Pagi yang indah ditemani sinar mentari yang cerah. Burung-burung bernyanyi bersahut-sahutan dengan kokok ayam, membangunkan setiap insan manusia yang masih tenggelam dalam dunia khayal mereka...aduhh apadeh Nia..sorry ini bukan style saya dalam menulis-,-...
Ehmm....hari masih pagi, matahari pun belum sepenuhnya menampakkan diri namun Ify sudah terlihat duduk manis didalam kelas. Ia memang secara tidak sengaja datang pagi hari ini, karena sebenarnya yang niat datang pagi itu Oliv tapi berhubung Ify dan Oliv sama-sama diantar mau tidak mau Ify ikut-ikutan berangkat pagi hari ini. Ify masih terlihat asik berkutat dengan buku ditangannya, sesekali ia tertawa karna memang buku yang sedang ia baca adalah buku karya Raditya Dika yang terkenal humoris...upss maksudnya berhubung Raditya Dika orang yang humoris jadi buku-buku karyanya gak jauh-jauh dari tulisan yang berbau humor. Meskipun kelas masih sepi dan Ify hanya sendiri, ia sama sekali tidak merasa takut. Mungkin ia terlalu asik dengan bukunya sampai-sampai ia tidak menyadari ada dua pasang mata, dua pasang kaki sedang berdiri dihadapannya
Brakkkkk.....sebuah tangan menggebrak kasar meja Ify dengan keras. Membuat Ify yang sedang fokus dengan bahan bacaannya terlonjak kaget
Ify mengelus dada "eh lo kurang kerjaan banget sih..!!"seru Ify kesal. Shilla, orang yang menggebrak meja Ify tadi hanya tersenyum sinis
"sorry yah, kita kesini bukan mau basa-basi, Shilla cuman pengen ngasih peringatan sama lo"sahut seseorang yang datang bersama Shilla, Aren sambil menunjuk-nunjuk muka Ify
"gue min...."
Ify memotong ucapan Shilla "be-o-de-o..gue gak perduli"ucap Ify penuh penekanan
"eh lo dengerin dulu dong Shilla ngomong, main potong aja sih"Aren nyolot, Ify hanya diam menunggu Shilla menyampaikan apa yang ingin ia ucapkan
"gue minta lo jauhin Rio"ucap Shilla tajam sambil mendorong bahu Ify dengan telunjuknya
"lho emang kenapa..?? Rio teroris..?? Iya..?? Aduhhh gak nyangka, ternyata lo perhatian juga sama gue"ucap Ify sinis, bagi Ify ia sudah terlalu banyak diam dan bersabar selama ini. So..ini saatnya dia beraksi...Kotak mode on gak sih...
"gue gak lagi bercanda"
"emang iya..kapan sih lo bisa bercanda..?? Yang gue tau lo adalah seorang Ashilla yang selalu serius dalam menanggapi semua hal, makanya lo sama sekali gak bisa menikmati hidup lo"Ify menatap tajam tepat dikedua bola mata Shilla, yang dibalas dengan tatapan tak kalah tajam dari Shilla
"dan...bagi lo yang terpenting adalah bisa mendapatkan semua yang lo mau termasuk Rio, gak perduli dengan cara yang lo gunain bener atau salah"sambungnya. Shilla semakin geram, tangannya mengepal keras
"terserah apa kata lo, yang jelas gue kasih tau sama lo jangan pernah lo deketin Rio kalau ngga lo bakalan tau akibatnya"ucap Shilla pelan tapi tajam
Ify berjalan selangkah lebih maju hingga jarak antara wajahnya dan wajah Shilla sangat dekat "owww...takut"ujarnya sambil pura-pura bergidik, wajah Shilla semakin memerah bukan..bukan karna blushing tapi marah. Belum sempat ia membalas perkataan Ify yang terkesan meremehkannya, Ify sudah lebih dulu berlalu pergi sambil bersenandung santai
......
"ayolah Liv, lo mau yah malem minggu ntar ikut bareng gue sama Lintar"bujuk Nova, ia menahan sapu yang sedang dipakai Oliv untuk jadwal piketnya hari ini
"iiihhh...lo maksa banget sih Nov, gue tuh males Nov, males"ujar Oliv lagi. Malas memang...malas kalau gak ada Ray tapinya
Nova memanyunkan mulutnya "aaahhh...Oliv gak setia kawan nih, masa lo ngebiarin gue jalan berdua doang sih sama tu orang"Nova merengek
"tapi lo senengkan"ceplos Oliv yang tetap konsen dengan kerjaannya, menyapu. Nova blushing, gak tau kenapa jantungnya malah mendadak gerak jalan ditempat, mana hentakkannya keras banget lagi...berasa sampe keluar iihh
"Oliv iihhh..gue serius juga"
"oke..oke...demi lo gue mau, tapi awas aja kalau gue lo jadiin obat nyamuk ntar"putus Oliv, Nova mengangguk girang. Dengan refleks ia memeluk Oliv
.......
Bel masuk sudah berbunyi dari 25 menit yang lalu. Kini siswa-siswi Harapan Bangsa sudah duduk manis dikelas mereka masing-masing. Pelajaran yang berlangsung dilewati mereka dengan berbagai macam ekspresi. Antusias, senang, malas, ngantuk, bosan, bahkan ada juga yang main bola kertas secara diam-diam.
Dan begitu pula dikelas Ify hari ini, murid-murid mendengarkan penjelasan Bu Sri dengan malas. Guru yang satu ini terkenal boring kalau lagi ngajar. Kegiatan yang terjadi selama proses belajar mengajarpun lebih banyak diisi dengan mencatat...cape deh
"Yo, gue denger-denger tadi pagi Ify dilabrak ama Shilla yah..??"tanya Cakka pelan, hari ini ia sudah kembali duduk sebangku dengan Rio. Sebenarnya ia masih ingin duduk sebangku dengan Agni, tapi apa boleh buat karna Ify tadi pagi datang lebih awal jadilah Ify langsung menempati tempat duduknya yang lama, disebelah Agni.
Rio menghentikan gerak tangannya yang sedang mencatat "haaa...kapan..??"tanya nya agak kaget
"kan udah gue bilang Yo, tadi pagi"
Rio mengalihkan pandangannya pada Ify 'tenang-tenang aja tuh mukanya' batin Rio
"lo yakin Kka..?? Kok muka Ify biasa aja sih, kaya gak ada masalah"ujar Rio lagi
"yakin gak yakin sih, kan tadi gue bilang denger-denger Yo, ya artinya kan gue tau dari orang"Rio mengangguk kan kepalanya dengan perhatian yang masih tertuju pada Ify
Sedangkan dibangku paling pojok depan, barisan nomer dua dari pintu masuk kelas, Agni juga mengintrogasi Ify dengan pertanyaan serupa
"tadi pagi lo dilabrak Shilla, Fy..??"tanya Agni yang mulai bosan dengan kegiatan mencatat dari Bu Sri. Ia memijat-mijat tangannya yang agak pegal
Ify mengangguk "hemmm"
"wahh..parah tu cewe, perlu gue kasih pelajaran tuh orang seenaknya aja main labrak sahabat gue"sahut Agni kesal, tampangnya terlihat sangat marah
"terus lo diapain sama tu cewe gila..??"tanya nya, lagi
"meja gue digebrak, gue nya diancam ya gitu deh"jawab Ify santai
"gila parah..ngapain dia pake ngelabrak lo sih..?? Mana pake ngancem segala lagi"
"gara-gara Rio"jawab Ify singkat, Agni memutar bola matanya
"gara-gara Rio..?? Hubungannya apa..??"Ify menggidikkan bahu, males gitu deh buat ngebahas
........
Ray sedang menemani Lintar yang ditugaskan oleh Pak Rudi mengambil buku paket biologi diperpustakaan. Berhubung jumlah buku yang mereka ambil cukup banyak dan lumayan berat jadi Lintar membagi sebagian buku untuk dibawa Ray. Ray bersungut-sungut kesal karna menurutnya buku yang dia bawa terlalu berat
"gila tuh Pak Rudi gak ada kasian-kasian nya ama kita"ujar Ray
"kasian kenapa..??"
"ya elah Lint, badan kita kan kecil masa disuruh ngambil buku sebanyak ini diperpustakaan mana lumayan berat lagi, untung dibagi dua"
"lo aja kali yang kecil gue mah..."
"kurus"potong Ray, Lintar melayangkan buku paket nan tebal itu dikepala Ray
Ray meringis "adaww...sarap lo Lint, berat tu buku...untung rambut gue tebel"ia mengusap-usap bagian kepalanya yang menjadi korban tindak kriminal Lintar barusan
"nah masih untung lo untung, ya udah gak usah marah-marah sih"ucap Lintar santai, Ray hanya merengut kesal
"eh Ray, lo ikut gue pergi yah satnite"ajak Lintar
"ogah"
"idihhh..ngambek mas...kaya cewe aja lo"
"bawel lo ah"sahut Ray makin kesal
"ya elah Ray...jangan ngambek dong, kalau ngambek entar tambah jelek lho, elo kan udah jelek masa mau tambah jelek gak lucu ntar"
bukkk..kali ini gantian, kepala Lintar yang menjadi korban tindak kekerasan Ray. Lintar meringis, Ray histeris...ketawanya maksudnya
"ahahahaaa...satu sama"
"sialan lo"Lintar hendak membalas, namun Ray dengan cepat menghindar "Ray, lo ikut yah.."ajak Lintar lagi, niatnya ingin membalas serangan Ray batal
"ogah, lo gak ngerti bahasa manusia yah.."
