A homepage subtitle here And an awesome description here!

Senin, 11 Agustus 2014

[Short story] "Kapan Kita Nikah?"

Hal terberat dalam hidup adalah ketika lo dihadapkan pada kenyataan bahwa usia pacaran lo dan pasangan lo sudah kelewat awet, dan pasangan lo mulai rewel nanyain, "kapan kita nikah?"
Bukannya nggak suka, bukan juga selama ini gue nggak serius pacaran, tapi...please, bagi seorang cowok, ketika lo ditanya begitu sama dengan, "kapan lo siap ngidupin kita dan anak-anak kita?". Ngeri nggak? Duh...

Gue Rio, Naufal Febrio sih lebih tepatnya. Gue sudah menyelesaikan pendidikan S1 gue kurang lebih setahun yang lalu. Dan selama itu juga, gue break untuk sementara waktu sama cewek gue. Seperti yang gue ceritain diatas, pertanyaan sensitif yang sering ditanyain doi waktu jaman gue kuliah membuat gue kalap lantas memutuskan untuk break sementara waktu. Perasaan doi waktu itu? Udah bisa ditebak dong, nangis dan marah-marah. Setelah puas, doi langsung pergi ninggalin gue. Awalnya, diantara rasa sesal karena bikin doi nangis, terselip rasa lega. Karena pertanyaan menyebalkan-yang terkesan menuntut pertanggung jawaban padahal gue nggak ngapa-ngapain lho, macam itu nggak akan gue denger lagi. Tapi, itu cuma awalnya. Pada akhirnya gue sadar, doi yang terbaik. Doi yang gue sayang, dan mestinya gue bisa lebih peka. Membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah warrahmah itu impian kita bersama, mestinya gue bisa dewasa, mulai memikirkan masa depan hubungan kami. Bukannya merasa terganggu dan lantas memutuskan untuk break sementara waktu.... ya semoga doi nggak berubah pikiran dan lantas memutuskan untuk bener-bener menyudahi kisah asmara kami, soalnya setelah resmi break, doi bener-bener melenyapkan diri dari pandangan gue.
Huffttt I miss you so badly, dear....
Gue sadar, doi juga nggak mungkin nerima gue balik gitu aja. Dan pertanyaan macam itu (re. Kapan kita nikah?) juga nggak akan hilang begitu aja. Maka gue putuskan, untuk mensejahterakan hidup gue lebih dulu, demi masa depan hubungan kami yang lebih baik. Aamiin O:)
Dan yang gue lakukan adalah, memulai ikut serta dalam mengurus usaha milik orang tua gue yang kelak nantinya memang bakal jatuh ketangan gue-karena gue pemilik hak waris satu-satunya. Itulah alasan, kenapa gue memilih untuk stop di S1.

"Apa lagi sih yang loe pikirin? Hidup udah mapan. Mental udah siap, buruan lamar dia."

Alvin-salah satu sohib sejati gue yang sudah resmi menikahi Alvia, masih sahabatnya doi, menanyakan hal yang sudah terlalu sering dia ajukan. Okay, gue bosen. Tapi, mau gimana lagi? Kayaknya, kalau nggak nanyain itu dalam sehari Alvin bakal sakit gigi kali. Huhh

"Yelah bawel loe kayak cewek. Gue belum siap mental ketemu Ify nya, belum lagi bokapnya." Gue membayangkan wajah sangar bokapnya doi. Gue emang belum pernah ngobrol langsung dari hati ke hati sama bokapnya, tapi dulu...jaman masih pacaran, dan gue sering antar-jemput doi, bokapnya selalu titip pesen lengkap dengan nada tegas dan tatapan tajam. Siapa yang nggak jiper coba?
Tapi, doi menjelaskan alasan sikap protect bokapnya adalah nggak lain karena doi anak satu-satunya, plus harta satu-satunya milik beliau. Yah, ibunya doi sudah menghadap Ilahi sejak doi berumur 14th.

Alvin meletakkan cangkir kopinya kemudian mulai memasang tampak -sok- seriusnya.

