Sabtu, 18 Juni 2011

"_With Love Part 15_"

Part 15

:: Spesial RiFy vs CaGni::


Sedari tadi Ify tidak henti-hentinya menggerutu kesal pada Rio. Pasalnya, rencana hang out bersama dimalam minggu ini bisa dikatakan nyaris gagal. Meskipun gak gagal-gagal banget sih, tapi buat Ify tetep aja ini jauh dari ‎yang diharapkan. Rencananya malam minggu ini Ify tidak hanya pergi bersama Rio, tapi juga dengan Agni dan Cakka. Namun karna suatu hal Agni membatalkan niatnya, Cakka ‎yang tahu Agni batal ikut memilih untuk tetap dirumah saja. Berhubung Rio sudah terlanjur menjemput Ify, mau tidak mau Ify harus pergi -karna dipaksa Rio- bersama Rio.
Selain itu tempat ‎‎yang dipilih Rio untuk menghabiskan malam minggu ini menurut Ify salah, eumm sangat salah malah -menurut Ify-. Eh tapi....kenapa Rio yang disalahkan..??

"Yo..kita pergi aja deh dari sini"ajak Ify ‎‎yang merasa risih, Rio yang tadinya asyik memainkan ponselnya mendongak

"Emang kenapa sih..??"tanya Rio malas

"Demi apadeh Yo, menurut gue ini tuh tempat ‎yang salah buat malam minggu kita"

"Apanya yang salah..??"

"Iihhh..lo perhatiin deh"Ify menarik tangan Rio ‎yang masih asyik menekan tombol-tombol dihandphonenya "nih yah, sejauh mata memandang yang gue liat orang pacarannnn semuaaa"Rio mengedarkan pandangannya

"Terus..."

"Gue risih Mario..."

"Alasannya..??"

"Please deh Mario, semua orang di taman ini tuh pada pacaran, sedangkan kita..kita kan cuman temenan"

"Cuman itu..??"Tanya Rio, Ify mengangguk

"Ya udah kalau gitu kita pacaran aja biar sama kaya mereka"ceplos Rio santai, sebenarnya sih gak sadar juga

Ify memutar bola matanya "maksud lo.."

"Hahh..ngga..ngga lupain"Rio gelagapan, ia mengelak dengan mengibas-ngibaskan kedua tangannya didepan Ify " sorry tadi asal ngomong"Rio nyengir

Ify menghela nafas "ya udah, kita pergi aja deh Yo, sumpah gue risih banget"ajak Ify serius, dia benar-benar merasa risih berada di taman ‎yang dipenuhi dengan muda mudi ‎yang sedang pacaran ini. Seakan taman milik berdua, mereka bebas melakukan ‎apa saja tanpa memperdulikan orang disekitar mereka....aduhhh berat amat kata-katanya

Rio menyimpan handphonenya kedalam saku celananya. Kemudian tanpa permisi terlebih dahulu, ia langsung menggandeng tangan Ify menuju mobilnya ‎yang terparkir diluar taman

-----

Agni menenggelamkan kedua kakinya dikolam renang samping rumahnya. Dengan wajah ‎cemberut, Agni mengumpat kesal atas perintah Alvin ‎yang tidak mengizinkannya pergi malam ini. Alasannya sepele, cuma karna tadi sore Agni kehujanan, Agni mendadak demam. Alvin ‎‎‎yang aslinya memang parno-an, akhirnya menyuruh Agni untuk beristirahat dirumah dan tidak memperbolehkannya untuk keluar rumah malam ini

"Dasar kak Alvin nyebelin, baru demam sedikit aja lebay nya minta ampun"umpat Agni kesal

"Perasaan mamah gak gini-gini banget deh"ujar Agni mengingat-ingat "huhh emang dasar kak Alvinnya aja ‎yang lebay"cibir Agni

"Hai..Ag.."

Agni menoleh ketika mendengar sapaan dari seseorang ‎yang tak asing lagi baginya, Sivia

"Eh hai Siv.."

"Ngapain lo disini..?? Sendirian lagi, mana tadi gue denger lo ngomong sendiri.."Sivia berjongkok disebelah Agni

Agni nyengir, memperlihatkan deretan gigi putihnya ‎‎yang tanpa kawat itu "ehehe..lagi sebel gue Siv, kak Alvin tuh rese'nya banget..banget..banget deh"

"Emang dia kenapa..??"

"Masa' gue cuman demam doang nih gak dibolehin pergi ama dia, padahal gue kan udah janjian"

"Sama Cakka..??"Tebak Sivia sambil tersenyum jail. Agni menggeleng cepat

"Ngga..kok ngga"

"Ngga salah lagikan maksudnya"Sivia terus menggoda, Agni salting sendiri jadinya

"Hahhhhh...ngga eum maksud gue ngga cuman sama Cakka kok, Rio Ify juga"

Sivia tertawa melihat ekspresi Agni yang terlihat seperti maling ketangkap basah

"Ahhahaaa...lo lucu deh Ag"goda Sivia, Agni manyun

"Eh udah nyampe lo Siv...??"Tanya ‎Alvin ‎yang baru saja menyembulkan kepalanya dari balik pintu geser ‎yang menghubungkan antara ruang tengah dengan kolam renang disamping rumahnya

Sivia mengangguk dan tersenyum tipis, membuat Alvin membatin takjub 'haduhhhh..cewe gue emang manis banget deh'

"Vin...Vin..."Sivia menepuk pundak Alvin karna sapaannya diacuhkan begitu saja oleh Alvin. Agni ‎yang sedari tadi memperhatikan keduanya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya

"Eh iya kenapa Siv...??"Tanya Alvin polos, Sivia mendelik heran 'kenapa lagi ni anak'batinnya heran

"Hedehh..malih balik tanya, kita jadi pergi ngga..??"