"gak asik lo Ray, masa ntar gue berdua bareng ama Nova, kan gak seru"
"bukannya malah enak kalau berdua, berasa gimanaaaaa gitu"sahut Ray sambil menaik turunkan alisnya
"apa sih lo, gak jelas banget. Ayolah Ray, lo sohib gue bukan sih"
"sohib kalau gue lagi mau sohib-an sama lo"sahut Ray santai, Lintar kembali ingin melayangkan buku tebal itu
"gak deh ngga, bercanda gue bro"sambung Ray cepat
"jadi lo mau ikut dong, kan lo sohib gue"
"ngga Lint, gue gak mau nanti jadi obat nyamuk buat lo sama Nova"tolak Ray tegas
"kalau Oliv ikut..??"tanya Lintar dengan nada menggoda, Ray menggaruk-garuk kecil telinganya
"ya bisa dipertimbangin lah"
"alahhh..bilang aja mau, pokoknya lo tenang aja, gue bakalan suruh Nova buat ngebujuki Oliv..oke bro"ujar Lintar, Ray mengangguk setuju
"permisi pak..."sahut Lintar begitu memasuki kelas, Pak Rudi mengangguk. Ia dan Ray segera meletakkan buku pesanan Pak Rudi dimeja guru dan kembali ke tempat mereka masing-masing
.......
"Ify...gue pulang duluan gak papa kan yah..??"tanya Agni sambil membereskan peralatan tulisnya. Bel tanda pulang baru saja dibunyikan beberapa menit yang lalu
"gak papa kok Ag, eh gue gak ngeliat Zahra deh hari ini, kemana tu anak..??"tanya Ify sambil menyelempangkan tasnya dibahu
"dia emang gak masuk Fy"
"lho kenapa..??"
"ntar juga lo tau alesannya kan ntar malem kita mau kerumahnya"ujar Agni sok misterius, Ify mengangguk-angguk, kemudian keduanya melangkahkan kaki mereka untuk segera keluar dari kelas. Begitu sampai diambang pintu keduanya dicegat oleh dua anak manusia
"Ag, pulang bareng yuk"ajak salah satu diantara mereka, Cakka
"boleh, Ify juga mau ada rapat ya kan Fy..??"Ify hanya mengangguk
"gue denger tadi pagi lo dilabrak sama Shilla ya Fy..??"tanya Cakka, Ify lagi-lagi mengangguk
"jadi beneran..?? Lo ngga diapa-apain kan sama dia..??"tanya Rio, kalau dari nada bicaranya sih semua yang ada disitu bisa menebak kalau dia khawatir
"ecieee...yang khawatir"goda Cakka dan Agni bersamaan
"heii..Yo, kok lo disini aja sih..?? Gak ke ruang OSIS..?? Ntar telat lho"tanya Shilla yang tiba-tiba saja datang, tangannya sudah bergelayut manja dilengan Rio. Agni pura-pura muntah melihat sikap Shilla yang sok manis
"bukan urusan lo, kalau lo mau ke ruang OSIS sekarang, duluan aja sana"sahut Rio sambil berusaha melepaskan pegangan tangan Shilla
"iihhh....Rio mah gitu"Shilla memanyunkan bibirinya, Agni, Ify dan Cakka menahan tawa "apa lo ketawa-ketawa..??"tanya Shilla galak, Ify, Agni dan Cakka bungkam sambil terus terkikik
"gak papa...cuman lagi enek aja"sahut Ify santai
"Yo, ntar kita pulang bareng lagi yahh"ajak Shilla
"ogahh..hari ini gue pulang bareng.....em Ify"ujar Rio sambil menunjuk Ify
"aaahh..Rio mah gitu, pokoknya lo harus pulang sama gue Rio"paksa Shilla, Rio mendelik kesal. Apa-apa-an ni cewe satu, orang gak mau pake dipaksa, pikir Rio
"gue bilang ngga, ya ngga"ucap Rio tegas
"udahlah Yo, iyain aja, kasian ntar anak mami nyasar. Gue bisa balik sendiri kok"
Shilla menatap Ify tajam "apa lo bilang...??"
"anak mami"jawab Ify santai tanpa membalas tatapan Shilla
"gak ah Fy, gue udah bosen yah pulang sekolah diintilin ama dia mulu"
"iihh..Rio jahat"Shilla merengut kesal
"udah Yo, pulang bareng dia aja, biar ntar gue pulang sama..." Ify berpikir sejenak "Riko...."Ify memanggil Riko yang memang sedang berjalan menghampiri mereka. Riko yang merasa dirinya dipanggil mempercepat langkah kakinya menuju Ify dan yang lainnya
"hai kok masih pada disini sih, gue nunggu sendirian tau diruang OSIS"cerocos Riko "eh iya Fy, lo kenapa manggil gue..??"
"ntar pulang rapat gue nebeng sama lo yah"pinta Ify, Riko mengangguk setuju
"siipp itu mah, kalau Rio gak keberatan sih"
"ngga kok, Rio kan mau pulang bareng gue..ya kan Yo..."ujar Shilla cepat, Rio mendelik kesal kearah Shilla yang dibalas dengan senyuman oleh Shilla
"ya udah yuk ke ruang OSIS"ajak Shilla -lagi-
"lo semua duluan aja, ntar gue nyusul"ujar Ify
"oke...Fy"sahut Rio
Selepas kepergian Rio, Shilla dan Riko, Ify masih mematung ditempatnya semula, didepan kelas ditemani Agni dan Cakka
"woy nenk, jadi gak..??"tanya Agni memecah keheningan, Cakka menatap Agni dan Ify secara bergantian dengan tatapan bertanya
"mau ngapain lo bedua..??"tanya Cakka, Agni dan Ify tersenyum misterius
"ngapain aja boleh"jawab Ify singkat, kemudian ia dan Agni berbisik-bisik
Cakka mencolek Ify yang sedang asik berbisik "ngomongin apa-an sih pake bisik-bisik segala..??"tanya Cakka penasaran, tapi diacuhkan....huhuuu kasian
kali ini Cakka beringsut kesebelah Agni dan kembali mencolek Agni "ngomongin apa sih...kasih tau gue dong Agni sayangggg"pinta Cakka, Agni menoleh
"apa tadi lo bilang...??"tanya Agni, memastikan kalau pendengarannya tidak salah atau mungkin otak Cakka yang salah
"Agni sayang"jawab Cakka polos, Agni menunduk malu...ecieeee
"udah-udah...acara ngegombalnya ntaran akja yah. Sekarang saatnya lo bantuin Agni beraksi"ujar Ify menyadarkan Agni yang tengah menunduk malu
"beraksi apa-an, kalian ngebisikan apa aja gue gak tau"sahut Cakka
"makanya sekarang lo ikut Agni, biar Agni yang jelasin semuanya. Sekarang gue mau langsung ke ruang OSIS sebelum tu nenek lampir marah-marah. Oke...byee"Ify melambaikan tangannya sebagai salam perpisahan. Kemudian dengan langkah setengah berlari ia menyusuri tiap-tiap koridor menuju ruang OSIS
tok...tok...tokkk....Ify mengetuk ruang OSIS sebelum masuk, setelah itu ia segera mengambil posisi duduk disebelah Riko dihadapan Rio
"darimana aja sih lo..?? Lama banget"Shilla menggerutu kesal
"darimana aja boleh"jawab Ify asal sambil mengambil map berisi daftar acara tambahan yang akan diajukannya
"udah deh Shill, jangan nyari ribut sekarang kita mulai aja rapatnya oke.."ujar Rio menengahi
"nah kita mau ngebahas apa-an nih Yo..??"tanya Riko
"seperti yang gue bilang kemaren, hari ini kita akan ngerapatin soal acara tambahan buat pensi tahun ini. Kalian udah bawakan daftar-daftar acara tambahan yang mau kalian ajukan...??"tanya Rio, semua mengangguk. Dan rapat pun dimulai untuk membahas acara yang akan ditambahkan. Berhubung terlalu banyak pilihan maka mereka sepakat untuk mengadakan voting
......
Cakka memutar kepalanya ke berbagai arah untuk memastikan bahwa keadaan disekitarnya aman-aman saja "Ag...ini beneran gak papa nih kalau kita ngelakuin ini...??"tanya Cakka was-was, Agni yang sedang fokus dengan kerjaannya hanya mengangguk
"kalau Rio marah gimana..??"tanya Cakka lagi, Agni mendengus kesal. Gak tau apa orang lagi sibuk, pikir Agni
"aduhhh..Cakka, biarin Rio jadi urusan Ify yang penting sekarang lo bantuin gue dan kita sukses bikin Shilla BeTe"
"kok bawa-bawa Shilla sih..??"tanya Cakka dengan tampang polosnya, ia memang masih belum mengerti dengan semua yang dilakukan Agni saat ini
Agni semakin kesal karna Cakka yang banyak tanya "udah bahas ntar aja sekarang lo anterin gue balik terus kita kesini lagi buat mantau Shilla ama Rio ntar"ujar Agni "ayo...Cakka"Agni menarik tangan Cakka yang masih diam ditempat
.......
