Part 9
"udah masuk aja"Ray mendorong pelan pundak Oliv . Ia dan Oliv baru saja sampai disebuah cafe , tempat yang dipilih Ray untuk pertemuan Oliv dan Deva
"lo gak ikutan masuk aja Ray"pinta Oliv setengah memelas , tangannya memegangi tangan kanan Ray . Ray balas menggenggam lembut tangan Oliv
"tenang aja , gue bakalan mantau lo dari sini"ujar Ray menenangkan Oliv yang terlihat gelisah
"janji yah , gak bakal pergi kemana-mana , pokoknya lo harus nungguin gue sampe gue keluar"Ray tersenyum dan mengangguk
"masuk gih"suruhnya , Oliv mencoba menghirup udara sejenak , berharap kegelisahannya sedikit berkurang setelah itu . Perlahan tapi pasti , ia mulai mendorong pintu masuk cafe dan menghampiri Deva yang sudah menunggu sedari tadi
.........
Cakka tersedak ketika mendengar penuturan Ify saat itu . Semua makanan yang masih separuh jalan itu meloncat bebas dari mulutnya
"ishh..jorok banget sih lo Kka"ujar Ify dengan tampang jijik . Cakka segera meraih segelas air putih dan meminumnya . Setelah merasa lega ia langsung melempari Ify dengan beberapa pertanyaan
"lo yakin itu Dea nya..?? Trus kok dia bisa pacaran sama kak Sion..?? Nah lo juga kok bisa malem mingguan sama Rio..??"tanya Cakka nenggebu-gebu
"hehh..nanya satu-satu bisa kali yah"
"udah jawab aja kenapa sih"Cakka mulai kesal saking penasarannya . Ify mulai menceritakan awal pertemuannya dengan Sion semalem , termasuk saat Sion memperkenalkan Dea sebagai pacarnya kepada Ify dan Rio serta jawaban Rio yang mengaku sudah kenal dengan Dea yang notabane nya adalah senior Rio waktu SMP . Cakka manggut-manggut mendengar kan penjelasan Ify , tiba-tiba ia tersenyum nakal ke arah Ify
"terus kok lo bisa sama Rio sih semalem..?? Malem mingguan nih yee"goda Rio , Ify melemparkan lap tangan disebelahnya
"asal aja kalau ngomong , gue sama dia cuman kebetulan ketemu aja kali"
"ehm..ehm.."Cakka berdehem kecil , tetap dengan senyum menggodanya
"rese lo Kka , eh Oliv mana yah kok gak keliatan..??"tanya Ify mengalihkan pembicaraan . Kepalanya clingukan mencari sosok Oliv
"idihhh..ngalihin pembicaraan tuh"
"gue seriuss Cakka..."ujar Ify kesal
"ya mana gue taulah , kan elo yang serumah sama dia , gue mah cuman numpang makan doang"Cakka merapikan sendok bekas makannya dan beranjak dari kursinya
"hehh..mau kemana lo..??"tanya Ify , Cakka berbalik dengan tangan kanan yang mulai memantulkan bola basketnya
"mau main basket sama Rio , kenapa..?? Mau titip salam..??"Ify melengos
"gak usah..makasih"Cakka terkekeh mendengar perkataan Ify , apalagi ia sempat menangkap rona merah dikedua pipi Ify
...........