"Woyyaa jadi dong, masa' gue udah ganteng gini gak jadi sih"sahut Alvin cepat "adikku sayang, baik-baik ye dirumah jangan kemana-mana"pesan Alvin lembut. Kalau kata Agni sih 'sok manis'

Sivia tertawa kecil melihat tingkah Alvin ‎‎yang memang sangat terlihat perhatian dan Agni ‎yang terkesan ogah-ogahan mendengarkan pesan Alvin

"Berisik"sahut Agni ketus, masih ngambek

"Udahlah Vin, Agni kan udah gede"ujar Sivia, Alvin nyengir "kita pergi ya Ag"pamit Sivia, Agni hanya mengangguk pasrah melihat sepasang kekasih ‎yang bersiap menikmati malam minggu mereka

"Baik-baik dirumah ya Ag"tambah Alvin, Agni melengos sebal

'Aaaaaahhhh...gue bosen dirumah'batin Agni berteriak

-----

"Gimana...?? Udah gak risih lagi kan..??"Tanya Rio pada Ify. Kini keduanya sudah berpindah dari taman ke suatu tempat ‎yang menurut Ify sih masih sebelas dua belas lah sama taman tadi, sama-sama dijadikan tempat pacaran

"Apa-an..??"Ify memperhatikan sekelilingnya, kemudian meninju pelan bahu Rio "eh..ini sih sebelas dua belas sama taman tadi"

"Yee..tapi se-ngganya, ‎yang lo liatkan bukan cuman orang pacaran doang"Ify melengos. Ia sih, aktifitas di pantai ini gak cuman sekedar orang pacaran doang, ada juga sekumpulan keluarga ‎‎yang sepertinya sedang menghabiskan malam minggu bersama

"Hiuhhh..andai aja nyokap bokap gue gak sibuk mulu, pasti gue bisa malem mingguan bareng mereka"keluh Ify "kaya keluarga itu"ia menunjuk seorang anak gadis ‎yang kira-kira berusia sama dengan Ify tengah berpose bersama ibunya sedangkan ayahnya bertugas sebagai fotografer

Rio ‎yang tadinya asyik memesan jagung bakar ditempat ‎yang tidak jauh dari tempatnya dan Ify berdiri saat ini menoleh, matanya mengikuti telunjuk Ify ‎yang mengarah ke keluarga kecil tersebut

"Manis ya bang"pesan Rio kepada penjual jagung bakar tersebut, ‎yang dibalas dengan anggukan plus sebuah senyuman oleh sang penjual jagung bakar

"Kangen sama orang tua lo..??"Tanya Rio, Ify menatap Rio sebentar dan mengangguk

"Ya kalau gue bilang ngga kangen, berarti gue bo'ong"

"Ditelpon dong"

"Mereka sibuk"

"Sibuk kerja..??"Tanya Rio polos, Ify mendengus. Ya ialah sibuk kerja, masa iya sibuk bersenang-senang di atas kesepian-nya Ify

"Menurut lo.."Respon Ify ketus

"Yeee...gak usah jutek-jutek dong neng"Rio menerima jagung bakar ‎yang baru saja matang "makasih bang"

Penjual jagung bakar tersebut mengangguk "Sama-sama mas"

Rio tersenyum paksa. Mas...?? Sejak kapan dia kawin sama mba' nya tu penjual jagung bakar..?? Panggil adek kek..

Ify tertawa kecil "ahahaa...tampang lo kaya mas-mas ya Yo..??"Tanya Ify mengejek, Rio melayangkan toyoran kecil ke jidat Ify

"Ngeledek aja bisanya"

"Woy nyantai mas, Belanda masih jauh"Rio diam, tak menanggapi ucapan Ify. Ia memilih untuk langsung menikmati jagung bakar ditangannya, mumpung masih hangat.

Ify memandangi Rio ‎yang tengah menyantap jagung bakarnya 'enak sih kayanya, tapi gue gak suka'pikir Ify. Rio ‎yang merasa dipandangi tanpa kedip oleh Ify jadi risih. Ia menyodorkan jagung bakar miliknya

"Mau..??"

"Ngga. Gue gak suka jagung bakar"tolak Ify cepat. Meskipun hati kecilnya ingin mencoba walau hanya sedikit, tapi Ify memilih untuk menolaknya. Lho..??

"Kenapa..??"Ify menggeleng "takut nyangkut dibehel lo yah..??"Tanya Rio polos, tanpa bermaksud mengejek. Namun sedetik kemudian ia tersadar dengan ucapannya ‎‎yang ternyata lucu juga dan sukses membuat Ify manyun. Rio tertawa keras, sampai-sampai jagung bakar ‎yang belum dikunyah sempurna itu muncrat kemana-mana

"Rio...!!"Seru Ify "jangan ujan lokal dong"

"Sorry Fy, tapi sumpah. Tadi gue gak niat buat ngeledekin elo eh tapi kok tiba-tiba gue ngerasa lucu yah sama ucapan gue sendiri..ahahaa"

"Bodo"

"Yah..yah..Ify gak asik nihhh...ngambekan"

"Biarin"

"Eh eh Fy, tapi gue heran deh"alis Ify terangkat, bingung "ya gue heran aja, kenapa lo gak suka sama jagung bakar padahalkan jagung bakar enak"

"Jagung bakar bawa sial"

"Maksudnya..??"

