Selasa, 20 November 2012

Aku Pernah {4}

- Aku Pernah Merasa Sakit... -

Aku pernah merasa sakit. Bagai ribuan pisau menghujam jantungku. Menuai luka menganga yang teramat membekas.


Aku sakit jika harus bertengkar dengannya. Aku sakit jika dia lebih membela gadis lain daripada aku. Aku sakit..

“Aduh, Fy. Suer deh, kemaren tuh aku sama Dea cuman jalan biasa doang. Kan kamu sendiri yang bilang, kamu nggak bisa pergi sama aku karena ada janji sama Sivia. Ya udah, aku pergi aja sama Dea.”

Memang benar. Tapi, itu bukan berarti dia bisa pergi dengan gadis lain tanpa sepengetahuanku kan?

“Tapi, apa perlu kamu perginya sama Dea? Pake gandengan segala lagi.” Dengusku kesal.

Dia memutar kedua bola matanya, kesal?

“Fy, please! Aku cuman jalan sama Dea, lagian yang ngegandeng kan Dea, bukan aku. Kenapa mesti diributin sih?!”

“Cuma kamu bilang? Apa pernah, kamu liat aku jalan sama cowok lain? Apa pernah, kamu liat aku digandeng sama cowok lain? Ap--”

“Stop it!” Dia menyelaku agak keras. “Masalah kecil kayak gini aja kamu besar-besarin. Gimana mau kelar?! Aku pulang aja.”

Dia berlalu, meninggalkanku yang masih terpaku ditempatku--disofa ruang tamu.

Aku sakit saat dia meninggalkanku tanpa menyelesaikan masalah ini.
***

Aku pernah merasa sakit. Saat ia mulai lelah. Saat semua ia putuskan untuk diakhiri saja.
“Aku udah nggak sanggup.” Ucapnya disuatu siang, saat kami tengah duduk santai didepan kolam ikan rumahku seperti biasa.

Aku yang sebelumnya tertunduk, mendongak. “Maksud kamu?” Tanyaku dengan alis terangkat.

Dia mendesah, lelah?
Diusapnya wajah yang datar itu dengan kedua tangannya.

“Aku rasa..kita cukup sampe disini aja, Fy. Aku nggak sanggup kalau harus ribut terus sama kamu. Aku nggak bisa kalau harus terus-terusan ngikutin cara kamu.”

Aku mengerjap sekali. Masih belum mengerti dengan semua yang diucapkannya.

“Serius, aku nggak ngerti.”

Dia nampak menggigit bibir bawahnya, sesaat sebelum menatapku. “Aku cinta kamu, aku sayang kamu. Tapi..bukan berarti aku harus ikutin aturan kamu. Aku punya pergaulan sendiri, dan itu nggak cuman sekedar sama kamu, teman-teman kamu atau teman-teman satu team-ku di club sepak bola.”

Jeda. Ia menghembuskan nafas sesaat.

“Aku juga pengen bebas bergaul dengan cewek lain, selain kamu, atau Sivia.”

Saliva-ku seakan tertahan, tersendat saat melewati tenggorokan.

“Cuman karena itu?” Tanyaku lirih.

“Itu nggak sekedar cuma, Fy! Buat aku, kamu sekarang udah berubah. Nggak kayak Ify yang dulu lagi. Kamu yang sekarang over protective. Dan aku nggak suka!”

“Aku kayak gitu karena aku nggak mau kehilangan kamu, Yo..”

“Tapi cara kamu salah! Please, Fy..jangan paksa aku. Kita bisa mulai kehidupan baru tanpa ada kata 'kita' diantara aku sama kamu.”

Sebuah kecupan hangat mendarat dikeningku. Tangannya yang hangat bergerak lembut menyusuri kulit pipiku. Kemudian, langkah lebarnya berlalu meninggalkanku.

Aku pernah merasa sakit. Saat itu, saat dia meninggalkanku..
***

- continue -

Sorry telat (•̪ -̮ •)♉

Cheers!

@sugargirl08

0 komentar:

Posting Komentar