"jadi kita bener-bener udahan Liv..??"tanya Deva , ia terlihat kecewa
"finish..semua udah gak bisa dilanjutin lagi Dev , sorry"ujar Oliv tenang , ia berusaha untuk menahan semua amarah dan rasa kecewanya di masa lalu
"satu kesempatan lagi Liv..??"pinta Deva memelas , Oliv menggeleng
"maaf Dev , gue gak bisa ngasih kesempatan itu buat lo karna dihati gue lo udah gak ada"ucapnya tegas
"apa karna Ray..??"Oliv sedikit tersentak mendengar nama Ray disebut-sebut
"apa karna lo udah mulai punya perasaan sama Ray..??"tanya nya lagi , entah mengapa Oliv malah menganggukkan kepalanya . Deva mendesah pelan , Oliv yang sedikit menunduk melirik ke arah Deva yang terlihat kecewa
"sorry Dev.."ucap Oliv tulus . Deva berdiri membuat Oliv juga ikut berdiri
"gue yang salah , mungkin ini karma buat gue Liv . Emmmm..dan kayanya lo sama Ray cocok kok . Semoga Ray lebih baik dari gue"
"semoga Dev , udah gak ada lagi yang perlu kita bahaskan..?? Apa gue boleh pulang sekarang..??"tanya Oliv hati-hati
"gue boleh minta sesuatu sama lo Liv...?? Untuk yang terakhir kalinya.."pinta Deva yang sudah berdiri tepat dihadapan Oliv , Oliv mengangguk pelan . Secara tiba-tiba Deva memeluk Oliv , Oliv tak menolak karna kalau boleh jujur ia pun merindukan pelukan hangat Deva
"untuk yang terakhir Liv , keluar dari sini...lo bener-bener bukan siapa-siapa gue lagi"bisiknya pelan , tanpa bisa dicegah air mata Oliv tumpah . Dari kaca luar cafe , sepasang mata melihat kejadian itu dengan tatapan yang sulit diartikan
"mereka balikan kali ya"desahnya kecewa
.............
Pagi yang cerah secerah hati Cakka . Karna setelah semalaman merenung , akhirnya ia menemukan cara yang menurutnya cukup ampuh untuk memperbaiki hubungannya dengan Agni . Dengan setengah berlari ia menarik tangan Zahra menyusuri koridor kelas mencari sosok....
"Riooo"Cakka semakin mempercepat langkahnya untuk menghampiri Rio yang sudah menunggu didepannya
"ada apa sih..?? Pagi-pagi udah teriak"
"sorry nih bro , gue cuman mau minta tolong sama lo dan gue harap lo mau nolongin temen lo yang ganteng ini"pinta Cakka , Rio menoyor kepala orang yang mengaku ganteng itu . Kemudian ia melanjutkan langkahnya disusul Cakka dan Zahra
"PD amat idup lo"
"ahhh...Yo , sekarang bukan waktunya berdebat soal kegantengan gue tapi soal permintaan tolong gue , plisss penting banget nih"Rio memasang tampang cengo mendengar permintaan memelas Cakka yang masih disertai kenarsisannya itu , sedangkan Zahra yang berjalan disampingnya mendelik heran
"sebenarnya ada apa sih Kka , pagi-pagi lo ngejemput gue dan bilang udah tau gimana caranya bikin Agni maafin kita ehhh sekarang malah minta bantuan Rio..??"tanya Zahra setelah menghentikan langkahnya
"iya jadi kita juga perlu bantuan dari Rio , Ra buat ngejalanin rencana gue ini"ucap Cakka , sesekali ia tersenyum pada teman-teman yang menyapanya
"jadi lo mau bantuin gue kan Yo..??"pinta Cakka , Rio tersenyum tipis
"tergantung , kalau gak berat dan sekiranya gue bisa bantu , why not"ucapnya santai
"tenang...ini bener-bener gampang buat lo dan gue yakin lo bisa"ujar Cakka , kemudian Cakka mulai menceritakan semua rencanya kepada Rio . Rio yang awalnya santai , terkejut ketika mendengar penjelasan akhir Cakka
"haaa...jangan gila deh , gue sama dia kan suka berantem"
"aduhhh Rio gak usah bohong deh , masa orang yang suka berantem bisa malem mingguan bareng"timpal Cakka menggoda
"whattt...elo semalem ngedate ama Ify , Yo..??"tanya Zahra