"Dulu gue putus sama cowo gue gara-gara jagung bakar"Rio melotot, kaget pastinya. Hari gini..?? Putus cuman gara-gara jagung bakar..?? Apa kata dunia..??

"Serius lo..??"Ify mengangguk "kok bisa..??"

"Ya kan cowo gue eh ralat maksudnya mantan gue suka banget sama jagung bakar tiap malem minggu dia ngajakin makan jagung bakarrrr mulu, gue sampe bosen"Ify menghela nafas "sampe akhirnya gue nolak pas dia ngajakin malem mingguan karna ‎yang gue pikirin pasti dia mau ngajakin makan jagung bakar lagi..."

"Mantan lo gak modal banget sih, masa satnite ngajakin makan jagung bakar"

"Tau tuh, dinner di cafe kek atau ‎apa gitu ‎yang romantis ehh malah makan jagung bakar"

"Terus..terus.."

"Apanya..??"

"Ya soal mantan sama jagung bakar lo tadi..??"

"Ya gue tolak, dia pergi sendiri gak tau gimana ceritanya pas hari senin gue dikasih tau temen gue kalau dia ngeliat mantan gue itu makan jagung bareng pas malem minggu sama cewe lain"Ify diam sambil mengingat-ingat "awalnya gue gak percaya tapi...gue curiga karna setelah penolakan gue itu, dia udah gak pernah ngajakin gue malem mingguan lagi pas gue tanya dia bilang takut gue bosenlah inilah itulah"

"Terus lo langsung putus..??"

"Ngga. Karna kecurigaan gue juga, akhirnya gue sengaja ngintilin dia pas malem minggu dan yahhh..gue kaget karna dia lagi malem mingguan sama cewe lain sambil makan itu tuh"Ify menunjuk sinis jagung bakar ditangan Rio

"Yeee..jangan salahin jagung bakar gue dong"

"Habis gara-gara jagung bakar gue putus sama dia"

"Eh non jangan nyalahin jagung yang gak bersalah ini dong. Itu tuh takdir, udah diatur"Ify melengos. Bodo deh..mau takdir kek udah di atur kek, intinya dia putus sama mantannya gara-gara jagung bakar

"Coba lo rasain deh"Rio menyodorkan jagung bakar ditangannya ke mulut Ify. Ify mendorong tangan Rio dan menjauhkan jagung bakar itu dari mulutnya

"Gak mau"

"Harus mau"

"Gue gak mau Mario.."

"Tapi gue mau lo nyoba Ify.."Paksa Rio, Ify diam. Aroma khas jagung bakar itu telah memasuki rongga hidungnya, ngiler juga sih

"Tenang, ini manis kok"ujar Rio, karna setaunya Ify gak suka ‎yang pedas-pedas. Akhirnya, Ify langsung menggigit sedikit jagung bakar milik Rio "gimana..??"Tanya Rio antusias, ia tersenyum membuat Ify jadi heran sendiri

"Enak sih"

"Woyalah pasti"

"Emmm manis juga"

"Itu mah gak usah disebut Fy. Gue tau, kan lo makannya sambil mandangin muka gue"ujar Rio sambil menaik turunkan alisnya, Ify cengo

"Apabanget sih lo. Ni jagung bisa manis karna gue ‎yang makan tau"

"Ohhh..ngga bisa, ini jagung manis karna gue ‎yang beli"

"Lo salah, ni jagung manis karna malu sama gue"Rio mencibir. Ada gitu, jagung bisa malu karna ada Ify..??

"Haduhhh..mas, mba..kalian salah. Tu jagung manis karna tadi saya kasih bumbu"sambung penjual jagung bakar ‎‎yang sedari tadi mendengarkan perdebatan Ify. Rio dan Ify saling pandang...

-----

Jreng....

Agni menoleh ketika mendengar suara petikan giitar di belakangnya

"Dapatkah aku memeluknya..menjadikan bintang disurga..memberikan warna ‎yang bisa menjadikan indah..."Cakka menghentikan senandungnya dan melirik ke arah Agni ‎yang sama sekali tidak memperhatikannya "Ag..."Panggilnya

"Hemmm"

"Kok lo diem..??"Tanya Cakka, ia ikut duduk disebelah Agni

"Trus gue mesti gimana..??"

"Biasanya lo ngatain suara gue jelek trus nyuruh gue berenti nyanyi"

"Tanpa gue suruh pun lo udah menghentikan nyanyian lo kan..??"Cakka mengangguk

"Iya sih"

"Nah itu artinya, tanpa gue tegor juga lo udah nyadar kalau suara lo ancur"

"Jahat"

"Biarin"

Agni diam. Cakka ikut diam. Ia melirik ke arah Agni ‎yang sedang sibuk memainkan air kolam renang dengan kakinya. Mukanya cemberut, kayanya sih lagi bad mood, pikir Cakka

"Ag..."

"‎‎Apa..??"

