Part 17
Shilla merasakan seseorang memanggil namanya dan sepertinya dia cukup familiar dengan suara itu. Dengan 'ogah-ogahan' Shilla memutar badannya. Ia mendengus kesal saat mengetahui tebakannya benar, suara itu milik Riko.
Setelah menoleh sebentar, Shilla kembali meneruskan langkahnya mengacuhkan Riko yang terus berteriak memanggil namanya
Srettt...Riko menahan tangan Shilla hingga Shilla sedikit tertarik ke belakang. Dengan tampang super kesal, Shilla bersiap memarahi Riko
"Sorry Shill...sorry, habis lo gue teriakin gak nyaut-nyaut. Kan tenggorokan gue sakit juga lama-lama"ujar Riko setengah mengeluh. Shilla memutar bola mata nya dengan kesal
"Urusan gue..??"
"Ya ngga sih, tapi kalau lo ngerasa ia juga ngga papa"Riko menyeringai lebar sambil menggaruk-garuk tengkuknya.
Lagi-lagi Shilla mendengus kesal, dengan sekali hentakan tangannya terlepas dari genggaman Riko. Lalu ia pun pergi meninggalkan Riko menuju kelasnya
-----
Berhari-hari Shilla terus berusaha mendekati Rio dan menjauh dari Riko. Sedangkan Rio dengan semangat menjalankan aksinya bermesraan -selalu terlihat mesra di depan Shilla- dengan Ify untuk membuat Shilla cemburu dan menjauhinya. Hal itu juga dimanfaatkan Rio sebagai ajang PDKT antara dirinya dengan Ify. Dia berusaha meyakinkan perasaannya dengan selalu berada di dekat Ify. Dan sepertinya jawabannya sudah jelas, dia benar-benar jatuh cinta pada Ify. Buktinya, Rio sering merasakan degup jantungnya mendadak 'nakal', berlompatan ke sana ke mari dengan liar. Selain itu, entah mengapa setiap berada di dekat Ify, bibirnya tak pernah berhenti tersenyum. Dan yang paling sering terjadi adalah sikap Rio yang suka mendadak salah tingkah setiap Ify menatapnya dengan refleks.
Berbanding terbalik dengan Rio, Riko justru terus menjalankan aksinya untuk PDKT dengan Shilla. Meskipun Shilla terus menghindar, ia tetap berusaha bersabar dan bertahan menjalankan misi pertama sampai selesai. Dan kalau misi pertama di rasa cukup, ia akan menjalankan misi kedua seperti saran Ify.
Semakin lama Shilla semakin dongkol melihat kemesraan Rio dan Ify yang terang-terangan selalu mereka tunjukkan di depannya. Terkadang ia merasa iri dengan Ify, karna Rio selalu bersikap lembut dan perhatian kepada Ify. Seperti siang ini, saat ia, Ify, Rio dan Riko sedang berkumpul di ruang OSIS dalam rangka rapat terakhir mengenai pensi tahun ini. Berhubung ujian semakin dekat, mereka berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan rapat dengan cepat, jadi begitu selesai ujian mereka tinggal menjalankan semua rencana yang sudah mereka susun bersama
"Lama amat sih, sebenernya lo udah nyelesein tugas lo apa belum sih..??"tanya Shilla kepada Ify. Nada bicaranya terdengar ketus
Ify terus memperhatikan notebooknya untuk mencari apa yang memang ia cari dan mengabaikan ocehan Shilla
"Sabar dikit dong Shill, itu Ify juga lagi nyari"sahut Rio tidak kalah ketus. Shilla melengos, selalu saja. Rio selalu membela Ify dan bersikap dingin kepadanya
"Nih Yo"ucap Ify. Ia menyerahkan notebooknya kepada Rio. Rio mengambil alih notebook Ify dan mulai mengamati hasil kerja Ify
"Seneng ya lo, dibelain mulu sama Rio"bisik Shilla sinis, Ify tersenyum miring
"Seneng banget"balas Ify penuh penekanan
"Hehhh..gue kasih tau yah sama lo, elo gak bakalan bisa milikin Rio karna Rio punya gue"bisik Shilla -lagi-, kali ini disertai dengan tatapan tajam penuh amarah. Ify menggidikkan bahunya dan memilih diam, mengacuhkan Shilla yang terus menatap benci kepadanya
"Siippp...hasil kerja lo bagus Fy"ucap Rio setelah 15 menit meneliti notebook Ify. Ia menepuk pelan puncak kepala Ify, Ify membalasnya dengan cengiran kecil sambil sedikit melirik ke arah Shilla
"Makasih Rio"
"Eh Yo, gue balik barengan ama lo yah. Gue pengen ketemu nyokap lo. Udah lama gue gak ketemu ama nyokap lo"cerocos Shilla sambil memegang tangan Rio. Rio melepaskan tangan Shilla dengan pelan, kemudian tersenyum tipis. Senyuman yang sempat membuat Shilla salah sangka karna ia pikir Rio akan meng-iya-kan keinginannya
"Sorry Shill, tapi hari ini gue mau balik bareng Ify sekalian ngejemput nyokap gue yang arisan terus kami bertiga udah ada acara bareng-bareng"ucap Rio lembut, Shilla mendesah kecewa. Dengan malas ia kembali ke bangku nya dan mulai membereskan peralatan tulisnya.
