Part 16
Di minggu pagi yang cerah ini Ify menghabiskan waktunya didepan layar laptop miliknya. Ia sedang membuat proposal keuangan untuk acara pensi tahun ini.
Ify menghentikan ketikannya, tiba-tiba saja bayangan Rio melintas dibenaknya. Ify tertawa kecil saat mengingat moment bersama Rio, entah itu saat mereka bertengkar atau tertawa bersama
"Hahhh...kayanya gue beneran jatuh cinta deh sama tu anak...hihii"
Gedebrak, gedebruk, gubrakk...Ify mendengar suara benda jatuh dengan cukup keras dari arah pintu depan. Didorong oleh rasa penasaran akhirnya Ify meninggalkan laptopnya sebentar dan mengecek keadaan di pintu depan
-----
"Ahhh...elo Ko, kalau jalan liat-liat dong"Cakka bersungut-sungut kesal sambil memegangi kepalanya. Pasalnya, saat Riko memasuki halaman rumah Ify kakinya tersandung selang air yang dipakai Oliv untuk menyiram bunga. Alhasil Riko pun terjatuh, dan helm yang ditentang ditangannya mendarat bebas dikepala Cakka
"Sorry, Ka...sorry, ade lo nih naruh selang air sembarangan kan gue jadi kesandung"Riko meminta maaf dengan tampang memelas. Dia merasa tak enak dengan Cakka yang menjadi korban kejatuhan helmnya, apalagi helmnya kan termasuk dalam kategori berat pasti sakit dah tu kepalanya Cakka
"Enak aja gue disalahin, kan gue gak tau kalau kak Riko mau lewat"sahut Oliv tak terima
"Tau lo, pake nyalahi ade gue segala lagi. Lagian elo kalau kerumah orang ucapin salam kek malah lari-larian, dikejar tukang kredit lo..??!!"ucap Cakka dengan tampang yang masih kesal
"Gawat, gue lupa. Gue ada urusan sama..."ucapan Riko terpotong
"Ada apaan sih ribut-ribut..??"tanya Ify yang baru saja menampakkan batang hidungnya
"Ini nih si Riko, masa kepala gue ditimpuk pake helm, kan sakit"adu Cakka
"Bukan ditimpuk, tapi gak sengaja ketimpuk"ralat Riko
"Ya apalah itu namanya"
"Udah deh, ribut mulu"lerai Ify "lo kesini pasti ada urusan ama gue kan Ko..?? Urusan apaan..?? Shilla pasti kan, masuk deh kita obrolin didalem aja"tanya Ify tanpa henti, kemudian ia menarik masuk Riko ke dalam rumahnya. Oliv dan Cakka saling pandang, dan setelah itu kompak mengangkat bahu tanda tak mengerti
-----
"Hubungan kamu sama Shilla gimana Yo..??"tanya mama Manda -mamanya Rio-
"Ya gak gimana-gimana mah, emang mau gimana..??"
"Ya kalian kan deket ba.."
"Apaan, mamah mau bilang kalau kita deket banget gitu..??"tanya Rio memotong ucapan mama Manda, mama Manda mengangguk "ya ngga lah, Rio tuh gak deket ama dia malahan jujur Rio risih kalau deket-deket dia mah, anaknya manja, ngeselin deh"jelas Rio kesal. Kesal karna tiap dia membicarakan Shilla, pasti dia jadi ikutan ngebayangin tingkah manja Shilla
"Hihii...makanya kamu cari pacar dong, biar dia gak ngintilin kamu terus"
Rio diam, dia memikirkan ucapan mama Manda barusan. Bener sih, kalau dia punya pacar kan otomatis dia gak perlu susah-susah buat ngehindar dari Shilla. Terus, dia juga gak perlu takut dibayang-bayangin sama Shilla karna kalau udah pacar dia bisa menghabiskan waktu luangnya sama sang pacar. Tapi yang jadi masalah calon pacarnya siapa..?? Ify..??