"Kita sudah sama-sama taukan, bro. Ify tuh anak satu-satunya, harta satu-satunya yang bokapnya punya setelah nyokapnya Ify meninggal, mestinya lo paham kenapa bokapnya Ify agak-sedikit sentiment sama lo, karena beliau nggak mau Ify salah pilih dan disakitin." Ujar Alvin. "Dan...sedikit cemburu juga kayaknya, sejak Ify pacaran sama lo, praktis perhatian doi terbagi."

"Loe bener sih, Vin. Tapi gue masih belum yakin."

Alvin menggeram ditempatnya. Entahlah, lama-lama Alvin jadi nggak jauh beda sama Via, sama-sama suka mendesak gue untuk segera mengambil keputusan tentang ini. Hmm, faktor suami-istri kali yah? Ikatan bathin?

"Loe inget baik-baik ucapan gue, sekarang atau nggak sama sekali! Loe sadar udah berapa lama loe ngilang dari hidupnya Ify? Dari aktifitas antar-jemput dia yang jelas-jelas bokapnya Ify tau? Loe nggak takut kalau bokapnya Ify nanya-nanya ke Ify, terus Ify cerita, terus dia kesel, benci sama loe, terus---"

"Okay, okay, gue bakal mikirin ini secepetnya."

Dan tanpa pamit, gue bergegas meninggalkan ruangan Alvin.
***

Alvin bener. Kenapa gue nggak berpikir jauh sampe ke situ? Bokapnya doi yang udah cukup sentiment sama gue bisa makin mengerikan kalau tau gue sama anaknya break. Belum lagi kalau waktu habis kejadian itu-dimana gue mutusin untuk break sama doi, doi balik dengan pipi basah, air mata berlinang. Atau minimal, mata merah dan idung beler....

"Mah, Rio udah siap."

Nyokap yang tadinya asyik ngebaca majalah fashion edisi terbaru menutup majalahnya. Matanya menatap gue dengan alis terangkat.

"Ya, Rio udah siap untuk berkeluarga." Ucap gue mantap.

"Kamu yakin?" Tanya mamah. Gue mengangguk mantap. "Sama siapa? Ify?"

"Ya ampun mamah, kalau bukan sama Ify sama siapa lagi? Sama pembantu kita? Iyalah sama Ify." Gue agak kesal. Pasalnya, nyokap kan udah tau jelas sama siapa gue selama ini menjalin hubungan.

"Ya maksud mamah," nyokap mengambil jeda dalam kalimatnya seolah berpikir, "gini lho. Waktu itu-pas mamah dinner sama papah, mamah ketemu Ify sama papahnya dinner di restorant yang sama. Malah kami semeja. Dan---"

"---dan apa mah?!"

Nyokap mulai memasang tampang yang mencurigakan. Duh...something's wrong telah terjadi sepertinya. "Ify bilang kalian udah pu...tus."

Apa?! Pertanyaan yang gue pikir cuma tercetus dalam hati gue itu ternyata terucap dengan keras sampe-sampe nyokap melotot kaget.

"Apaan sih, Yo. Kata Ify kamu yang mutusin dia, malah sekarang sok-sokan kaget." Nyokap mulai membuka majalahnya kembali, seolah-olah nggak ngeliat kalau sekarang tampang gue udah shock pake banget.

"Mamah nggak ngerti kenapa bisa, kamu mutusin cewek sebaik Ify. Mamah udah kelewat ngarepin dia jadi menantu mamah, tapi karena ke egoisan kamu, semuanya buyar."

Gue menggeram putus asa. "Rio nggak mutusin Ify mamah."

"Tapi Ify bilangnya gitu."

Gue terdiam, nggak tau harus ngomong apa. Kenapa disaat gue mulai yakin, semuanya dipersulit?

"Eng, emang kamu serius nggak mutusin dia, Yo." Gue cuma menggeleng, menjawab pertanyaan nyokap. "Terus, kenapa kalian nggak pernah bareng lagi? Kamu nggak pernah antar-jemput Ify lagi, Ify nggak pernah main ke sini lagi,"

"Rio cuma bilang break sama dia mah, karena waktu itu Rio capek sama pertanyaan Ify yang selalu aja, 'kapan kita nikah? Kapan kita nikah?' Rio bosen."

"Sekarang?"

"Rio kangen Ify, dan mantap buat membangun hubungan yang baru sama dia."

Nyokap kembali menutup majalahnya dan menggeser posisi duduknya, semakin merapat ke gue. "Dengerin mamah, Ify pernah bilang gini...

