Sabtu, 18 Juni 2011

"_With Love Part 18_"


Part 18



Ify melangkah kan kakinya dengan sedikit tergesa-gesa. Berhubung hari ini ada ulangan sejarah selepas istirahat pertama dan dia belum belajar sama sekali, maka Ify berniat untuk mengambil buku paket sejarahnya di loker kemudian menghabiskan sepanjang waktu istirahatnya dengan belajar.

Ify mengacak-acak lokernya, sedari tadi buku paket sejarah yang dicarinya belum ketemu juga. Hingga sepasang tangan menutup kedua matanya

"Please deh yah, gak lucu tau"ujar Ify kesal, kesal karna buku yang dicari-cari gak ketemu ditambah lagi dengan sepasang tangan iseng yang menghambat pencariaannya

"Tebak dong, gue siapa..??"suruh pemilik sepasang tangan itu. Ify mendengus kesal, dari suaranya juga udah ketahuan kali kalau orang iseng di belakangnya itu...Mario

"Rio...lepas deh, gue nyari buku sejarah gue nih"pinta Ify sambil berusaha melepaskan kedua tangan Rio

Rio mencubit kedua pipi Ify dengan gemas "Iiihhh...Ify, tau aja kalau ini tangan gue, pasti karna tangan gue mulus yah"

"Ngga, tangan lo kan bau amis"

"Bo'ong tuh bo'ong, pasti karna suara gue lembut"

"Hidihhh...emang lo habis minum molto gitu..??"tanya Ify asal.
Ify menutup kembali pintu lokernya setelah menemukan buku sejarah yang ia cari. Saat ia membalikkan badannya, ia sedikit terkejut karna mendapati Rio yang masih berdiri tegak dengan jarak yang cukup dekat dengannya

"‎Ngg..ngapain lo masih disitu..??"tanya Ify gugup. Gimana gak gugup, jarak yang begitu dekat diantara dia dan Rio membuat ia bisa menatap jelas kedua mata Rio, dan pastinya wajah manis Rio

"Nungguin lo"jawab Rio santai, sekarang tangan kanannya sudah bersandar pada deretan loker dibelakang Ify. Wajahnya dan wajah Ify semakin dekat

Ify menatap Rio takut-takut "mau ngapain lo deket-deket..??"

"Mau ngeliat elo lebih deket. Ternyata lebih deket lebih cantik"jawab Rio enteng sambil tersenyum menggoda

Ify mendelik. Apa-apaan nih orang, bisa-bisa murid-murid yang berseliweran disekitar mereka  berpikiran buruk kalau ngeliat posisi mereka yang memang teramat dekat

"Gombalan lo gak laku. Minggir deh"Ify mendorong tubuh Rio. Namun Rio kembali mendekati Ify

"Tapi gue gak mau minggir, gimana dong..??"

"Ish...lo nyebelin banget sih Yo, gue ada ulangan sejarah dan gue belum belajar. Minggir dong ah.."ujar Ify memaksa Rio menjauh

-----

Shilla melangkahkan kakinya dengan tersenyum riang. Ngga tau kenapa, hari ini bawaannya dia pengen senyum....mulu. Karna Riko..?? Ntah lah, dibilang ia tapi masa' iya secepat itu dia langsung jatuh cinta sama Riko. Tapi kalau dibilang ngga, nyatanya dia selalu kepikiran Riko dari tadi.
Shilla menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha melenyapkan bayangan Riko yang terus menggerayangi otaknya. Ia menghela nafas, sesaat kemudian matanya menangkap 2 sosok makhluk yang sangat dikenalnya sedang berada dalam posisi ‎yang sulit diartikan.
Shilla merasakan dadanya sesak, pandangannya mengabur karna perlahan-lahan ia merasa ingin menangis. Tapi entah mengapa meskipun dia merasa sakit, ia tetap berjalan mendekati 2 sosok makhluk tersebut....Rio dan Ify

-----

"Eh..eh Shilla tuh Fy, kesempetan nih"ujar Rio cepat sambil menarik tangan Ify yang berniat meninggalkannya. Ify pasrah dengan tarikan Rio dan kembali pada posisi semula, bersandar pada deretan loker-loker dibelakangnya. Rio pun kembali pada posisi semula, berdiri di depan Ify dengan tangan kanan bersandar pada loker-loker dibelakang Ify

"Gak usah sedeket ini bisa kali Yo"ucap Ify agak risih

"Ngga bisa, biar keliatan meyakinkan"

