjadi penghuni kelas 11c.
Rio sedang sibuk membaca buku dimejanya. Tanpa ia sadari sedari tadi ada gadis manis yang terus menatapnya. Dengan ragu gadis itu melangkahkan kakinya. Saat ini ia berniat untuk menghampiri Rio. Tujuannya kali ini bukanlah untuk membentak atau memarahi Rio, melainkan minta maaf.

"Yo.."suara halus itu memanggil Rio, lirih

Rio segera menutup bukunya dan tersenyum manis menatap gadis dihadapannya

"kenapa De..??"tanya Rio lembut

"gue mau minta maaf sama lo"Dea menundukkan kepalanya, ia tak sanggup jika harus menatap Rio. Rio mengerutkan dahi, tak mengerti

"minta maaf buat apa De..??"

"karna beberapa hari yang lalu, gue udah ngebentak lo, marah-marah gak jelas sama lo dan..gue ngejelek-jelekin cewe yang lo sayang"Dea mengucapkannya tanpa ragu, dengan wajah yang masih terus menunduk

Rio menghela nafas panjang, mendengar nama itu semakin menambah rasa rindu yang bersarang didadanya "mungkin gak sih malam ini kita bakalan ketemu"gumam Rio dalam hati. Rio meletakkan kedua tangannya dipundak dea

"De..lo gak salah, gue aja yang terlalu egois, gak pernah mikirin perasaan lo, gue yang tau lo sayang sama gue malah terang-terangan nyeritain tentang Ify sama lo, mestinya gue lebih bisa menjaga perasaan lo De"

Dea mendongak tak percaya "jadi lo gak marah sama gue yo..??"Dea menatap Rio, Rio mengangguk

"gue, elo dan Zevana adalah sahabat sejati yang gak akan pernah terpisahkan"

Dea tersenyum lega meskipun dihatinya tersimpan rasa kecewa atas pernyataan Rio barusan "just friend Yo..?? apa gak bisa lebih dari itu"tanya Dea dalam hati

"yup to forever"sambung Dea

"begitu dong, kita bertiga itu sahabat yang tak terpisahkan untuk selamanya. Gue harap yang kemaren adalah untuk pertama dan terakhir kalinya kalian diem-dieman"Zevana yang entah darimana datangnya merangkul erat kedua sahabatnya, dibelakangnya ada Alvin yang ikut tersenyum melihat ketiga sahabat itu

"dan masalah lo berdua kemaren jangan sampe terulang lagi yah, kasian nih cewe gue sedih mulu"Alvin ikut merangkul Zevana

*****

Matahari telah beranjak pergi. Sang rembulan pun telah menggantikan posisinya, ditemani ribuan bintang yang bertaburan dihamparan langit yang luas. Indahh...semoga pertemuan kali ini seindah langit malam ini. Aku kini telah memasuki sebuah coffemania kafe, suatu tempat favoriteku bersama rio dulu, untuk menghabiskan waktu. Aku memang hadir 15 menit lebih awal dari perjanjian semula. Hufttt...entahlah, rasa rindu yang kian membuncah membuatku semakin tidak sabar untuk bertemu dengannya. Aku rindu senyumnya, tawanya, mata beningnya, tutur halusnya, tatapan magisnya, dan sentuhan lembutnya. Aku mengetuk-ngetukan jariku diatas meja, sesekali akupun melirik jam biru yang melingkar dipergelangan tanganku. Waktu terasa berputar lebih lambat dari biasanya

"Fy.."sebuah suara yang sangat halus mengagetkanku yang tengah berkonsentrasi dengan penantianku, aku menoleh. Perasaan bahagia muncul begitu saja, tanpa harus kupaksakan senyum termanisku pun telah terukir dibibirku

"hy Yo"aku menyapanya dengan perasaan yang tak dapat kulukiskan

"maaf Fy, udah lama nunggunnya..??"aku menggeleng, Rio telah mengambil posisi duduk didepanku

"pesan dulu Yo"tawarku, Rio mengangguk. Kemudian memanggil pelayan kafe dan memesan segelas ice cappuccino.

Selama menanti pesanan Rio, keheningan menyelimuti kami. Aku menunduk, pura-pura sibuk dengan aktifitas mengaduk cappucino dihadapanku, sedangkan Rio...entahlah aku tak berani menatapnya . Hingga akhirnya pelayan kafe tadi datang dengan segelas ice cappucinno pesanan Rio

"makasih mba"ujar Rio, pelayan itu mengangguk dan tersenyum

"selamat menikmati"ucap pelayan itu sebelum berlalu pergi

"Fy"

"Yo"aku dan Rio memanggil secara bersamaan

"kamu duluan"

"kamu duluan"lagi-lagi kalimat kami terlontar secara bersamaan

"ya udah aku duluan"

"ya udah aku duluan"untuk ketiga kalinya kami mengucapkan kalimat yang sama dan bersamaan, kami tertawa sejenak

"aku kangen sama cara kamu tertawa Fy"ucap Rio lirih, aku terdiam dan memberanikan diri menatap matanya