"Kata papah ya tant, kalau cowok serius sama ceweknya, dia bakal minta ceweknya ke papahnya langsung. Untuk dihalalkan."

"...dan mamah rasa, selama ini Ify cuma pengen tau keseriusan kamu."
***

Sehabis obrolan yang cukup panjang dengan nyokap, gue memutuskan untuk merenung sebentar. Memikirkan semuanya dengan baik.
Gue sayang sama Ify. Gue serius sama dia. Dan gue nggak mau kehilangan dia. Maka dari itu, gue harus segera bertindak!

Saturday morning jumped out of bed
And put on my best suit
Got in my car and raced like a jet
All the way to you
Knocked on your door with heart in my hand
To ask you a question 'Cause I know that you're an old-fashioned man, yeah



Gue mulai menjalankan mobil pribadi gue-hasil jerih payah gue sendiri, membelah keramaian ibu kota. Hari ini hari sabtu, menjelang weekend. Jalanan belum terlalu ramai. Gue memang sengaja memulai perjalanan sepagi mungkin biar nggak terlambat. Dengan 'rude' yang menemani perjalanan gue, dan gue merasa...ini lagu seperti backsong untuk perjalanan gue hari ini, sangat pas.
Tapi pastinya, gue harap bokapnya doi akan mengatakan, "yes!" bukan "no."

Can I have your daughter for the rest of my life?
Say yes, say yes
'Cause I need to know
You say I'll never get your blessing 'til the day I die

Tough luck, my friend, but the answer is 'No'
Why you gotta be so rude?
Don't you know I'm human too?
Why you gotta be so rude?
I'm gonna marry her anyway
Marry that girl
Marry her anyway
Marry that girl
Yeah, no matter what you say...
Marry that girl
And we'll be a family
Why you gotta be so rude...

Dengan jantung berdegup kencang, gue merapikan rambut dan kemeja yang gue pake, sembari menunggu pintu dibuka. Sudah lebih dari 5 menit gue memencet bel, belum ada tanda-tanda pintunya bakal dibuka.

Dan ketika pintu terbuka, jantung gue berdegup 2 kali lebih cepat dari tadi, apalagi....yang ngebuka pintunya adalah, bokapnya Ify!

Gue nyengir garing sebelum akhirnya mengucapkan salam. "Assalamu'alaikum, om..."

"Wa'alaikum salam. Ada apa kamu kesini?"

Nggak pake disuruh masuk, duduk atau disuguhin minum dulu apa?

"Eng...."

Okay, gue bingung. Mau ngajak masuk, ngobrol sambil duduk, kesannya nggak sopan banget. Yang punya rumah siapa, yang nyuruh siapa. Ya kan?

"Ada apa?"

"Eng, maaf om sebelumnya. Bisa kita ngobrol di dalem aja?"

Belum sempat ajakan gue dijawab. Sebuah sedan kecil berhenti tepat didepan kami.
Sosok yang sekian lama gue rindukan muncul dari balik pintu penumpang depan. Eh, tapi siapa laki-laki-yang menyetir mobil-yang juga ikut keluar bersama Ify?

"Eh, kayaknya ada tamu, Fy. Gue balik aja deh." Laki-laki yang tadi ikut keluar bersama Ify mendadak pengen balik lagi setelah ngeliat gue. Bagus! Jauh-jauh lo sono! Siapa lagi tuh cowok?!

Ify menatap gue dengan pandangan terkejut, dan laki-laki yang mengantarnya dengan bingung. Senggaknya itu yang gue tangkap.

"Nggak mampir dulu, Yel?"

Gue nggak salah denger tuh? Bokapnya Ify nawarin si Yel Yel itu mampir?! Gue aja nggak pernahhhh....

"Nggak usah, om. Saya balik aja. Permisi...."
***

Dan disinilah kami. Gue dan bokapnya Ify memutuskan untuk berbicara di ruang tamu. Ify sendiri udah ngacir duluan, katanya sih mau naruh tas sekalian bikin minum.

"Jadi, apa tujuan kamu kemari?"

"Sebenernya..."

Kuatkan tekatmu Rio! Tinggal sedikit lagi. Sebelum semuanya terlambat, karena gue nggak mau Ify sama si Yel Yel itu!

