Sabtu, 18 Juni 2011

"_With Love Part 13_"

-----

Part 13


Tap...tap...tap...Rio melangkahkan kakinya dengan super duper malas, ditambah lagi tampangnya yang super duper kusut. Berbeda dari hari-hari sebelumnya, kalau biasanya Rio selalu marah-marah atau yah minimal berusaha melepaskan tangan Shilla yang melingkar dillengannya kali ini semua itu dibiarkan saja. Pikiran Rio masih berpetualang jauh ke kejadian di cafe kemaren, masih tentang Riko dan Ify

'sebenernya Riko sama Ify kemaren ngapain sih..??'tanya Rio dalam hati 'nembak Ify..?? Atau cuman sekedar ngajak makan doang..??'tebaknya 'ah..gak mungkin kalau cuman sekedar makan mereka sampe sedeket itu kemaren'batin Rio masih kesal

Shilla menggoyang-goyangkan lengan Rio sambil menyebut namanya "Yo...Rio"panggilnya, Rio tetap hanyut dalam lamunannya

'tapi Riko sama Ify kan deketnya baru-baru ini aja, masa Riko langsung nembak Ify..??'Rio masih terus berdebat dengan hatinya sendiri, sampai sebuah tepukan agak keras mendarat dibahunya

"Riooooo"seru Shilla disertai tepukan keras dibahu Rio

"apaan sih Shill, sakit tau"Rio bersungut kesal sambil mengelus-elus lengannya

Shilla cemberut, ia melipat kedua tangannya didada "elo tuh yang apaan, gue ajakin ngomong lo nya diem aja..lo pikir gue apa..??"kali ini gantian Shilla yang bersungut-sungut kesal

"patung"jawab Rio santai, kemudian ia melangkah lebih dulu meninggalkan Shilla yang masih dongkol

"iiihhh..Rio gitu banget sih lo sama gue"rengek Shilla sambil menarik-narik tas Rio, Rio melengos

.....

"udahlah Fy, cemberut mulu tuh muka"bujuk Agni yang melihat muka kesal Ify

"tau, muka lo tuh udah jelek gak usah dibikin tambah jelek lagi deh"ceplos Cakka santai sambil mengunyah permen karet. Ploppp...balon buatan dari permen karet Cakka meletus dan sukses bikin kotor sekitar bibir Cakka

"jorokkkkkkk"seru Agni dan Ify bersamaan, Cakka terkekeh, sepertinya dia gak sadar kalau ada permen karet yang mengelilingi bibirnya, gak sadar apa gak merasa sih..??

Agni yang melihat langsung membersihkan pinggiran bibir Cakka dengan jari-jarinya. Tiba-tiba saja detak jantung Cakka berpacu cepat, dia sedikit gemetaran, matanya terpaku dikedua bola mata Agni. Dengan ragu-ragu Cakka menaikkan tangannya, bermaksud untuk menghentikan tindakan Agni yang bisa saja membuat kecepatan detak jantungnya semakin bertambah lebih cepat.
Apa kabar Ify..?? Gadis itu justru terkikik melihat adegan yang nyaris sering ia lihat di sinetron-sinetron favorite Oliv. Otak nakal Ify kembali bekerja, dengan semangat 45 ia berencana untuk mengejutkan Cakka dan Agni yang saling menatap dengan posisi tangan Cakka yang sudah menggenggam tangan kanan Agni yang tadinya membersihkan mulut Cakka.
1...2...3...brukkkk belum sempat Ify menjahili Cakka dan Agni, bahunya sudah terdorong pelan tepat menabrak kepala Cakka. Tangan Cakka yang tadinya memegang tangan Agni beralih mengelus-elus pelan kepalanya sembari mengaduh kecil

"aduhhhh..Ipyyy...sakit woy, sakit..."Cakka meringis, Agni terkekeh. Sedangkan Ify, ia justru menatap kesal ke arah si penabrak bahunya itu. Ify semakin kesal saat tahu orang yang menabrak itu adalah...Rio. Eh wait..wait..wait..apa-apaan tuh Shilla pake meluk-meluk tangannya Rio. Ify menggeleng-gelengkan kepalanya, ini bukan saatnya memikirkan soal lengan Rio dan Shilla

"eh woyyy...nyantai dong, pelan-pelan aja bisa kali"bentak Ify kesal, Rio melengos

"apa tuh..?? Judul lagunya kotak bukan sih"tanya Rio polos dengan maksud mengejek. Ify semakin kesal sama Rio

"bukan bego, judul lagunya kotak pelan-pelan saja, bukan pelan-pelan aja bisa kali"sahut Cakka santai dan pletakkk...sebuah jitakan mendarat dikepala Cakka, tepat ditempat terjadinya tabrakan antara kepalanya dan kepala Ify

"elo tuh yang bego"ujar Rio

"elo kemana sih Yo semalem..?? Zahra nungguin tau"tanya Agni mengambil alih pembicaraan

"dinner lah ama gue"jawab Shilla. Lain yang ditanya, lain yang ngejawab "ngapain juga nyamperin Zahra, gak penting"tambahnya angkuh. Agni dan Ify kompak bergidik sedangkan Cakka hanya menatap aneh ke arah Shilla

"nungguin gue..?? Emang gue pacarnya gitu"ujar Rio mengabaikan ucapan Shilla barusan

"ya bukanlah odong, Zahra juga mikir dua kali dulu kali kalau mau punya pacar kaya lo"ceplos Ify asal, Rio melotot

"ah udah..udah, malah berantem"lerai Agni "Zahra nungguin lo bukan sebagai pacar.."

"tau GR mulu sih"ceplos Ify memotong ucapan Agni

"Ify..diem deh"tegur Agni, Cakka langsung membekap mulut Ify "tapi sebagai sahabat"sambung Agni

"ohhh..emang semalem ada acara apa sih..??"

"farewell party nya Zahra, mulai hari ini dia gak sekolah disini lagi, dia pindah"jelas Agni singkat, Rio mengangguk-angguk

'ni anak kelewat polos kali yah, masa gak ngerasa bersalah sih sama gue..??'batin Ify dongkol, matanya memandang kesal kearah Rio

"ohh...ya udah deh, kapan-kapan kalau lo ada komunikasi sama dia sampein salam plus maaf dari gue yah buat dia"ujar Rio santai, sebenarnya sih ngerasa bersalah juga tapi perasaan cemburunya ke Ify -karna kejadian kemaren- belum hilang jadi Rio malas untuk berdiskusi lebih lama

"iya..Zahra bisa maklumin kok karna lo gak dateng kan ada alesannya"

Rio sedikit kaget mendengar ucapan Agni barusan 'Zahra tau gue dateng karna ada alesannya..?? Berarti dia tau dong kalau gue pergi sama Shilla..??'Rio menggaruk-garuk tengkuknya. Cakka dan Agni yang melihat tampang Rio yang terlihat konyol saat berpikir, tertawa geli
'tapi dia tau dari siapa yah..??'tanya Rio -lagi- dalam hatinya

Shilla menatap aneh kearah tampang konyol Rio yang terlihat sedang berpikir keras, kemudian ia menyadarkan Rio dengan tepukan kecil dibahu Rio

"ke kelas yuk Yo"ajak Shilla, Rio melirik ke arah Ify yang sedang menatap kearah lapangan. Kebetulan saat itu, Riko sedang bertanding basket dengan anak-anak basket. Rio semakin berpikir kalau Ify memang memiliki suatu hubungan dengan Riko. Tanpa menjawab ajakan Shilla, Rio bersiap melangkah meninggalkan Cakka, Ify dan Agni

"gak perlu diliatin segitunya juga kali, Riko gak bakalan ilang"ujar Rio pelan sebelum benar-benar pergi. Ify menoleh, tampang kesalnya semakin menjadi mendengar perkataan Rio barusan. Bukannya minta maaf karna kesalahannya tadi malam, eh malah kayanya Rio mau ngajak Ify perang. Ify sedikit bingung dengan tingkah Rio hari ini, beberapa hari sebelumnya Rio baik-baik aja, kenapa hari ini dia...