"Nyehhh..itu mah enak di elo gak enak di gue"sahut Ify jutek tapi mukanya dibuat tetap manis, biar gak ketahuan kalau lagi debat

"Ahh...kata siapa, elo juga enak lagi, kan bisa ngeliat muka gue dari deket itu anugrah Fy, eksklusif nih"sahut Rio jail sambil membenahi letak poni Ify yang berantakan

"Perasaan gue aja...atau emang kenyataannya yah Yo, kok gue ngerasa lo akhir-akhir ini makin agresif sih..??"tanya Ify jujur sambil ikut-ikutan merapikan rambut Rio. Ya..dia gak mau aja dibilang ke GR-an karna tiap hari Rio bersikap manis sama dia

"Perasaan lo aja kali"sahut Rio santai, tapi sebenarnya dia memikirkan ucapan Ify barusan yang mau gak mau harus dia akui memang benar

'Iya yah, akhir-akhir ini gue agresif banget sih..??'

"Aduhh...Ify lo makin hari makin cantik aja sih"ujar Rio sambil memainkan rambut Ify.
Rio berbicara seperti itu karna melihat jarak Shilla yang semakin mendekati mereka berdua

"Basi deh Yo"

"Tapi beneran, elo tuh diliat dari segi mana aja tetep cantik"kali ini ucapan Rio terdengar tulus. Karna memang Rio berbicara jujur dari hati

"Eh Yo, dia makin deket tuh"bisik Ify sambil senyum-senyum, ekor matanya melirik Shilla yang tinggal beberapa jarak lagi dari mereka.
Rio ikut melirik Shilla, kemudian ia berjalan selangkah lebih maju dan membisikkan Ify sesuatu

"Lo sms Riko sekarang, suruh dia kesini"bisik Rio sambil mengelus-elus puncak kepala Ify.
Yang tentu saja membuat Shilla semakin panas dan berpikiran lain dengan semua yang ia lihat dihadapannya sekarang. Ify mengeluarkan handphonennya dan mulai mengetikkan sebuah pesan singkat untuk Riko.

Shilla yang sudah tidak tahan dengan adegan didepannya segera berlari melewati Rio dan Ify. Tepat saat ia melewati Rio dan Ify, ia tidak sengaja menabrak Rio yang membuat Rio terdorong kedepan dan....bibir Rio mendarat di pipi kiri Ify.
Karna kebetulan pada saat itu, Ify memutar kepalanya ke kanan mengikuti langkah Shilla yang berlari sambil menangis

"Eh..."Ify memegang pipinya "Rio...lo ngapain..??"seru Ify. Ia mencak-mencak tidak terima dengan kejadian tadi. Sedangkan Rio mematung ditempatnya, karna memang itu bukan dia lakukan dengan sengaja tapi gak sengaja

"Bukan gue yang salah Fy, Shilla tuh yang nabrak gue"sahut Rio sambil menaikkan jari telunjuk dan jari tengahnya

"Ahhhh...elo udah melakukan pelecehan seksual"ujar Ify sambil memukul-mukul lengan Rio

"Etdah, gue gak sengaja neng, sakit woy sakit"Rio meringis sambil menahan kedua tangan Ify yang memukulinya

"Huaaaa..mama...Ify dinodai sama cowo rese"Ify heboh sendiri sambil mengusap-usap pipinya. Rio menjitak kepala Ify

"Ehh..gak usah lebay deh, gue cuman nyium pipi lo yah itu pun gak sengaja"ucap Rio kesal. Masa' dibilang menodai sih..?? Kan dia cuma nyium, di pipi pula dan itu pun gak sengaja. Ify terdiam, benar juga. Untung cuma pipi. Kalau saja tadi Ify tidak memalingkan wajahnya mengikuti langkah Shilla, mungkin yang menjadi sasaran bibir Rio bukanlah pipinya tapi...

"Eh Shilla nya mana..??"tanya Riko ngos-ngosan. Karna begitu mendapatkan sms dari Ify, Riko langsung berlari dari kelasnya menghampiri Ify. Ify segera tersadar dari lamunannya

"Telat lo"ucap Ify dan Rio bersamaan

"Trus..??"Riko memandang Ify dan Rio bergantian dengan tatapan bertanya

"Apanya..??"tanya Rio polos

"Terus dia kemana..??"Riko balik bertanya dengan gemas

"Ngga tau"jawab Ify santai

"Yaa mikir dong mikir"suruh Riko. Hening. Ketiganya pun sibuk berpikir

"Eum..coba ke perpus deh"

Pletakk..sebuah jitakan mendarat dikepala Rio

"Dia nangis Rio bukan mau belajar"sela Ify

"Kantin"

Pletakk..jitakan kedua kembali mendarat dikepala Rio

"Eh Mario, dia nangis yah nangis gak mungkin ke kantin emang dia lagi laper"sela Ify lagi "kasih jawaban yang logis kek"

"Ya tapi gak pake ngejitak kali Fy"sungut Rio sambil mengelus-elus kepalanya

"Bales dendam yang tadi"sahut Ify santai

"Pendendam lo"

"Biarin"

"Udah..udah malah ribut, mikir lagi"lerai Riko. Ketiganya kembali diam dan...