"...sebenernya tujuan saya kemari untuk...." gue kembali diam sebentar untuk mengambil nafas. "...untuk meminta izin, meminta Ify menjadi makmum dengan saya sebagai imamnya om..."

Thank God!

"Maksud kamu, kamu mau shalat jama'ah bersama Ify?"

Klontang....
Okay itu murni suara benda jatuh-entah apa, yang kayaknya berasal dari dapur. Tempat Ify membuat minum, katanya tadi...

"Bu..bukan itu maksudnya om..."

Gue nggak tau. Harus ketawa atau gimana. Mungkin pertanyaan bokapnya Ify terdengar polos dan bikin ketawa. Tapi disatu sisi gue kesel, karena kalimat manis itu sengaja gue rangkai untuk meminang Ify!

Bokapnya Ify menatap gue dengan alis terangkat. "Terus apa?"

"Maksud saya, izinkan saya...."

Bersamaan dengan itu, Ify dengan wajah yang entah kenapa merah-setelah gue melirik sepersekian detik, datang membawa nampan berisi minuman dingin lengkap dengan camilannya.

"Duduk sini, Fy!"

Okay, gue makin gugup. Perintah tegas dari bokapnya Ify membuat dia duduk dengan patuh disamping beliau.

"Lanjutkan, nak Rio..."

Angin segar! Pertama kalinya gue denger bokapnya Ify memanggil gue dengan sebutan, "nak Rio."

"Izinkan saya menjadi imam untuk Ify, untuk rumah tangga kami, om..."

Lega. Tapi kenapa bokapnya Ify diem? Ifynya juga diem?

"Yampunnnn....ngomong gitu doang lamanya bikin orang kejang-kejang tau nggak sih?!!"

Itu suara Via! Dengan spontan gue mencari asal suara yang menyahuti permintaan gue ke bokapnya Ify. Dan disana, dibalik pintu kamar tamu Ify, gue menemukan Via bersama Alvin sambil bersiul-siul menggoda. Ah! Ada bokap-nyokap gue juga disana! Apa maksudnya?!

Batuk kecil bokapnya Ify membuat gue membatalkan niat untuk berteriak menanyakan maksud dua pasang suami istri yang sudah senyum-senyum menggoda ditempatnya. "Sebenarnya...ayah dan ibu kamu sudah lebih dulu datang kemari untuk melamar Ify, tapi....karena mereka menyuruh saya berakting seperti ini, ya saya ikut saja."

Ucapan bokapnya Ify seolah menjawab pertanyaan gue. Ditempatnya, Ify senyum-senyum ngeledek lebih tepatnya, sambil memainkan ujung rambutnya.
Gue terjebak...hahhhh

"Baiklah nak Rio, mungkin kamu ingin bicara dengan Ify." Ujar beliau mempersilahkan. "Mari semua, kita ke belakang." Ajaknya lagi kepada Alvin-Via, dan bokap-nyokap gue.

Selepas kepergian mereka semua, gue buru-buru berpindah duduk ke samping Ify yang masih asyik dengan gayanya yang menyebalkan itu.

"Apa maksudnya tadi? Terus siapa itu tadi Yel Yel?!" Tanya gue kesel.

"Nggak penting siapa itu Iyel, yang pengen aku tanyain. Apa alasan kamu ngelamar aku? Apa yang bikin kamu berani kesini setelah minta break dan bikin aku nangis waktu itu?" Ify berbicara dengan sedikit perasaan kesal sepertinya. Terlihat dari sorot mata dan nada bicaranya yang terdengar ketus.

"Yah, Alvin, Via, mamah membuat aku berpikir. Apa tujuan aku selama ini bersama kamu? Waktu membuat aku sadar kalau kamu yang terbaik buat aku. Dan aku nggak boleh menyia-nyiakan kamu." Ku raih tangannya, dalam genggamanku. "Selagi masih ada waktu, aku ingin meraih kamu kembali, makanya aku datang kesini, memberanikan diri untuk meminta kamu," ucapku sungguh-sungguh, "sama...ayah kamu yg galak itu." Sambungku setengah berbisik.

"Ihhh jahat banget sih ngatain gitu...."

Dan cubitan Ify menjadi cemilan manis disabtu yang cerah ini. Ify ku kembali. Dan kisah kami yang baru akan segera terangkai kembali. Terima kasih Tuhan...