Jam dinding diruangan itu sudah menunjukkan pukul 16.30 artinya ke 4 remaja itu sudah menghabiskan waktu selama kurang lebih 2 jam setengah disana
Ify merentangkan kedua tangannya yang terasa pegal "udah ada keputusannya kan..?? Berarti rapat selesai dong"tanya Ify pada Rio
Rio mengangguk kan kepalanya "yupp..kenapa lo cape..??"tanya Rio lagi, sementara disebelahnya Shilla sudah masang tampang bete abis karna dicuekin
"bangetttt"
"oh iya...sebelum gue lupa gue pengen ngingetin kalau besok kita masih rapat yah buat ngerembukin soal dana plus waktu penyelenggaraan acara...oke"ujar Rio, semua mengangguk setuju
"jadi balik bareng gue ngga Fy...??"tanya Riko sambil membereskan peralatan tulisnya. Emang tadi make alat tulis..??
"jadi dong"
"lo beneran mau balik ama Riko aja Fy...?? Gak mau bareng gue aja gitu..??"pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Rio. Malu-malu deh pikir Rio, daripada Ify balik ama Riko bisa cemburu menguras hati lagi deh..
"lo apa-an sih Yo, kan lo balik bareng gue"sahut Shilla, lain yang ditanya lain yang jawab nih
Ify mengacuhkan perkataan Shilla "udah Yo, gue balik ama Riko aja, pasti selamet kok"ucap Ify disertai senyum manisnya, mau gak mau Rio mengangguk pasrah
"ya udah gue duluan ya Fy, Ko"pamit Rio seraya membalikkan badannya. Tanpa mengajak Shilla, ia langsung melenggang meninggalkan ruang OSIS menuju parkiran
"eh Rio...Rio...tungguin gue"seru Shilla sambil berlari menyusul Rio. Ify dan Riko tertawa melihatnya
"ehm...mau pulang sekarang apa nunggu besok nih..??"tanya Riko menghentikan tawa Ify
"taun depan juga boleh"sahut Ify "yuk ah"Ify langsung menyeret tangan Riko menuju parkiran
"Fy, kalau gak langsung pulang dulu boleh gak..??"tanya Riko, Ify menoleh
"mau ngapain..??"
"emm..gue mau ngomong sama lo"ujar Riko. Ia menghentikan langkahnya ketika sudah sampai didepan motornya, kemudian memasang helm hitam miliknya. Riko menoleh "boleh gak..??"tanya Riko lagi
"boleh deh, tapi lo gak mau macem-macemkan..??"tanya Ify cemas. Parno juga rasanya melihat tampang Riko yang terkesan misterius itu, apalagi mereka baru dekat beberapa hari ini ya meskipun pada dasarnya Ify sudah pernah sekelas dengan Riko pada saat mereka kelas 1 dulu
"ya nggalah, bisa dibonyokin Cakka, Rio, Agni gue kalau macem-macem sama lo..hehee"sahut Riko setengah bercanda, Ify tersenyum lega "lagian lo aneh deh Fy, masa nanyain gitu. Kalau pun gue mau macem-macem sama lo, gak mungkinlah gue pake izin dulu"sambung Riko, Ify mengangguk-anggukkan kepalanya
"iya juga yah"
"naik, ntar kita kesorean lagi"suruh Riko, Ify menurut. Setelah Ify naik keboncengannya, Riko segera menyalakan mesin motornya dan melajukannya ke sebuah tempat yang nyaman untuknya mengobrol dengan Ify
.....
Hening. Keadaan itulah yang menggambarkan suasana dalam mobil Rio saat ini. Tak ada celotehan Shilla, suara Rio atau alunan musik yang biasanya menhiasi mobil Rio.
Rio bukan hanya tengah berkonsentrasi menyetir saat ini, namun ia juga sedang melamunkan Ify yang saat ini diantar Riko pulang kerumahnya. Ini memang bukan yang pertama kalinya Riko mengantarkan Ify pulang, makanya Rio semakin tambah takut kalau karna insiden di-antar-Riko ini, Ify jadi semakin dekat dengan Riko. Padahal usaha PDKT Rio sama sekali belum maksimal, yah sepertinya juga masih jauh dari kata minimal...emm mungkin
Shilla menghembuskan nafasnya secara kasar, matanya menatap kesal kearah Rio yang seolah tidak menganggap ada dirinya "Yo...Rio"panggilnya
Rio menoleh "apa"sahutnya malas
"boring tau, lo lagi sakit gigi yah..?? Diem mulu dari tadi"
"iya...gue emang boring gara-gara diintilin lo mulu"sahut Rio ketus, Shilla menekuk wajahnya, Rio masa bodoh
Baru saja Shilla hendak berbicara kembali, mobil Rio mendadak mogok mana mogok di area sepi lagi
"lho kok berenti Yo..??"tanya Shilla heran
"pake nanya lagi, ya mogok lah"ujar Rio. Brakkk...Rio membanting pintu mobil dengan kesal saat keluar dari mobilnya. Sudah kesal karna Riko nganterin Ify pulang ditambah lagi mobil mogok mendadak...hiuhhh benar-benar buruk
Sebuah sepeda motor berhenti tidak jauh dari area mogoknya mobil Rio. Pengendara motor itu terus memperhatikan Rio dari tempatnya saat ini
"udah mogok yah Kka..??"tanya Agni yang heran karna tiba-tiba saja Cakka menyetopkan motornya
"emm kayanya sih gitu Ag. Jadi ini rencana lo sama Ify..??"tanya Cakka, Agni mengangguk-angguk padahal Cakka gak liat tuh sama anggukannya Agni
"huuu..rasain tuh Shilla, gue jamin sebentar lagi permainan yang seru buat dia bakalan segera dimulai"ucap Agni penuh keyakinan
"masih ada lagi..??"
"yoi.."
"kita terus mantau mereka nih Ag..??"tanya Cakka -lagi-
"hedehhh..perasaan lo daritadi nanya mulu deh kka, bawel amat sih. Lo gak ikhlas nolongin gue..??"tanya Agni yang mulai kesal dengan tingkah Cakka yang banyak tanya
Cakka gelabakan, jangan sampai deh dia dan Agni musuhan lagi "ngga..ngga..ngga...mau sampe besok juga kita disini gak papa gue, beneran deh Ag, suer gak pake bo'ong"Cakka menunjukkan dua jarinya, telunjuk dan tengah
"ya udah diem"ujar Agni, Cakka langsung diam dan kembali memperhatikan Rio
"kenapa Yo..??"tanya Shilla yang ikut keluar dari mobil Rio
Rio mengacak-acak rambutnya "tau ah, gue juga bingung"
Shilla merengut mendengar jawaban Rio yang terdengar ketus. Lantas ia memilih untuk kembali masuk kedalam mobil "Yo...Yo...Rio..."Shilla berteriak memanggil Rio
"apa-an sih teriak-teriak, gue tau ini tempat sepi tapi gak perlu teriak juga kali"ujar Rio setengah membentak
"ishh...dengerin gue ngomong dulu kek"
"oke..lo mau ngomong apa hah..?? Kalau gak penting mending diem"
"ihh..gue cuman mau bilang penyebab mobil lo yang mogok ini tuh bensinnya abis"ujar Shilla, Rio melotot kaget
"hahh...jangan becanda lo, tuh bensin baru gue isi tadi pagi tau"sahut Rio tak percaya, Shilla semakin kesal. Disangka pembohong, siapa yang gak kesal coba..??
"kalau gak percaya ya lo cek aja sendiri"
Rio menurut, ia segera mengecek perkataan Shilla. Benar saja bensinnya habis, Rio mengacak-acak rambutnya sambil memikirkan sesuatu.