"Taman.."seru ketiganya bersamaan. Dengan penuh semangat Riko berlari meninggalkan Rio dan Ify menuju taman

-----

"Hikss..hikss..lo jahat Yo, lo jahat"isak Shilla sambil sesekali menghapus air matanya

"Nih..."Riko mengulurkan selembar sapu tangan miliknya. Shilla menatap Riko sebentar, kemudian mengambil sapu tangan biru itu dan mulai menggunakannya untuk menghapus air matanya

"Ngapain lo disini..??"tanya Shilla ketus

'Yah..balik lagi juteknya, baru kemaren dia manis sama gue'desah Riko dalam hati

"Karna ngeliat cewe cantik lagi nangis"jawab Rio polos

"Kali ini pujian lo gak ada hadiah terima kasih"

Alis Riko bertaut, maksudnya..?? Sedetik kemudian Riko teringat kalau kemaren Shilla sempat mengucapkan terima kasih atas pujian yang Riko kasih buat dia

"Oohhh..gak papa"

"Lo kenapa sih Ko, tiap hari ngikutin gue mulu..??"tanya Shilla disela-sela tangisnya

"Lo sendiri, kenapa ngikutin Rio mulu..??"

"Karna gue suka, cinta, sayang sama Rio"

"Begitu juga alasan gue buat lo Shill"jawab Riko pelan

Shilla melengos, tangisnya mulai reda "Lo kan tau gue suka sama Rio, tapi kenapa lo tetep aja suka sama gue..??"

"Lo sendiri juga tau kan, kalau Rio udah dengan jelas nunjukin kalau dia suka sama Ify, tapi kenapa lo tetep suka sama Rio..??"

"Lo gak boleh suka sama gue Ko"ujar Shilla lirih

"Dan lo gak berhak ngelarang gue buat suka sama lo, karna gue juga gak pernah ngelarang lo untuk tetep suka sama Rio"

Shilla diam. Riko memang benar, dia tidak berhak mengatur-ngatur Riko akan perasaan Riko. Sebagaimana Riko yang juga tidak pernah mengatur-ngatur perasaannya

"Tapi gue gak mau lo sakit hati Ko"kalimat lirih itu terlontar begitu saja dari mulut Shilla, ia menunduk

"Justru kata-kata lo ini yang bikin gue sakit hati Shill"Riko mendesah "ucapan lo barusan seakan-akan nunjukin kalau elo masih punya perhatian buat gue dan itu semakin membuat gue susah buat gak suka sama lo"jelas Riko panjang lebar

"Maaf...hikss..hikss"
Shilla kembali menangis. Kali ini tangisan yang bukan dikarnakan Rio dan Ify tapi karna pernyataan Riko barusan. Dengan ragu Riko merapatkan duduknya dengan Shilla, kemudian dengan kedua jemarinya, ia menghapus air mata Shilla

"Jangan nangis, gue sedih kalau liat lo nangis"ucap Riko lembut. Bukannya berhenti tangis Shilla semakin menjadi, kata-kata Riko kembali membuatnya merasa..emmm bersalahkah..?? Ntahlah, yang jelas ia tiba-tiba merasa seperti menjadi orang jahat karna dengan sadar menyakiti orang yang jelas-jelas mencintainya.
Sadar atau tidak, sekarang Shilla sudah berada dalam pelukan Riko. Dan Riko pun membalas pelukan Shilla sambil mengusap lembut punggung Shilla

"Kenapa sih Rio gak pernah suka sama gue..?? Kenapa dia bisa bersikap manis sama Ify tapi ngga sama gue..??"