"yeee..itu mah kebetulan doang"
"ya deh iya...pliss dong Yo , apa susahnya sih duduk sama Ify toh Ify gak makan orang lagian lo sama Ify kan juga punya tugas buat jadi panitia pensi tahun ini jadi dengan lo duduk bareng sama dia lo bisa ngomongin soal pensi sekalian"bujuk Cakka
"iya Yo , kayanya cara Cakka kali ini bakalan lebih berhasil dari yang sebelumnya"Zahra ikut membujuk Rio , Rio terdiam sebentar
"ya kalau gitu sih gue oke aja , tapi..kalau Ify nya mau juga"ujar Rio akhirnya , Cakka dan Zahra berhigh five
"tenang my bro , soal Ify biar gue yang urus"
brukkk...Cakka melempar tasnya keatas meja Ify
"nah mulai hari ini gue duduk disini dan lo duduk bareng Ify , oke"ujarnya pada Rio
Dengan langkah santai Ify dan Agni berjalan menuju kelas mereka . Gak seperti biasanya , hari ini Ify terlihat pendiam . Agni yang berjalan disampingnya jadi dongkol sendiri , karna sedari tadi Agni mengoceh ria Ify sama sekali gak nanggepin paling cuman ngangguk atau senyum doang . Menyebalkan , menurut Agni
'ckckck...Ify makan apa sih tadi pagi kok aneh banget sih'gumam Agni
Agni masih bergumam tak jelas sampai pada akhirnya ia dan Ify tiba dikelas . Matanya terbelalak melihat sesosok cowo rese -menurutnya- tengah duduk santai dibangku Ify , atau lebih tepatnya dibangku samping tempat duduknya
"eh kunyuk..ngapain lo duduk disitu"bentak Agni , Cakka yang sudah siap mental tersenyum manis sebentar
"mulai hari ini sampe hari yang gak ditentukan gue bakalan duduk disini , dibangku Ify"ujar nya santai sambil menunjuk tempat yang sedang ia duduki , Agni makin kesal mendengarnya
"dengerin yah , sampe kapanpun gue gak bakalan sudi duduk sama lo"Agni mencak-mencak , kemudian melirik Ify yang nampak santai
"Fy lo kok diem aja sih jangan mentang-mentang dia sepupu lo jadi lo mau-mau aja"
"Kka , gue lagi gak pengen ribut nih mending lo balik ketempat lo deh"ucap Ify masih tenang , sepertinya Ify benar-benar kehilangan moodnya hari ini
"gak bisa Ify , lo duduk ditempat gue cuman untuk sementara waktu kok , lagian Rio tuh perlu duduk berdua sama lo buat ngomongin pensi tahun ini , kan lo panitianya barengan Rio"ujar Cakka tegas . Pokoknya , apapun yang terjadi dia harus bisa duduk sebangku dengan Agni , itu tekad Cakka .
Ify melirik Rio yang kebetulan memang sedang memperhatikan perdebatan Cakka dan Agni tadi , kemudian dengan pasrah ia melangkahkan kakinya menuju bangku Cakka . Agni sudah berada ditingkat kekesalan yang teramat sangat , jadilan dengan kasar ia melempar tasnya dan membanting tubuhnya dibangku samping sebelah Cakka
Ify sampai dibangku Cakka , Rio yang sudah duduk dibangkunya tersenyum 'tumben senyumnya tulus' pikir Ify yang membalas senyuman Rio dengan senyuman tipis 'gak biasanya Ify kaya gini'gumam Rio dalam hati
Dibangkunya Agni masih sibuk mempermasalahkan soal kepindahan Cakka yang mulai hari ini duduk disebelahnya
"gue tau yah Kka , ini cuman akal-akalan lo doang , lo gak bosan apa ngeganggu gue mulu"sungut Agni kesal
"gak akan bosan , sampe lo mau maafin gue sama Zahra"ucap Cakka lembut , Agni melengos
"sampe monyet bertelur atau bahkan buaya berubah jadi ganteng juga gue gak bakalan maafin lo sama Zahra"ucapnya sedikit berat hati memang , karna sebenarnya alasan Agni berucap demikian hanyalah gengsi dan cemburu melihat kedekatan Cakka dan Zahra akhir-akhir ini
"hiuhh..Ag , itu mah sama halnya dengan nungguin gue berubah jadi jelek"Agni mendelik heran
"maksud lo...??"