Ahaaa...sebuah ide melintas di otaknya, itung-itung bales dendam sama Shilla pikirnya sebelum mengutarakan niatnya
Rio berdehem kecil, ia mencoba menarik sudut-sudut bibirnya untuk membuat sebuah senyuman manis untuk Shilla "eh Shill, gue mau minta tolong nih sama lo"pinta Rio lembut, benar saja, Shilla langsung merombak muka kusutnya menjadi lebih ceria
"lo emang gak bakalan bisa nyuekin gue lama-lama Yo"batinnya PD
"minta tolong apaan Yo..?? Gue pasti bantu kok"sahut Shilla tak kalah lembut dengan mantap
"lo keluar trus dorongin mobil gue yah, gak lama kok cuman sampe kita keluar dari daerah sepi ini"jawab Rio dengan tampang memelas "mau yah....pleaseeee"Rio menyatukan kedua tangannya, pertanda memohon
"eeemmm..kenapa gak panggil tukang derek aja sih Yo..??"tanya Shilla hati-hati, takutnya kalau dia ngomong dengan nada manja sikap Rio kembali seperti semula lagi
"iya ntar gue telpon tukang dereknya tapi pas udah keluar dari daerah sepi ini. Emangnya lo gak mau nolongin gue..??"tanya Rio mulai bete
Shilla nampak berpikir sebentar kemudian dengan ragu ia mengangguk "i..iiyaa deh"Rio tersenyum senang
"thanks Shill"ucap Rio, dalam hati ia berseru senang karna bisa menjahili Shilla
tawa Agni meledak ketika melihat Shilla yang mulai mendorong mobil Rio sekuat tenaga "ahahaha...rasain lo"
"eh Ag, apa kita gak keterlaluan..??"tanya Cakka, pertanyaan Cakka barusan menghentikan tawa Agni dan entah mengapa Agni jadi cemburu melihat gurat penyesalan -mungkin- diwajah Cakka
"kenapa lo nyesel udah bantuin gue..?? Lo kasian ama Shilla...?? Bantuin aja sono, biar gue pulang sendiri"ucap Agni kesal, ia segera turun dari boncengan Cakka "nih helm lo"ia menyerahkan helm milik Cakka dan bersiap meninggalkan Cakka
Cakka yang tak mau permusuhan diantara dirinya dan Agni terjadi untuk kedua kalinya segera menahan lengan Agni "iiihh...Agni pake ngambek, gue kan cuman nanya, jangan marah dong"ujar Cakka lembut, Agni hanya menghela nafasnya dengan kasar "janji deh gue gak bakalan cerewet lagi"Cakka mengacungkan kelingkingnya
"oke..awas lo bawel lagi"ujar Agni sambil menautkan jari kelingkingnya dikelingking Cakka
"ehhee..lagian kenapa sih lo kayanya kesel banget pas gue nyebut nama Shilla..?? Cemburu yahhhh..."goda Cakka, Agni meninju pelan lengan Cakka
"apaan sih lo, GR banget"ujar Agni mengelak
"aduhh..Agni, gak usah bohong deh, jujur aja kalau sama gue, itukan artinya lo sayang sama gue makanya lo gak mau kalau gue ngekhawatirin cewe lain"goda Cakka lagi, Agni tersipu
"iihh..rese banget sih lo, buruan pulang"suruh Agni yang langsung naik keboncengan Cakka
"udahan nih mantau Shillanya..."
"Cakkaaaa...buruan jalan"seru Agni, Cakka tertawa dan segera menggas motornya untuk pulang
......
Riko membuka daftar menu dihadapannya "lo mau pesen apa Fy..?? Gue yang traktir deh"tawar Riko dengan pandangan tetap tertuju pada daftar menu. Kini ia dan Ify sedang berada disalah satu cafe
"beneran nih..?? Emang lo bawa duit..??"tanya Ify memastikan. Ntar kalau Ify mesan sampe banyak tau-tau harus bayar sendiri gara-gara Riko yang beralasan gak bawa dompet
"iya..tenang, nih dompet gue"sahut Riko sambil menunjukkan dompetnya, Ify mengangguk dan tersenyum
"ya udah kalau gitu ice cappuccino sama choco cheese cake aja deh"pesan Ify
"ya udah mba, saya samain aja sama dia"
pelayan cafe tersebut segera mencatat pesanan Riko dan Ify "jadi ice cappuccino nya dua sama choco cheese cakenya dua"ucapnya sambil mengulang pesanan Riko dan Ify. Keduanya mengangguk
"baiklah, ditunggu sebentar yah mas, mba"pelayan itu pun segera beranjak dari meja Ify dan Riko
Ify melipat kedua tangannya diatas meja dan menopang dagunya diatas lipatan kedua tangannya "jadi..apa yang mau lo bicarain..??"tanya Ify to the point
Riko mengambil selembar tissue yang tergeletak diatas meja dan memilin-milinnya "sebenarnya gue tuh mau jujur sama lo"ucapnya sambil menunduk, malu mungkin
"soal..??"
"emm..soal...soal..."
"soal apa Riko...??"tanya Ify geregetan, penasaran juga sih. Sampai-sampai ia mengepal-ngepalkan kedua tangannya, ekspresi gemes (?)
Riko terkekeh melihat ekspresi Ify yang menurutnya lucu "hehee..nyantai dong Fy, sebenarnya gue mau jujur soal perasaan gue"jawabnya pelan
"maksud lo..??"tanya Ify tak mengerti. Sumpahh..ni anak berbelit-belit banget sih, pikir Ify
"jadi..."
"permisi mas, mba"seorang pelayang yang berniat mengantarkan pesanan Riko dan Ify memotong ucapan Riko
"eh iya mba"Ify segera menarik tangannya dari atas meja
pelayan itu mengangguk "selamat menikmati"ucapnya sambil tersenyum ramah. Riko dan Ify balas tersenyum
"oke...jadi elo..??"
"jadi gue tuh suka sama..."
drt..drt..drttt..handphone Ify yang tergeletak diatas meja bergetar, sebuah panggilan dengan nama kontak 'my brotha Sion' telah masuk
"sorry Ko"ucap Ify sambil menyambar handphonenya, Riko mengangguk. Ribet amat sih, padahal cuman mau jujur doang, batin Riko. Ia menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya sambil menyaksikan punggung Ify yang semakin menjauh
.......
"hah..huh..hah...huhh"Shilla menghembuskan nafasnya bolak-balik sambil menyenderkan punggung di bagian belakang mobil. Cape...bangett, itulah yang dirasakan Shilla saat ini. Bayangkan, dia harus mendorong mobil mogok Rio yang entah seberapa jauhnya mana gak pake minum. Rio yang merasa tak enak segera turun dari mobilnya
"cape banget yah Shill..??"tanya nya, agak nyesal juga sih. Secara Rio tau banget, Shilla itu anak yang manja, keringetan dikit langsung heboh
"bangettttt...Yo...cape bangetttt"ia mengeringkan keringatnya menggunakan tissue pemberian Rio
"ya udah, kita mampir ke cafe didepan dulu deh beli minum, tukang dereknya udah gue hubungin"ajak Rio, Shilla mengangguk menyetujui. Keduanya pun menyebrangi jalan menuju cafe tersebut.
Rio mendorong kedalam pintu masuk cafe. Setelah itu ia segera mencari meja untuk tempat istirahatnya sejenak bersama Shilla
"disitu aja deh Yo, deketan ama ac"ajak Shilla, telunjuknya mengarah kesalah satu sudut cafe
"ya udah"Rio menurut ketika tangannya ditarik paksa oleh Shilla, tiba-tiba pandangannya terhenti pada sesosok gadis manis yang tengah memandangi handphonenya. Baru saja ia ingin memanggil, gadis itu sudah keburu sampai disalah satu meja dan yang membuat Rio terkejut gadis itu tidak sendiri
"lho..Ify sama Riko. Ngapain mereka berdua kesini..??"tanya Rio dalam hati, pandangannya tak lepas dari meja Ify dan Riko
.....
"sorry yah lama"ucap Ify sedikit tidak enak
"gak papa kok, emang telpon dari siapa..?? Rio yah..??"tebak Riko asal, Ify tersenyum malu saat Riko menyebutkan nama Rio. Kenapa yah..??
"hah...Rio..?? Ya bukanlah, ini tadi dari kak Sion, kakak sepupu gue. Dia pamit mau balik ke singapore"jawab Ify
"oohhh..."Riko manggut-manggut, kemudian ia menyuapkan sepotong choco cheese cakenya kedalem mulut
"ya udah lanjutin omongan lo dong"pinta Ify setelah menyedot sedikit ice cappuccinonya
"sebenarnya gue tuh suka sama..."Riko diam. Pikirannya bingung, jujur ngga jujur ngga. Jujur malu gak jujur bikin gak tenang. Akhirnya setelah dipikirkan Riko memilih untuk jujur. Ia memajukan sedikit badannya, membuat Ify sedikit kaget plus takut juga sih. Ngapain sih Riko pake acara kaya gitu segala...
Sementar disudut cafe -disalah satu meja yang tidak begitu jauh dari meja Ify- seseorang yang memperhatikan Ify dan Riko semenjak tadi sedikit terperangah melihat kejadian itu. Kalau dari tempatnya saat ini sih, sekilas Riko terlihat seperti ingin mencium pipi Ify
"waduhh...sialan tu orang"ceplos Rio tanpa sadar. Shilla yang tengah fokus dengan makannya menoleh
"siapa Yo..??"tanya nya, Rio menggeleng kikuk
"ehh..enngga..bukan siapa-siapa. Makan lagi aja deh Shill"ujarnya yang kemudian mulai mengaduk-aduk makananya. Cuman mengaduk bukan segera dimakan, pikirannya telah berkelana jauh memikirkan ada apa sebenarnya diantara Riko dan Ify..?? Apa kedua memilik hubungan yang spesial..??
"apa....jadi lo suka sama..."Ify menggantungkan kalimatnya, sedikit tidak percaya dengan bisikan Riko barusan. Ya ialah...Riko gitu...yang terkenal pendiam ternyata suka sama...
"iya Fy.."jawabnya sambil mengangguk kecil
"tapi..tapi lo taukan..."