"Shilla, satu yang lo perlu tau. Setiap manusia dianugrahkan perasaan cinta oleh Tuhan tanpa kita tau ditujukan kepada siapa-siapa aja perasaan itu nantinya.."Riko menghentikan ucapannya ketika melihat tatapan bingung Shilla ".. kita ngomongin perasaan cinta diluar dari cinta untuk keluarga yah tapi cinta untuk orang selain keluarga kita..."jelas Riko sambil menatap tajam kedua bola mata Shilla, Shilla mengangguk mencoba menelaah setiap ucapan Riko

 "...nah, perasaan itu dateng tanpa kita atur Shill, kaya elo yang cinta sama Rio tapi Rio ‎yang gak cinta sama elo bukan karna Rio gak mau tapi karna perasaan cinta yang Tuhan kasih ke Rio emang bukan buat elo tapi eumm mungkin buat Ify.."Riko menggenggam lembut jemari Shilla "..sama hal nya kaya elo yang gak cinta sama gue, bukan karna elo yang gak mau tapi emang karna Tuhan menggariskan perasaan elo bukan buat gue tapi buat Rio"

Riko melepaskan genggamannya dan memutar arah duduknya kedepan, tidak lagi menghadap Shilla. Semua isi hatinya tersampaikan hari ini, sedikit kelegaan menyelimuti perasaannya

"Apa itu artinya gue gak akan bisa milikin Rio..??"tanya Shilla lirih, ia menunduk. Membiarkan tetesan air matanya jatuh membasahi rok sekolahnya

Riko mendesah panjang "Gue gak tau Shill. Kalau gue meng-iya-kan pertanyaan lo, itu artinya sama aja gue mempupuskan harapan gue buat milikin elo"

"Emang segitu cinta nya yah Ko, elo sama gue..??"

"Yang gue tau, gue mencintai elo dalam batas yang gue sendiri gak tau segimana besar dan banyaknya"

Hening. Shilla sudah menghentikan tangisnya dan Riko...dia sendiri bingung, ‎hal apa ‎yang harus ia lakukan sekarang

"Ko.."

Riko menengok "kenapa Shill..??"

"Apa gue gak bisa merubah rasa cinta gue ini jadi benci..??"

Riko menggeleng "lo gak perlu ngerubah rasa cinta lo jadi benci Shill, karna membenci itu gak akan menyenangkan hati lo nantinya"

"Trus...apa gue harus tetep terus berharap sama Rio yang jelas-jelas suka sama...Ify..??"

"Sekarang yang perlu lo pikirin hanya tentang arti perasaan lo yang sebenarnya buat Rio. Beneran cinta..?? Atau kagum biasa..??"

Shilla menggeleng pelan, masih belum tahu jawaban pasti akan pertanyaan Riko barusan

"Elo lebih bahagia mana..?? Rio jadi milik elo tapi dia gak pernah tersenyum waktu sama lo atau dia tetap tersenyum meskipun bukan lagi sama lo..??"

Lagi-lagi Shilla menggeleng, ia masih mencari jawaban atas pertanyaan sebelumnya dan sekarang Riko kembali menyuguhinya pertanyaan baru.
Riko mengubah posisi duduknya menghadap Shilla. Dipegangnya kedua pundak Shilla, sehingga mau tau mau membuat Shilla mendongak dan menatap Riko

"Kalau elo beneran cinta sama Rio pasti elo bakalan memilih untuk ngeliat senyuman Rio meskipun karna orang lain. Daripada Rio sama elo tapi dia sama sekali gak pernah tersenyum karena elo"ujar Riko lembut

"Ya kecuali perasaan yang ada dihati elo adalah hasrat ingin memiliki Rio tanpa perduli hatinya juga bisa elo milikin atau ngga.."lanjut Riko sambil tersenyum. Kemudian kedua jempolnya kembali menghapus sisa-sisa air mata di kedua pipi Shilla

"Thanks Ko, thanks banget karna lo mau nemenin gue disaat gue lagi down kaya gini"ucap Shilla tulus

"Sama-sama Shill, gue cuman gak mau ngeliat orang yang gue sayang nangis untuk hal yang sama sekali emang gak pernah bisa ngebuat dia bahagia"

Riko melirik arloji yang melingkar dipergelangan tangan kanannya. Kemudian ia berdiri dan menepuk-nepuk pelan celananya, membersihkan debu-debu yang menempel disana

"Gue duluan yah Shill"pamit Riko, dengan berat hati Shilla mengangguk sambil menunduk. Karna kalau boleh jujur, dalam hati ia masih berharap Riko mau menemaninya disini lebih lama lagi. Alasannya..??