Ify menahan tangan Rio "maksud lo apa sih..??"tanya Ify dingin, Rio menghentakan tangannya yang ditahan Ify hingga terlepas

"gak penting"jawabnya datar, lalu kembali bersiap meninggalkan Ify. Shilla yang berada disamping Rio tersenyum sinis menatap Ify

"kasian deh lo"desisnya pelan tapi sinis

"mau lo apa sih Yo..?? Nyari gara-gara mulu sama gue"seru Ify sedikit keras, membuat beberapa siswa yang berada dikoridor itu menoleh ke arahnya "bukannya minta maaf malah mancing emosi gue"sambung Ify, Rio berbalik

"minta maaf..?? Sama lo..?? makasih yah, gue gak punya salah apa-apa sama lo"sahut Rio santai, muka Ify memerah. Amarahnya benar-benar berada dipuncak sekarang, tak perduli dengan puluhan pasang mata yang sudah berdiri mengelilingi mereka. Sementara itu, Cakka dan Agni malah saling meremas tangan satu sama lain. Mau dilerai takut Ify tambah ngamuk tapi kalau gak dilerai Ify pasti juga bakalan ngamuk.
Sedangkan disamping Rio, Shilla semakin melebarkan senyum sinisnya.

Ify melangkah mendekat ke arah Rio "lo bilang lo gak punya salah..??"tanya Ify mengejek, Rio mendelik "hei Mario...lo seenaknya pergi dinner sama nenek lampir itu padahal lo tau kalau tadi malem Zahra ngundang lo kerumahnya dia"sambung Ify ketus, ia sempat menunjuk tepat dimuka Shilla yang langsung ditepis kasar sama Shilla "dan lo bilang lo gak salah..?? Lo juga janji mau ngejemput gue"tambahnya lagi

"kenapa lo gak bareng Riko aja sih..??"tanya Rio sinis

"eh yang janji ngejemput gue itu elo bukan Riko, jadi buat apa gue nungguin dia"

"Riko kan..."

Ify langsung memotong ucapan Rio "asal lo tau yah, gue nungguin elo tapi elonya gak dateng-dateng. Gue pikir lo lupa kalau lo janji ngejemput gue terus kerumah Zahra duluan dan lo tau gue langsung pergi saat itu juga kerumah Zahra setelah berpikir gitu"Ify meluapkan kekesalannya semalam "dan sampe disana lo nya gak ada, kata Zahra lo belum dateng. Gue sempat mikir jangan-jangan lo lagi dalem perjalanan kerumah gue trus kejebak macet"sambung Ify, Rio tetap stay cool dengan tangan kanan yang terselip dicelananya "begonya lagi gue balik kerumah tapi pas gue tanya sama Oliv dia bilang lo sama sekali gak kerumah"

"emang gue yang nyuruh lo bolak balik dari rumah lo kerumah Zahra terus kerumah lo lagi, gitu..??"tanya Rio santai, Ify membulatkan matanya. Bener-bener gak merasa bersalah ni orang, pikir Ify

"tau..lo nya aja yang bego"Shilla menimpali, Ifu menatap sinis ke arah Shilla

"gue gak ngomong sama lo"sahut Ify dengan tatapan tajam tepat dikedua bola mata Shilla, Shilla membuang muka "lo tau..?? Dari rumah gue, gue malah nyamperin elo kerumah lo dan pembantu lo bilang lo malah pergi dinner ama dia"Ify semakin emosi, tangannya menunjuk-nunjuk Shilla -lagi- "gue kecewa Mario, gue kecewa, dengan begonya gue bolak balik dari rumah gue kerumah Zahra terus kerumah gue lagi terus kerumah lo dan balik lagi kerumah Zahra"Ify hampir menangis tapi gak sampe nangis menjelaskan itu semua "dan lo gak merasa bersalah sama sekali..?? Kalau bukan karna gue yang ngejelasin semuanya ke Zahra, dia pasti bakalan kecewa berat sama lo"suara Ify mengeras, setelah berkata demikian ia berlari meninggalkan semua yang ada di koridor kelas itu.
Memang tadi malam Ify lah yang menjelaskan prihal ketidak hadiran Rio pada farewell party nya Zahra. Ify tau soal dinner itu karna pada saat berada dirumah Rio, pembantu Rio memberitahukan bahwa seluruh penghuni rumah itu sedang ada acara makan malam dengan keluarga Shilla. Ify tau betul Zahra sangat mengharapkan kehadiran sahabat-sahabatnya termasuk Rio dimalam terakhirnya di Indonesia. Zahra berniat kembali ke luar negri karna urusannya di sini sudah selesai. Sesuai niat awal, Zahra hanya akan bersekolah di Indonesia sampai masalahnya dengan Agni selesai. Dan sekarang semua sudah beres, makanya dua hari setelah dia berbaikan dengan Agni, dia mengurus kepindahannya lagi

Rio masih terdiam ditempatnya, merasa bersalah pada Ify tapi rasa cemburunya membuat Rio menahan kakinya yang sempat ingin mengejar Ify

"lo keterlaluan banget sih Yo"bentak Agni yang kemudian langsung berlari menyusul Ify "Fy...Ify..tunggu.."

"bubar semua bubar"seru Cakka setengah berteriak sambil menatap garang ke arah penonton yang tak lain adalah murid-murid Harapan Bangsa "eh mak lampir, ngapain lo masih disini..?? Pergi lo"usir Cakka saat melihat Shilla yang masih setia disamping Rio, Shilla melengos

"dasar banci"cibirnya, kemudian bersiap meninggalkan Rio dan Cakka

Cakka menarik ujung rambut Shilla "apa lo bilang..??"

"adududuuhhh...Cakka sakit tau"Shilla meringis sambil berusaha melepaskan tarikan Cakka. Cakka menarik kuat sekali lagi

"makanya jangan asal nyeplos"ucap Cakka ketus sambil melepaskan tarikannya. Shilla melotot ke arah Cakka dan kemudian pergi meninggalkan Cakka dan Rio

"gue salah yah Kka..??"tanya Rio polos, Cakka cengo kemudian ia merangkul sohibnya itu

"lo emang salah, salah banget apalagi Ify sepupu gue"jawab Cakka gak nyambung. Ia menyeret Rio melangkah menuju kelasnya

"gak nyambung dodol"sahut Rio, Cakka nyengir

......

"Liv, satnite kita jadi kan yah pergi bareng..??"tanya Nova meminta kepastian, Oliv hanya mengangguk. Pandangannya terfokus pada Ray yang sedang berbicara dengan..huhhh Keke

'Keke lagi Keke lagi. Apa sih maunya tu anak..??'batin Oliv kesal. Wajar sih, dulu kan Deva juga pernah direbut sama Keke makanya sekarang pun Oliv takut kalau Ray kepincut sama Keke, yah dengan kata lain Keke berhasil merebut orang tersayang Oliv untuk yang kedua kalinya

"eh non, lo dengerin gue ngomong gak sih..??"tanya Nova kesal karna merasa dicuekin

"eh iya, apa Nov..?? Kenapa..??"