"Kalau gue bilang gue suka sama elo, lo percaya gak..??"Tanya Cakka to the point, Agni melirik Cakka sekilas

"Percaya, secara gue anaknya asik jadi pantes-pantes aja kalau lo suka"jawab Agni asal

"Kalau gue bilang gue sayang sama lo, ‎apa lo percaya juga..??"

Agni mendengus "ya ialah Cakka, secara kita tuh sahabatan dari kecil so kalau lo sayang ama gue ya pastilah gue percaya"

Cakka memutar badannya menghadap Agni "tapi ini beda Ag"

Alis Agni bertaut "beda apanya..??"

"Gue sayang sama lo lebih dari sahabat"ucap Cakka mantap

"Ohhh"respon Agni singkat. Padahal dalam hati, Agni mempertanyakan akan kebenaran ucapan Cakka barusan

"Kok cuman oh...??"

"Ya terus gu..gue mesti gimana..??"

Cakka menepuk jidatnya, ditanya malah balik tanya "ya lo jawab, lo mau ‎apa ngga jadi cewe gue Agniiii"ucap Cakka gemas, ia mencubit kedua pipi Agni

"Awww..gak pake nyubit yah"sungut Agni, Cakka nyengir "emang tadi lo nembak gue..??"

"Menurut lo..??"Agni mengangkat kedua bahunya

"Tau"

"Huhhhh..iya Agniiiii, gue tadi nembak elo"

"Kok gak romantis..??"Tanya Agni polos

"Emang mesti romantis..??"

"Heh Cakka Nuraga, lo kan cowo cakep tapi bo'ong, di..."

"Eh eh ehhh...apaan tuh, gue emang cowo cakep tapi gak pake bo'ong"protes Cakka

"Whatever"Agni melengos "oke gini yah Cakka Nuraga, elo kan cowo cakep tapi kata lo, dikagumi kaum hawa karna mata mereka pada katarak dan dicap playboy karna emang faktanya, masa' nembak cewe gak ada manis-manisnya"cerocos Agni, Cakka pasrah mendengarkan ucapan Agni. Ya meskipun sebenarnya dia ingin menyanggah ucapan Agni ‎yang diawalnya muji eh tapi ujung-ujungnya ngeledek lagi

"Terus elo mau nya ‎‎yang gimana..??"

"Gimana kek, ‎yang romantis gitu"

"Kalau begini..??"Cakka mengambil sesuatu dari balik punggungnya, Agni menoleh "romantis gak..??"Tanya Cakka sambil menyodorkan sebuket bunga mawar merah disertai senyum manisnya. Agni terdiam sesaat, terpesona dan eumm gak nyangka juga. Agni tak menyadari kalau ternyata Cakka telah menyiapkan sebuket mawar merah dibalik punggungnya

"Elo.."

"Gimana..?? Romannnntissss gak..??"Goda Cakka sambil menaik turunkan alisnya

"Masih kurang"jawab Agni berbohong, Cakka menghela nafas. Segini masih kurang..?? Yang cukup gimana dong..??

"Beneran masih kurang romantis Ag..??"Agni hanya mengangguk. Cakka berpikir sejenak, kemudian berdiri

"Lo tunggu disini dulu yah"pesan Cakka, Agni hanya mengangguk dengan kening berkerut. Ia menatap punggung Cakka ‎yang beranjak pergi meninggalkannya

"Mau ngapain tu anak..??"Gumam Agni

-----

Rio dan Ify tengah bercanda sambil menikmati satu jagung bakar manis ‎yang dimakan berdua. Benar-benar kaya orang pacaranlah, so sweet

"Gue berani bertaruh deh Fy, mulai malem ini jagung bakar gak bakalan jadi pembawa sial lagi buat lo"

"Maksudnya..??"

"Yahhh..jagung bakar bukan lagi pembawa sial buat lo tapi pembawa cinta buat seorang Alyssa"ucap Rio agak lebay

"Idihh..apabanget tuh, lo ngarepin gue jatuh cinta sama lo gitu..??"

"Ohhh tentu tidak, gak perlu berharap pun, gue yakin lo bakalan jatuh cinta sama gue..ehehee"

Ify melayangkan sebuah toyoran ke kepala Rio "narsis berat idup lo"

"Oh yaaaaa"

"Yoi do.."

"Ify..."Sapaan itu memotong ucapan Ify. Rio dan Ify yang menyadari sumber suara itu berasal dari belakang mereka, kompak menoleh

"Lho Rio kan..??"Sambungnya sedikit terkejut saat melihat Rio, Rio hanya mengangguk tipis. Ify memandangi orang itu dan Rio bergantian dengan tatapan bertanya

"Dulu gue sama Iyel satu tempat les Fy, pas zaman SMP"ucap Rio ‎yang memahami tatapan bertanya Ify

"Kok lo berdua ada disini..??"Tanya Gabriel "kalian pacaran yah..??"