"ya itu sampe kapan pun monyet gak bakalan bertelur dan buaya gak bakalan berubah jadi ganteng karna itu semua gak mungkin sama halnya dengan gue yang gak mungkin berubah jadi jelek"Agni menggeleng-gelengkan kepalanya , gak habis pikir semakin dewasa Cakka semakin narsis
"eh , sepupu lo makan apaan sih , kok hari ini aneh banget..??"tanya Agni
"siapa..?? Ify..??"Cakka balik tanya
"ya ialah Ify emang siapa lagi hah"sahut Agni kesal , tangannya reflek menoyor Cakka
"adaww...ya kali aja gitu Oliv"
"gue serius Kka"geram Agni , Cakka menoleh kebelakang , tempat Ify duduk . Keliatannya sih Ify memang beda banget hari ini , lebih pendiam dan gak bersemangat . Buktinya Cakka mendapati Ify sedang melamun sekarang , pandangannya mengarah ke langit-langit kelas sampai-sampai Cakka ikutan menatap langit-langit kelasnya . Agni menyikut lengan Cakka
"hehhh..ngapain lo dongakin pala lo..?? Bukannya jawab pertanyaan gue juga"
"heran aja , Ify ngeliatin apaan yah diatas , perasaan gak ada yang menarik"Agni melayangkan toyoran keduanya
"eh semprul...sekarang bukan saatnya lo mandangin tu langit-langit sekolaan , jawab pertanyaan gue kek , Ify kenapa sih hari ini aneh banget..??"cerocos Agni , Cakka malah terdiam sambil menatapi Agni . Dalam hati ia merasa senang , yah sepertinya ini awal yang baik dan kalau boleh Cakka optimis , dia merasa rencananya kali ini akan lebih berhasil . Agni memukul pelan lengan Cakka
"hehhh..malah bengong"
"eh iya sorry , em itu gue juga gak tau , gue sama Ify kan gak serumah"jawab Cakka seadanya . Baru saja Agni hendak melayangkan pertanyaan kedua , Bu Ira sudah berada didepan kelasnya
"selamat pagi anak-anak"sapa Bu Ira
"pagiiii...Buuuuu"
"Ibu akan segera memulai pelajaran , jadi silahkan kembali ke tempat duduk kalian masing-masing"perintah Bu Ira , matanya menyapu seluruh ruangan kelas
"Cakka , silahkan kembali ke tempat asal mu"lanjutnya
"mulai hari ini sampai batas waktu yang tidak ditentukan , saya akan duduk disini Bu . Soalnya Ify sama Rio kan ditunjuk sebagai panitia pensi tahun ini , jadi mereka harus sering-sering berkomunikasi satu sama lain , begitu Bu"ujar Cakka beralasan , Bu Ira hanya mengangguk dan segera memulai pelajaran Bahasa Indonesia
Pelajaran Bahasa Indonesia hari ini telah berjalan kurang lebih satu setengah jam . Masih tersisa satu jam pelajaran lagi , sebelum istirahat dimulai . Rio yang biasanya semangat mendengarkan penjelasan Bu Ira justru terlihat malas saat ini . Ia menatap sosok gadis manis yang duduk disampingnya , Ify . Yahhh...Rio merasa ada sesuatu hal yang berbeda dari Ify hari ini . Sekarang pun Ify terlihat menelungkupkan kepalanya diatas meja , matanya terpejam dan earphone menjuntai dari kupingnya . Bukan Ify banget , pikir Rio . Biasanya kan Ify selalu duduk tenang mendengarkan setiap penjelasan dari guru-guru , bukannya tidur mana pake acara dengerin musik segala . Ditambah lagi status Ify sebagai ketua kelas yang terkenal tegas . Rio menggaruk-garuk belakang kepalanya yang mendadak gatal , dengan sedikit ragu ia menyingkap poni yang menutupi mata Ify 'manis'gumam Rio pelan . Entah karna apa , Rio malah mengulurkan tangannya menyentuh kening Ify
"upsss..."Rio menarik tangannya begitu menyentuh kening Ify yang ternyata panas
"ada apa Mario..??"tanya Bu Ira yang mendengar ucapan refleks Rio barusan . Rio gelagapan , bingung mau menjawab apa . Bu Ira mengalihkan tatapannya kearah Ify
"Alyssa sedang apa kamu..??"Ify yang memang sedang tidur jelas tak mendengar seruan Bu Ira barusan . Agni dan Cakka saling tatap , lalu secara bersamaan keduanya mengalihkan pandangannya kebelakang
"If..Ify lagi sakit Bu"sahut Rio , Bu Ira mengernyitkan dahi
"kenapa tidak kamu bawa saja ke UKS..??"