"hedehhh..udah deh lupain, mood gue ilang. Kerjain tuh tugas Bu Siti, ntar kalau tu guru masuk trus tugas lo belum selese bisa dihukum lo"suruh Nova ketika melihat buku tulis Oliv yang nyaris bersih

"emang lo udah selese..??"tanya Oliv, Nova mengangguk kecil. Oliv memasang senyum termanisnya dengan tampang yang dibuat-buat imut "gue liat dong"pinta Oliv sambil mengedip-ngedipkan matanya, Nova bergidik

"ihhh..jijay banget sih lo Liv"cibir Nova "nihh"Nova menyodorkaan bukunya kepada Oliv dan disambut gembira oleh Oliv

......

Ify memilih untuk menyendiri ditaman sekolah yang terletak disamping gedung olahraga. Dia gak mau kalau harus ketemu sama Rio lagi dikantin, apalagi kalau sampai satu meja seperti biasanya, terimakasih deh, pikir Ify

"ahelahhh..kenapa juga gue ngerasa kecewa banget sama sikap Rio semalem sih..?? Diakan anaknya emang nyebelin dan suka ingkar janji"gumam Ify kesal. Memang benarkan, Rio itu nyebelin tapi kalau soal ingkar janji...kayanya waktu itu adalah kali pertamanya Rio berjanji pada Ify

"eh dia kan baru sekali itu janji yah"Ify menggaruk-garuk tengkuknya "hahhh..tapi masa baru janji sekali aja udah ingkar...?? Apalagi nanti-nanti coba..??"tambahnya

"ishhh...kenapa juga gue mikirin cowo nyebelin kaya dia, gak tau terima kasih"Ify bersungut-sungut kesal. Sebenarnya ia hampir menangis saat mengingat ucapan Rio yang terdengar dingin tadi pagi. Awal mula Ify dan Rio saling mengenal, keduanya memang sudah sering bertengkar tapi Rio lebih sering bersikap cuek ketimbang dingin. Apa bedanya sih..??

Sebuah sentuhan halus dipundak Ify membuat Ify mendongakkan kepalanya yang sedari tadi ia simpan dikedua telapak tangannya

"Fy, lo tadi pagi berantem sama Rio yah..??"tanya nya, Ify hanya mengangguk kecil setelah menatap sekilas orang itu

Orang itu mengambil posisi duduk disebelah Ify "emang masalahnya apa sih..??"tanya nya

Ify menghela nafas sebentar, kemudian "huaaaa.....Rikoooo..Rio jahat...Rio jahattt"Ify meraung-raung sambil memukul kecil bahu Riko. Untung ditaman itu lagi sepi, cuma ada Riko dan Ify disana

"aduh..aduh Ify jangan nangis dong"Riko gelagapan, bingung mau ngapain "aduhh..Fy, jangan nangis yah..cup..cup..cup"Riko membujuk Ify, bukannya berhenti menangis Ify malah semakin terisak. Riko yang tambah bingung cuma bisa mengacak-acak kecil rambutnya sambil berjalan bolak-balik didepan Ify "oke..oke..lo boleh nangis, tapi gak pake teriak oke..??"Ify mengangguk "dan gak pake lama"tambah Riko, Ify melotot dan tersenyum kecut kearah Riko

"nyebelin lo"ujar Ify sambil menyeka air matanya

"nah gitu dong Fy, jangan nangis mulu. Sekarang lo cerita deh, kali aja gue bisa bantu"Ify menatap Riko sebentar, gak ada salahnya juga berbagi dengan Riko. Toh selama ini Riko pun tak pernah sungkan untuk berbagi dengan Ify

"arghhh..gue kesel Ko sama Rio, Rio tuh nyebelin..nyebelin..nyebelin.."Ify mencak-mencak. Posisinya yang tadi duduk berubah jadi berdiri dan dilanjutkan dengan lompatan-lompatan kecil

Riko menatap Ify aneh "emang dia kenapa..??"

"dia tuh..."Ify mulai menceritakan semua kejadian daritadi malam sampai pertengkarannya tadi pagi dengan Rio. Ia meremas-remas tangannya saat menyebut nama Rio, sudah kesal stadium akut tuh. Riko sampai geleng-geleng kepala melihatnya, sempat bergidik ngeri juga saat raut muka Ify berubah jadi ganas seperti 'Singa mencari mangsa'

"huaa....pokoknya dia nyebelinnnn"seru Ify keras sambil memukul-mukul lengan Riko

"woy..woyy..sadar woyy gue Riko bukan Rio"Riko menahan tangan Ify yang terus memukulinya, Ify nyengir "nafsu banget lo mukulin gue, kenapa gak mukul Rio nya langsung aja sana"sungut Riko sambil mengelus-elus lengannya

"ehehe..sakit yah..?? Sorry ya Ko, gue khilaf"Ify ikut-ikutan mengelus-elus lengan Riko yang menjadi korbannya

"gak jadi minta maaf..??"tanya Cakka pada Rio yang berdiri disebelahnya. Keduanya memang sudah berdiri disalah satu sudut taman sejak 10 menit yang lalu. Yahhh sempatlah melihat adegan 'pukul memukul' plus 'elus mengelus' Riko sama Ify

Rio menggeleng "ngga jadi, dia lagi asyik pacaran"jawab Rio melengos, lalu tanpa mengajak Cakka ia berlalu meninggalkan taman. Cakka berdecak kesal

"dasar anak muda zaman sekarang, gengsinya tinggi"cibir Cakka sok bijak

pukkk..."siapa yang gengsinya tinggi Kka..??"tanya Agni yang entah darimana asalnya kini sudah berada dibelakang Cakka. Cakka mengelus dada

"elah Ag, gak pake ngagetin juga kali"

"heeheee...eh Ify lagi asyik tuh kaya nya sama Riko, samperin yuk"ajak Agni yang bersiap menghampiri Ify, namun tangan Cakka menahan langkahnya

"gak usah, mending kita ke kantin aja nyamperin Rio, kayanya dia butuh temen"ajak Cakka -balik-, lalu menyeret tangan Agni untuk mengikutinya menuju kantin

......

"gue pesen dulu yah Kka"ucap Agni saat ia dan Cakka sudah berada dikantin, Cakka mengangguk dan berjalan menghampiri Rio yang tengah menyantap makanannya

"hei bro, enak banget lo makan gak bagi-bagi"sapa Cakka setelah menghempaskan tubuhnya disamping Rio. Rio menelan makanannya terlebih dahulu, kemudian menyedot es jeruk dihadapannya

"lo udah pesenkan..??"tanya Rio, Cakka mengangguk "nah, kalau gitu beres"Cakka cengo, masih gak ngeh dengan ucapan Rio barusan

"mangap aja kaya buaya, ntar dimasukin nyamuk lho Kka"tegur Agni sambil meletakkan baki berisi 2 mangkuk bakso dan 2 gelas es jeruk diatas meja, Cakka segera menutup mulutnya

"dia kan emang buaya Ag"ceplos Rio, Cakka melotot, Agni tertawa

"beuhhh..kompak amat lo ama dia Ag, lo kan lagi marah ama dia"ujar Cakka kesal sambil melirik Rio

"oh iya, gue kan lagi marah ya sama Rio, gue ralat deh, gue gak jadi ketawa"

"lo berdua aneh deh"

"lo tuh yang aneh"sahut Cakka dan Agni bersamaan

"lo tega banget sih Yo tadi pagi sama Ify"ujar Agni yang diangguki Cakka

"iya, sepupu gue tuh"

"gak nyambung"sahut Agni

"lha..emang gue salah gitu..?? Perasaan ngga"

Agni mendesah "hehhh..parah ni anak, jelasin Kka"

"lo bego atau gak pinter sih Yo, lo kan udah denger sendiri tadi dari mulut Ify gara-gara lo gak ngabarin Ify kalau lo mau dinner sama si nenek lampir itu, Ify jadi bolak-balik rumah dia, rumah Zahra, rumah dia, rumah elo trus ke rumah Zahra lagi"jelas Cakka dengan kata-kata yang berantakan tapi cukup bisa dimengerti

"ya habis..."Rio menggantung kalimatnya, masa ia dia bilang kalau dia kesal sama Ify gara-gara mergokin Ify berduaan sama Riko kemaren sore..?? Emang dia siapanya Ify..??