Rio menggaruk-garuk tengkuknya "iya juga yah mah, tapi siapa dong calonnya..??"tanya Rio polos
Mama Manda menghela nafas, emang yang mau pacaran mama Manda..?? "Lah, kok nanya sama mama..?? Yang mau pacaran kan kamu Yo, ya jadi kamu pikirin sendiri dong"jelas mama Manda "emang kamu disekolah gak laku..??"tanya mama Manda
"Ya laku dong mah, malah jadi inceran satu sekolah...ehehee"sahut Rio bangga, mama Manda geleng-geleng kepala mendengar jawaban Rio
"Kalau gitu gampang dong, tinggal tunjuk aja apa susahnya sih..??"ujar mama Manda enteng. Ya emang sih, saking banyak nya yang naksir sama Rio, kalau Rio mau punya pacar gampang, istilah kata tinggal tunjuk atau menjentikkan jari...selesai
"Ah gak mau ah, masa' Rio pacaran tanpa cinta..?? Rio kan mau serius dalam menjalin hubungan"ucap Rio sok dewasa, mama Manda terkikik pelan
"Udah ah, kamu yang mau pacaran kok mamah yang repot sih"mama Manda menutup majalah ditangannya "mamah rasa, kamu udah punya calon deh tapi kamu masih malu..iya kan..??"tanya mama Manda dengan nada menggoda. Beliau mengacak-acak kecil puncak kepala Rio "mamah ke atas dulu yah"pamit mama Manda, Rio tersenyum dan mengangguk kecil
"Gilaaa...nyokap gue ajaib banget, tau aja isi hari anakny"gumam Rio sambil menggeleng-gelengkan kepalanya "tapi gue bukan cuman malu ngakuinnya, gue juga takut Ify gak punya rasa yang sama kaya gue"tambahnya pelan
-----
Ify memberikan saran-saran yang menurutnya cocok untuk aksi pendekatan Riko. Riko hanya manggut-manggut mendengarkan celotehan Ify, tangan kanannya bergerak pelan mengelus-elus dagunya
"Oke Fy, gue akan coba jalanin saran dari lo besok"ucapnya mantap
"Sipp, tapi inget lo jangan terlalu agresif juga.. Eumm satu lagi, lo harus bisa ngebuat dia penasaran sama lo dengan cara lo sendiri"
"Ahh..masa' iya dia bakalan penasaran ama gue Fy..?? Dia kan gak suka sama gue, gue deket-deket dikit aja nih dia udah ngamuk"
"Jiahhh..tadi lo kayanya yakin banget, sekarang kok malah kaya gini sih"
"Ya bukan gitu maksudnya, tapi ngebuat cewe kaya Shilla untuk penasaran ama gue tuh kayanya susah"
"Semua tergantung sama lo Ko, kalau elo yakin bisa gue juga yakin lo pasti bisa"ujar Ify menyemangati. Riko mengangguk dan tersenyum, sepertinya kepercayaan dirinya mulai kembali. Keduanya pun berhigh five ria.
Cakka yang kebetulan baru masuk kedalam ruang tamu mengerutkan kening melihat tingkah Ify dan Riko, penasaran...
"Eh Fy, lo besok barengan ama gue lagi gak..??"tanya Cakka yang baru saja menghempaskan tubuhnya disamping Ify
"Ngga deh, gue bareng Rio soalnya"
"Ecieeee...cepet juga lo PDKTnya Fy"goda Riko
Pukkk...segumpal tissue mendarat mulus di jidat Riko
"Enak aja, siapa bilang gue PDKT ama dia"
"Tapi lo emang suka kan sama dia"sambung Cakka yang juga menggoda Ify
"Want to know aja"ucap Ify sambil membereskan laptopnya dan berlalu pergi meninggalkan Riko dan Cakka berdua
"Eh Ko, lo sama Ify ngomongin apaan sih tadi..??"tanya Cakka penasaran dengan tampang serius
Riko menghela nafas sebentar "lo mau tau..??"tanya Riko, Cakka mengangguk semangat "beneran mau tau..??"tanya Riko lagi
"Iyeee...gue mau tau, udah deh gak usah sok misterius tinggal jawab aja susah banget"
"Hemm..oke sebenarnya, gue..."Riko menatap Cakka serius, membuat mimik muka Cakka ikutan serius "want to know aja"sambung Riko enteng
Gubrakkk...Cakka pikir dia mau ngasih tau, gak taunya...
"Etdah, gue kira mau ngasih tau"
"Udah ah, gue mau balik, bye bro"ucap Riko yang langsung pergi meninggalkan Cakka dengan tampang kesalnya
_____
Cuaca hari senin kali ini terasa sangat cerah, tidak mendung tidak juga panas. Pokoknya cerah secerah hati Ify yang memang sedang berbunga-bunga menanti kehadiran Rio.