"Satu lagi Shill.."Shilla mengangkat wajahnya yang tertunduk dan menatap kearah Riko yang sudah berada beberapa langkah di depannya. Riko terdiam sebentar, terlihat ragu untuk melanjutkan kalimatnya namun karna melihat tampang penasaran Shilla ia pun berbicara "..klise sih, penyeselan selalu dateng belakangan. Dan...bukannya gue PD atau gimana tapi..gak menutup kemungkinan kan elo bakalan nyesel karna udah nyia-nyia-in perasaan gue saat ini..ehehe"

Shilla terdiam mendengarnya, Riko sendiri malah tertawa kecil sambil menggaruk-garuk tengkuknya "ngga usah terlalu dipikirin deh Shill, ucapan gue barusan. Itu...cuman buat nyenengin hati gue aja kok"ucap Riko disela-sela tawanya. Shilla tak menyahut, dalam hati ia pun takut apa yang diucapkan Riko akan menjadi nyata

"Duluan Shill.."pamit Riko. Kali ini dia benar-benar meninggalkan Shilla yang kembali menangis. Sekali lagi, bukan karna Rio dan Ify melainkan Riko. Why..?? God only knows...

-----

"Agni....Agni...."

Tok...tok...tokkkk

Agni mendengar suara setengah berteriak dari depan kamarnya diiringi ketukan-ketukan pintu, yang otomatis mengganggu waktu tidur siangnya. Dengan malas ia menyeret kakinya menuju pintu dan membukanya

"Eh Agni, baru bangun yah..??"

Agni mengucek-ngucek kedua bola matanya. Kemudian ia menghembuskan nafasnya dengan kesal setelah mengetahui orang yang membangunkannya itu adalah Cakka. Ya meskipun Cakka adalah pacarnya bukan berarti dia bisa seenaknya menganggu waktu tidur Agni kan..?? Apalagi Cakka sudah hafal jam berapa Agni tidur siang dan betapa kesalnya Agni kalau waktu istirahatnya terganggu.
Agni tak menjawab pertanyaan Cakka. Dengan sedikit menggerakkan kepalanya, ia mengisyaratkan Cakka untuk masuk ke dalam kamarnya

"Sorry yah, aku ganggu kamu. Habis aku pengen banget ngajakin kamu ke suatu tempat"ucap Cakka penuh sesal.
Agni masih diam, kali ini bukan karna kesal tapi karna nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya dan kondisi mata yang masih menahan sisa-sisa kantuk

"Marah yah Ag..??"

"Ngga.."ucap Agni singkat setengah menguap "mau kemana emang..?? Mesti sekarang..?? Gak bisa nanti aja..??"tanya Agni beruntun sambil menyenderkan tubuhnya disenderan ranjangnya

"Ya kalau gak sekarang ntar telat.."Cakka mengetuk-ngetukkan jarinya dimeja belajar Agni "hhhh..tapi kalau Agni emang masih ngantuk banget trus gak bisa pergi ya udah, aku tunda aja"lanjut Cakka sedikit kecewa. Agni menegakkan badannya dan berusaha membuka matanya lebar-lebar

"Ya udah, aku mandi dulu deh biar segeran. Sekarang kamu keluar dulu yah"suruh Agni, Cakka mengangguk semangat. Dengan senang hati dia melangkah keluar kamar Agni dan menutup pintu kamar Agni dengan pelan

-----

Ify memandang Riko dengan serius. Riko baru saja menceritakan tentang kejadian di taman sekolah tadi pagi. Saat ia memberanikan diri menghibur Shilla sampai akhirnya dia bisa menyuarakan isi hatinya dihadapan Shilla. Ify terpana mendengarnya sambil membayangkan betapa dramatisnya saat itu. Semua ucapan-ucapan yang diungkapkan Riko pasti terdengar..eumm yah terdengar sangat miris dan penuh keputus asaan. Karna Riko menceritakan tanpa dikurangi atau dilebih-lebihkan sedikitpun, jadi Ify bisa ikut merasakan suasana yang sudah lewat itu

"Gilaaa...jadi dia sampe diem gitu..??"

Riko mengangguk, tapi tidak sesemangat biasanya "malahan dia kayak shock gitu Fy. Gue sih gak tau pasti alasannya ‎apa, tapi ya gue ngerasa sih karna ucapan gue.."Riko kembali mengingat-ingat raut muka Shilla tadi "..apa kata-kata gue terlalu kasar..?? Atau terlalu kejam..?? Atau..."

"Kayaknya dia mulai bimbang deh Ko"ucap Ify memotong hipotesis Riko

"Maksud lo..?? Gak ngerti gue"

"Ya dia mulai bimbang tentang perasaan dia ke elo. Buktinya waktu lo nanya tentang perasaan dia yang sebenernya ke Rio itu gimana, dia gak ngejawab kan..??"Riko mengangguk "..begitupun waktu elo ngasih pilihan berikutnya, dia juga gak memberikan kepastian kan..??"Riko mengangguk lagi

"Jadi menurut lo, ada kemungkinan dia mulai naksir gue gitu..??"