Riko yang mengerti kebingungan Ify segera memotong ucapan Ify "iya gue tau, gue cuman pengen lo tau aja kok, ya supaya tenang aja gitu gue nya. Habis mendem sendiri itu gak enak Fy"ujarnya cepat. Ify mengangguk dan tersenyum bingung
"huhh...oke, gue rasa gue perlu ngebantu lo deh"ucap Ify akhirnya. Riko menatap Ify dengan tatapan berbinar-binar
"beneran Fy...??"tanya Riko, Ify hanya mengangguk "waaa..seneng banget gue, thanks yah"sambungnya yang lagi-lagi dibalas anggukan plus seulas senyum manis dari Ify
=====
Ehmm....hari masih pagi, matahari pun belum sepenuhnya menampakkan diri namun Ify sudah terlihat duduk manis didalam kelas. Ia memang secara tidak sengaja datang pagi hari ini, karena sebenarnya yang niat datang pagi itu Oliv tapi berhubung Ify dan Oliv sama-sama diantar mau tidak mau Ify ikut-ikutan berangkat pagi hari ini. Ify masih terlihat asik berkutat dengan buku ditangannya, sesekali ia tertawa karna memang buku yang sedang ia baca adalah buku karya Raditya Dika yang terkenal humoris...upss maksudnya berhubung Raditya Dika orang yang humoris jadi buku-buku karyanya gak jauh-jauh dari tulisan yang berbau humor. Meskipun kelas masih sepi dan Ify hanya sendiri, ia sama sekali tidak merasa takut. Mungkin ia terlalu asik dengan bukunya sampai-sampai ia tidak menyadari ada dua pasang mata, dua pasang kaki sedang berdiri dihadapannya
Brakkkkk.....sebuah tangan menggebrak kasar meja Ify dengan keras. Membuat Ify yang sedang fokus dengan bahan bacaannya terlonjak kaget
Ify mengelus dada "eh lo kurang kerjaan banget sih..!!"seru Ify kesal. Shilla, orang yang menggebrak meja Ify tadi hanya tersenyum sinis
"sorry yah, kita kesini bukan mau basa-basi, Shilla cuman pengen ngasih peringatan sama lo"sahut seseorang yang datang bersama Shilla, Aren sambil menunjuk-nunjuk muka Ify
"gue min...."
Ify memotong ucapan Shilla "be-o-de-o..gue gak perduli"ucap Ify penuh penekanan
"eh lo dengerin dulu dong Shilla ngomong, main potong aja sih"Aren nyolot, Ify hanya diam menunggu Shilla menyampaikan apa yang ingin ia ucapkan
"gue minta lo jauhin Rio"ucap Shilla tajam sambil mendorong bahu Ify dengan telunjuknya
"lho emang kenapa..?? Rio teroris..?? Iya..?? Aduhhh gak nyangka, ternyata lo perhatian juga sama gue"ucap Ify sinis, bagi Ify ia sudah terlalu banyak diam dan bersabar selama ini. So..ini saatnya dia beraksi...Kotak mode on gak sih...
"gue gak lagi bercanda"
"emang iya..kapan sih lo bisa bercanda..?? Yang gue tau lo adalah seorang Ashilla yang selalu serius dalam menanggapi semua hal, makanya lo sama sekali gak bisa menikmati hidup lo"Ify menatap tajam tepat dikedua bola mata Shilla, yang dibalas dengan tatapan tak kalah tajam dari Shilla
"dan...bagi lo yang terpenting adalah bisa mendapatkan semua yang lo mau termasuk Rio, gak perduli dengan cara yang lo gunain bener atau salah"sambungnya. Shilla semakin geram, tangannya mengepal keras
"terserah apa kata lo, yang jelas gue kasih tau sama lo jangan pernah lo deketin Rio kalau ngga lo bakalan tau akibatnya"ucap Shilla pelan tapi tajam
Ify berjalan selangkah lebih maju hingga jarak antara wajahnya dan wajah Shilla sangat dekat "owww...takut"ujarnya sambil pura-pura bergidik, wajah Shilla semakin memerah bukan..bukan karna blushing tapi marah. Belum sempat ia membalas perkataan Ify yang terkesan meremehkannya, Ify sudah lebih dulu berlalu pergi sambil bersenandung santai
......
"ayolah Liv, lo mau yah malem minggu ntar ikut bareng gue sama Lintar"bujuk Nova, ia menahan sapu yang sedang dipakai Oliv untuk jadwal piketnya hari ini
"iiihhh...lo maksa banget sih Nov, gue tuh males Nov, males"ujar Oliv lagi. Malas memang...malas kalau gak ada Ray tapinya
Nova memanyunkan mulutnya "aaahhh...Oliv gak setia kawan nih, masa lo ngebiarin gue jalan berdua doang sih sama tu orang"Nova merengek
"tapi lo senengkan"ceplos Oliv yang tetap konsen dengan kerjaannya, menyapu. Nova blushing, gak tau kenapa jantungnya malah mendadak gerak jalan ditempat, mana hentakkannya keras banget lagi...berasa sampe keluar iihh
"Oliv iihhh..gue serius juga"
"oke..oke...demi lo gue mau, tapi awas aja kalau gue lo jadiin obat nyamuk ntar"putus Oliv, Nova mengangguk girang. Dengan refleks ia memeluk Oliv
.......
Bel masuk sudah berbunyi dari 25 menit yang lalu. Kini siswa-siswi Harapan Bangsa sudah duduk manis dikelas mereka masing-masing. Pelajaran yang berlangsung dilewati mereka dengan berbagai macam ekspresi. Antusias, senang, malas, ngantuk, bosan, bahkan ada juga yang main bola kertas secara diam-diam.
Dan begitu pula dikelas Ify hari ini, murid-murid mendengarkan penjelasan Bu Sri dengan malas. Guru yang satu ini terkenal boring kalau lagi ngajar. Kegiatan yang terjadi selama proses belajar mengajarpun lebih banyak diisi dengan mencatat...cape deh
"Yo, gue denger-denger tadi pagi Ify dilabrak ama Shilla yah..??"tanya Cakka pelan, hari ini ia sudah kembali duduk sebangku dengan Rio. Sebenarnya ia masih ingin duduk sebangku dengan Agni, tapi apa boleh buat karna Ify tadi pagi datang lebih awal jadilah Ify langsung menempati tempat duduknya yang lama, disebelah Agni.
Rio menghentikan gerak tangannya yang sedang mencatat "haaa...kapan..??"tanya nya agak kaget
"kan udah gue bilang Yo, tadi pagi"
Rio mengalihkan pandangannya pada Ify 'tenang-tenang aja tuh mukanya' batin Rio
"lo yakin Kka..?? Kok muka Ify biasa aja sih, kaya gak ada masalah"ujar Rio lagi
"yakin gak yakin sih, kan tadi gue bilang denger-denger Yo, ya artinya kan gue tau dari orang"Rio mengangguk kan kepalanya dengan perhatian yang masih tertuju pada Ify
Sedangkan dibangku paling pojok depan, barisan nomer dua dari pintu masuk kelas, Agni juga mengintrogasi Ify dengan pertanyaan serupa
"tadi pagi lo dilabrak Shilla, Fy..??"tanya Agni yang mulai bosan dengan kegiatan mencatat dari Bu Sri. Ia memijat-mijat tangannya yang agak pegal
Ify mengangguk "hemmm"
"wahh..parah tu cewe, perlu gue kasih pelajaran tuh orang seenaknya aja main labrak sahabat gue"sahut Agni kesal, tampangnya terlihat sangat marah
"terus lo diapain sama tu cewe gila..??"tanya nya, lagi
"meja gue digebrak, gue nya diancam ya gitu deh"jawab Ify santai
"gila parah..ngapain dia pake ngelabrak lo sih..?? Mana pake ngancem segala lagi"
"gara-gara Rio"jawab Ify singkat, Agni memutar bola matanya
"gara-gara Rio..?? Hubungannya apa..??"Ify menggidikkan bahu, males gitu deh buat ngebahas
........
Ray sedang menemani Lintar yang ditugaskan oleh Pak Rudi mengambil buku paket biologi diperpustakaan. Berhubung jumlah buku yang mereka ambil cukup banyak dan lumayan berat jadi Lintar membagi sebagian buku untuk dibawa Ray. Ray bersungut-sungut kesal karna menurutnya buku yang dia bawa terlalu berat
"gila tuh Pak Rudi gak ada kasian-kasian nya ama kita"ujar Ray
"kasian kenapa..??"
"ya elah Lint, badan kita kan kecil masa disuruh ngambil buku sebanyak ini diperpustakaan mana lumayan berat lagi, untung dibagi dua"
"lo aja kali yang kecil gue mah..."
"kurus"potong Ray, Lintar melayangkan buku paket nan tebal itu dikepala Ray
Ray meringis "adaww...sarap lo Lint, berat tu buku...untung rambut gue tebel"ia mengusap-usap bagian kepalanya yang menjadi korban tindak kriminal Lintar barusan
"nah masih untung lo untung, ya udah gak usah marah-marah sih"ucap Lintar santai, Ray hanya merengut kesal
"eh Ray, lo ikut gue pergi yah satnite"ajak Lintar
"ogah"
"idihhh..ngambek mas...kaya cewe aja lo"
"bawel lo ah"sahut Ray makin kesal
"ya elah Ray...jangan ngambek dong, kalau ngambek entar tambah jelek lho, elo kan udah jelek masa mau tambah jelek gak lucu ntar"
bukkk..kali ini gantian, kepala Lintar yang menjadi korban tindak kekerasan Ray. Lintar meringis, Ray histeris...ketawanya maksudnya
"ahahahaaa...satu sama"
"sialan lo"Lintar hendak membalas, namun Ray dengan cepat menghindar "Ray, lo ikut yah.."ajak Lintar lagi, niatnya ingin membalas serangan Ray batal
"ogah, lo gak ngerti bahasa manusia yah.."