"habis apa..??"tanya Cakka, Agni hanya diam menanti lanjutan ucapan Rio

"sebenernya Riko sama Ify ada hubungan apa sih..??"Rio balik bertanya, Cakka dan Agni saling pandang

"setau gue cuman temen, ya kan Ag..??"

"iya tuh gak lebih. Ngapain lo nanya-nanya..??"

"soalnya kemaren gue sempet ngeliat mereka di....ahh ngapain si tuh cewe kemari"Rio urung melanjutkan ucapannya ketika melihat Shilla yang dengan langkah riangnya menghampiri Rio

"Riooooo"seru Shilla lebay. Kaya orang yang udah gak ketemu seabad aja, batin Agni dan Cakka kompak

"apaan sih Shill"Rio menggeliat, berusaha melepaskan tangan Shilla yang seperti biasa..bergelayut manja dilengan Rio

"iihh...Rio mah gitu, jahat banget sama gue"Shilla menggelembungkan pipinya, Cakka dan Agni malah cekikikan "oh iya, satnite kita jalan yukkk"ajaknya manja

"ehh..gak bisa gak bisa gak bisa"cegah Agni cepat, Shilla mendelik

"apa urusan lo..?? Gue ngajak Rio yah bukan cewe setengah jadi kaya lo"ucap Shilla ketus

"wahh gak bener nih, kalau udah berani ngata-ngatain Agni itu artinya lo berurusan sama gue"sambung Cakka sambil menyingsing lengan bajunya, kan udah pendek yah...

"apa lo dasar banci.."tantang Shilla mengejek

Tesss...satu helai rambut Shilla putus karna ditarik kasar sama Agni

"awww"

"ehh ini baru satu yah, lo mau gue cabutin sampe habis sekalian rambut lo yang sok bagus itu..??!!"ancam Agni, ia menatap tajam kearah Shilla

"preman banget sih lo"

"gak penting yah, yang penting gue peringatin sama lo jangan seenak jidat lo ngajak-ngajak Rio karna Rio udah punya acara sama kita"ujar Agni tegas, Shilla melengos

"cabut Ag"ajak Cakka, tak lupa ia menarik paksa tangan Rio. Ditempatnya, Shilla mencak-mencak dengan tampang sangat kesal

-----

Kelas Oliv pagi ini terdengar gaduh, setelah sebelumnya Bu Maya -guru matematika Oliv- mengumumkan nama pembagian kelompok. Suara Oliv tidak terdengar disana, hanya saja desahan keras nafas Oliv dapat tertangkap telingan Nova yang mengerti akan maksud desahan nafas tersebut

Tak...tak..takkk suara penggaris kayu yang cukup keras itu membungkam mulut seluruh penghuni kelas ini "tenang semua..tenang, keputusan Ibu tidak dapat diganggu gugat dan Ibu harap kalian semua bisa bekerja sama dengan baik"ujar Bu Maya tegas, sambil menatap tajam seluruh muridnya. Semua mengangguk pasrah, mau bagaimana lagi..?? Protes pun percuma karna pasti Bu Maya tidak akan mengubah apa yang sudah ditentukannya

"tugas harus dikumpulkan minggu depan"lanjut Bu Maya "baiklah, saya rasa untuk hari ini cukup sampai jumpa dilain kesempatan"pamit Bu Maya setelah itu. Kelas kembali gaduh, banyak yang mem-protes keputusan sepihak Bu Maya salah satunya Oliv yang mau tak mau, rela tak rela, ikhlas tak ikhlas, ridho tak ridho harus satu kelompok dengan Keke, orang yang sampai detik ini masih dianggap musuh oleh Oliv. Belum lagi dikelompok ini mereka juga akan
dipertemukan dengan Ray, yah meskipun ada Nyopon juga sih selain Ray.

Kelas mulai sepi karna memang sedang jam istirahat, hanya tersisa beberapa murid yang sepertinya sedang membahas mengenai tugas Bu Maya tadi.

Nova mengelus-elus pundak Oliv "nyantai aja lagi neng, semua pasti baik-baik aja kok"hiburnya, Oliv melengos

"gak nyambung"

"ya disambung-sambungin ajalah, biar nyambung"Nova mencoba mencairkan suasana dengan lawakan garingnya

"gak lucu"

"dilucu-lucuin dong kaya gue"sahut Nova narsis. Tukkk...ujung pulpen Oliv mencium mesra kepala Nova

"hiuhhh..lo sih enak Nov, sekelompok ama Lintar trus Acha sama Ozy yang jelas-jelas udah pacaran. Jadi gak bakalan mungkin deh pangeran lo direbut Acha"ujar Oliv asal, Nova melotot

"apa lo kata..?? Pangeran..?? Idihhh"Nova menggidikkan bahunya jijik, padahal dalam hati...??

"kenapa lo..??? Gak terima sekelompok sama gue..??"tanya Lintar yang ninbrung tiba-tiba, Nova tersenyum kikuk dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Entah kenapa semenjak ia dihukum oleh Pak Dave berdua dengan Lintar sampai dengan kejadian tadi malam saat Lintar mengantarnya pulang, Nova suka merasa salah tingkah dan mendadak kagok saat berhadapan dengan Lintar

"hei Liv, ntar kita ngerjain tugas Bu Maya dirumah siapa..??"tanya seseorang -yang entah bagaimana ceritanya sudah mengerubungi meja Oliv- ramah. Huhhh dari suaranya Oliv sudah bisa menebak kalau itu suara....Keke

"dirumah siapa aja boleh"jawab Oliv datar. Keke tersenyum masam, ia mengerti dengan sikap Oliv saat ini. Salahnya memang karna dulu nekat menjalin hubungan dengan Deva yang jelas-jelas masih berstatus sebagai kekasih Oliv, sahabatnya sejak SD

"dirumah lo aja deh Liv kan stragtegis, dari rumah kita bertiga gak begitu jauh"saran Nyopon yang lagi-lagi entah bagaimana caranya sudah ada didepan Oliv. Oliv tersenyum dan mengangguk kecil

"mau bareng gak Ke..??"tawar Ray dan Nyopon bersamaan. Oliv dongkol, sebel..kalau yang nawarin cuman Nyopon doang sih gak masalah, lha ini Ray ikut-ikutan

"ya udah elo aja deh Pon yang barengan Keke"ujar Ray cepat, Nyopon memandang Keke dengan tatapan berharap