"Yeaaaa..nothing impossible ‎in the world, so..did not rule out he began to feel it right ..??"

"Iya sih"

"Dan ini waktunya membuat keadaan berbalik"ucap Ify dengan nada terkesan misterius

"Maksudnya..??"

"Lola deh lo, ya kita bikin Shilla yang bertanya-tanya tentang elo. Bukan elo yang terus-terusan ngintilin dia"jelas Ify gemas

Riko tersenyum mengerti "setuju..setuju.."ucapnya semangat. Tiba-tiba Riko terdiam. Keningnya berkerut, alisnya bertaut "Caranya..??"

Gubrakkk...Ify merasa jengah sendiri menghadapi Riko yang terlalu lola menurutnya

"Ya kan gue udah pernah bilang sebelumnya, kalau misi pertama sukses artinya, you must run the second mission"

Riko mengingat-ingat kemudian mengangguk paham "jadi mulai besok, gue harus jaga jarak gitu sama Shilla..??"

"Bener banget Ko, kita liat aja apa nanti Shilla bakal ngerasa kehilangan seseorang yang suka ngintilin dia atau dia tetep biasa aja"

"Semoga dia merasa kehilangan yah"

"Idihhh..ngarep banget kaya nya"

"Woyadong, gimana sih lo Fy, tujuan gue minta comblangin sama lo kan biar gue jadian sama Shilla"

Ify terkekeh pelan "okedeh Ko, paham gue, tadikan just kidding forever, understand together bro"

"Ahahaa..ngerti Fy, ngerti. Eh ngomong-ngomong elo sama Rio gimana tuh..??"

"Apanya yang gimana..??"

"Kelanjutannya..??"

"Kelanjutan apaan..??"

"Etdah lo kan udah ngakuin sama gue kalau elo tuh suka sama Ri..."

"Hellooo..kawan semua, gue dateng nih"seru Rio yang tiba-tiba saja sudah berada di ruang tamu rumah Ify. Ia mengambil duduk ditengah-tengah Riko dan Ify. Riko dan Ify saling melempar pandangan heran. Kalau Riko heran karna tampang sumringah Rio, kalau Ify justru heran karna tiba-tiba Rio berkunjung kemari -rumah Ify-, ada angin apa coba..??

"Happy banget lo Yo, ada angin apaan nih..??"tanya Riko sambil menatap Rio

"Ada angin laut, angin timur, angin barat..angin ‎apa aja boleh"sahut Rio asal, ia merentangkan kedua kakinya kedepan

"Cape..??"tanya Ify, Rio melirik sekilas kemudian mengangguk "habis darimana..??"tanya nya lagi

"Huhhh..habis nemenin nyokap belanja gue, pegel deh ni kaki ngejoglok dipasar, mana panas, desak-desakkan lagi. Hhhhh..cape banget deh"keluh Rio sambil mengipasi wajah dengan tangan kanannya.
Srettt...Ify menarik selembar tissue dihadapannya dan membantu Rio membersihkan keringatnya. Rio sedikit terkejut namun tetap membiarkannya. Berbeda dengan Rio, Riko justru tercengang dengan mata melotot. Ify dengan Rio, udah pacaran..?? Atau gimana tuh..??

"Lo berdua pacaran..??"tanya Riko dengan mata melotot. Rio dan Ify kompak menggeleng "tapi kok mesra banget sih.."sambung Riko dengan senyum menggoda.
Ify tersadar, kemudian berniat menarik tangannya tapi dengan cepat Rio menahannya

"Kita sih emang gak pacaran kok, tapi akan.."ujar Rio sambil melirik Ify "..lagian kan Ify jomblo, gue jomblo. Boleh dong kita pacaran"

"Ecieee..boleh Yo, boleh banget. Tapi gak pake mesra-mesraan didepan gue juga kali"

"Cemburu lo..??"celetuk Ify

"Kalau dulu mungkin iya, sekarang ngga deh makasih"sahut Riko yang sukses membuat Ify dan Rio kaget

"Maksud lo, dulu elo pernah naksir sama Ify..??"tanya Rio to the point sambil menunjuk Ify. Yang ditunjuk masih mangap aja, saking kagetnya