"gak asik lo Ray, masa ntar gue berdua bareng ama Nova, kan gak seru"
"bukannya malah enak kalau berdua, berasa gimanaaaaa gitu"sahut Ray sambil menaik turunkan alisnya
"apa sih lo, gak jelas banget. Ayolah Ray, lo sohib gue bukan sih"
"sohib kalau gue lagi mau sohib-an sama lo"sahut Ray santai, Lintar kembali ingin melayangkan buku tebal itu
"gak deh ngga, bercanda gue bro"sambung Ray cepat
"jadi lo mau ikut dong, kan lo sohib gue"
"ngga Lint, gue gak mau nanti jadi obat nyamuk buat lo sama Nova"tolak Ray tegas
"kalau Oliv ikut..??"tanya Lintar dengan nada menggoda, Ray menggaruk-garuk kecil telinganya
"ya bisa dipertimbangin lah"
"alahhh..bilang aja mau, pokoknya lo tenang aja, gue bakalan suruh Nova buat ngebujuki Oliv..oke bro"ujar Lintar, Ray mengangguk setuju
"permisi pak..."sahut Lintar begitu memasuki kelas, Pak Rudi mengangguk. Ia dan Ray segera meletakkan buku pesanan Pak Rudi dimeja guru dan kembali ke tempat mereka masing-masing
.......
"Ify...gue pulang duluan gak papa kan yah..??"tanya Agni sambil membereskan peralatan tulisnya. Bel tanda pulang baru saja dibunyikan beberapa menit yang lalu
"gak papa kok Ag, eh gue gak ngeliat Zahra deh hari ini, kemana tu anak..??"tanya Ify sambil menyelempangkan tasnya dibahu
"dia emang gak masuk Fy"
"lho kenapa..??"
"ntar juga lo tau alesannya kan ntar malem kita mau kerumahnya"ujar Agni sok misterius, Ify mengangguk-angguk, kemudian keduanya melangkahkan kaki mereka untuk segera keluar dari kelas. Begitu sampai diambang pintu keduanya dicegat oleh dua anak manusia
"Ag, pulang bareng yuk"ajak salah satu diantara mereka, Cakka
"boleh, Ify juga mau ada rapat ya kan Fy..??"Ify hanya mengangguk
"gue denger tadi pagi lo dilabrak sama Shilla ya Fy..??"tanya Cakka, Ify lagi-lagi mengangguk
"jadi beneran..?? Lo ngga diapa-apain kan sama dia..??"tanya Rio, kalau dari nada bicaranya sih semua yang ada disitu bisa menebak kalau dia khawatir
"ecieee...yang khawatir"goda Cakka dan Agni bersamaan
"heii..Yo, kok lo disini aja sih..?? Gak ke ruang OSIS..?? Ntar telat lho"tanya Shilla yang tiba-tiba saja datang, tangannya sudah bergelayut manja dilengan Rio. Agni pura-pura muntah melihat sikap Shilla yang sok manis
"bukan urusan lo, kalau lo mau ke ruang OSIS sekarang, duluan aja sana"sahut Rio sambil berusaha melepaskan pegangan tangan Shilla
"iihhh....Rio mah gitu"Shilla memanyunkan bibirinya, Agni, Ify dan Cakka menahan tawa "apa lo ketawa-ketawa..??"tanya Shilla galak, Ify, Agni dan Cakka bungkam sambil terus terkikik
"gak papa...cuman lagi enek aja"sahut Ify santai
"Yo, ntar kita pulang bareng lagi yahh"ajak Shilla
"ogahh..hari ini gue pulang bareng.....em Ify"ujar Rio sambil menunjuk Ify
"aaahh..Rio mah gitu, pokoknya lo harus pulang sama gue Rio"paksa Shilla, Rio mendelik kesal. Apa-apa-an ni cewe satu, orang gak mau pake dipaksa, pikir Rio
"gue bilang ngga, ya ngga"ucap Rio tegas
"udahlah Yo, iyain aja, kasian ntar anak mami nyasar. Gue bisa balik sendiri kok"
Shilla menatap Ify tajam "apa lo bilang...??"
"anak mami"jawab Ify santai tanpa membalas tatapan Shilla
"gak ah Fy, gue udah bosen yah pulang sekolah diintilin ama dia mulu"
"iihh..Rio jahat"Shilla merengut kesal
"udah Yo, pulang bareng dia aja, biar ntar gue pulang sama..." Ify berpikir sejenak "Riko...."Ify memanggil Riko yang memang sedang berjalan menghampiri mereka. Riko yang merasa dirinya dipanggil mempercepat langkah kakinya menuju Ify dan yang lainnya
"hai kok masih pada disini sih, gue nunggu sendirian tau diruang OSIS"cerocos Riko "eh iya Fy, lo kenapa manggil gue..??"
"ntar pulang rapat gue nebeng sama lo yah"pinta Ify, Riko mengangguk setuju
"siipp itu mah, kalau Rio gak keberatan sih"
"ngga kok, Rio kan mau pulang bareng gue..ya kan Yo..."ujar Shilla cepat, Rio mendelik kesal kearah Shilla yang dibalas dengan senyuman oleh Shilla
"ya udah yuk ke ruang OSIS"ajak Shilla -lagi-
"lo semua duluan aja, ntar gue nyusul"ujar Ify
"oke...Fy"sahut Rio
Selepas kepergian Rio, Shilla dan Riko, Ify masih mematung ditempatnya semula, didepan kelas ditemani Agni dan Cakka
"woy nenk, jadi gak..??"tanya Agni memecah keheningan, Cakka menatap Agni dan Ify secara bergantian dengan tatapan bertanya
"mau ngapain lo bedua..??"tanya Cakka, Agni dan Ify tersenyum misterius
"ngapain aja boleh"jawab Ify singkat, kemudian ia dan Agni berbisik-bisik
Cakka mencolek Ify yang sedang asik berbisik "ngomongin apa-an sih pake bisik-bisik segala..??"tanya Cakka penasaran, tapi diacuhkan....huhuuu kasian
kali ini Cakka beringsut kesebelah Agni dan kembali mencolek Agni "ngomongin apa sih...kasih tau gue dong Agni sayangggg"pinta Cakka, Agni menoleh
"apa tadi lo bilang...??"tanya Agni, memastikan kalau pendengarannya tidak salah atau mungkin otak Cakka yang salah
"Agni sayang"jawab Cakka polos, Agni menunduk malu...ecieeee
"udah-udah...acara ngegombalnya ntaran akja yah. Sekarang saatnya lo bantuin Agni beraksi"ujar Ify menyadarkan Agni yang tengah menunduk malu
"beraksi apa-an, kalian ngebisikan apa aja gue gak tau"sahut Cakka
"makanya sekarang lo ikut Agni, biar Agni yang jelasin semuanya. Sekarang gue mau langsung ke ruang OSIS sebelum tu nenek lampir marah-marah. Oke...byee"Ify melambaikan tangannya sebagai salam perpisahan. Kemudian dengan langkah setengah berlari ia menyusuri tiap-tiap koridor menuju ruang OSIS
tok...tok...tokkk....Ify mengetuk ruang OSIS sebelum masuk, setelah itu ia segera mengambil posisi duduk disebelah Riko dihadapan Rio
"darimana aja sih lo..?? Lama banget"Shilla menggerutu kesal
"darimana aja boleh"jawab Ify asal sambil mengambil map berisi daftar acara tambahan yang akan diajukannya
"udah deh Shill, jangan nyari ribut sekarang kita mulai aja rapatnya oke.."ujar Rio menengahi
"nah kita mau ngebahas apa-an nih Yo..??"tanya Riko
"seperti yang gue bilang kemaren, hari ini kita akan ngerapatin soal acara tambahan buat pensi tahun ini. Kalian udah bawakan daftar-daftar acara tambahan yang mau kalian ajukan...??"tanya Rio, semua mengangguk. Dan rapat pun dimulai untuk membahas acara yang akan ditambahkan. Berhubung terlalu banyak pilihan maka mereka sepakat untuk mengadakan voting
......
Cakka memutar kepalanya ke berbagai arah untuk memastikan bahwa keadaan disekitarnya aman-aman saja "Ag...ini beneran gak papa nih kalau kita ngelakuin ini...??"tanya Cakka was-was, Agni yang sedang fokus dengan kerjaannya hanya mengangguk
"kalau Rio marah gimana..??"tanya Cakka lagi, Agni mendengus kesal. Gak tau apa orang lagi sibuk, pikir Agni
"aduhhh..Cakka, biarin Rio jadi urusan Ify yang penting sekarang lo bantuin gue dan kita sukses bikin Shilla BeTe"
"kok bawa-bawa Shilla sih..??"tanya Cakka dengan tampang polosnya, ia memang masih belum mengerti dengan semua yang dilakukan Agni saat ini
Agni semakin kesal karna Cakka yang banyak tanya "udah bahas ntar aja sekarang lo anterin gue balik terus kita kesini lagi buat mantau Shilla ama Rio ntar"ujar Agni "ayo...Cakka"Agni menarik tangan Cakka yang masih diam ditempat
.......