Tak perlu menunggu lebih lama, Rio dan kendaraan roda duanya sudah standby didepan rumah Ify. Setelah merasa rapi, Ify segera turun dengan dasi yang belum terpasang rapi dilehernya
"Pagiii..."sapa Ify ceria sambil tersenyum manis
"Etdahh, semangat banget lo Fy, karna gue jemput yah..??"tanya Rio dengan nada menggoda. Ify hampir saja mengangguk sebelum ia sadar kalau anggukan itu akan membuat ia malu nantinya
"Hahhh..eng..engga kok, biasa aja lagi"
Rio tersenyum tipis, meskipun Ify bilang biasa tapi Rio tahu dalam hati Ify berkata iya. Bukannya PD sih, tapi dari raut muka dan cara bicara Ify yang sedikit tergagap, Rio bisa tahu kalau Ify berbohong
"Iya deh, ntar lo nangis lagi"ledek Rio
"Lo pikir gue anak kecil"
"Eumm..mungkin sih"sahut Rio santai. Rio melirik ke arah dasi Ify yang belum terikat rapi. Ia berdecak kecil, kemudian atas inisiatifnya sendiri Rio membantu mengikat rapi dasi Ify
"Ckckk...bener-bener kaya anak kecil deh lo Fy"Rio maju selangkah dan mulai meraih dasi Ify. Ia melepas dasi Ify yang terikat asal. Ify memang belum begitu terampil menggunakan dasi. Biasanya Ify akan meminta mama nya untuk memasangkan dasi sekolahnya. Kalau mama sedang keluar kota, maka Ify meminta bantuan kepada Oliv atau Cakka
"kalau mau sekolah, dasi tuh diiket yang bener"sambung Rio sambil memasangkan dasi Ify. Ify yang diperlakukan seperti itu sudah pasti mendadak salah tingkah. Mau dihentiin tapi masih mau, kalau gak dihentiin Ify nya malah malu
"Lo juga, kaya nyokap gue"ujar Ify setelah sebelumnya ia memikirkan sahutan yang tepat agar rasa gugup yang dihadapinya sedikit berkurang
Rio berhenti sebentar "eh masa sih..??"tanya Rio polos, kemudian kembali mengikat dasi Ify
"Iya, tiap hari kan sebelum gue sekolah, dasi gue yang masangin nyokap, kalau nyokap dirumah tapi"jawab Ify jujur
"Eserius lo Fy..??"tanya Rio tak percaya sambil menarik sekali dasi Ify agar benar-benar rapi, beres deh. Ify hanya mengangguk untuk jawaban dari pertanyaan Rio barusan. Matanya sibuk memperhatikan hasil kerja Rio untuk dasinya
"terus kalau nyokap lo gak ada..??"tanya Rio lagi "nih"ia menyodorkan sebuah helm kepada Ify
Ify menerima helm tersebut dan memasangnya "kan ada Cakka sama Oliv, ya gue minta tolong ama mereka lah"
Rio membulatkan mulutnya sambil mengangguk kecil "ya udah deh, kita berangkat sekarang yah"
Ify tak menjawab. Ia langsung melingkarkan tangan kanannya diperut Rio. Sedangkan Rio sedikit merasa terkejut karna tangan Ify yang tiba-tiba sudah berada diperutnya. Tapi sudahlah, toh tadinya dia juga berniat untuk meminta Ify berpegangan. Dan setelah benar-benar mampu mengatasi degup jantung yang mulai tidak normal itu, Rio segera menggas motornya menuju sekolah
-----
Riko berkali-kali mengucap doa dalam hati, berharap rencana PDKT nya hari ini berjalan dengan lancar. Dan ia bisa mengikuti saran Ify dengan baik. Setelah merasa cukup -untuk berdoa-, Riko memperhatikan penampilannya sebentar. Ia melirik tubuhnya dari bawah sampai atas, not bad. Sepertinya ia sudah siap untuk bertemu pujaan hatinya pagi ini.
Riko mengucap bismillah sebelum melangkahkan kakinya memasuki gedung sekolah. Ya meskipun mungkin itu sedikit berlebihan tapi Riko tetap melakukannya
"Pagi Shilla..."sapa Riko semangat sambil menyuguhkan senyum termanis yang dimilikinya. Shilla melirik Riko sekilas, kemudian melengos
"Pagi"jawabnya jutek. Ia mempercepat langkahnya hingga membuat Riko sedikit tertinggal. Dan Riko yang memang merasa mulai berjarak dengan Shilla segera memperlebar langkahnya, menyamakan dengan Shilla
"Ngapain lo ngikutin gue..??"tanya Shilla ketus. Riko menyeringai lebar sebelum menjawab pertanyaan lebar
"Nganterin lo"
"Idihh..ganti profesi jadi bodyguard lo..??"tanya Shilla sinis
"Ya...kalau lo yang minta, gue mau"
Shilla memutar kedua bola matanya "mak-sud lo..??"