Riko yang melihat raut masam Shilla berniat menegurnya, namun tangan Ify menahan niatnya. Ify memberikan isyarat agar Riko diam ditempatnya.
"Gue duluan"pamit Shilla tanpa niat, kemudian ia segera meninggalkan ruangan OSIS
"Kok lo nahan gue sih Fy..??"tanya Riko to the point, ia sepertinya kesal karna Ify menahannya
"Dengerin gue dulu odong baru lo protes"sahut Ify
"Iyee apaan..??"tanya Riko tak sabaran
"Gini, gue cuman mau bilang kalau besok adalah hari terakhir lo ngejalanin misi pertama dan hari berikutnya lo mulai ngejalanin misi kedua"
"Serius lo..?? Ini kan belum ada hasilnya Ify...."
"Udah deh, percaya sama gue. Pokoknya lo harus ngikutin saran gue"
"Iya Ko, lo tenang aja gue sama Ify bakalan ngebantuin lo kok"sambung Rio sambil menepuk pelan pundak Riko
"Lo berdua yakin..??"tanya Riko ragu
Ify dan Rio mengangguk mantap "yakin banget"ujar keduanya kompak. Riko menghela nafas kemudian mengangguk malas
"Siippp..sekarang lo buruan ke gerbang trus ajak Shilla pulang bareng"
"Hehhh..ya gak mungkin mau lah dia"bantah Riko
"Gak mau gimana..?? Gue balik barengan Ify, supirnya lagi sakit. So, paling dia lagi nyari taksi.."
"Dan lo tau sendiri, jam segini taksi jarang nongol"ujar Ify menyambung ucapan Rio
"Eumm..okee, gue akan coba"
"Sippp..tapi gue duluan balik sama Ify yah, ntar baru lo ajakin tuh anak balik bareng lo"Riko mengangguk-angguk mendengarkan pesan Rio. Setelah itu Rio dan Ify kembali melangkah meninggalkan Riko sendiri
"Eh Yo, emang yang lo bilang sama Shilla tadi beneran..??"
Alis Rio bertaut "Soal apa..??
"Lo, gue sama nyokap lo..."
"Ohh itu..??"Ify mengangguk cepat
"Emang kenapa..?? Lo pengen gue kenalin ke nyokap gue ya..??"goda Rio sambil menyikut-nyikut pelang lengan Ify
"Hahh..ap..apaan sih lo, eum ya kan gue em cuman nanya doang"jawab Ify gelagapan
"Bilang iya aja susah amat lo Fy, padahalkan niat gue emang gitu"
"Maksud lo..??"
Rio menghentikan langkahnya di sebelah mobilnya "Ya gue emang pengen ngenalin elo ke nyokap gue"sahut Rio santai. Ia memasukkan kunci mobilnya dan segera duduk di belakang stir
"Hahh..gak salah lo..??"
Rio mengangguk "pasang sabuk pengaman lo"ujar Rio mengingatkan, Ify segera memasang site belt nya dan sedetik kemudian mobil Rio segera melesat meninggalkan halaman sekolah
-----
Shilla misuh-misuh dalam hati. Dia baru ingat kalau supirnya sedang sakit, kedua orang tuanya berada di luar kota dan sialnya batrai handphonenya ngedrop. Belum lagi ia harus berpanas-panasan menunggu taksi yang belum tentu melewati gerbang sekolahnya, mengingat hari sudah beranjak sore. Lengkaplah penderitaan Shilla, tersiksa lahir dan bathin.