"aku juga Yo"sahutku

"Fy aku..aku cuma pengen tau sebenarnya alasan apa yang membuat kamu memutuskan hubungan kita"Rio bertanya dengan hati-hati, aku tak menjawab "kalau memang selama ini aku udah nyakitin kamu..aku minta maaf Fy, bukan maksudku membuat kamu merasa tersakiti"Rio menarik tanganku dan merengkuhnya kedalam genggaman jemari halusnya, aku menggeleng

"kamu gak punya salah apa-apa sama aku Yo, dan gak pernah sekalipun aku merasa tersakiti olehmu..hanya saja.."aku menggantungkan kalimatku

"hanya saja apa Fy..??"Rio tetap menggenggam tanganku

"hanya saja kita memang ditakdirkan bukan untuk bersatu Yo"aku melanjutkan kalimat yang sempat menggantung tadi

"aku gak ngerti Fy, kita saling menyayangi Fy kenapa tiba-tiba kamu bilang begitu..??"Rio yang tidak mengerti meminta penjelasan

"kita berbeda Yo"jawabku singkat

"aku tau kita beda Fy, tapi bukankah kamu pernah bilang perbedaan itu dapat dihapuskan dengan cinta dan dalam cinta tidak mengenal perbedaan"Rio semakin gusar sedangkan aku..aku tak mampu menahan hangatnya tetesan-tetesan bening yang mulai mengaliri kedua pipiku

"tapi masalahnya ayahku gak bisa menerima perbedaan kita Yo"

"maaf Fy aku gak bermaksu bikin kamu nangis tapi...aku makin gak ngerti sama maksud kamu"Rio memperlembut nada bicaranya

"ayahku gak pernah melarang aku untuk berteman dengan siapapun, meskipun secara status sosial, jabatan dan agama ada perbedaan. Tapi untuk pacaran, ayahku gak ngizinin aku buat..buat menjalin hubungan dengan orang yang berbeda keyakinan denganku Yo"ucapku lirih, sekilas aku menatap Rio yang terkejut

"maksud kamu karna kita beda agama Fy..??"tanya Rio lagi, aku mengangguk "tapi kenapa ayah kamu seperti itu..?? Apa ayah kamu gak tau kalau itu semua menyiksa kita berdua Fy..??"Rio masih meminta penjelasan, aku hanya diam "baiklah, aku akan menemui ayah kamu Fy, aku mau ngomong baik-baik sama ayah kamu"aku mendengar Rio mengucapkannya dengan mantap, tanpa keraguan sedikitpun. Aku tersentak, harus ku akui, aku merasa bahagia mendengarnya tapi...itu semua hanya akan mempersulit keadaan, dengan cepat aku menggeleng

"ngga Yo"

"kenapa Fy, kita masih saling sayangkan jadi kita harus memperjuangkan cinta kita"

"kamu gak kenal ayahku yo"

"makanya, kamu kenalin dong aku sama ayah kamu, kamu pernah dengar kata pepatahkan Fy, tak kenal maka tak sayang. Mungkin setelah ayah kamu kenal sama aku, ayah kamu bakalan ngerestuin hubungan kita"Rio terus membujukku tanpa henti

"ayahku seseorang yang taat beragama. Beliau punya alasan tersendiri kenapa aku gak boleh pacaran sama kamu"aku terus menjelaskan kepada Rio

"tapi apa alasannya Fy"Rio semakin menatapku dalam-dalam

"wanita muslim harus menikah dengan pria muslim Yo"ucapku pelan, Rio terdiam

Perlahan genggamannya mengendur, matanya mulai memerah. Lagi-lagi keheningan menyelimuti kami. Suasana mulai membeku, aku dan Rio melayang dalam pikiran masing-masing. Rio mengangkat daguku dengan telunjuknya. Dan hal yang pertama ku lihat adalah senyum ketulusan yang mulai tergambar dibibirnya

"oke, aku ngerti sekarang. Gak seharusnya aku memaksakan keadaan ini. Toh kalau Tuhan menghendaki, suatu saat nanti kita akan bersatu lagikan Fy"Rio kembali menggenggam tanganku, aku merasakan kehangatan yang sempat menghilang darinya . Aku balas tersenyum

"makasih Yo, kamu udah mau ngertiin aku"Rio mengacak-acak puncak kepalaku, membuat rambutku yang sedari tadi rapi nampak berantakan

"jangan sedih lagi ya Fy, aku gak tega liat air mata kamu"aku mengangguk sambil merapikan rambutku "tapi kita masih bisa bertemankan..??"tanya nya

"bersahabat Yo"aku mengulurkan jari kelingkingku, Rio pun mengaitkan jari kelingkingnya

Suasana mulai mencair, kami mulai menikmati cappucinno yang sedari tadi terabaikan. Derai tawa menghiasi percakapan kami. Sekilas terlihat bahagia, tapiiii siapa yang tahu hati kami sama-sama miris dengan keadaan ini

*****


Hahahahaaa..kenapa ketawa..?? Karna saya merasa aneh dengan cerpen saya yang ini. Entahlah, tapi ya gak tau deh mau ngomong apa.

Yang berniat koment silahkan isi kolom kosong dibawah ini yah..



_With Love Nia Stevania_

1 komentar:

  1. .Hmm, cerita ini bagus juga kog :)
    .em,klo bleh tnya cerita ini itu sampe part brapa ?

    BalasHapus