"Jadi, kapan kita nikah?"

Pertanyaan itu kembali terucap dari bibir Ify, tapi kali ini gue sudah bisa menjawab. "Secepatnya!"
•••••

HUALLLOOOO?!!!! ANYONE MISS ME?!
Wkwk nggak yah? Baru berapa bulan yang lalu juga kan gue ngepost cerpen? Dan sekarang gue kembali dengan cerpen baluuuuu :3
Okay jadi sebenernya yang tersusun dalam khayalan gue bukan seperti ini. Mestinya lebih manis-tapi kayaknya kurang gula *eh
Tapi yaudahlah ya....begini pun cukup wkwk
Gue memang sengaja nggak bikin yang panjang2.... FYI, cerpen ini bisa dibilang sesuatu juga karena gue menyelesaikannya ga sampe 2 jam! Bayangkan saudara2!!
Jadi, kebetulan gue lagi niat, lagu yang nemenin gue nulis juga catchy banget bikin tulisan gue ngalir....
Btw, kalau kurang gurih dan kurang manis, tambahkan bumbu dapur kalian masing2 yak! #candaaa

Seeya!

Jumat, 08 Agustus 2014

Cerita Tentang Ify #1



Hi there! Nia here...mari kita berkumpul disini untuk berngobrol-ngobrol ria haha..
Okay, kira-kira bahasan apa yang menarik untuk kita perbincangkan hari ini? Cinta? ah udah deh, ask.fm gue udah cukup rame dengan curhatan temen-temen anonymous tentang kisah percintaan mereka. Dan buat kalian-kalian yang juga tertarik untuk sharing sama gue bisa disini ... Mngkin nggak selalu bisa membantu, tapi sengggaknya bisa menngurangi beban pikiran #halahh
Nah, gimana kalau sekarang kita bahas soal idola kita bersama aja? Atau mungkin cuma gue? Yaps! IFY ALYSSA!

Duh, rasanya kalau udah ngebahas cewek-idola gue & mungkin kalian, yang satu ini nggak akan pernah ada habisnya. Ntah cuma untuk sekedar dikagumin, atau dirandomin, pasti bisa aja. Muji dia karena semua anugerah Allah yang sudah Dia titipkan ke doi pun kayaknya gue nggak pernah bisa berenti. Selalu ada aja yang bikin gue berdecak kagum sama dia. Yaya, doi bukan manusia sempurna, pastinya punya kekurngan dan kelemahan juga tapi apa gunanya ngebahas kelemahana dan kekurangan doi kalau kita pribadipun belum cukup sempurna #halahhh

Baru-baru ini, beberapa hari yang lalu tepatnya, si teteh punya kesempatan untuk tampil dengan musisi besar Indonesia yang terkenal banget pastinya. Barry Likumahuwa! Siapa yang nggak tau coba? Bahkan anak kelahiran jaman sekarang juga banyak yang tau kok sama beliau. #Ifyngejazzlagi jadi hashtag yang cocok menjadi pengiring tweets-tweets IFC yang berbahagia karena teteh yang comeback ke dunia jazz lagi..hoho
Jangan ngaku IFC kalau nggak tau Ify punya sejarah sama yang namanya musik jazz..haha

/.
Saat tampil di Java Jazz Festival 2011



Salah satu hal yang menjadi kesenangan gue selepas Ify mengisi Idola Cilik ya berselancar di YT untuk nontonin video-video yang di upload papahnya, baik itu perform-perform dia di IC1 dulu, maupun penampilan-penampilan Ify dengan kemampuan olah vokalnya di genre jazz.
Ify pun pernah tampil di JAVAJAZZ Festival, bahkan punya kesempatan duet sama Raissa! waddu kalau aku mah ra iso :|


IFY BLINK (14 Years) Singing COME WITH ME of TANIA MARIA

Nah, waktu itu-dalam video di atas, Ify masih berusia 14 tahun, dalam penampilannya Ify berkolaborasi dengan guru musiknya di Farabi Music School.

RAISA & IFY : WHEN YOU BELIEVE

Kalau yang diatas ini adalah saat dimana Ify berkesempatan tampil dengan salah satu penyanyi berbakat Indonesia saat ini, Raissa.... Dulu Raissa belum sebesar sekarang hoho.