Shilla menendang-nendang kecil kerikil dihadapannya. Kepalanya menoleh kanan kiri mencari taksi, hingga suara klakson motor membuatnya menoleh ke belekang
"Lagi nunggu taksi Shill..??"tanya Riko basa basi. Shilla melengos, udah tau lagi pake nanya
"Menurut lo..?? Gue lagi apa..?? Bejemur kayak ikan asin..??"sahut Shilla ketus
"Ya elah Shill, gak usah jutek-jutek gitu napa, gak cape apa lo ngejutekin gue mulu"
"Masalah buat lo..??"
"Masalah banget dong, kan gue suka sama lo"jawab Riko tanpa beban. Shilla memutar bola matanya dengan kesal sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
"Whatever..!!"
"Mau gue anterin balik gak..??"
Shilla memperhatikan Riko yang masih standby di atas skutermaticnya "naik motor lo..??"
Riko mengangguk sambil tersenyum "yoi...lo udah tau cari naik motor dong, kan sebelumnya lo udah pernah gue anterin balik"
Shilla menggigit kecil bibirnya sambil berpikir. Nungguin taksi kelamaan, mana belum tentu ada tapi kalau ikut Riko ntar Riko nya ke-GR-an tapi kalau gak ikut Riko trus taksi gak nongol dia gak bisa pulang dong. Akhirnya dengan berat hati Shilla mengangguk
"Hemm ya, okey gue mau"
Riko tersenyum sumringah dan mulai membenarkan letak duduknya. Tanpa berkata apa-apa Shilla langsung naik ke boncengan Riko dan seperti sebelumnya, tanpa permisi ia langsung melingkarkan sebelah tangannya ke pinggang Riko.
Dulu, waktu pertama kali Shilla melakukan itu mungkin dia memang tidak merasakan ada sesuatu yang berbeda. Tapi entah mengapa, untuk kali ini Shilla merasa risih dan tanpa ia sadari ia tersenyum, alasannya..?? Hanya Tuhan yang tahu
'Aduhh..gue kenapa yah..?? Kok mendadak jadi seneng gini sih'Shilla membatin sambil menatap Riko, meskipun wajahnya tak terlihat
-----
Ify menghentak-hentakkan kakinya mengiringi irama lagu yang mengalun dari handphonenya. Disebelahnya, Rio bolak balik melirik jam tangannya sambil mengamati sebuah rumah tempat mama nya mengikuti arisan
"Nyokap lo lama banget sih Yo..??"
"Tau, tadi katanya udahan kok"
"Ngegosip tuh pasti"tebak Ify yang tiba-tiba saja teringat kebiasaan mama nya kalau sedang berkumpul dengan teman-temannya
"Iya kali, gue telpon dulu deh"Rio menekan cepat handphonenya dan berjalan sedikit menjauh dari Ify. Beberapa menit kemudian ia kembali menghampiri Ify bersama seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah mama nya
"Eh Fy.."tegur Rio sambil menyentuh pundak Ify. Ify menoleh, hampir saja ia meneriaki Rio yang dengan santainya mengejutkannya. Tapi begitu melihat sosok lain yang menurut Ify adalah mama nya Rio, niat itu urung dilakukannya
"Eh hai Yo"balas Ify "tante, mamahnya Rio yah..??"tanya Ify malu-malu. Mama Manda -mama nya Rio- tersenyum dan mengangguk
"Iya nak"
Ify tersenyum kemudian mencium punggung tangan mama Manda "Ify...tante"