Jam dinding diruangan itu sudah menunjukkan pukul 16.30 artinya ke 4 remaja itu sudah menghabiskan waktu selama kurang lebih 2 jam setengah disana
Ify merentangkan kedua tangannya yang terasa pegal "udah ada keputusannya kan..?? Berarti rapat selesai dong"tanya Ify pada Rio
Rio mengangguk kan kepalanya "yupp..kenapa lo cape..??"tanya Rio lagi, sementara disebelahnya Shilla sudah masang tampang bete abis karna dicuekin
"bangetttt"
"oh iya...sebelum gue lupa gue pengen ngingetin kalau besok kita masih rapat yah buat ngerembukin soal dana plus waktu penyelenggaraan acara...oke"ujar Rio, semua mengangguk setuju
"jadi balik bareng gue ngga Fy...??"tanya Riko sambil membereskan peralatan tulisnya. Emang tadi make alat tulis..??
"jadi dong"
"lo beneran mau balik ama Riko aja Fy...?? Gak mau bareng gue aja gitu..??"pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Rio. Malu-malu deh pikir Rio, daripada Ify balik ama Riko bisa cemburu menguras hati lagi deh..
"lo apa-an sih Yo, kan lo balik bareng gue"sahut Shilla, lain yang ditanya lain yang jawab nih
Ify mengacuhkan perkataan Shilla "udah Yo, gue balik ama Riko aja, pasti selamet kok"ucap Ify disertai senyum manisnya, mau gak mau Rio mengangguk pasrah
"ya udah gue duluan ya Fy, Ko"pamit Rio seraya membalikkan badannya. Tanpa mengajak Shilla, ia langsung melenggang meninggalkan ruang OSIS menuju parkiran
"eh Rio...Rio...tungguin gue"seru Shilla sambil berlari menyusul Rio. Ify dan Riko tertawa melihatnya
"ehm...mau pulang sekarang apa nunggu besok nih..??"tanya Riko menghentikan tawa Ify
"taun depan juga boleh"sahut Ify "yuk ah"Ify langsung menyeret tangan Riko menuju parkiran
"Fy, kalau gak langsung pulang dulu boleh gak..??"tanya Riko, Ify menoleh
"mau ngapain..??"
"emm..gue mau ngomong sama lo"ujar Riko. Ia menghentikan langkahnya ketika sudah sampai didepan motornya, kemudian memasang helm hitam miliknya. Riko menoleh "boleh gak..??"tanya Riko lagi
"boleh deh, tapi lo gak mau macem-macemkan..??"tanya Ify cemas. Parno juga rasanya melihat tampang Riko yang terkesan misterius itu, apalagi mereka baru dekat beberapa hari ini ya meskipun pada dasarnya Ify sudah pernah sekelas dengan Riko pada saat mereka kelas 1 dulu
"ya nggalah, bisa dibonyokin Cakka, Rio, Agni gue kalau macem-macem sama lo..hehee"sahut Riko setengah bercanda, Ify tersenyum lega "lagian lo aneh deh Fy, masa nanyain gitu. Kalau pun gue mau macem-macem sama lo, gak mungkinlah gue pake izin dulu"sambung Riko, Ify mengangguk-anggukkan kepalanya
"iya juga yah"
"naik, ntar kita kesorean lagi"suruh Riko, Ify menurut. Setelah Ify naik keboncengannya, Riko segera menyalakan mesin motornya dan melajukannya ke sebuah tempat yang nyaman untuknya mengobrol dengan Ify
.....
Hening. Keadaan itulah yang menggambarkan suasana dalam mobil Rio saat ini. Tak ada celotehan Shilla, suara Rio atau alunan musik yang biasanya menhiasi mobil Rio.
Rio bukan hanya tengah berkonsentrasi menyetir saat ini, namun ia juga sedang melamunkan Ify yang saat ini diantar Riko pulang kerumahnya. Ini memang bukan yang pertama kalinya Riko mengantarkan Ify pulang, makanya Rio semakin tambah takut kalau karna insiden di-antar-Riko ini, Ify jadi semakin dekat dengan Riko. Padahal usaha PDKT Rio sama sekali belum maksimal, yah sepertinya juga masih jauh dari kata minimal...emm mungkin
Shilla menghembuskan nafasnya secara kasar, matanya menatap kesal kearah Rio yang seolah tidak menganggap ada dirinya "Yo...Rio"panggilnya
Rio menoleh "apa"sahutnya malas
"boring tau, lo lagi sakit gigi yah..?? Diem mulu dari tadi"
"iya...gue emang boring gara-gara diintilin lo mulu"sahut Rio ketus, Shilla menekuk wajahnya, Rio masa bodoh
Baru saja Shilla hendak berbicara kembali, mobil Rio mendadak mogok mana mogok di area sepi lagi
"lho kok berenti Yo..??"tanya Shilla heran
"pake nanya lagi, ya mogok lah"ujar Rio. Brakkk...Rio membanting pintu mobil dengan kesal saat keluar dari mobilnya. Sudah kesal karna Riko nganterin Ify pulang ditambah lagi mobil mogok mendadak...hiuhhh benar-benar buruk
Sebuah sepeda motor berhenti tidak jauh dari area mogoknya mobil Rio. Pengendara motor itu terus memperhatikan Rio dari tempatnya saat ini
"udah mogok yah Kka..??"tanya Agni yang heran karna tiba-tiba saja Cakka menyetopkan motornya
"emm kayanya sih gitu Ag. Jadi ini rencana lo sama Ify..??"tanya Cakka, Agni mengangguk-angguk padahal Cakka gak liat tuh sama anggukannya Agni
"huuu..rasain tuh Shilla, gue jamin sebentar lagi permainan yang seru buat dia bakalan segera dimulai"ucap Agni penuh keyakinan
"masih ada lagi..??"
"yoi.."
"kita terus mantau mereka nih Ag..??"tanya Cakka -lagi-
"hedehhh..perasaan lo daritadi nanya mulu deh kka, bawel amat sih. Lo gak ikhlas nolongin gue..??"tanya Agni yang mulai kesal dengan tingkah Cakka yang banyak tanya
Cakka gelabakan, jangan sampai deh dia dan Agni musuhan lagi "ngga..ngga..ngga...mau sampe besok juga kita disini gak papa gue, beneran deh Ag, suer gak pake bo'ong"Cakka menunjukkan dua jarinya, telunjuk dan tengah
"ya udah diem"ujar Agni, Cakka langsung diam dan kembali memperhatikan Rio
"kenapa Yo..??"tanya Shilla yang ikut keluar dari mobil Rio
Rio mengacak-acak rambutnya "tau ah, gue juga bingung"
Shilla merengut mendengar jawaban Rio yang terdengar ketus. Lantas ia memilih untuk kembali masuk kedalam mobil "Yo...Yo...Rio..."Shilla berteriak memanggil Rio
"apa-an sih teriak-teriak, gue tau ini tempat sepi tapi gak perlu teriak juga kali"ujar Rio setengah membentak
"ishh...dengerin gue ngomong dulu kek"
"oke..lo mau ngomong apa hah..?? Kalau gak penting mending diem"
"ihh..gue cuman mau bilang penyebab mobil lo yang mogok ini tuh bensinnya abis"ujar Shilla, Rio melotot kaget
"hahh...jangan becanda lo, tuh bensin baru gue isi tadi pagi tau"sahut Rio tak percaya, Shilla semakin kesal. Disangka pembohong, siapa yang gak kesal coba..??
"kalau gak percaya ya lo cek aja sendiri"
Rio menurut, ia segera mengecek perkataan Shilla. Benar saja bensinnya habis, Rio mengacak-acak rambutnya sambil memikirkan sesuatu.