"Wetsss, nyantai sob, masa lalu itu mah. Sekarang hati gue seutuhnya only for my lady Shilla..seriusan deh"jawab Riko cepat "etapi, elo cemburu yah kalau gue naksir sama Ify..??"tanya Riko menggoda. Rio cuman diam sambil menggaruk-garuk tengkuknya, sedangkan Ify melirik sekilas ke arah Rio karna ingin tahu bagaimana ekspresi Rio

"Ahaydahhh..pada diem, gak bisa jawab apa malu tuh"goda Riko lagi

"Apaan sih lo Ko, gue berhentiin nih misi PDKT lo"ujar Ify mengancam. Riko menaikkan kedua tangannya dan mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah dikedua tangannya

"Peace Fy, damai. Gak asik lo ah, digodain dikit udah marah"

"Habis elo rese"

"Bangetttt"sambung Rio

"Iya, taudeh yang kompak. Mendingan balik deh daripada jadi obat nyamuk"Riko bangkit dari duduknya dan meraih kunci motornya "pamit ya Fy, Yo duluan..byeee"pamit Riko sambil menyempatkan mengacak poni Ify

"Rikoooooooooo"seru Ify mencak-mencak, Rio menutup kuping dengan kedua tangannya

"Ampun deh Fy, suara lo udah kaya pake toa plus microphone tau gak"

"Gara-gara Riko tuh, poni gue berantakannnn"ujar Ify kesal sambil membetulkan poninya

"Alahhhh..poni doang juga. Sini"Rio menepis tangan Ify dan membetulkan poni Ify.
Dan untuk kesekian kalinya, Ify merasa sport jantung tapi tentu saja sport jantung yang bukan menakutkan seperti saat dia menaiki hysteria atau sejenisnya. Melainkan sport jantung yang lebih menyenangkan dan mampu membuat bibir Ify terus tersenyum.
Tidak berbeda jauh dengan Ify, Rio ingin sekali berlama-lama membenarkan poni Ify agar bisa melihat Ify dengan jarak lebih dekat, lebih lama lagi. Karna memang saat ini ia membetulkan poni Ify sambil mencuri-curi pandang ke wajah Ify, dan matanya pun menangkap senyum Ify yang kalau boleh GR, Rio merasa itu semua karna Ify senang diperlakukan seperti itu oleh Rio

-----

Jam menunjukkan pukul 16 lewat 35 menit. Agni telah siap dengan pakaian santai yang biasa digunakannya untuk bepergian. Dengan mata yang masih agak mengantuk ia berjalan menghampiri Cakka yang sedang menunggunya diluar

"Sorry lama"ucap Agni sesampainya di pintu depan. Ia sedikit melongo begitu melihat Cakka telah standby diatas skuter matic tua yang menurut perkiraan Agni adalah milik ayah Cakka

"Heiii..kok malah bengong"

Cakka melambaikan tangan kanannya didepan wajah Agni sambil tertawa kecil. Cakka memang sudah menebak raut wajah Agni yang akan kaget saat melihat dengan apa ‎yang ia pakai tapi tetap saja saat melihat tampang konyol Agni saat ini

"Kita naik ini..??"tanya Agni nyaris tak percaya, Cakka mengangguk

"Iya. Kenapa..?? Kamu gak mau yah..?? Padahal aku udah mati-matian loh minta izin sama ayah buat make skuter matic kesayangannya hari ini.."Cakka mendesah kecewa, lebih tepatnya pura-pura kecewa "..eummm tapi kalau Agni gak mau, ya udah kita gak jadi pergi aja"sambungnya sambil memainkan helm ditangannya

Agni membelalakkan matanya. Whatt..?? Gak jadi, dia sudah rela-relain melek, mandi dan siap-siap trus gak jadi pergi gitu..?? Tentu saja Agni tak mau pengorbanannya -menyetop tidur siangnya- berakhir sia-sia. Lagipula, Agni tak sampai hati melihat raut kecewa Cakka yang menurutnya sangat mengasihankan

"Ngga kok, ngga..aku gak masalah. Mau naik ‎apa juga gak papa, angkot, bus, jalan kaki atau ngesot sekalian juga gak papa kok"sahut Agni setengah meringis diakhir kalimatnya. Gila aja, ngesot..?? Apa gunanya dia punya kaki dua kalau ngesot

Mata Cakka berbinar-binar, dengan senyum sumringah ia langsung mengangsurkan sebuah helm kepada Agni "makasih Agniku, aku janji gak bakalan ngecewain kamu malam ini"