"Eumm..ya, kalau lo mau gue jadi bodyguard lo, gue mau"jawab Riko enteng
Shilla mendengus kesal "ngga perlu"ucapnya jutek. Kemudian segera memasuki kelasnya dan mengabaikan Riko
'Huhhh...sabar Ko, sabar. Sekarang Shilla boleh jutek, ketus plus sinis sama lo tapi nanti...hemmm dia bakalan lemah lembut kaya molto ultra sama lo..ohohoo'batin Riko PD, sampai-sampai dia tidak menyadari kalau dari tadi bibirnya terus tersenyum tanpa memandang suatu objek lucu. Membuat beberapa penghuni sekolah yang melintas disekitarnya geleng-geleng kepala, aneh pikir mereka
----
"Jadi ceritanya lo mau ngebantuin Riko PDKT ama Shilla gitu..??"tanya Rio pada Ify, Ify mengangguk
"Yup, kalau perlu gue comblangin sekalian"
"Lah, elo ama Shilla kan gak pernah akur, gimana caranya mau nyomblangin mereka..??"
"Itu dia masalahnya"Ify berhenti sebentar untuk menatap Rio, kemudian ia melanjutkan langkahnya "tapi bukan cuman itu aja sih"
"Ada lagi..??"
"Ya, dia kan udah jelas-jelas naksir, suka, jatuh cinta ama lo jadi...gue bingung aja, gimana caranya..."
"Bikin Shilla jauh dari gue gitu..??"potong Rio, Ify menggigit kecil bibirnya dan mengangguk
"Eumm iya sih"jawab Ify ragu "etapi, bukan berarti gue nyuruh elo jauh-jauh dari Shilla eumm ya gitu deh, lo pasti ngertikan maksud gue"Ify menggaruk-garuk kecil lehernya, ia merasa bingung untuk menjelaskan maksudnya pada Rio
"Udahlah nyantai aja lagi, gue ngerti kok"ucapan Rio ini melegakan hati Ify "eumm..kalau lo mau, gue bisa bantu"sambung Rio menawarkan. Mata Ify berbinar, sengganya dia gak harus kerepotan sendiri untuk membantu Riko PDKT sama Shilla
"Serius lo Yo..?? Kalau gitu gue mau banget"respon Ify sumringah "tapi..gue gak mau ah kalau ngerepotin lo"
"Yaelah Fy, gak usah khawatir. Gue gak ngerasa repot kok, malah gue seneng kalau nanti Shilla jadian ama Riko kan gue juga yang enak, gak diintilan mulu ama tu anak"sahut Rio sambil terkekeh
Ify menghembuskan nafas lega "hiuhhhh..syukur deh kalau gitu. Emang lo mau ngelakuin apa..??"tanya Ify
Rio tersenyum misterius "ada deh, liat aja nanti"
Ify melengos sebal. Menurutnya Rio gak asik, sok misterius.
Dan setelah merasa cukup untuk membahas persoalan Shilla dan Riko, keduanya meneruskan perjalanan menuju kelas mereka dalam diam. Mereka sama-sama bergelut dengan pikiran masing-masing. Kalau Ify sibuk menerka-nerka hal apa yang akan dilakukan Rio nanti, Rio pun tak jauh beda. Ia juga sedang memikirkan hal apa yang bisa ia lakukan untuk membantu Ify. Ya semoga ini juga bisa menjadi jalan untuk Rio PDKT dengan Ify, semoga....
-----
Bel tanda masuk telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Riko dan Shilla pun telah duduk manis dibangku mereka.
Riko terus memperhatikan Shilla yang sedari tadi asik mengobrol dengan teman sebangkunya, kebetulan guru Ekonomi yang mengisi di jam pertama ini belum masuk. Shilla yang merasa diperhatikan Riko berdecak kesal
'Ckkckkk...apabanget sih tu orang, hobby banget ngeliatin gue'batin Shilla kesal
Shilla mengambil compact powder yang tersimpan didalam tasnya. Ia memperhatikan tiap lekuk wajahnya
"Pantes sih, gue cantik..hihii"gumamnya pelan tanpa menyadari kalau Bu Maria, guru Ekonominya telah masuk bahkan sedari tadi memanggil namanya
"Ashillaaaa..."teriak Bu Maria keras. Shilla yang terkejut segera menyimpan bedaknya dan tersenyum kikuk kepada Bu Maria
"I.iiya Bu"
"Bagus yah, Ibu masuk kamu tidak tahu, Ibu tegur kamu tidak menyahut. Ini kelas bukan ruang make up"Bu Maria menatap geram ke arah Shilla. Wajar sih, Bu Maria memang terkenal sebagai guru yang tegas dan tidak suka dengan murid-murid yang melakukan pelanggaran saat pembelajaran berlangsung
"Kemari dan bawa bedak kamu kesini"sambung Bu Maria. Shilla menggerutu kesal dalam hati, namun begitu ia tetap menuruti perintah Bu Maria.