"Kalau iya kenapa..??"Ceplos Rio, Ify mendelik ke arah Rio ‎yang dibalas dengan cengiran kecil oleh Rio

"Ya aneh aja sih"sahut Gabriel tak percaya, apalagi ketika melihat tampang Ify ‎yang sempat kaget dengan ucapan Rio

"Aneh apanya..?? Gue cowo, Ify cewe kalau pacaran lumrah dong"ujar Rio santai. Ify mencubit kecil lengan Rio, membuat Rio meringis pelan

"Beneran Fy..??"Tanya Gabriel sambil menatap Ify, Ify bingung. Jawab ngga, takut ngasih harapan ke Gabriel tapi kalau dia jawab iya, berarti dia bo'ong dong

"Jawab non"celetuk Rio

"Ya..ya ngga sih, kita gak pacaran"

"Tapi akan segera pacaran"sambung Rio cepat

"Ohh..tapi masih belum kan..??"Tanya Gabriel agak sinis "jadi gue boleh dong Fy, pulang bareng lo"ajaknya, ia beralih menatap Ify

Dengan cepat Ify meraih lengan Rio "gue harus balik bareng Rio"jawab Ify cepat, Rio tersenyum miring ke arah Gabriel

"Udah dengerkan..??"

"Kenapa mesti bareng Rio sih Fy..??"Tanya Gabriel mengacuhkan ucapan Rio

'Sialan, gue dikacangin'batin Rio dongkol

"Eh eum anu Yel, sorry tapikan gue tadi kesininya bareng Rio jadi ya baliknya juga mesti bareng dia"

Rio berjalan selangkah maju ke hadapan Gabriel "sorry bro, gak semua ‎yang pengen lo ambil dari gue bisa lo rebut dengan mudah"bisik Rio tajam sambil menepuk-nepuk pundak Gabriel, Gabriel melengos

"Buruan Yo"panggil Ify sedikit berteriak. Rio beranjak meninggalkan Gabriel dan menghampiri Ify. Sesampainya dihadapan Ify, ia langsung melingkarkan tangan kanannya dipundak Ify dan membawa Ify berbalik membelakangi Gabriel. Mereka meninggalkan Gabriel ‎yang masih mematung dengan tatapan kesal ditempatnya

"Duluan Yel"pamit Rio sambil melambaikan tangan kirinya tanpa menatap Gabriel sedikitpun

----

Jam menunjukkan pukul 22.30, tapi tetap saja batang hidung orang ‎yang ditunggu-tunggu Agni belum muncul juga. Alvin ‎yang baru saja tiba dirumah, menghentikan langkahnya ketika melihat pintu geser menuju kolam renang masih terbuka

"Lah Ag, kok lo disini..?? Bukannya isitrahat malah angin-anginan. Masuk, entar demam lo makin parah lagi"cerocos Alvin sambil menarik pelan lengan Agni

"Idihhh...lo tuh ya, udah pulang larut pake cerewet segala lagi"sungut Agni kesal, ia menyingkarkan tangan Alvin ‎yang memaksanya masuk

"Daripada elo keras kepala"

"Bodo"

"Masuk Agni.."

"Ngga kak, gue lagi nungguin Cakka"Alvin cengo, pegangannya terlepas

"Ngapain lo nunggu dia..?? Lo berdua mau malem mingguan yah"tebak Alvin asal

"Nggaaaa"

"Terus"

"Gu..."

"Hai Ag..."Sapa Cakka sumringah "eh ada kak Alvin, baru pulang..??"Tanya Cakka basa basi

"Lo liatnya gimana..??"Alvin menatap Cakka curiga. Ia memperhatikan Cakka dari atas sampai bawah, dan tatapannya berhenti pada sebuah kantong plastik berukuran agak besar ‎yang ditenteng Cakka. Cakka mengikuti arah mata Alvin dan segera menyembunyikan kantong plastik ‎yang ditatap -curiga menurut Cakka- oleh Alvin

"Wetsss..ngapain liat-liat"ujar Cakka ‎dengan sebelah tangan -yang memegang kantong plastik- tersimpan dibalik punggungnya "masuk deh kak, udah malem entar lo masuk angin"suruh Cakka sambil mendorong punggung Alvin dengan sebelah tangannya. Kening Alvin semakin berkerut, apalagi Agni, dia benar-benar terheran-heran dengan tingkah Cakka saat itu

"Apaan sih"Alvin berusaha melepaskan dorongan Cakka "lo mau ngapain sama ade gue sih Kka..??"Tanya Alvin benar-benar penasaran

"Ada deh. Gue jamin ade lo bakalan happy setelah ini"bisik Cakka pelan

"Awas kalau lo macem-macem"ancam Alvin serius

"Beres calon kakak ipar...pokoknya lo tenang aja, duduk manis didalem dan tungguin ade lo masuk dengan wajah summmmringahhhh"ucap Cakka sambil tersenyum membayangkan ekspresi Agni ‎yang -mungkin- akan terkesima karenanya.
Cakka menutup pintu geser penghubung ruang keluarga dengan kolam renang disamping rumah Agni, setelah sebelumnya ia mengamankan Alvin didalam rumah

Tuk..tuk..tukkk..Alvin mengetuk-ngetuk kaca pintu geser itu dan mengisyaratkan agar Cakka membuka pintu ‎‎yang memang sengaja di kunci Cakka dari luar. Cakka mendengus sebal 'wasting time banget' pikir Cakka

"Ahelahhh..tu anak dua ngapain lagi disana"Agni menggerutu tidak jelas sambil menatap kesal ke arah Cakka dan Alvin ‎

Masih didepan pintu geser itu, Cakka merogoh sakunya dan mengeluarkan handphone miliknya. Ia menekan tombol-tombol pada handphonenya dengan cepat. Ia diam sejenak membaca kalimat ‎yang selesai ia ketik, kemudian mengarahkan layar LCD handphonenya kepada Alvin
____