"eumm....eummm aduhh sorry nih Pon, bukannya gue gak mau tapikan kalau lo harus ngejemput gue kejauhan jadi gue sama Ray aja yah"ujar Keke tak enak hati, Oliv melengos

'mulai deh mulai, rebut aja semua'dumel Oliv dalam hati

Ray bingung, mau maksa Keke bareng Nyopon ntar dikira gak mau nebengin tapi kalau dia meng-iya-kan keputusan Keke, dia gak enak hati sama Nyopon. Yahhh..secara Ray tau kalau Nyopon ada hati sama Keke. Terlebih lagi dengan Oliv, bisa-bisa Oliv cemburu atau Ray nya aja yang terlalu ke GR-an..?? Alhasil Ray cuman bisa menatap penuh maaf kepada Nyopon sambil menggaruk-garuk rambut gondrongnya, kemudian sedikit melirik kearah Oliv yang terlihat masa bodo'

"ya udah sih gak papa"jawab Nyopon dengan berat hati, ia tersenyum masam kepada Ray

"dateng kerumah gue besok sore jam 3"ujar Oliv datar sambil berlalu pergi menuju kantin sendiri, disusul Nyopon yang juga melangkah keluar kelas. Nova yang sadar sudah ditinggal langsung berdiri dan mengejar Oliv

"minggir woy"

Lintar menyingkir karna memang posisinya saat itu menghalangi jalan Nova

"alamat masalah baru nih bro"ujar Lintar sambil melingkarkan tangannya dipundak Ray. Ray menghembuskan nafas berat

"emang kenapa..??"tanya Keke yang memang tidak tahu menahu, Ray dan Lintar saling pandang kemudian kompak menggeleng

-----

Suasana di ruang OSIS siang ini terasa berbeda dari biasanya. Lebih hening dan membosankan. Apalagi penyebabnya kalau bukan pertengkaran antara Rio dan Ify tadi pagi. Sebenarnya Ify malas sekali mengikuti rapat siang ini, tapi daripada disebut gak profesional, makanya Ify tetap mengikuti rapat

"hemmm..jadi udah ngertikan maksud gue"ujar Rio yang baru saja menjelaskan tentang dekorasi acara pensi tahun ini

"ngerti dong Yo"sahut Shilla semangat, Riko hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti sedangkan Ify...dia justru terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu

pletakk...sebuah pulpen mendarat bebas dikepala Ify

"awww"Ify meringis kecil sambil memegangi bagian kiri kepalanya. Ia menatap tajam kearah Rio, orang yang melemparnya dengan pulpen

"eh maksud lo apa, pake nimpuk gue segala"bentak Ify tak terima

"makanya kalau rapat jangan ngelamun dong"ucap Shilla sinis

"eh gue gak ngomong sama lo ya nenek lampir"ucap Ify kesal, Shilla mendelik tak terima dengan sebutan 'nenek lampir' dari Ify itu

"udahlah Fy, lo emang salah. Ngapain juga lo pake gak merhatiin gue..?? Gue tadi lagi ngejelasin tau"sahut Rio cepat "waktu kita gak banyak lagi, bentar lagi ujian. kalau lo gak mau ikut rapat mending lo pulang daritadi"sambungnya

Ify semakin dongkol, baginya dua makhluk berbeda jenis itu benar-benar menyebalkan "terus..terus aja lo salahin gue"Ify membereskan peralatan tulisnya "asal lo tau yah, gue awalnya emang gak niat ngikutin rapat karna ada lo"Ify menunjuk Rio "tapi gue nyoba nyingkirin dulu perasaan kesel gue ke elo karna gue mau profesional"sambungnya kemudian meraih tas slempangnya dan berdiri meninggalkan ruang rapat "nyebelin lo"ucap Ify ketika melewati Rio. Shilla yang melihat Rio-Ify saling melemparkan tatapan benci tersenyum sinis

'hahahaa..siap-siap aja lo Fy, Rio bakalan jadi milik gue, Shilla'batinnya PD

"eh Fy..lo mau pulang ama siapa..?? Fy..."Riko berteriak-teriak memanggil Ify. Rio menatap cemburu ke arah Riko, yang ditatap sih gak nyadar malah sibuk mencak-mencak gak jelas

'ahh Ify rese nih, katanya mau ngebantuin gue mulai hari ini'batin Riko ngedumel

"arghhh...rapat selesai"Rio menyambar ranselnya dan keluar dari ruang OSIS. Shilla yang tadinya asyik ngaca langsung gelagapan membereskan perlatan tulisnya

"eh eh eh Rio....Rio....tungguin gue"teriak Shilla yang mulai berlari mengejar Rio

"huhhh..apes deh gue...apes..apess, udah Ify balik duluan eh Shilla malah ngejar Rio...huhh"Riko mendengus kesal

-----

Ify mengayun-ayunkan kedua kakinya sambil menunggu bus, taksi, angkot atau kendaraan apa sajalah yang bisa mengantarkannya pulang

"hemm..coba aja tadi gue langsung nyeret Riko, dianterin deh pasti"gumam Ify, ia terus clingukan mencari-cari angkutan umum yang tak kunjung datang

Sebuah mobil yang sangat dikenal Ify menepi persis tepat disamping Ify. Pengemudi mobil tersebut menurunkan kaca mobilnya, lantas tersenyum. Ify membalas senyum si pengemudi itu dengan kikuk, bangettttt

"sendiri Fy..??"tanya nya, Ify mengangguk kikuk -lagi- "boleh gue anter..?? Udah sore nih, gak baik cewe pulang sore, sendirian lagi"tambahnya, tetap tersenyum

Ify tertawa kecil "ehehe..ada-ada aja, yang sering gue denger tuh cewe gak baik pulang malem, apalagi sendirian"ralat Ify, pria itu hanya tersenyum

"so..boleh ngga gue nganter lo..??"tanya nya sekali lagi, berharap Ify mau menerima ajakannya kali ini

Ify melirik jam tangannya, sebenarnya Ify mau langsung menerima ajakan pria tersebut mengingat hari yang memang sudah beranjak sore namun ia ingin berlagak sok jual mahal dulu.....

"emmm..boleh deh"putus Ify akhirnya, pria itu tersenyum senang. Sudah lama, semenjak setahun yang lalu ia tidak lagi bisa bertemu dengan Ify akhirnya hari ini ia bisa kembali bertemu dengan gadis itu, pulang bareng lagi...batinnya senang

Pria itu segera turun dan berputar kearah pintu bagian kiri dan segera membukakannya untuk Ify. Setelah dipersilahkan dengan gaya bak pangeran menyuruh tuan putrinya masuk, Ify menghempaskan tubuhnya dikursi penumpang depan, sebelah pengemudi.
Lagi-lagi pria itu tersenyum, mungkin ini awal yang baik untuk memulai semuanya dari awal kembali, batinnya mantap. Setelah siap dengan sabuk pengaman yang melingkari tubuhnya, pria itu segera menginjak pedal gas dan melesatkan mobilnya.