Mama Manda sempat terpesona dengan tingkah sopan Ify, kemudian mama Manda mengelus pelan kepala Ify saat Ify mencium punggung tangannya "sopan banget sih kamu, gak salah Rio milih calon pacar"sahut mama Manda menggoda. Rio hanya tersenyum sedangkan Ify meringis kecil. Calon pacar..?? Mau sih, tapi kan Rio nyebelin
"Eh kok malah jadi nongkrong disini.."ujar Rio menyela "...kita makan siang dulu yah mah, soalnya tadi Rio sama Ify langsung kesini dari sekolah"sambung Rio. Mama Manda mengangguk, kemudian menggandeng Ify memasuki mobil Rio
"Lho, kok dua-duanya di belakang, emang Rio supir"protes Rio saat melihat mama Manda dan Ify memasuki kursi penumpang belakang
"Ya udah tante di depan aja"suruh Ify, mama Manda menggeleng
"Ngga deh Fy, kamu aja. Biar Rio lebih konsen nyetirnya"ucap mama Manda jail. Lagi-lagi Ify meringis, dalam hati ia membatin 'kayanya nyokapnya Rio ngebet banget pengen ngejadiin gue pacarnya Rio'
"Mulai deh mulai, mamah bikin malu deh"ucap Rio setengah merajuk
"Tapi kamu suka kan"goda mama Manda lagi. Rio menepuk jidat, sepertinya ngebahas soal ini sama mama nya gak akan ada habisnya. Sedangkan Ify hanya bisa memandang tak percaya kepada mama Manda, tampangnya emang ramah tapi yang bikin Ify gak nyangka adalah sifat mama Manda yang hobby menggodanya
"Udah ah, kita jalan aja"ucap Rio cepat. Kemudian ia langsung melajukan mobilnya menuju tempat makan terdekat
-----
"Eumm..thanks ya Ko udah mau nganterin gue balik"
"Sama-sama Shill, mana tega sih gue ngebiarin cewe secantik elo nunggu taksi sendirian"sahut Riko tanpa niat menggombal. Berbeda dari sebelumnya, kali ini Shilla merasa senang mendengar pujian Riko barusan
"Eh makasih"
Alis Riko bertaut "buat..??"
"Pujiannya"
Riko memekik dalam hati perasaan, ini bukan untuk pertama kalinya dia memuji Shilla, tapi kok kayanya kali ini Shilla seneng banget yah
"Oh iya sama-sama Shill"
Hening. Keduanya sama-sama diam. Dan lagi, untuk pertama kalinya Shilla tidak mengacuhkan Riko, malah dia sedang menunggu Riko mengucapkan sesuatu. Makanya ia tetap diam di depan gerbang rumahnya sambil menatap Riko yang terlihat bingung di atas motornya
"Shill..."
"Ko..."
Mereka mengucapkannya secara serempak. Kemudian saling menatap dan tertawa
"Lo duluan deh Shill.."suruh Riko
"Elo aja"
"Eumm elo gak masuk..??"tanya Riko. Shilla terkejut, merasa bodoh karna ini bukanlah dia. Dia yang biasanya selalu jual mahal dan tidak perduli pada Riko
"Oh iya ini mau masuk"sahut Shilla cepat "eumm..elo gak mau mampir dul.."Shilla menutup mulutnya, dia barusan ngomong apa yah..??
Riko yang melihat ekspresi keceplosan Shilla tertawa kecil
"Ngga deh makasih, lain kali aja"jawabnya "itu pun kalau nanti lo nawarin gue mampir lagi"tambahnya
"Iya, boleh kok boleh, ntar kalau lo mau main ke sini boleh kok"sahut Shilla agak ribet. Antar mengizinkan dan tidak mengizinkan.
Riko mengangguk dan kemudian berpamitan untuk pulang.
