Selasa, 20 November 2012

Aku Pernah {5}

- Aku Pernah Merasa Bahagia... -

Aku pernah merasa bahagia. Bagaikan ribuan kelopak bunga menghujaniku. Bagaikan jutaan kembang api yang menghiasi langit mewarnai hari-hariku.


Aku teringat, saat dimana hanya ada aku dan dia di taman ini. Taman yang letaknya persis di belakang gedung sekolahku.
Saat itu. Saat dia menyatakan perasaan cintanya yang mampu melambungkan hatiku.

“Tau nggak, Fy? Gue selalu ngerasa sakit pas lagi jatuh.”

Aku mengangguk. “I know. Kalau jatuh nggak sakit, anak kecil nggak bakal nangis kali~”

Dia tertawa kecil. “Okay, tapi..buat gue, ada satu macam jatuh yang rasanya nggak sakit. Malah enak, bikin gue seneng.”

Aku mengernyit heran. “Really? Jatuh macam apa sih?”

Dia mengulum senyum, misterius sekali. “Jawabannya gue simpen dulu. Sekarang gue mau ngasih satu pertanyaan sama lo. Apa yang bakal lo lakuin setelah lo jatuh?”

“Ya bangun lah, masa tetep stay dibawah? Semua juga gitu kan?”

“Aku nggak.” Jawabnya cepat.

“Lho?”

Perlahan tangan kanannya bergerak naik, menyisipkan sejumput anak rambutku, ke belakang alat pendengarku.

“Satu macam jatuh yang nggak berasa sakit adalah jatuh cinta. Satu hal yang ngebuat aku nggak pengen bangun lagi setelah jatuh, juga jatuh cinta.”

Jeda. Ia mengambil tanganku dan menggenggamnya hangat.

“Dan yang aku rasain saat ini juga jatuh cinta. Disini, sama kamu.”

Aku pernah merasa bahagia. Seakan seluruh dunia berdoa akan diriku. Membuat senyuman indah pun enggan pergi dari bibirku.
***

Aku pernah merasa bahagia. Saat itu, bersamanya..dan karenanya..
•••

- Aku Pernah Merasa Kecewa... -

Aku pernah merasa kecewa. Seolah semua orang mengkhianatiku. Seolah semua orang pergi meninggalkanku.

Saat itu, saat dia benar-benar tak berada disisiku. Tanpa tahu aku sungguh membutuhkan kehadirannya.

“Yang sabar yah, Fy. Kalau lo nangis terus, bokap lo nggak bakal pernah tenang disana.”

Sivia. Sahabat yang selalu ada bersamaku, tanpa lelah terus menyabarkanku. Mengusap halus punggungku, dan terkadang membawaku dalam dekapan hangatnya.

Hal terberat sedang ku hadapi saat ini. Kehilangan satu-satunya teman hidupku--karena aku anak tunggal dan Ibuku telah berpulang sejak aku berumur 5th.
Dan aku bersyukur, masih ada Sivia disampingku.
Tapi, bolehkah aku berharap? Berharap akan kehadirannya? Berharap ia akan datang dan menenangkanku dalam pelukannya?

Harapan tinggal harapan. Sekeras apapun aku berdoa, jika Tuhan berkata 'tidak', semua takkan pernah terjadi.
Dan aku kecewa. Teramat kecewa, saat mendapati fakta tentangnya yang justru tengah berbahagia ditengah-tengah pesta gadis lain--entah siapa, bukan bersama ku yang sedang berduka.

'Aku butuh dia Tuhan, tapi kenapa dia tidak ada?'
***

Aku pernah merasa kecewa. Saat itu, kepadanya..

- continue -

Pendek? Banyak yg ga ngerti alurnya? Ngerasa alurnya kecepetan? Tiba2 jadian, dan ga lama langsung putus..
Okay, pertama..kenapa pendek? Karena idenya cuman segitu (•̯͡.•̯͡)
Kedua, soal alur...setelah gue pelajari (?) gue udah bisa nentuin kalau ini emang bener-bener make alur mundur. Nah makanya gue pake kata 'pernah' maksudnya itu kejadian udah dialami diwaktu sebelumnya gitu ohohoo
Soal alur yg cepet, karena ini formatnya mini story bukan cerbung dan tiap part berdasarkan 'rasa' (kayak part 1 kan lagi suka, part 2 lagi jatuh cinta) yang ada dihati gue (re. Ify dalam cerita ini) jadi ya gitulah *eh
Nah, terakhir juga ada yang nanya, “kok tiba2 jadian?” dan ada juga yang nanya “gimana jadiannya?” Udah terjawab dong dipart ini..ehehe
Btw, NP udah Final part yah..
Finish! Byebye~


Cheers!

@sugargirl08

0 komentar:

Posting Komentar