"Sipp, ya udah kita jalan sekarang"sahut Agni yang sudah melingkarkan kedua tangannya diperut Cakka. Dan sedetik kemudian, skuter matic itu menghilang dari pekarangan rumah Agni

-----

"Ahh elo Yo, ngomong asal ceplos aja ntar Riko nyebar gosip yang ngga-ngga lagi"protes Ify pada Rio, mulutnya sudah maju super

"Yaelah Fy, udahlah gak usah manyun gitu. Ntar cantiknya ilang loh"sahut Rio menggoda, Ify mendengus sebal

"Taudeh, cape gue ngeladenin elo"ujar Ify acuh. Ia meraih remote tv diatas meja dan mulai mencari-cari saluran tv yang menyangkan acara favoritenya

"Eh iya Fy, lo tau ngga..??"Ify menggeleng "iyalah lo belum tau, kan guenya belum ngasih tau kalau sebenernya gue punya alasan penting kenapa bisa nyampe sini"

Ify melirik Rio sekilas kemudian kembali memusatkan perhatiannya pada layar 32 inch dihadapannya "apaan..??"

"Nyokap gue minta elo buat nemenin dia sabtu ntar ke acaranya dia"

"Lah, siapa gue..??"

"Tukang kebun gue"sahut Rio asal. Pletakkk..remote tv ditangan Ify mendarat dikepala Rio

"Cantik-cantik gini dikatain tukang kebun, rese' lo"

"Idihhh PD, siapa bilang lo cantik..??"

"Elo lah"

"Kapan..??"

"Dasar, udah pikun, ingatan jangka pendek, otak pentium 4 lagi. Kan elo sendiri yang bilang tadi"ledek Ify

"Berarti gue khilaf. Kalaupun gue sadar, berarti tadi gue ngucapinnya sambil mikirin Taylor Swift makanya ngatain lo cantik"

"Bodo' deh. Elo mah emang dasarnya aja gak mau ngalah"

"Woyadong, kalau sama elo sih gak ada istilah ngalah"

Ify melengos "whatever..!!"

"I don'‎‎‎ care"balas Rio

"Balik sana lo, hush..hush..hushh"usir Ify sambil mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah Rio

"Lo kata gue ayam"

"Bapaknya ayam elo mah, pulang sana"usir Ify lagi

Rio bangkit dari duduknya "Okeyyy. Tapi..."dengan cepat Rio mencubit kecil pipi Ify dan segera berlari menghindari amukan Ify "..bye bye Ify.."Pamit Rio sambil melambaikan tangannya

"Marioooooo...awas lo yah, pipi gue sakit dodol"Ify mencak-mencak sendiri, ngga perduli kalau orang ‎yang dimaksud sudah menghilang dari pandangannya

-----

Cakka mengendari skuter maticnya dengan kecepatan biasa. Tidak pelan, tidak juga cepat..biasa saja.
Dibelakangnya Agni menggerutu sebal karna sudah terlalu lelah duduk diatas skuter matic Cakka, sedangkan tempat tujuan Cakka sepertinya masih sangat jauh

"Masih jauh Kka..??"tanya Agni agak keras. Maklum, suaranya mulai membaur dengan deruman kendaraan-kendaraan disekitarnya, jadi mau tidak mau ia memperbesar volume suaranya agar tertangkap oleh telinga Cakka. Cakka mengangguk pelan

"Iya Ag. Sabar yah"

Agni mengangguk pasrah, meskipun Cakka mungkin tidak melihatnya. Merasa bosan, Agni memilih untuk memperhatikan kanan kiri jalanan yang dilaluinya. Dan saat ini, kendaraan Cakka mulai memasuki jalanan yang dipenuhi dengan pepohonan dikanan kirinya

"Kita mau kemana sih Kka..?? Kok jalanannya serem amat"tanya Agni takut-takut. Wajarlah, jalanan ‎yang dilalui Cakka saat ini bisa dibilang memasuki kawasan hutan. Tidak ada pemukiman penduduk, jalanan pun nampak lengang. Paling-paling hanya ada satu atau dua kendaraan yang berselisih jalan dengan mereka

"Ngga usah takut, aku gak bakal ngebawa kamu ke tempat yang serem-serem kok. ‎‎10 menitan lagi nyampe kok"ujar Cakka menenangkan.
Agni menghembuskan nafas lega ketika daerah yang dilaluinya mulai memasuki kawasan ramai. Saat ini disekitarnya terdapat banyak kedai-kedai yang menyediakan minuman utama berupa es kelapa muda. Sebenarnya ini dimana sih..??
 

0 komentar:

Posting Komentar