'Dasar perawan tua, bilang aja gak mampu beli bedak'Shilla mengumpat kesal dalam hati
Dibangkunya, Riko menatap Shilla dengan perasaan khawatir. Karna sudah bisa dipastikan, Ibu Maria akan menjatuhkan hukuman pada murid yang melakukan pelanggaran
"Semoga Bu Maria gak ngehukum Shilla yang berat-berat"gumam Riko pelan
"Ini Bu"Shilla meletakkan bedaknya diatas meja, kepalanya menunduk tidak berani menatap wajah Bu Maria. Mulutnya komat kamit mengejek Bu Maria
"Kamu taukan, Ibu paling tidak suka dengan murid yang melakukan pelanggaran..??"Shilla mengangguk enggan "sekarang juga, kamu berdiri dikoridor depan sampai pelajaran Ibu selesai"suruh Bu Maria. Shilla memanyunkan bibirnya, dasar guru killer batin Shilla kesal. Ia melangkah gontai keluar kelas dan langsung mengambil posisi berdiri ditembok kelasnya. Tubuhnya bersender pada tembok dengan kedua tangan terlipat didada
-----
Diwaktu yang sama namun dikelas berbeda, murid-murid tampak sibuk belajar bersama teman sebangku mereka. Pak Roy, guru Sejarah yang mengajar dikelas Ify hari ini berhalangan hadir. Dan sebagai gantinya, beliau memberikan tugas merangkum secara berkelompok, satu bab satu kelompok
"Eh Ag, kita kasih tau gak yah sama tu anak dua kalau kita udah jadian..??"tanya Cakka sambil menunjuk Rio dan Ify pada Agni yang sibuk mencatat, Agni melirik Cakka sekilas lalu kembali mencatat
"Terserah lo"
Cakka cemberut mendengar jawaban datar Agni "Kok jawabnya gitu sih, gak asik banget"
"Ya terus maunya gimana..??"tanya Agni polos, pandangannya tidak beralih dari buku dihadapannya
"Ya gimana kek, eum 'iya sayang' atau 'terserah kamu aja sayang' kan didengernya enak"ujar Cakka mencontohkan
Agni berdecak kesal "Cakka...sekarang kan kita lagi dapet tugas ngerangkum dan yang dirangkum itu satu bab. So, ngebahas soal itu nanti aja yah Cakka"jelas Agni sambil menatap Cakka gemas, Cakka mendengus pasrah
"Iya deh, tapi nanti kita kasih tau ke mereka yah"ajak Cakka seperti anak kecil
"Iya Cakka, lo atur aja deh"
Berbeda dengan Cakka dan Agni, Ify dan Rio malah asik mengobrol, membahas apa saja yang bisa mereka bicarakan. Kebetulan mereka sudah menyelesaikan tugas merangkum mereka
"Eh tapi kan Shilla cantik Yo, kok lo gak tertarik..??"tanya Ify penasaran melihat Rio yang sepertinya sama sekali tidak tertarik pada gadis seperti Shilla. Secara, kebanyakan siswa disekolah ini mengagumi Shilla, malah ada yang sampai naksir berat sehingga mau melakukan apa saja, seperti Riko contohnya
"Ah kata siapa..?? Masih cantikan elo kok"jawab Rio santai, Ify menatap Rio kaget "tau sih lo seneng gue puji, tapi gak usah pake blushing ama kaget gitu kali"sambung Rio tepat sasaran. Ify menggetok kecil kepala Rio dengan penggarisnya
"Lo juga, ngejawab gak pake ngegombal bisa kali"sahut Ify, Rio tertawa kecil melihat sikap salah tingkah Ify, membuat Rio semakin senang menggoda gadis itu.