"dianya gak mau Bu , tadi dia bilang dia gak mau ketinggalan pelajaran Ibu"jawab Rio , berbohong tentunya , Bu Ira mengangguk
"ya sudah kita lanjutkan pelajaran lagi , kalian harap tenang , jangan sampai mengganggu Ify"ujar Bu Ira
Agni menyikut pelan lengan Cakka "eh kenapa lagi tuh sepupu lo..??"tanya Agni berbisik , Cakka menggidikkan bahu
"gak tau gue , kan gue gak serumah sama dia Ag"
"alasen lo itu mulu , gak mutu tau gak"
"Cakka , Agni harap tenang"
Bel istirahat baru saja berbunyi , semua murid-murid berhamburan keluar kelas . Kecuali Agni , Cakka , Rio dan Ify yang masih tidur . Sebenarnya Zahra juga mau tetap dikelas , tapi berhubung Bu Ira ada perlu jadilah ia mengikuti Bu Ira ke ruang guru .
Dibangkunya , Agni segera membereskan peralatan tulisnya , setelah selesai ia segera menghampiri Ify
"Fy..Fy.."Agni mencoba membangunkan Ify
"dia tidur sambil dengerin musik Ag"sahut Rio , Agni melirik kuping Ify . Ia mengernyitkan dahi , heran juga ngeliat sobatnya yang satu ini 'benar-benar aneh'pikir Agni
"eh Yo , lo apain nih sepupu gue..?? Baru juga sehari lo duduk ama dia"cerocos Cakka yang datang tiba-tiba
"enak aja lo ngomong , gue juga gak tau dia kenapa , tau-tau pas gue pegang keningnya udah panas aja"Agni menatap Rio , heran
"kenapa lo ngeliatin gue gitu..?? Baru sadar kalau gue ganteng..??"ujar Rio yang merasa risih dengan tatapan Rio
"owww...tidak mungkin , cowo ganteng disekolah ini cuman satu , Cakka Nuraga"sahut Cakka narsis
"PD amat lo"cibir Rio
"lo kok megang keningnya Ify sih Yo..??"tanya Agni tiba-tiba
"haaa...kapan..??"
"lo pikir gue budek , tadikan lo sendiri yang bilang"Rio baru sadar kalau tadi dia keceplosan , waduhhh celaka 13 nih
"ya..itu..emm gue"
"ya biarin ajalah , dia pacarnya Ify ini"sambung Cakka , Rio cengo
"huapaaaaa...Rio pacaran sama Ify..??"tanya Agni . Cakka mengangguk santai . Dengan kesadaran penuh Rio menjitak kecil kepala Cakka
pletakkk
"adawww"Cakka meringis
"jangan asal kalau ngomong"ujar Rio , bertepatan dengan itu , Ify terbangun . Ia mematikan iPodnya dan melepaskan earphone yang masih berada dikupingnya . Setelah melek total , ia sedikit terkejut melihat 3 orang yang berada disekelilingnya
"ngapain lo pada..??"tanya Ify sambil membetulkan letak poninya
"itu Fy masa tadi kata Cakka lo sama hmpththhh..."belum selesai Agni berbicara , Cakka segera membekap mulut Agni dan menyeret Agni keluar kelas . Daripada ntar Ify ngeluarin suara master speakernya , bisa bahaya
"apaan sih..??"tanya Ify bingung
"bukan apa-apa Fy , lo sakit yah..??"tanya Rio , Ify memegang kenignya
"kayanya sih"
"kenapa gak ke UKS aja atau pulang sekalian"saran Rio . Ify melirik jam putih ditangan kanannya
"males ah , lagian 1 kali istirahat lagi juga pulang...upsss gue lupa hari ini kan ada proposal OSIS yang mesti gue fotocopy"Ify merogoh tasnya , mencari proposal yang ia maksud
"ini dia"
"mau kemana lo Fy..??"tanya Rio ketika Ify berdiri
"mau motocopy , soalnya mau dipake dirapat ntar siang"Rio menarik tangan Ify dan mengambil alih proposal ditangan Ify
"udah gue aja , lo kan lagi sakit"ujarnya , Ify sedikir terkejut karna tanpa diduga Rio mengacak-acak pelan rambutnya . Seneng , pastinya
"eh tapi.."
"udahhh..oh iya kalau lo mau minum dilaci gue ada air mineral belum gue minum kok trus ditas gue ada snack kalau mau ambil aja"ujar Rio sebelum benar-benar pergi
'aneh...tapi seneng sih'gumam Ify pelan , senyum manis tersungging dibibirnya
............