Lo tenang aja deh. Jangan bawel karna Agni aman sama gue. Lo boleh pantau dari dalem dan jangan berisik. Satu lagi, tolong matiin lampu disitu..okee
____

Alvin mengangguk pasrah, ia beranjak kedalam, sepertinya ingin mematikan lampu diruangan itu. Cakka tersenyum puas

"Hei..sorry lama"sapa Cakka setelah sebelumnya menepuk pelan pundak Agni

Agni melengos "ngga kok, lo gak lama"Agni tersenyum manis, Cakka nyengir "tapi lamaaaaaaa bangettt"sambung Agni ketus

"Ehehee...sorry deh Ag, gak sengaja"ucap Cakka sambil menggaruk tengkuknya

"Apaan tuh..??"Tanya Agni sedikit melirik ke arah kantong plastik milik Cakka

"Oh ini"Cakka meletakkan kantong plastik itu dipangkuannya "tunggu yah"Cakka merogoh kantong plastik itu "eh bentar, lo tutup mata dulu"suruh Cakka, Agni memutar bola matanya

"Ogah, lo tuh ya udah nembak gak romantis, minta ditungguin gak taunya lama eh sekarang minta gue tutup mata, ogah gue gak mau"tolak Agni

"Sekali aja Agni. Janji deh ini permintaan terakhir, kan elo mau nya ‎yang romantis"bujuk Cakka manis, sambil mengerjap-ngerjapkan matanya. Agni menghela nafas dan mulai menuruti perintah Cakka. Secara perlahan ia menutup kedua matanya.
Hening. Agni terus menutup matanya, menunggu perintah Cakka untuk membukanya. Sedangkan Cakka, ia sibuk dengan property ‎yang baru saja ia keluarkan dari kantong plastik miliknya. Ia menyalakan lilin dengan korek api hasil pinjaman dari satpam rumah Agni. Kemudian ia menghanyutkan 3 lilin dengan bentuk berbeda ke kolam renang Agni

"Buka mata lo Ag"Agni membuka matanya secara perlahan, ia sedikit terpesona eumm entahlah sedikit atau malah mungkin banyak. Hanya Agni ‎yang tahu. ‎Yang jelas ia memandang lilin-lilin itu dengan kedua tangan menutup mulutnya

"Ini.."

"Gimana..?? Romantis gak..??"Tanya Cakka memotong ucapan Agni, sambil mengacungkan setangkai mawar merah didepan wajah Agni

"Eumm..ya lumayan"Agni mengangguk kecil dan menerima mawar merah tersebut

"Hiuhhh...kalau lo bilang ngga, keterlaluan tau gak. Karna demi nyariin tuh lilin, gue mesti muter-muterin mall dan berakhir di gift shop langganan gue"ucap Cakka jujur, karna memang demi mendapatkan lilin dengan 3 bentuk seperti dihadapannya saat ini cukup sulit apalagi saat ia pergi jam sudah menunjukkan pukul 9 malam -kurang lebih-. Cakka menatap lurus ke arah 3 buah lilin, masing-masing huruf' I' ditengahnya lilin berbentuk kata 'love' dan terakhir tentunya lilin berbentuk 'U' ‎yang mengapung diatas kolam renang milik Agni. Suasana remang-remang karna memang lampu ruang tengah Agni ‎yang sudah dimatikan oleh Agni, membuat suasana malam itu semakin so sweet. Belum lagi langit penuh bintang, ‎yang menjadi pemandangan indah saat mereka menengadahkan wajah mereka.

Dari balik kaca pintu geser ruang tengah, Alvin memandang takjub pada suasana ‎yang berhasil diciptakan oleh Cakka

"Gilaaa...gokil banget tuh Cakka"gumam Alvin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya

"Jadi jawaban lo ‎apa nih..??"Tanya Cakka ‎yang sudah beralih menatap Agni

"Oke lo gue terima"jawab Agni to the point

"Lo gak mau pake acara jual mahal dulu Ag..??"Tanya Cakka polos, Agni memandang Cakka heran "ya kan, biasanya kalau difilm-film biasanya cewe bakalan jual mahal dulu sebelum nerima, mantan-mantan gue juga dulu gitu"tambah Cakka, Agni menoyor Cakka

"Kelamaan, nungguin lo balik aja gue udah jamuran apalagi kalau gue pake sok jual mahal"

"Ehehe..iya yah"Cakka mengangguk polos

"Udah ah, gue ngantuk mau tidur, bye Kka"pamit Agni sambil melambaikan tangannya ke arah Cakka. Cakka meraih tangan Agni dan bersiap menghadiahi sebuah kecupan dikening Agni, seperti di film-film

"Eitttsss, gak pake nyium yah"cegah Agni sedikit membungkuk, Cakka cemberut membuat Agni terkekeh pelan "gini aja yah"Agni meraih tangan Cakka dan menciumnya, emm mungkin lebih tepatnya menyalami layaknya anak-anak sekolah yang akan berpamitan kepada kedua orang tuanya

"Lo pikir gue Rhoma Irama"

"Biarin, kaya gitu lebih sopan daripada nyium"Agni menjulurkan lidahnya "bye Kka"pamit Agni sekali lagi, sambil berlari-lari kecil

"Bye Ag"Cakka membalas lambaian tangan Agni. Senyuman manis tersungging dibibirnya

"Hiuhhh...lega gue, akhirnya Agni milik gue seutuhnya. Yipyyyyyy"batin Cakka senang

-----

"Jadi dia mantan lo..??"Tanya Rio memecahkan keheningan ‎yang ada dalam mobilnya saat ini. Sebenarnya sih Rio sudah tahu, tapi ia sengaja berpura-pura tidak tahu

Ify mengangguk malas "ya gitu deh"

"Eumm..berarti ‎yang putus karna jagung bakar itu sama Iyel dong"

"Kok tau..??"