Persis dibelakang mobil tersebut, ada sebuah mobil dengan seorang pengendara yang tak lain adalah Rio. Dari nomer plat mobil didepannya, Rio sangat mengetahui siapa pengemudi mobil tersebut

"argghhhh...kemaren Riko sekarang dia....ishhh banyak banget sih halangannya"Rio memukul keras stir mobilnya

-----

Riko bersiul-siul menyusuri koridor kelas dengan tangan kanan sibuk menekan keypad handphonenya. Saat ini ia sedang mengirimkan banyak sms berisi 'protes' kepada Ify. Siulan Riko terhenti ketika melihat seorang gadis berambut panjang yang terduduk dipos satpam. Meskipun dari jauh Riko sudah bisa menebak siapa gadis itu dan bagaiman ekspresi gadis itu saat ini.
Riko segera menuju parkiran, dengan cepat distarternya kendaraan pribadi miliknya itu dan melajukannya kearah pos satpam, lebih tepatnya menghampiri gadis tersebut

"Shill..."tegur Riko, namun tak ada sahutan. Yang terdengar hanya suara yang berupa....eumm sepertinya isakan kecil. Shilla menangis..??
Riko segera turun dari skutermaticnya dan menghampiri Shilla. Ia membungkukkan badannya, mencoba mensejajarkan dengan posisi Shilla yang tengah duduk menunduk dengan menyembunyikan wajahnya ditelapak tangannya.
Dengan sedikit ragu Riko mengarahkan tangannya menyentuh pundak Shilla. Secara pelan diusapnya pundak gadis yang -mungkin- tengah menangis itu

"Shill..lo gak papakan..??"tanya Riko cemas, ia dapat merasakan pundak Shilla yang bergerak naik turun "Shill...lo kenapa..??"tanya Riko lebih lembut, Shilla mulai mengangkat wajahnya. Sedetik kemudian ia langsung menghambur kepelukan Riko, Riko yang belum siap mendapat serangan dadakan seperti itu hampir terjungkal kebelakang. Mendadak Riko merasakan degup jantungnya menjadi cepat, nafasnya memburu, deg-deg-an setengah mati

"hiks..hiks...gue..gu..gue takut"ucap Shilla terisak "Rio ninggalin gue, dia balik sendiri"

"emmm..ya udah, em aduhh gimana yah"Riko menggaruk-garuk belakang kepalanya. Mau ngajakin pulang bareng takut ditolak, secara dia tau banget Shilla gak pernah naik motor. Inget dan catet, gak pernah. Shilla kemana-mana selalu naik mobil kalau gak sama papahnya, supirnya, ya Rio. Tapi kalau gak ngajakin masa iya langsung pergi ninggalin Shilla sendirian..?? Kan gak lucu...

"gue pengen pulang"pinta Shilla lirih, ia sudah berhenti menangis

"lo mau bareng gue..?? Tapi gue naik motor sih..??"ajak Riko takut-takut "ehh tapi kalau lo gak mau juga gak papa kok, gue maklum sih lo kan terbiasa naik mobil...ehehe"sambung Riko cepat disertai sebuah cengiran. Shilla menghapus air matanya, kemudian berdiri. Riko ikut berdiri seperti Shilla

"lo marah yah Shill..?? Lo mau kemana..??"tanya Riko saat Shilla berjalan mendahuluinya. Shilla berbalik dan mendengus sebal

"kan tadi lo ngajakin gue pulang bareng, gimana sih"Shilla melipat kedua tangannya didepan dada. Riko cengo dengan jawaban Shilla yang berarti dia menerima ajakan Riko. Cepat-cepat Riko menghampiri Shilla dan mengambil motornya kembali

"ayo naik"ajak Riko semangat, Shilla mencoba naik dengan hati-hati tapi susah. Ya ialah..diakan pake rok, ngapain coba milih duduk ngangkang..?? Ya susahlah

"ahhh..susah Ko"

"gak usah ngangkang Shill, duduk cewe aja"ujar Riko, Shilla menurut. Ia merubah posisi duduknya dan tanpa permisi ia langsung melingkarkan tangan kanannya dipinggang Riko. Untuk kedua kalinya, degup jantung Riko kembali berdetak dengan cepat, malah rasanya Riko pengen pingsan ditempat saat ini juga

Shilla memukul pelan pundak Riko dengan tangan kirinya "eh Ko, lo jangan ngelamun. Kapan nganterin gue baliknya..??"ujar Shilla mengagetkan. Riko tersadar, tanpa bicara ia segera menstarter motornya dan melajukannya meninggalkan sekolah

-----

Matahari pagi ini terlihat sangat cerah. Membangkitkan semangat setiap insan manusia dalam memulai harinya. Agni yang sudah standby diruang tamu langsung menghampiri Ray yang baru saja keluar dari kamarnya. Agni memang sengaja datang ke rumah Ray -yang masih sepupunya itu- pagi ini. Katanya sih minta dianterin kerumah Ify. Dan begitu melihat kemunculan batang hidung Ray, Agni segera menyeret sepupu laki-lakinya itu tanpa memikirkan apakah orang yang diseretnya itu sudah sarapan atau belum

"ahelahh...lelet banget sih lo bawa motor, ngebut dong Ray ngebut"seru Agni setengah berteriak. Agni sebal dengan cara Ray yang membawa motor dengan pelan, padahal Agni lagi buru-buru banget

"bawel lo, lo sadar gak sih gara-gara lo gue gak sarapan pagi"Ray menggerutu sebal

"hiuhh..sorry deh, ntar gue beliin lo sarapan dikantin sekolah, udah tambahin kecepatannya"suruh Agni, Ray yang sudah malas berdebat dengan Agni langsung menambahkan kecepatan motornya

Ckitttttt....Ray melakukan aksi rem mendadak begitu sampai didepan rumah Ify. Membuat Agni terlempar kedepan dan menubruk punggung Ray

"hehhh...lo mau bikin gue celaka..??"Ray nyengir, ia memang sengaja melakukannya karna ia ingin balas dendam dengan Agni

"nyengir lo jelek"ejek Agni sambil merapikan rambutnya yang berantakan "buruan turun"suruhnya, Ray mengangkat sebelah alisnya

"Ify pasti lagi sarapan, makanya lo ikut masuk gue jamin lo bakalan dikasih sarapan sama dia"jelas Agni yang mengerti dengan tatapan bingung Ray "malah diem, ayoooo"Agni menarik tangan Ray memasuki rumah Ify yang memang tidak dikunci

"hei semua....selamat pagi"sapa Agni semangat dengan senyum ceria, disebelahnya Ray menggerutu kesal

"eh hai..pagi Ag"balas Ify kemudian ia meneguk susunya. Agni masih tetap menarik tangan Ray menuju meja makan dan bergabung dengan Ify dan Oliv

"eh ada Agni, tumben"Agni menoleh setelah mendengar sapaan tadi, senyumnya merekah lebih lebar

"ehehe..iya nih ada perlu sama Ify. Lo sendiri tumben disini..??"

"Ify minta nebeng kesekolah"

"eh Ray diem aja lo. Sakit gigi..??"tanya Ify, Ray tersenyum dan menggeleng kecil

"Ray belum sarapan Fy"celetuk Agni yang dihadiahi sebuah toyoran dari Ray

"bikin malu lo"bisik Ray kepada Agni

"oh..kalau gitu sarapan bareng aja Ray, gak usah sungkan, lo juga Ag"ajak Ify, ia menyodorkan sepiring nasi goreng ke arah Ray

"udah makan aja"ujar Agni "eh Fy lo udahan kan, kita ke sekolahnya sekarang aja deh"ajak Agni kemudian ia menoleh ke arah Cakka "gue ikut nebeng gak papakan Kka..??"tanya Agni

Cakka mengangguk semangat "ya ialah boleh, yuk"

"eh kak gue belum selese sarapannya"cegah Oliv begitu melihat Ify yang mulai beranjak dari duduknya

"elo barengan Ray aja yah Liv, tenang dia udah jinak kok"ujar Agni, Ray memutar bola matanya kesal. Hari ini Agni sukses membuat Ray kesal habis-habisan. Agni hanya tersenyum menggoda dan melangkah keluar rumah diiringi Cakka dan Ify

Oliv menatap Ray bingung, antar mau atau ngga. Ntar dianya mau eh Ray nya malah gak mau

"boleh Ray..??"tanya Oliv pelan tapi cukup nyaring buat Ray

"bo..boleh kok Liv, boleh..boleh banget"jawab Ray senang. Oliv jadi GR, sebegitu bahagianya kah Ray karna bisa sekolah bareng dia..??