"lo mau pesen apa Ray..??"tanya Oliv . Kini seperti jam istirahat biasanya ia , Nova , Ray dan Lintar berkumpul disatu meja
"terserah"jawab Ray singkat , Oliv menghela nafas . Sedari pagi Ray terlihat begitu cuek padanya . Emmm lebih tepatnya semenjak pulang dari cafe kemaren . Ray sama sekali tak menyinggung masalah pertemuannya dengan Deva padahal Oliv sangat berharap Ray menanyakan hal itu
"air comberan deh Liv"ceplos Lintar , Nova menoyor kepala Lintar
"kalau ngomong dipikir dulu mas"ujar Nova
"apaan sih lo sewot banget"sungut Lintar
"guys gue balik ke kelas duluan yah"pamit Ray tiba-tiba
"lha..lo gak mau makan dulu Ray..??"
"ngga Lint , ngga laper , gue balik yah"Ray segera meninggalkan kantin , tangannya mengacak-acak rambut gondrongnya
"kenapa sih tu anak..??"tanya Lintar sambil menatapi Oliv dan Nova satu persatu . Keduanya kompak mengangkat bahu
"lo kenapa sih Ray..?? Apa gue ada salah sama lo..??"batin Oliv lirih
.............
Lintar sudah stand by didepan pintu kelas . Ia bersungut-sungut kesal menunggui Nova yang sedang membereskan peralatan tulisnya . Ini memang sudah menjadi kebiasaan Lintar sepulang sekolah , setidaknya sampai 1 bulan kedepan . Seperti kata Pak Dave , sebagai hukuman atas keributan yang bersumber dari mereka berdua , mereka harus datang lebih pagi dan pulang lebih siang hanya untuk membuka dan mengunci pintu kelas
"dasar cewe , lelet banget"Lintar menggerutu kesal
"Nov buruan dikit dong , gue pengen cepet-cepet pulang tau"seru Lintar , Nova yang sedang memasukkan bukunya mendelik kesal
"gak sabaran amat sih"Nova melangkahkan kakinya menghampiri Lintar dengan tampang kesal plus bibir manyun
"lelet lo"cibir Lintar , ia segera mengunci pintu kelas . Nova tak menggubris , pandangannya tertumpu pada sesosok pria gondrong yang sedang duduk dibawah pohon . Dengan tatapan tak beralih dari Ray , Nova menarik paksa tangan Lintar
"eh eh eh...apa-apaan sih lo , pake narik-narik tangan gue segala"Lintar melepas paksa tarikan Nova , Nova semakin memperkuat tarikannya
"iiihhhh...lo liat tuh temen lo , ngejoglok disitu , kesambet setan baru deh tau rasa"ucap Nova sambil menunjuk Ray , Lintar mengarahkan pandangannya mengikuti telunjuk Nova
"eh kenapa tu anak..??"Nova menggidikkan bahunya
"samperin aja yuk Lint.."ajak Nova , Lintar mengangguk keduanya pun menghampiri Ray yang masih duduk manis dibawah pohon
"ku suka dirinya mungkin aku sayang...namun apakah mungkin kau menjadi milikku"senandung Ray pelan , matanya terpejam menikmati semilir angin yang menembus wajahnya .
Nova dan Lintar saling pandang kemudian...