Kalau di daftarkan, sudah cukup banyak juga yah Ify dikasih kesempatan untuk berkolaborasi dengan musisi besar Indonesia-baik secara pribadi maupun bersama Blink. Bersama Blink, Ify dan teman-teman bisa mendapat kepercayaan untuk menjadi salah satu pengisi dalam album Pongki Barata yang bertajuk, "Pongki Barata Meets The Stars" 

FYI, yang patut dibanggakan adalah, Blink merupakan satu-satunya girlband yang dipercayai Pongki Barata mempunyai kualitas untuk mengisi albumnya...hoho
Selain Pongki Barata, musisi lain yang juga pernah memberikan kepercayaan kepada Blink adalah
Melly Goeslaw. Masih inget dong sama salah satu konser Melly Goeslaw yang juga ditayangkan di Kompas TV? Disana lagi-lagi Blink menjadi satu-satunya girlband yang menjadi pengisi acaranya, selebihnya ada boyband dan beberapa solois.
Selain itu, Blink juga pernah menjadi pengisi acara untuk Konser Karya Purwacaraka!


Itu kalau bersama Blink, secara personal, selain dengan Barry Likumahwa baru-baru ini, Ify juga pernah tampil bersama Tompi, Kahitna, Calvin Jeremy, oh iya waktu jaman Idola Cilik Ify juga sempat berduet dengan Afgan-bersama Septian dan Letto-bersama Septian dan Kiki.
Selain itu dalam salah satu sesi latihan untuk workshop LPM Farabi Ify juga ditemani om Dwiki Dharmawan.
Eits, jangan lupakan sama hadiah coveran yang Ify persembahkan untuk IFC di anniv ke IFC yang ke 5 ya, Ify membuat coverannya dengan di iringi oleh kak Yuri Jo, musisi asal Australi yang mengisi Java Jazz Festival 2013. Saat itu Ify mengcover dua lagi Back at One, dan Officially Missing You.
Ups, bersama Icil Diva, Ify juga pernah tampil bareng Keith Martin lho...hoho

Ngomong-ngomong soal Ify dan musik, pastinya kalian tau kalau mereka sejiwa #halahh dan itulah kenapa gue yakin banget, oneday Ify bakal jadi salah satu musisi besar Indonesia! aamiin O:)

Anyway, beberapa waktu yang lalu pada ngecheck timlinenya @officialifc nggak? Yang menyimak pasti tau dong ada apa disana? Yap! Offy menyempatkan untuk berbagi cerita mengenai Ify dan salah satu fokus utamanya saat ini. Pendidikan yang nggak jauh-jauh dari musik^^

Okay, buat yang nggak sempat menyimak akan gue ceritakan secara singkatnya disini *izin yak min hoho*
Jadi, sebenernya project Ify bersama Barryv Likumahuwa itu bisa dibilang project dadakan yang nggak disangka-sangka. Awalnya, Ify sekedar ingin menyaksikan BLP dengan musik jazznya, eh ternyata yang terjadi berikutnya Ify malah diminta untuk ikutan nyanyi. Hikmahnya, dari perform dadakan itu, Ify seperti diingatkan betapa jarangnya dia belajar dan kumpul bareng dengan komunitas jazz seperti ini. Padahal bisa di bilang Ify kan dulunya lumayan aktif dengan yang namanya jazz.
Nah, kabar gembira lainnya adalah pada akhirnya ify benar-benar sudah punya pilihan untuk masa depan pendidikannya selepas SMA ini. Ofc! yang menopang passionnya, apalagi kalau bukan musik?
UPH menjadi pilihannya. Dengan pertimbangan, yang dia cari adalah universitas yang kental jazznya. Di musik UPH, dari 6 jurusan yang menjadi pilihan, Ify memutuskan untuk mendaftar di jurusan jazz & pop performance. Tentunya keputusan ini ia ambil setelah berdiskusi dengan kedua orang tuanya, guru dan teman-teman musisi.

Hmm, masuk UPH juga nggak gampang, banyak proses yang harus Ify lalui termasuk audisi. Ify yang bingung memilih majornya antara vokal dan piano akhirnya mempersiapkan diri untuk kedua-duanya. Salutttt!

