Rabu, 15 Februari 2012

-- Memories -- Part 6

-- Memories --


Part 6



Tes...tes...tessss...secara satu persatu rintik-rintik hujan membasahi bumi, perlahan mulai berubah menjadi deras. Aku yang berniat kembali ke aula terpaksa menghentikan langkahku tepat didepan pintu kelas -masih- VIIId. Aku memperhatikan rinai-rinai hujan yang beramai-ramai menyerbu permukaan tanah. Menciptakan aroma khas yang biasa ku cium saat hujan tiba.
Aahhhhh....tiba-tiba saja aku teringat salah satu moment terindah -menurutku- yang terjadi saat hujan...

......

Pertengahan 2008-2009

Beberapa temanku terlihat sibuk mempersiapkan peralatan mereka. Rencanya siang ini mereka akan mendapatkan penyuluhan khusus untuk anggota PMR. Sialnya aku bukanlah anggota PMR dan sahabat-sahabatku adalah anggota PMR. Dengan demikian aku akan melewati hari ini tanpa mereka. Hadewww...bagaimana bisa? Aku sudah terbiasa menghabiskan hariku disekolah bersama mereka dan bisa ku pastikan semua akan menjadi membosankan tanpa mereka.

"Fy, kita tinggal yah. Loe nggak papa kan?" tanya Shilla, terlihat sekali dari tampangnya kalau dia tidak tega meninggalkan ku sendiri.

"Iya! Nggak papa kok.." jawabku, sedikit berbohong sih. Padahal aku sedang memikirkan, bagaimana nanti aku menghabiskan istirahatku tanpa mereka? Bagaimana aku mengikuti pelajaran tanpa mereka? Bagaimana coba?

"Ehehee..atau elo, gue titipin ke Dayat aja kali yah.." celetuk Sivia.

"Loe pikir gue anak kecil pake dititipin ke pacar lo segala.."

Tawa Zahra meledak. "Ahahaa...loe emang bukan anak kecil tapi anak besar yang masih kecil." ujarnya. Aku cengo, yang lain melongo.

"Nyehhh..jayus lo Ra."

"Kepada seluruh anggota PMR...diharapkan segera berkumpul dilapangan!" suara yang berasal dari pengeras suara itu terdengar jelas sampai ke kelasku. Semua penghuni kelasku yang juga anggota PMR mulai bergegas menuju lapangan.

Zahra membuka resleting tasnya dan mengambil buku tugas miliknya. "Fy, gue titip buku PR gue yah, hari ini dikumpul, kan?" ujarnya sambil menyerahkan buku bersampul coklat. Shilla, Sivia dan Angel mengikutinya.

"Gue juga yah.." ujar mereka bersamaan, aku hanya mengangguk kecil dan sedetik kemudian mereka menghilang dari pandanganku.

"Huhhh...sendiri deh.."
***

Jam pelajaran pertama yang berlangsung selama 3 jam hari ini sukses ku lalui dengan membosankan. Aku lebih memilih untuk mengisi LKS daripada mendengarkan penjelasan guruku didepan kelas.

Tettt...tett..
Akhirnya bel isitirahat berbunyi. Dan sekarang saatnya jajan! seru ku dalam hati, setelah merapikan peralatan tulisku. Tapi, sama siapa? Masa sendiri?
Aku mengeluh dalam hati. Tapi mau bagaimana lagi, daripada kelaparan lebih baik aku mencari makan meskipun sendiri. Aku berjalan malas menuju salah satu warung kecil disamping sekolahku. Warung itu sudah menjadi langgananku untuk makan saat istirahat, apalagi aku dan penjaga warung itu sudah saling mengenal sejak aku masih SD.

"Seperti biasa yah, Fy?" tanya penjaga warung tersebut kepadaku. Aku tersenyum dan mengangguk, penjaga warung ini memang hafal betul dengan minuman kesukaanku. Pop ice moccacino....

Langit mendung hari ini mulai mengeluarkan titik-titik kecil. Untung hanya rintik, kalau hujan gimana aku mau balik ke sekolah, pikirku dalam hati sambil terus memperhatikan rintik hujan, aneh memang.

"Fy, traktir gue dong Fy! Yah..yah?" pinta Dayat yang datang tiba-tiba. Tanpa meminta persetujuanku terlebih dahulu, ia langsung mengambil sebungkus cemilan dan memesan segelas pop ice.

"Boleh yah Fy~" pintanya lagi dengan tampang yang dibuat se-memelas mungkin, aku mengangguk pasrah. "Dibayarin sama Ify yah, mbak." ujarnya kepada penjaga warung.

"Eh Vin, loe mau pesan apa?" tanya Dayat pada Alvin yang baru ku sadari kehadirannya.

"Pop ice coklat aja, mbak." ujar Alvin.

Aku menunggu pesananku sambil duduk disalah satu bangku. Tiba-tiba, Dayat bersenandung.

"Pandangan pertama...awal aku berjumpa~" senandung Dayat sambil mesem-mesem. Jelas sudah ia menggodaku, apalagi saat ku perhatikan ternyata saat ini posisiku bisa dibilang berhadap-hadapan dengan Alvin meskipun dibangku yang berbeda. Aku duduk dikursi yang terletak disamping kiri sedangkan Alvin disamping kanan dan ditengah-tengah kami ada Dayat yang sedang bernyanyi.

Anehh..nggak biasanya Alvin diam, bukan hanya diam malah, tapi juga terkesan..malu-malu?

To be continue

-----

0 komentar:

Posting Komentar