Hahhhh..rasanya, hari ini dewi fortuna sedang berpihak kepada Riko. Karna ini untuk pertama kalinya, ia melihat senyum dan tawa tulus dari Shilla untuknya
-----
Ify hanya bisa mengangguk dan menggeleng saat mama Manda menanyakan sesuatu yang Ify sendiri bingung harus menjawab apa. Apalagi Rio selalu mendahului Ify untuk menjawab pertanyaan mama nya yang sebenarnya di tujukan kepada Ify. Kecuali untuk beberapa pertanyaan yang memang hanya Ify yang tahu jawabannya
"Jadi kamu sama Rio udah lama deket Fy..??"tanya mama Manda sesaat setelah meletakkan segelas minuman dihadapan Ify. Saat ini Ify sedang berada di rumah Rio, terpaksa sih karna mama Manda yang minta supaya dia mampir. Belum sempat Ify menjawab, Rio langsung mendahuluinya
"Woyyadong mah, dari kelas satu kita sekelas mulu.."Rio menatap Ify sambil tersenyum lebar "...ya jadi mamah bisa ngebayangin dong gimana deketnya kita"sambungnya sambil merangkul Ify. Ify meringis kecil dan terpaksa mengangguk saat mama Manda tersenyum kepada Ify
'Deket dari Hongkong..?? Emang sih sekelas tapi baru kelas 3 nya doang kali gue deket sama dia, eh engga deh baru beberapa bulan belakangan ini'protes Ify, dalam hati tentunya
"Kalau gitu kenapa ngga pacaran aja sama anak tante..??"tanya mama Manda sambil melirik Rio, Ify tercengang mendengar pertanyaan mama Manda 'kenapa ngga pacaran..?? Karna anak tante nyebelin'sahut Ify dalam hati
"Anak tante kurang ganteng yah..?? Atau IQ nya dibawah kamu..?? Atau kamu udah punya pacar..??"tanya mama Manda beruntun, Ify mendelik heran. Mama Manda yang -menurut Ify- cerewet kok bisa beda jauh yah sama Rio yang cuek, tapi dulu sih cueknya, sekarang sih...
"Ya ngga dong mah, Rio ganteng pake banget kali. Kalau soal IQ sih, ya Rio akuin, otak Ify saingan terberat Rio"sahut Rio yang lagi-lagi menjawab pertanyaan untuk Ify "lagian, Ify sih masih jomblo kan menunggu Rio, ya ngga Fy..??"sambung Rio sambil tersenyum nakal, Ify melengos
"Hehee..ngga kok tante, masih belum kepikiran aja"ralat Ify
"Ya tapi pasti bakal jadi kepikiran deh mah, kalau Rio nembak dia"sambung Rio lagi, mama Manda tertawa kecil mendengar celotehan Rio dan Ify
"Kamu tau ngga Fy, kamu tuh membawa banyak perubahan buat Rio"ucap mama Manda tiba-tiba, kening Ify berkerut
"Maksud tante..??"
"Ya itu, dulu kan Rio anaknya cuek banget. Sama cewe juga jutek, itu tuh sama Shilla yang udah kenal dari kecil aja gak pernah bersikap manis.."manda Manda melirik Rio yang pura-pura tidak mendengar "eh kok beberapa minggu terakhir ini tante liat Rio jadi sumringah terus, ya meskipun kadang-kadang suka uring-uringan juga tapi tante yakin deh kalau dia lagi naksir cewe"sambung mama Manda. Kali ini sambil mengelus lembut puncak kepala Rio yang baru saja terbaring dipaha mama Manda.
Ify tersenyum masam. Bukan karna cerita mama Manda, lagian apa yang mesti disedihkan dari cerita mama Manda barusan..??
Yang membuat Ify sedih adalah sikap mama Manda kepada Rio saat ini. Sangat memanjakan dan penuh kasih sayang. Ify jadi bertanya, kapan yah terakhir kali mama nya menyentuh puncak kepalanya..?? Yang dia ingat, sejak ia berumur 11 tahun mama nya mulai sering meninggalkannya dan ikut tugas bersama papa nya. Dan kebetulan Oliv senasib dengan nya, maka dari itu ia tinggal serumah dengan Oliv, sepupunya
"Lho Fy, kamu kenapa..??"tanya mama Manda panik saat melihat setetes air mata Ify. Mama Manda menurunkan kepala Rio pelan-pelan karna memang Rio sudah tertidur saat itu.
Ify menggeleng dan buru-buru menghapus air matanya
"Ngga tante, ngga papa. Ify...Ify cuman ke inget sama mamah"ucap Ify lirih. Mama Manda berpindah duduk ke sebelah Ify. Dan sedetik kemudian, Ify sudah tenggalam dalam dekapan mama Manda
"Emang mamah kamu kenapa..??"tanya mama Manda sambil mengusap lembut rambut Ify. Ify terisak dipelukan mama Manda "mama kamu sakit..??"tanya mama Manda karna tak mendapat respon dari Ify, Ify menggeleng "eumm..atau udah..meninggal..??"tanya mama Manda -lagi- sedikit ragu, Ify kembali menggeleng. Ia memilih diam karna ingin menenangkan hatinya sejenak. Beberapa saat kemudian, Ify melepaskan diri dari pelukan mama Manda dan kembali menghapus air matanya. Mama Manda menyodorkan gelas minuman Ify, Ify tersenyum sebentar kemudian meneguk habis minuman yang memang tinggal seperempat itu
"Eh habis, bentar yah tante ambilin lagi"ujar mama Manda sambil mengambil gelas yang berada di tangan Ify. Ify menahan tangan mama Manda sebelum mama Manda beranjak ke dapur
"Ngga usah tante, makasih"ujar Ify pelan "eummm..kalau boleh, Ify mau cerita sama tante, boleh..??"pinta Ify sambil menatap sendu ke arah tante mama Manda. Mama Manda tersenyum, kemudian kembali duduk disamping Ify
"Ya boleh dong sayang. Sekarang kamu cerita yah sama tante.."