Ify bersama beberapa musisi/penyanyi Indonesia

Audisi in shaa Allah akan digelar pada bulan oktober nanti, lumayan Ify masih punya waktu kurang lebih 1,5 bulan lagi untuk mempersiapkan diri. Kalau ngeliat persiapan Ify yang matang, gue ga ragu kalau dia pasti lolos! Semangat teh!
Jadi gais-IFC dimanapun kalian berada, mari kita sama-sama doakan teteh semoga dia bisa lolos audisinya, masuk universitas harapannya dan bisa meraih cita-citanya..aamiin O:)
Sampai disini dulu perbinangan kita, sampai ketemu di postingan berikutnya..hohoo

#We'restilltogether


ps : FYI, ini postingan mestinya sudah terbit dari 3 hari yang lalu, tapi karena faktor perkerjaan yang menghadang selalu gagal, okay maafkanlah kalau terkesan kudet-_-

- kalian bisa mengklik nama-nama penyanyi diatas untuk melihat penampilan Ify bersama mereka^^



Minggu, 03 Agustus 2014

MEETUP! #ganksmp #v'girls




 
Akhirnyaaaaaaaaa!
Setelah bertahun-tahun nggak pernah kumpul-kumpul-terhitung selepas SMP, V'girls berkumpul lagi di jum'at, 01 agustus 2014....
Kebayang nggak, hal apa aja yang di obrolin 5 sahabat yang terpisah kurang lebih...5 tahun? 6 tahun? duhh gue lupa deh, lulus SMP taun berapa-_-
Dari mulai flashback jaman SMP sampai dengan membayangkan masa depan.

"Masih ada yang inget nggak, waktu itu kita habis belanja bareng di warungnya Mama Aldi, terus asik minum lewat tengah lapangan, terus----"

Spontan deh gue teriak. "Aku ingat! aku ingat! kita di teriakin dari microphone!"

"Yang mana itu? aku lupa..." Fhia udah pasang tampang bingung, emang sih dia hampir banyak lupanya wkwk #peace Salah satunya moment tasmiyahan adiknya Shelly yang sekarang udah kelas 2 SD. Ya Allah...jadi makin berasa tua.....

"Yang kita minum es di tengah lapangan, terus Bu Sus kalau nggak salah ngomong pake mic, "tolong yang minum sambil berdiri, duduk." Langsung kita pada mencar..."

Itu cuma salah satu dari sekian banyak moment SMP yang kami bahas.

Ah iya! si Rahmi-calon tukang gigi wkwk, udah punya planning menikah di usia berapa, dan punya keturunan di saat apa... Ya ampun, rasanya baru aja deh kita-kita pake seragam putih-biru, eh sekarang udah ada yang kerja, mau sidang, dan nunggu wisuda. G'luck gais!
Beruntungnya mereka-Fhia, Zha, dan Shelly, karena masing-masing dari mereka sudah punya 'calon' pasti yang sudah punya penghasilan..waaa semoga mereka semua sampe ke pelaminan.
Rahmi yang baru 'selesai', dan gue yang masih jomblo masih terus berharap segera di turunkan calon imam yang baik luar dalam, dunia akhirat sama Yang Maha Kuasa..aamiin O:)

Hm, yang juga bagian paling heboh di moment meet up kemarin adalah pas selfie! Gue ga bawa tongsis, yang lain nggak punya tongsis, jadi ribet deh ngaturin gimana caranya biar dapet angle yang bagus dan hasil yang memuaskan. Beberapa kali kita malah harus ngerepotin adiknya Shelly untuk dijadiin tukang foto..hoho
Finally! Kita punya foto bareng ber 5! dari smp lho kita sahabatan, dan nggak punya satu pun foto ber 5 hiks hiks...






Okay, I k ini sangat-sangat latepost tapi berhubung saya sangat ingin berbagi #yakali jadi saya tidak perduli mau ini latepost atau nggak wkwk....
Btw, buat si Rahmi yang bentar lagi balik untuk menempuh pendidikan, hati-hati di jalan ya!
Sukses buat kita semua teman-teman! ^^


#muchlove!

nb : bagian dialog aslinya menggunakan bahasa kami sehari-hari, tapi di  atas sudah saya perbaharui dengan bahasa yang lebih bisa dimengerti haha