"thanks"Oliv kembali menyantap rotinya dalam diam. Mau ngomong, gak tau apa yang mau dibahas. Lagian yang lagi sama dia Ray bukan Ify...

"Liv gue minta maaf"Ray membuka suara, Oliv membatalkan niatnya yang ingin minum dan beralih menatap Ray dengan satu alis terangkat

"buat..??"

Ray menggaruk-garuk kepalanya "hemm..ya gue gak tau sih apa gue punya salah atau ngga sama lo tapi gue rasa akhir-akhir hubungan kita mulai menja...uh"Ray menghentikan ucapannya. Barusan dia bilang apa...?? Hubungan kita..?? Mulai menjauh..?? Kok kesannya dia lagi bicara sama pacarnya sih..??

"emm maksud gue ya hubungan pertemanan kita merenggang, jadi canggung gitu"tambah Ray cepat, Oliv tersenyum kecil. Yahhh....bukan cuma Ray yang merasa seperti itu, Oliv juga. Malah Oliv sangat bingung, gakda angin gakda hujan hubungannya sama Ray malah seperti berjarak -padahal Oliv nya aja sih yang belum sadar apa penyebabnya- sedangkan Lintar sama Nova justru kebalikannya dari mereka. Ehh kok malah ngomongin Lintar sama Nova sih..

"iya Ray, gue juga ngerasanya gitu"sahut Oliv "lagian lo aneh sih, pulang-pulang dari nemenin gue ketemuan sama Deva elo malah jadi diemmm aja... Gue kan bingung"sambung Oliv yang mulai mencoba bersikap seperti biasa

Ray nyengir "ehehe..soal itu, lupain aja yah"ujar Ray, lebih seperti meminta

-----

"Fy mana buku sejarah lo..??"tanya Agni begitu sampai dikelas. Alasannya datang lebih pagi dan menjemput Ify terlebih dahulu adalah karena dia belum menyelesaikan tugas sejarahnya. Dan Agni tahu betul kalau Ify pasti sudah selesai, makanya Agni meminjam atau lebih tepatnya ingin mencontek tugas milik Ify

Ify menyodorkan buku bersampul coklat miliknya kepada Agni "nih...kerjaiin buruan, ntar keburu bel lagi"Agni tak menjawab, ia hanya mengacungkan salah satu jempolnya kepada Ify

-----

"jadi ceritanya lo cemburu nih"goda Cakka, Rio hanya tersenyum, senyum yang menurut Cakka mengartikan iya "asikk dahhh..Rio jatuh cinta sama sepupu gue"Cakka histeris sendiri

Rio menoyor kepala Cakka "idihh..lo gitu amat sih Kka"

"biarin"

"eh tapi beneran deh Kka, gue rasa Ify ama Riko ada something gitu"

"ahelahhh...lo mikir pake logika deh Ify ama Riko baru deket 3 minggu terakhir ini masa iya mereka langsung ada something..."

"lo lupa sama istilah fall in love at first sight"potong Rio

"kaga, tapi gue tau Ify banget dia bukan tipe cewe yang gampang jatuh cinta nih ya selama dia hidup yang gue tau dia baru sekali jatuh cinta dan sekali pacaran"jelas Cakka tiba-tiba Rio teringat saat Ify dijemput oleh seseorang yang cukup dikenalnya kemaren

"pacarnya cowo..??"

Cakka menoyor Rio "ya ialah cowo masa iya cewe"sahut Cakka "eh ralat yah mantan bukan pacar"sambungnya

"ehh sarap, gue belum selese ngomong. Maksud gue, pacarnya eh mantannya itu cowo agak tinggi, emm item manis tapi jauh lebih manisan gue"

"iya mantannya Ify tuh cowo agak tinggi, emm item manis tapi jauh lebih manisan elo.."sahut Cakka menggantung, Rio tersenyum "katanya elo sih gitu kalau kata Ify mah manisan mantannya kali"lanjut Cakka mengejek, Rio manyun lalu menoyor pelan kepala Cakka

"namanya siapa..??"tanya Rio, sekedar memastikan kalau orang yang dimaksud Cakka 'mantannya Ify' itu adalah orang yang kemaren menjemput Ify

"namanya..."

tettt..tettttt...bel tanda masuk berbunyi, membuat ucapan Cakka terpotong. Mau tidak mau Cakka dan Rio menghentikan obrolan mereka dan masuk kedalam kelas

-----

Ify menadahkan tangannya dibawah rintik hujan, disampingnya Agni hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Ify yang kaya anak kecil itu

"kaya anak kecil lo Fy"ejek Agni, Ify memeletkan lidahnya

"biarin. Ujan pas jam istirahat gini kan jarang Ag, makanya pengen gue nikmatin"

"apa kata lo aja dah"sahut Agni malas, ngantuk juga sih. Bagi Agni hujan-hujan kaya gini emang enaknya tidur sambil nonton tv, emang bisa...??

"hoammhhhh...ngantuk deh gue"ujar Agni dengan mata merem melek

"tidur sono"

"kaga ada kasur"

"tik...tik...tik..."Ify bernyanyi sambil memandangi rintik hujan didepannya

"bunyi hujan diatas genting"sambung Agni asal, Ify menoleh kesal kearah Agni. Dia kan mau nyanyi lagunya kotak, kenapa nyambungnya ke lagu yang itu

"ehh bukan itu terusannya"ralat Ify kesal, Agni hanya menatap Ify dengan tatapan bermakna -emang terusannya apaan..??- "terusanya tuh tik..tik...tik bunyi hu..."Ify menghentikan senandungnya, ia menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya "aduhh..kok gue mendadak amnesia gini yah"

"huhh..lo sendiri aja gak tau"Agni mencibir "eh tapi perasaan dari TK gue diajarinnya gitu kok Fy"sambung Agni mengingat-ingat. Ingatannya memang benar kalau lagu yang dimaksud Ify adalah lagu anak-anak tapi kan yang dimaksud Ify lain yang itu

"itu lagu zaman kita kecil kali Ag, yang gue maksud tuh yang lagunya kotak"sahut Ify "hemm...tik..tik.."