Ify tersenyum penuh terima kasih kepada mama Manda. Kemudian ia dengan lancarnya menceritakan tentang kesehariannya yang nyaris tanpa orang tua. Bisa dibilang, punya orang tua tapi seperti gak punya. Perhatian yang mulai jarang ia dapatkan dari orang tuanya justru ia dapatkan dari orang tua Cakka, sepupunya. Ify menceritakan tentang kerinduan mendalamnya kepada mama nya dengan lirih. Sesekali mama Manda mengusap butiran-butiran kecil yang mengalir di pipi Ify.
Dan tanpa mereka sadari -mama Manda dan Ify-, Rio terbangun dari tidurnya dan ikut mendengarkan curahan hati Ify
-----
"Kak Cakka, gue mau nanya dong..??"
Ray menarik-narik ujung baju Cakka. Kebetulan saat ini Cakka sedang berada dirumah Agni dan kebetulan lagi, Ray sedang menumpang makan siang di rumah Agni
Cakka mengalihkan pandangannya dari handphone ditangannya "nanya apa Ray..??"
"Eumm..Oliv jomblo kan yah..??"tanya Ray sekedar memastikan, Cakka mengangguk acuh "dia pernah cerita sama lo ngga kalau dia suka sama cowo, siapa kek gitu..??"
Alis Cakka bertaut, ia menyimpan ponselnya dan menatap Ray dengan serius "ngapain lo nanyain soal begituan..??"tanya Cakka penuh selidik "elo suka sama Oliv yah..??"tebak Cakka dengan nada menggoda, telunjuknya berputar-putar didepan mata Ray. Ray mengangguk pasti sambil tersenyum malu-malu
"Eheehee..lo baru tau..??"
"Iya, elo kan gak pernah ngomong ama gue"
"Tapi kak Ify tau kok"
"Yee..bukan berarti kalau Ify tau gue juga ikutan tau kan"Ray mengangguk "etapi...sejak kapan lo naksir sama Oliv..??"
"Dari hari pertama MOS kak"
"Egilaaa...lama bener, waktu itu kan Oliv masih jadi pacarnya Deva kan"sahut Cakka sambil mengingat-ingat
"Emang, makanya gue mundur. Awalnya gue berniat ngejauhin Oliv aja, dari pada sakit hati. Ehhh..begitu denger mereka putus, gue malah ngedeketin dia lagi..ehehee"
"Aneh lo, trus Oliv tau kalau lo suka sama dia..??"
"Oliv be..."