Pukkkkkk....Lintar menjatuhkan tangan kanannya , menepuk pundak Ray . Ray yang sedang bernyanyi sontak menoleh kaget
"eh lo Lint , Nov kok pada belum pulang..??"tanya Ray sambil berdiri , ia meraih ranselnya yang tergeletak disamping pohon
"belum lah , lo kan tau tugas gue setiap pulang sekolah sampai 1 bulan kedepan"jawab Lintar , Ray hanya mengangguk
"lo kenapa sih Ray..?? Gue perhatiin dari tadi pagi lo gak semangat banget , ada masalah..??"tanya Nova perhatian , Ray tersenyum kecut
"lo bisa nebak lah Nov"
"ngomongin apaan sih..??"tanya Lintar yang memang tak tahu apa-apa , tangan kanannya merangkul pundak Nova sedangkan tangan kirinya merangkul pundak Ray
"Oliv , Deva..??"tanya Nova hati-hati , Ray mengangguk lemah
"ngomongin apaan sih..??"tanya Lintar -lagi- gemas , gimana ngga gemas coba , masa ditanyain bukannya ngejawab malah nanya lagi
"ishhh..lo tuh ya , lemot banget punya otak"sungut Nova , wajahnya berada tepat didepan wajah Lintar . Lintar agak menjauhkan wajahnya yang terlalu dekat dengan wajah Nova , deg-degan juga rasanya kalau berhadap-hadapan dengan Nova seperti ini . Ray menangkap gelagat salting Lintar pun berdehem kecil
"ehemmm..ada yang salting nih"goda Ray , Nova beralih menatap Ray
"apaan sih , orang gue biasa aja juga"elak Lintar
"emang yang gue maksud elo..??"Ray menahan tawanya . Lintar tersadar , ngapain dia pake ngelak segala coba
"ahhh..lo berdua ngomongin apaan sih..?? eh Ray , cerita dong gimana pertemuan Oliv sama Deva kemaren"paksa Nova , Lintar memilih diam dan hanya menjadi pendengar daripada adegan salting tadi terulang lagi untuk yang kedua kalinya , mungkin
"ya gitu deh"jawab Ray bingung
"gitu gimana sih..?? Yang jelas dong Raynaldddd..."Nova makin gemas . Ray menghela nafas sebentar , kemudian mulai menceritakan semua kronologis yang dia tau , termasuk pelukan yang diberikan Deva sesaat sebelum Oliv keluar dari cafe
"jiahhhh..jadi lo cemburu Ray"potong Lintar , Ray hanya mengangguk
"emmm...emang lo gak nanyain ke Oliv hasil akhir dari hubungan mereka..??"Ray menggeleng
"gak tau kenapa mood gue mendadak ilang"jawabnya
"dan itu semua adalah alesan lo ngediemin Oliv seharian ini..??"tanya Nova
"hemmm..mungkin"
"ya elah Ray..Ray , pantes aja si Oliv daritadi gue liat nyuri-nyuri pandang mulu ke elo , gak taunya lo ngediemin dia..ckckckk"Lintar berdecak
"Oliv nyuri-nyuri pandang ke gue..??"tanya Ray tak percaya , Lintar mengangguk cepat
"dia heran tau Ray , sama sikap lo hari ini dia jadi bingung gitu"tambah Nova
"habis , gue bingung"ujar Ray pasrah , Nova menepuk pelan pundak Ray
"sabar Ray , ntar deh gue aja yang nanya ama Oliv , gue tau lo gengsi"sahut Nova , Ray tersenyum senang . Disampingnya Lintar malah ngerasa sesuatu yang aneh itu hadir lagi . Perasaannya mendadak dongkol , kesel intinya gak suka sama tindakan Nova yang menepuk-nepuk pundak Ray , ditambah sama sikap Nova yang sepertinya memang sangat perhatian kepada Ray
'ahhh..gue kenapa sih..?? Envy..?? Cemburu..?? Tapi masa sama sahabat gue sendiri..?? Alahhh..Lintar..Lintar lo kenapa sih..??'
"lo kenapa Lint..?? Geleng-geleng gitu..??"tanya Nova yang heran melihat tingkah Lintar
"hahh..ngga , ngga papa kok . Balik yuk , udah siang banget nih"ajak Lintar , Ray dan Nova mengangguk
"ayo deh , kayanya supir gue juga udah nunggu.."sahut Nova . Benar saja , tak lama kemudian handphone Nova berdering dan penelpon nya sudah pasti , supirnya
"tuhkan , apa gue bilang . Gue duluan yah , bye.."Nova melambaikan tangannya pada Lintar dan Ray . Lintar memandangi punggung Nova yang kian menjauh , dalam hati ia masih memikirkan perasaan aneh yang tadi tiba-tiba saja muncul
"lo suka sama Nova ya Lint..??"tebak Ray yang sukses membuyarkan lamunan Lintar
"hee..ngga , apaan sih , balik yuk"elak Lintar . Ia melangkah lebih dulu sebelum Ray menyadari gelagat salah tingkahnya -lagi- . Ray menyusul Lintar yang berada beberapa langkah didepannya , kemudian ia merangkul pundak sahabatnya itu
"Nova manist kok Lint , sebelas dua belas lah sama lo , cocok kok"celoteh Ray , Lintar melotot
"ahahhaa..piss mamen , kalau gak suka nyantai aja dong"
"tapi kayanya gue emang mulai ada rasa sama dia deh Ray"ujar Lintar akhirnya . Jujur sama sahabat sendiri gak ada salahnya kan..??