Ahaaa...sebuah ide melintas di otaknya, itung-itung bales dendam sama Shilla pikirnya sebelum mengutarakan niatnya
Rio berdehem kecil, ia mencoba menarik sudut-sudut bibirnya untuk membuat sebuah senyuman manis untuk Shilla "eh Shill, gue mau minta tolong nih sama lo"pinta Rio lembut, benar saja, Shilla langsung merombak muka kusutnya menjadi lebih ceria
"lo emang gak bakalan bisa nyuekin gue lama-lama Yo"batinnya PD
"minta tolong apaan Yo..?? Gue pasti bantu kok"sahut Shilla tak kalah lembut dengan mantap
"lo keluar trus dorongin mobil gue yah, gak lama kok cuman sampe kita keluar dari daerah sepi ini"jawab Rio dengan tampang memelas "mau yah....pleaseeee"Rio menyatukan kedua tangannya, pertanda memohon
"eeemmm..kenapa gak panggil tukang derek aja sih Yo..??"tanya Shilla hati-hati, takutnya kalau dia ngomong dengan nada manja sikap Rio kembali seperti semula lagi
"iya ntar gue telpon tukang dereknya tapi pas udah keluar dari daerah sepi ini. Emangnya lo gak mau nolongin gue..??"tanya Rio mulai bete
Shilla nampak berpikir sebentar kemudian dengan ragu ia mengangguk "i..iiyaa deh"Rio tersenyum senang
"thanks Shill"ucap Rio, dalam hati ia berseru senang karna bisa menjahili Shilla
tawa Agni meledak ketika melihat Shilla yang mulai mendorong mobil Rio sekuat tenaga "ahahaha...rasain lo"
"eh Ag, apa kita gak keterlaluan..??"tanya Cakka, pertanyaan Cakka barusan menghentikan tawa Agni dan entah mengapa Agni jadi cemburu melihat gurat penyesalan -mungkin- diwajah Cakka
"kenapa lo nyesel udah bantuin gue..?? Lo kasian ama Shilla...?? Bantuin aja sono, biar gue pulang sendiri"ucap Agni kesal, ia segera turun dari boncengan Cakka "nih helm lo"ia menyerahkan helm milik Cakka dan bersiap meninggalkan Cakka
Cakka yang tak mau permusuhan diantara dirinya dan Agni terjadi untuk kedua kalinya segera menahan lengan Agni "iiihh...Agni pake ngambek, gue kan cuman nanya, jangan marah dong"ujar Cakka lembut, Agni hanya menghela nafasnya dengan kasar "janji deh gue gak bakalan cerewet lagi"Cakka mengacungkan kelingkingnya
"oke..awas lo bawel lagi"ujar Agni sambil menautkan jari kelingkingnya dikelingking Cakka
"ehhee..lagian kenapa sih lo kayanya kesel banget pas gue nyebut nama Shilla..?? Cemburu yahhhh..."goda Cakka, Agni meninju pelan lengan Cakka
"apaan sih lo, GR banget"ujar Agni mengelak
"aduhh..Agni, gak usah bohong deh, jujur aja kalau sama gue, itukan artinya lo sayang sama gue makanya lo gak mau kalau gue ngekhawatirin cewe lain"goda Cakka lagi, Agni tersipu
"iihh..rese banget sih lo, buruan pulang"suruh Agni yang langsung naik keboncengan Cakka
"udahan nih mantau Shillanya..."
"Cakkaaaa...buruan jalan"seru Agni, Cakka tertawa dan segera menggas motornya untuk pulang
......
Riko membuka daftar menu dihadapannya "lo mau pesen apa Fy..?? Gue yang traktir deh"tawar Riko dengan pandangan tetap tertuju pada daftar menu. Kini ia dan Ify sedang berada disalah satu cafe
"beneran nih..?? Emang lo bawa duit..??"tanya Ify memastikan. Ntar kalau Ify mesan sampe banyak tau-tau harus bayar sendiri gara-gara Riko yang beralasan gak bawa dompet
"iya..tenang, nih dompet gue"sahut Riko sambil menunjukkan dompetnya, Ify mengangguk dan tersenyum
"ya udah kalau gitu ice cappuccino sama choco cheese cake aja deh"pesan Ify
"ya udah mba, saya samain aja sama dia"
pelayan cafe tersebut segera mencatat pesanan Riko dan Ify "jadi ice cappuccino nya dua sama choco cheese cakenya dua"ucapnya sambil mengulang pesanan Riko dan Ify. Keduanya mengangguk
"baiklah, ditunggu sebentar yah mas, mba"pelayan itu pun segera beranjak dari meja Ify dan Riko
Ify melipat kedua tangannya diatas meja dan menopang dagunya diatas lipatan kedua tangannya "jadi..apa yang mau lo bicarain..??"tanya Ify to the point
Riko mengambil selembar tissue yang tergeletak diatas meja dan memilin-milinnya "sebenarnya gue tuh mau jujur sama lo"ucapnya sambil menunduk, malu mungkin
"soal..??"
"emm..soal...soal..."
"soal apa Riko...??"tanya Ify geregetan, penasaran juga sih. Sampai-sampai ia mengepal-ngepalkan kedua tangannya, ekspresi gemes (?)
Riko terkekeh melihat ekspresi Ify yang menurutnya lucu "hehee..nyantai dong Fy, sebenarnya gue mau jujur soal perasaan gue"jawabnya pelan
"maksud lo..??"tanya Ify tak mengerti. Sumpahh..ni anak berbelit-belit banget sih, pikir Ify
"jadi..."
"permisi mas, mba"seorang pelayang yang berniat mengantarkan pesanan Riko dan Ify memotong ucapan Riko
"eh iya mba"Ify segera menarik tangannya dari atas meja
pelayan itu mengangguk "selamat menikmati"ucapnya sambil tersenyum ramah. Riko dan Ify balas tersenyum
"oke...jadi elo..??"
"jadi gue tuh suka sama..."
drt..drt..drttt..handphone Ify yang tergeletak diatas meja bergetar, sebuah panggilan dengan nama kontak 'my brotha Sion' telah masuk
"sorry Ko"ucap Ify sambil menyambar handphonenya, Riko mengangguk. Ribet amat sih, padahal cuman mau jujur doang, batin Riko. Ia menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya sambil menyaksikan punggung Ify yang semakin menjauh
.......
"hah..huh..hah...huhh"Shilla menghembuskan nafasnya bolak-balik sambil menyenderkan punggung di bagian belakang mobil. Cape...bangett, itulah yang dirasakan Shilla saat ini. Bayangkan, dia harus mendorong mobil mogok Rio yang entah seberapa jauhnya mana gak pake minum. Rio yang merasa tak enak segera turun dari mobilnya
"cape banget yah Shill..??"tanya nya, agak nyesal juga sih. Secara Rio tau banget, Shilla itu anak yang manja, keringetan dikit langsung heboh
"bangettttt...Yo...cape bangetttt"ia mengeringkan keringatnya menggunakan tissue pemberian Rio
"ya udah, kita mampir ke cafe didepan dulu deh beli minum, tukang dereknya udah gue hubungin"ajak Rio, Shilla mengangguk menyetujui. Keduanya pun menyebrangi jalan menuju cafe tersebut.
Rio mendorong kedalam pintu masuk cafe. Setelah itu ia segera mencari meja untuk tempat istirahatnya sejenak bersama Shilla
"disitu aja deh Yo, deketan ama ac"ajak Shilla, telunjuknya mengarah kesalah satu sudut cafe
"ya udah"Rio menurut ketika tangannya ditarik paksa oleh Shilla, tiba-tiba pandangannya terhenti pada sesosok gadis manis yang tengah memandangi handphonenya. Baru saja ia ingin memanggil, gadis itu sudah keburu sampai disalah satu meja dan yang membuat Rio terkejut gadis itu tidak sendiri
"lho..Ify sama Riko. Ngapain mereka berdua kesini..??"tanya Rio dalam hati, pandangannya tak lepas dari meja Ify dan Riko
.....
"sorry yah lama"ucap Ify sedikit tidak enak
"gak papa kok, emang telpon dari siapa..?? Rio yah..??"tebak Riko asal, Ify tersenyum malu saat Riko menyebutkan nama Rio. Kenapa yah..??
"hah...Rio..?? Ya bukanlah, ini tadi dari kak Sion, kakak sepupu gue. Dia pamit mau balik ke singapore"jawab Ify
"oohhh..."Riko manggut-manggut, kemudian ia menyuapkan sepotong choco cheese cakenya kedalem mulut
"ya udah lanjutin omongan lo dong"pinta Ify setelah menyedot sedikit ice cappuccinonya
"sebenarnya gue tuh suka sama..."Riko diam. Pikirannya bingung, jujur ngga jujur ngga. Jujur malu gak jujur bikin gak tenang. Akhirnya setelah dipikirkan Riko memilih untuk jujur. Ia memajukan sedikit badannya, membuat Ify sedikit kaget plus takut juga sih. Ngapain sih Riko pake acara kaya gitu segala...
Sementar disudut cafe -disalah satu meja yang tidak begitu jauh dari meja Ify- seseorang yang memperhatikan Ify dan Riko semenjak tadi sedikit terperangah melihat kejadian itu. Kalau dari tempatnya saat ini sih, sekilas Riko terlihat seperti ingin mencium pipi Ify
"waduhh...sialan tu orang"ceplos Rio tanpa sadar. Shilla yang tengah fokus dengan makannya menoleh
"siapa Yo..??"tanya nya, Rio menggeleng kikuk
"ehh..enngga..bukan siapa-siapa. Makan lagi aja deh Shill"ujarnya yang kemudian mulai mengaduk-aduk makananya. Cuman mengaduk bukan segera dimakan, pikirannya telah berkelana jauh memikirkan ada apa sebenarnya diantara Riko dan Ify..?? Apa kedua memilik hubungan yang spesial..??
"apa....jadi lo suka sama..."Ify menggantungkan kalimatnya, sedikit tidak percaya dengan bisikan Riko barusan. Ya ialah...Riko gitu...yang terkenal pendiam ternyata suka sama...
"iya Fy.."jawabnya sambil mengangguk kecil
"tapi..tapi lo taukan..."
Riko yang mengerti kebingungan Ify segera memotong ucapan Ify "iya gue tau, gue cuman pengen lo tau aja kok, ya supaya tenang aja gitu gue nya. Habis mendem sendiri itu gak enak Fy"ujarnya cepat. Ify mengangguk dan tersenyum bingung
"huhh...oke, gue rasa gue perlu ngebantu lo deh"ucap Ify akhirnya. Riko menatap Ify dengan tatapan berbinar-binar
"beneran Fy...??"tanya Riko, Ify hanya mengangguk "waaa..seneng banget gue, thanks yah"sambungnya yang lagi-lagi dibalas anggukan plus seulas senyum manis dari Ify
=====
0 komentar:
Posting Komentar