"Lah, elo kan baru pertama kali pacaran"ceplos Rio

"Iya yah"Ify mengangguk -lagi- "eh kok lo tau lagi..??"Tanya Ify ‎yang baru sadar kalau sebelumnya ‎‎yang tahu soal riwayat pacaran Ify hanya Agni dan Cakka

"Hahh.."Rio bingung "eumm itu..gue tau dari Cakka"

"Kok Cakka..?? Emang ‎apa urusannya lo berdua pake ngebahas riwayat pacaran gue segala..??"

"Udah deh, bawel banget sih"

"Hiuhhh..dasar cowo rese"

"Besok lo gue jemput yah"tawar Rio, mengacuhkan cibiran Ify barusan

"Emang Shilla gak marah..??"

"Alahhhh..gampang itu mah"ucap Rio santai, Ify diam tak menanggapi "oh iya Fy, lo kan gak pacaran tuh yah ama Riko tapi kok lo berdua deket banget sih...??"Tanya Rio spontan

"Belok kiri woy"sahut Ify mengingatkan Rio akan arah jalan menuju rumahnya, Rio memutar stir kearah kiri

"Jawab dong Fy"

"Ngapain lo nanya-nanya, want to know aja"ucap Ify sok misterius

"Aduhh..please deh Fy, jawab aja napa"desak Rio

"Iya tapi kenapa lo nanyain hal itu..??"Tanya Ify ingin tahu, penasaran dong masa' gak ada angin gak ada ujan Rio nanyain hal kaya gini sih..??

Rio menggaruk-garuk tengkuknya, bingung memikirkan jawaban ‎yang tepat untuk pertanyaan Ify ‎yang bisa jadi membuatnya -terpaksa- terjebak dalam situasi ‎yang menyulitkan karna jawabannya itu sendiri nantinya.

"Kaya lansia deh lo Yo, lola"cibir Ify "ya sebenarnya gue juga baru aja sih akrab sama Riko, itu juga karna gak sengaja kita saling curhat-curhatan.."

Ckitttt...Rio menginjak rem mobilnya secara mendadak, membuat jidat mulus Ify mau tak mau harus mencium dashboard didepannya. Karna terlalu serius mendengarkan Ify, Rio sampai tak menyadari ada kucing lewat didepannya

"Sorry Fy, ada kucing lewat tadi"ucap Rio merasa tak enak, Ify masih sibuk mengelus-elus jidatnya

"Iye enak lo bilang maaf, jidat gue ini jadi korban"sungut Ify kesal, Rio memperhatikan jidat Ify ‎yang memerah

"Aduhhh...sorry Fy, sakit yah..?? Merah lo Fy"Rio mengelus-elus jidat Ify dengan lembut, Ify jadi salting. Seperti biasa, dengan kedekatan jarak seperti sekarang ini selalu membuat detak jantungnya berdetak dengan lebih cepat dari biasanya

"Eh i..iiyaa gak papa"ucap Ify tergagap. Rio tersadar, ia kembali menarik tangannya

"Aduhh..ampun deh Fy, sorry lagi yah tadi refleks gue gak bermaksud lancang kok"ujar Rio meminta maaf, ia berusaha menyembunyikan debaran hatinya ‎yang semakin bergejolak

"Iya Rio, iya...lo udah kaya lebaran aja tau gak minta maaf mulu"sahut Ify mencairkan suasana "nyetir lagi gih, udah malem banget nih. Entah Oliv khawatir lagi"Rio mengangguk dan segera memacu kembali mobilnya. Untungnya jalanan menuju kompleks perumahan Ify mulai sepi, jadi Rio bisa dengan tenang menambah kecepatan laju kendaraannya agar ia tidak terlalu larut mengantarkan Ify pulang.

Ckitttt...Rio kembali menginjak rem mobilnya saat berada didepan gerbang rumah Ify. Tentu saja tidak dilakukannya secara mendadak

"Thanks ya Yo, meskipun Cakka sama Agni gak ada..elo tetep bisa bikin malem minggu gue kali ini lebih menyenangkan dari biasanya"ucap Ify tulus

"Jadi lo seneng nih, satnite kali ini bisa barengan ama gue"goda Rio, Ify tersenyum malu

"Ah elu Yo, gue masuk yah"pamit Ify, ia segera keluar dari mobil Rio "hati-hati yah"pesan Ify. Mobil Rio tetap terparkir ditempatnya, Ify memandang heran

"Kenapa...?? Minta ongkos anter jemput..??"

"Ngga"sahut Rio cepat, ia segera melepaskan sabuk pengamannya dan keluar dari mobilnya "sorry agak lama, tadi ngambil ini"sambung Rio sambil menunjukkan sebuah plastik kecil kepada Ify

"Lah, elo ngapain turun..??"