"waktu berdetik tak mungkin bisa ku hentikan"sambung seseorang yang datang tiba-tiba. Ify dan Agni menoleh, keduanya kaget dengan kehadiran orang tersebut. Dengan pandangan lurus kedepan, tangan dikantong, kalau kata Ify sih 'sok cool'. Orang itu kembali menyambung lagu tersebut "mau mu jadi mauku pahit pun itu ku tersenyum"sambungnya lagi. Dan ia terus bernyanyi diiringi petikan gitar seseorang yang juga datang bersamanya. Benar....orang tersebut adalah Rio yang 'gakda hujan gakda angin' langsung nerusin potongan lagu yang belum selesai Ify nyanyikan tadi. Cakka yang mengiringi nyanyian Rio senyum-senyum menatap Agni yang kebetulan duduk disebelahnya, sebetulnya sih Cakka yang mendudukkan dirinya disebelah Agni. Agni yang emang dasarnya udah ngantuk jadi semakin ngantuk dan pukkkk...kepalanya jatuh dipundak Cakka. Membuat petikan gitar Cakka berhenti

"kamu tak bisa bayanggg...."Rio yang lagi asyik nyanyi dan Ify yang lagi asyik menikmati suara merdu Rio menoleh menatap Cakka. Cakka hanya tersenyum dan mengisyaratkan dengan matanya agar Rio dan Ify melihat Agni

Ify geleng-geleng kepala, dia pikir Agni tadi bercanda kalau dia ngantuk eh gak taunya "jiahhh..tu anak beneran tidur"

"nih Yo"Cakka menyodorkan gitar yang dipegangnya kepada Rio dengan hati-hati, entar kalau gak hati-hati Agninya bangun lagi

Rio menerima gitar tersebut dengan kening berkerut "maksudnya..??"

"Fy..Fy..tolong pegangin bentar Fy"suruh Cakka kepada Ify dan mengabaikan pertanyaan Rio sebentar. Ify berpindah kesebelah Agni dan memegangi kepala Agni "gue mau ngebawa Agni ke UKS dulu, kasian ntar kepalanya bengkok"sambung Cakka asal. Ia berjongkok dan langsung mengangkat Agni untuk dibawa ke UKS

"jangan macem-macem sama anak orang Kka"seru Ify, Cakka tidak menoleh ia hanya mengangguk dan tetap terus berjalan meninggalkan Ify dan Rio berdua. Hahh...!! Berdua..?? Mereka kan lagi berantem...

Hening. Baik Ify mau pun Rio sama-sama tak bersuara, keduanya pun sepertinya tak berniat pergi dari tempat mereka saat ini. Ify terus memainkan air hujan yang ditampungnya dengan tangan

'ngapain coba ni anak disini, pergi kek..huhh' batin Ify sambil sesekali melirik Rio

'minta maaf, ngga. Minta maaf, ngga. Minta maaf...aahh gue bingung'Rio mengacak-acak rambutnya, bingung.
Makin lama makin hening, kayanya sudah lebih dari 20 menit yang terdengar hanya suara rintik hujan

Ify melirik jam tangannya "ebusett udah jam segini aja"seru Ify kaget, ia langsung berdiri. Rio yang melihat Ify berdiri, bingung. Antara mau nanya sama ngga, tapi akhirnya Rio memilih untuk menegur Ify

"mau kemana..??"tanya nya datar, tanpa menoleh. Ify melirik Rio sebentar

'ahelah, niat negor gak sih ni orang' pikir Ify

"udah bel, gue mau ke kelas"jawab Ify tak kalah datar

"jam pelajaran Bu Ira hari ini lagi kosong"

"ohh"

"Fy.."

"hemmm"

Rio berdiri dan berjalan selangkah menghadap Ify "gue mau minta maaf"ucapnya tulus, alis Ify terangkat

"kesambet jin mana lo..??"

"gue serius, gue tau gue salah. Gak semestinya gue marah sama lo, gue bukan siapa-siapa lo jadi gue gak berhak cemburu kalau lo jadian sama Rik...upss"Rio menutup mulutnya, baru sadar kalau dia udah ngomong panjang lebar, pake keceplosan segala lagi.
Ify menatap heran kearah Rio

"bentar..bentar..gue gak ngerti sama maksud lo deh..bisa lo jelasin ulang..??"pinta Ify. Sebenarnya dia denger sih apa yang Rio bilang tapi dia ragu-ragu dan butuh kepastian...

"eh itu anu..emm maksud gue tuh..emm gue"

"Riooooo...."teriak Shilla dari kejauhan, Rio dan Ify kompak menoleh. Shilla yang tadinya tersenyum mendadak berubah ekspresi, dia memandang kesal ke arah Ify. Tapi sedetik kemudian dia langsung melambai-lambaikan tangannya kepada Rio. Rio melengos

"ngapain lo disini....??"tanya Rio to the point, Shilla nyengir

"tadi pas gue mau ke toilet gue liat kelas lo rusuh banget, eh gak taunya lagi jam kosong yah...??"tanya Shilla, Rio mengangguk malas

"emm lo sendiri ngapain disini..??"tanya Shilla -lagi- "sama dia lagi"sambungnya sambil menatap sinis Ify, Ify mencibir pelan

"bukan urusan lo"jawab Rio se adanya "emm..Fy, ntar kita ngobrol lagi yah. Sekali lagi gue minta maaf"sambung Rio sambil menatap Ify, bibirnya tersenyum manis. Ify mengangguk dan membalas senyum Rio

"oke..gue duluan deh"pamit Ify segera meninggalkan Shilla dan Rio berdua

"Yo, ntar siang kita gak rapatkan..??"tanya Shilla

"hemm"

"kita jalan yuk"

"males"

"ayolah Yo, udah lama kita gak jalan bareng"bujuk Shilla

"gue males Shilla..!! Please deh jangan maksa gue"tolak Rio tegas

"gue gak mau tau pokoknya lo harus nemenin gue jalan ntar siang, kalau ngga gue bakalan telpon bokap lo dan...."

"oke..oke..gue mau. Puas lo...???!!"potong Rio cepat, malas rasanya mendengar ucapan Shilla yang dikit-dikit maksa, dikit-dikit ngadu, dikit-dikit ngancem, nyebelin banget...
Rio langsung pergi meninggalkan Shilla setelah menerima ajakan Shilla tadi, terpaksa tapi kalau aja Shilla gak pake ngancem mana mau Rio pergi sama dia. Masih ditempatnya Shilla tersenyum penuh kemenangan

......

Jreng....
"aku...ada...karna kau pun ada..dengan..cin.."Cakka menghentikan senandung dan petikan gitarnya ketika melihat Agni yang terbangun dan menggeliat kecil

"eh udah bangun lo Ag..??"tanya Cakka

"gimana gak bangun, lo pake nyanyi segala mana suara lo ancur banget lagi"

Cakka melempar topi yang dipakainya dan tukkk..tepat menabrak jidat mulus Agni "asal aja kalau ngomong, suara sekeren gue lo bilang ancur..??"Agni mengangguk cepat "budek tuh kuping lo"sambung Cakka

"sialan lo, eh kok lo gak ke kelas sih..?? Ify mana lagi nih..?? Nah lho, kok gue bisa ada disini sih..?? Sama lo doang lagi"cerocos Agni sambil clingukan mencari sosok lain selain Cakka

"telat banget lo nanya gitu"

"gue nanya dijawab Cakka"

"Bu Ira gak masuk neng, nah soal lo yang ada disini, emang lo lupa kalau lo tadi ketiduran dipundak gue Agni, dipundak gue..oh my God"jelas Cakka dengan gaya lebay sambil nunjuk-nunjuk pundaknya "nah berhubung gue cowo yang baik jadi gue gendong aja lo kesini trus gue tinggal deh tuh si Ify berdua sama Ri....o"Cakka diam, Agni diam. Cakka merasa ada sesuatu yang aneh saat dia bilang 'Ify berdua sama Rio.
Agni dan Cakka saling pandang sedetik kemudian keduanya langsung berseru

"Ify..."

"Rio..."seru Agni dan Cakka bersamaan sambil bergegas menyusul Rio dan Ify. Mereka baru ingat kalau Rio dan Ify kan masih dalam masa bertengkar, ntar yang ada dua anak manusia itu ribut lagi

======

0 komentar:

Posting Komentar