"dia siapa..??"tanya Ray pura-pura bingung , Lintar menoyor kepalan Ray
"jangan pura-pura bego deh lo"tawa Ray meledak
"ahahahha...tapi kayanya seru juga tuh kalau elo jadian ama Nova dan gue jadian ama Oliv"ujarnya
"double date kayanya asikk"sambung Lintar . Keduanya pun mulai berceloteh asal hingga parkiran sekolah . Sepertinya Ray sudah melupakan kesedihannya tadi
.......
Rio membantu Ify membawa lembaran fotocopyan yang dipakai pada rapat OSIS tadi . Yahh..Rio rela pulang terlambat untuk menunggu Ify sampai selesai rapat OSIS . Alasannya , Rio sendiri gak tau . Tiba-tiba aja dia khawatir , kan Ify masih sakit . Dengan setengah memaksa , Rio meminta Ify untuk mengizinkannya menunggu . Huhhh..aneh , gak biasanya dia pake minta izin segala toh badan-badannya ini mau tetap disekolah atau pulang bukan urusan Ify dong mestinya . Tapiii...itu dia , Rio sendiri gak tau kenapa tiba-tiba ia mendadak jadi selembut , seramah dan seperhatian ini sama Ify
"lo kok masih jadi sekretaris OSIS sih Fy..?? Kan udah kelas 3 , mestinya udah diganti kan..??"tanya Rio ketika ia dan Ify sedang dalam perjalanan menuju parkiran sekolah
"tau tuh Pak Duta , sebenernya sih sekretaris OSIS udah ada tapi 3 bulan yang lalu dia pindah sekolah berhubung belum nemuin yang baru jadi gue disuruh gantiin deh"jelas Ify
"tapikan mestinya Pak Duta bisa nyari ade kelas kita aja , bukan elo"
"emang kenapa kalau gue..??"
"ya elah Fy , kitakan udah kelas 3 ya mesti banyak-banyak belajar dong , belum lagi tugas kita sebagai panitia pensi akhir taun . Inget lho Fy , kita sama sekali belum bikin konsep buat pensi entar waktunya cuman tinggal beberapa bulan , belum lagi kita mau ujian"celoteh Rio mengingatkan . Ify jadi terkekeh mendengarkan Rio yang mendadak cerewet
"malah cekikikan"
"ya habis gue heran aja sama lo , lo berubah tau gak"ujar Ify , Rio mengangkat alis
"eh masa sih..?? Berubah apanya..?? Tambah tinggi..?? Tambah ganteng..?? Tambah pinter..?? Tambah..."
"tambah narsis , tambah cerewet"sambung Ify
"gitu yah"Rio memasukkan tangan kanannya kesaku celana setelah sebelumnya merapikan seragam sekolahnya
"mulai deh mau pasang gaya sok cool"cibir Ify yang sedari tadi memperhatikan tingkah Rio
"ahayyy..jadi lo ngakuin nih kalau selama ini gaya gue cool..??"tanya Rio menggoda , alis nya sudah naik turun dengan tatapan tepat dimata Ify
"hemmm...ya ya ya...iya aja deh biar cepet , yang penting elo seneng , gue seneng semua seneng"ujar Ify asal
"wahhhh...makasih yah Fy , elo udah ngutamain kebahagian gue"sahut Rio tersenyum lebar
"selamanya aja lo begini Yo"gumam Ify pelan
"apa Fy..??"tanya Rio yang memang kurang mendengarkan ucapan Ify . Ify menggeleng
"nothing...ayo deh lo janji mau nganterin gue pulangkan..??"Ify langsung menarik tangan Rio menuju tempat dimana motor Rio diparkir
"kata siapa..??"
"kata elo lah"
"idihhhh...ngga tuh , gue duluan yah , bye"Rio melangkahkan kakinya lebih dulu meninggalkan Ify . Ia melambaikan tangannya tanpa menoleh kebelakang
"ihhh...Marioooooo anterin gue balikkk"seru Ify sambil berlari mengejar Rio
........
0 komentar:
Posting Komentar