"Mau nganter lo sampe dalem lah, gila aja..masa gue bawa anak gadis orang malem-malem terus gak gue anterin sampe lo masuk rumah. Ya minimal sampe depan pintu kek"

"Ckckkk...alesan aja lo, bilang aja lo takut kangen ama gue"ucap Ify. Ia segera menggeser pintu gerbang rumahnya dan melangkah masuk kedalam

"Wewww..narsis mba..?? Sayangnya lo salah, selain gue mau nunjukin sikap bertanggung jawab gue, gue juga mau ngasih novel ini ke Oliv"Rio mensejajari langkah Ify, Ify hanya membulatkan mulutnya

Ting...tong...ting...tongg..Ify memencet bel rumahnya. Dengan cepat, Oliv ‎yang berada di dalam membukakan pintu untuk kakak sepupunya itu

"Ya ampun kak Ifyyyyy, elo tuh yah pacaran gak inget waktu. Liat tuh udah jam berapa..?? Ketauan ama nyokap lo bisa gawat tau. Kemana aja sih..?? Bikin gue khawatir aja"semprot Oliv tiba-tiba, Ify menghela nafas

"Salahin nih anak satu"Ify menunjuk Rio "ngajakin gue muter-muter gak jelas, sampe pusing gue"jawab Ify asal. Rio menjitak pelan kepala Ify

"Sembarangan aja nyalahin orang"protes Rio "nih Liv, buat lo"Rio beralih ke Oliv dan memberikan plastik kecil tadi kepada Oliv

"Wahhh..makasih yah kak, tau aja lo kalau gue suka baca"ucap Oliv sumringah, kemudian ia segera pergi meninggalkan Rio dan Ify

"Tau banget lo kalau Oliv suka baca..??"Tanya Ify agak jutek. Cemburu..??

"Woyaaadong, tampangnya kebaca ama gue. Kenapa..?? Cemburu non..??"Tanya Rio jahil, Ify tersentak

"Hah...?? Ngga kok ngga"Ify mengelak cepat

"Kalau cemburu bilang aja sih"goda Rio sambil menyenggol pelan lengan Ify, membuat Ify sedikit terdorong kesamping

"Apabanget deh lo Yo. Udah sana balik, gue mau tidur"usir Ify

"Yakin nih mau gue balik..??"Tanya Rio masih menggoda

"Iya"

"Ngga takut kangen"

"Ngga"

"Benerannnn"

"Ihhh udah deh ah, bawel banget sih jadi cowo"Ify mendorong pundak Rio keluar dari beranda rumahnya

"Ya udah gue balik"ucap Rio pasrah, sebelum benar-benar pergi ia berbalik. Mulutnya mengarah tepat menuju pipi Ify, Ify sempat was-was "jangan kangen yah, selamat malem Ify"bisik Rio lembut diakhiri dengan sebuah senyuman manis, membuat rona merah di pipi Ify menyembul dengan sendirinya dan memaksa sebuah senyum malu-malu terukir dibibirnya

"Gue balik ye non, daghhh"pamit Rio sedikit berteriak, saat sudah mencapai ambang pintu gerbang rumah Ify

"Huaaaaaa....Riooo..melting berat gue Yo"seru Ify bahagia, saat mobil Rio menghilang dari pandangannya

=====


Ahaydahhhhhh..‎apa kabar Niders..?? Gak ngaretkan gue..?? Lebih cepat dong•_^
Huaaaaaa...part ini aneh yakk..?? Aneh banget gak sih..?? Maklum sih gue--"
Padahal niatnya pengen bikin spesial part for RiFy atau minimal RiFy vs CaGni, tapi kok kayanya disini banyakan CaGni nya yah..??
Entahlah, gue sendiri bingung. Eh tapi sorry yah kalau banyak moment romantis ‎‎yang romantisnya dipaksain. Kaya pas penembakan Cakka atau bagian RiFy. Ya intinya sorry ajalah kalau part ini gak seperti harapan kalian semua.
Sama itu tuh soal masa lalu Ify ‎yang sama jagung bakar..ahaha sumpah ngakak gue, bukan karna lucu tapi karna gue sadar betapa anehnya tu cerita karangan gue..
Oh iya, dipart ini masih malem minggu yah. Masih sambungan dari malem minggunya RaLiv vs AvaTar tapi dengan tempat ‎yang berbeda dong pastinya...
Oke sekarang semua terserah kalian, mau koment silahkan...mau ngelike silahkan...mau ngebaca tanpa koment atau ngelike pun silahkan...
Gue gak maksa kalian buat koment atau memberikan jempol kok...aahahaa #emang gakda ‎yang mau ngasih jempol kali :D
Etapiiii..kalau kalian ngerasa ada ‎yang kurang berkenan ya silahkan koment lho yah...

Sebelum dan sesudahnya gue ucapin terima kasih banyak buat ‎yang udah ngeluangin waktunya buat ngebaca kek, koment kek atau ngasih jempol di note kacangan (?) ini..ehehee

» Sekedar info, kali ini gue cuman ngepost satu part ye..

» Terus tokoh-tokoh kaya Sivia ama Alvin tuh gak selalu ada karna mereka bisa dibilang cuman tokoh tambahan aja..

» Bagi ‎yang berminat juga bisa ngunjungin blog gue di http://niastevania.blogspot.com/

» Satu lagi, follow bagi ‎‎yang ikhlas yak @niastvnia

0 komentar:

Posting Komentar