"Eh..eh siapa yang suka sama Oliv..?? Elo yah Ray..??"tanya Agni memotong ucapan Ray. Ray mendengus kesal, Agni hobby banget sih motong-motong pembicaraan orang
"Ngapain sih lo disini..?? Gue sama kak Cakka lagi ngomongin masalah cowo nih"ujar Ray kesal
Agni mendaratkan sebuah toyoran di kepala Ray "eh gondrong, sebelum ngomong mikir dulu kek, ini kan rumah gue, suka-suka gue lah mau ada dimana juga"jawab Agni panjang lebar, Ray melengos
"Whatever..!!"Ray kembali beralih menatap Cakka "lanjut yah kak, Oliv belum gue kasih tau, tapi kayanya dia tau deh kan gue udah sering ngasih sinyal-sinyal cinta gitu ke dia"
"Ohhh..jadi lo suka sama Oliv"sela Agni
"Iyeee"
"Jutek bener sih lo"
"Habis lo gitu, giliran gue butuh temen curhat elo nya gak ada, sekarang giliran gue udah nemu temen curhat, lo main nimbrung aja"
"Sorry bro, gue minta maaf deh kalau gue udah mulai ngelupain elo"ujar Agni tulus, ia kemudian beralih memandang Cakka yang tau-tau sudah tertidur pulas di sofa "lha, malah tidur tuh anak"
Ray mendesah panjang "Jiahhh..gue belum selese cerita juga"
"Ya udah lanjutin ama gue aja deh"ujar Agni menawarkan diri, Ray pun setuju. Akhirnya, sepanjang siang ini ia habiskan untuk membahas Oliv bersama Agni
-----
Jam menunjukkan pukul 18.30 di kamar Ify yang sedari tadi terlihat senyum-senyum sendiri dikamarnya. Tubuhnya sudah terbaring malas diatas tempat tidur. Kejadian-kejadian hari ini berputar kembali di otaknya, dan hal yang paling menyenangkan untuknya hari ini adalah pertemuaanya dengan mama Manda
"Hahhh...beruntung banget sih Rio, punya nyokap kaya tante Manda"gumam Ify sambil membayangkan tante Manda. Kemudian tangannya meraih sebuah figura kecil yang membingkai selembar foto dirinya bersama kedua orang tuanya
"Kapan gue bisa kaya gini lagi sama mereka..??"tanya Ify lirih sambil mengusap permukaan kaca bingkai foto tersebut. Foto itu di ambil waktu ia berulang tahun yang ke 10 dan pada saat itu kedua orang tua Ify mengajaknya untuk piknik sambil merayakan ulang tahun Ify.
Tiba-tiba ucapan mama Manda terngiang kembali di telinga Ify
"Setiap orang tua pasti sayang sama anaknya. Tapi ya cara mereka menyampaikan kasih sayang itu berbeda-beda"
"Kamu mestinya bersyukur, sengganya orang tua kamu masih menyempatkan untuk mengambil raport kamu setiap tahun. Dan tante rasa, itu cukup menjadi bukti seberapa besar perhatian mereka terhadap kamu"
"Kamu beruntung loh Fy, karna dengan kehidupan kamu yang sering ditinggal sama mama papa kamu, kamu terbentuk menjadi sosok wanita yang bisa berpikir dewasa"
Ify mendesah panjang. Ya..mestinya dia bisa mensyukuri apa yang telah diberikan dan dilakukan kedua orang tuanya untuknya. Mereka sering meninggalkan Ify bukan berarti mereka tidak menyayangi Ify. Tapi justru karna mereka sangat meyayangi Ify dan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Ify, memenuhi semua yang Ify mau, pokoknya semua mereka lakukan dengan satu alasan untuk Ify. Lagi pula, sesibuk apa pun mereka, toh mereka selalu menyempatkan diri untuk Ify, yah meskipun hanya sekedar untuk mengambil raport
"Ya ampun...kenapa gue jadi egois gini sih..??"batin Ify lirih, ia baru menyadari bahwa membenci setiap yang dikerjakan orang tuanya saat ini adalah salah
"Hufttt...untung gue gak sempet protes sama mamah papah"
Ify tersenyum kemudian meletakkan figura ditangannya ke tempat semula
"Ntar mamah dateng gue mau ngenalin ke tante Manda ah"tekad Ify sambil tersenyum membayangkan pertemuan antara mama Manda dengan mama nya.
Ify melirik ke samping bantalnya saat sebuah nada mengalun dari handphonenya. Nada dering yang memang di setting khusus sebagai nada tanda pesan masuk di handphonenya
=====
From : Rio
Jangan nangis lagi. Satu hal yang harus lo yakini, bokap sama nyokap lo itu sayang banget sama lo.
Dan selagi lo ditinggal pergi sama nyokap lo, gue rela berbagi nyokap gue sama lo. Yang penting lo gak nangis lagi...g'night Fy :)
=====
Ify speechless, tidak percaya dengan apa yang Rio kirimkan kepadanya beberapa menit yang lalu. Dia yang GR..?? Atau emang bener..?? Kaya nya Rio bener-bener suka sama dia deh. Dan kayanya dia juga suka sama Rio.
Saking senangnya, Ify membaca sms dari Rio berulang-ulang sampai tertidur pulas dengan posisi memeluk handphonenya
0 komentar:
Posting Komentar