Dan Rio pun menghabiskan sisa waktu yang ada dengan menggoda Ify sampai Ify benar-benar malu dan salah tingkah
-----
Riko segera membereskan peralatan tulisnya ketika mendengar bel istirahat berbunyi. Ia berniat menghampiri Shilla yang menurut perkiraannya mengalami pegal-pegal karna terlalu lama berdiri.
Benar saja, saat ia berada di ambang pintu kelasnya, ia melihat Shilla sudah terduduk dibangku semen depan kelasnya dengan kedua kaki terjulur kedepan
"Cape ya Shill..??"tanya Riko basa basi
"Ya ialah, berdiri 3 jam pelajaran lo pikir enak..??"tanya Shilla ketus
"Mau gue beliin minum gak..??"Riko menawarkan, lagi-lagi Shilla melengos
"Gak perlu"ucapnya sambil berlalu pergi dari hadapan Riko yang hanya bisa mendesah kecewa
-----
Rio, Ify, Cakka dan Agni sedang menghabiskan jajanan mereka dikantin. Berhubung hari ini ditraktir Cakka, Rio dan Ify jadi memesan banyak sekali cemilan seperti yupi dan chitato tentunya.
Begitu keluar dari kelas tadi Cakka langsung memberitahukan kabar gembira tentang 'jadian' nya kepada Rio dan Ify tanpa mempertimbangkan resiko yang akan ditanggungnya -tagihan PJ-.
Dengan semangat Rio dan Ify meminta pajak jadian kepada Cakka yang dengan terpaksa dipenuhi Cakka karna perintah Agni
"Tekor deh gue Ag"keluh Cakka sambil menatap sendu ke arah Rio dan Ify yang sedang menikmati rezeki didepan mereka
Agni tersenyum dan mengelus lembut pundak Cakka "sabar, kan gak ada salahnya berbagi rezeki sama orang yang membutuhkan"hibur Agni, Ify mendelik mendengar perkataan terakhir Agni
"Lo pikir kita fakir miskin"sahut Ify yang diberi anggukan persetujuan oleh Rio
"Iye, tampang lo berdua sih bilang begitu"celutuk Cakka, Agni terkekeh
"Eh Kka, temenin gue yuk"ajak Agni
"Kemana..??"
"Nyamperin Angel, gue baru inget kalau gue ada janji sama dia, mau yah"pinta Agni, Cakka mengangguk dan segera berdiri
"Duluan yah Fy, Yo"pamit Agni, Rio dan Ify mengangguk
"Eh bentar, udah dibayarkan..??"tanya Ify. Agni dan Cakka menghentikan langkah mereka, kemudian berbalik
"Udah bawel"ucap Cakka
------
Tap..tap..tap..Shilla menyusuri koridor kelas dengan langkah lebar. Ada dua alasan yang membuatnya seperti itu. Pertama karna ia mencari Rio dan takut bel istirahat segera berakhir sebelum ia menemukan Rio, kedua karna sedari tadi Riko selalu mengikutinya kemanapun ia melangkah
"Ya Tuhan, apa sih maunya tu anak..??"gumam Shilla dongkol
"Aduh Shill, kalau jalan pelanan dikit kek gue cape nih"keluh Riko, Shilla berhenti kemudian berbalik menatap Riko
"ada..??"
"Ada apanya..??"tanya Riko polos
"ada yang nanya..??"tanya Shilla sinis penuh penekanan
"Ngga ada"jawab Riko polos, Shilla memutar bola matanya dengan kesal. Kemudian kembali melanjutkan aksinya 'finding Rio'
"Iihh, Rio kemana sih..??"tanya Shilla kesal tapi pelan. Kepalanya berputar ke kanan dan ke kiri mencari Rio
"Lo nyari Rio..??"tanya Riko yang ternyata masih didekat Shilla. Shilla hanya melirik sekilas "makanya nanya kek ama gue, Rio tuh lagi dikantin sama Ify"sambung Rio. Shilla mendengus kesal, bilang kek daritadi kalau Rio dikantin, dia kan jadi gak perlu repot-repot jadi 'bolang' disekolahnya sendiri
"Makasih"ucap Shilla tetap ketus. Riko bersyukur dalam hati, sengganya Shilla masih menghargai bantuannya memberitahukan keberadaan Rio. Setelah terdiam sebentar Riko kembali melangkahkan kakinya menuju kantin, menyusul Shilla.
"Riko..."seru seseorang dari kejauhan. Riko berbalik dan mendapati Kiki tengah berlari-lari kecil menghampirinya. Dengan terpaksa Riko mengurungkan niatnya menyusul Shilla dan menunggu Kiki yang hampir sampai dihadapannya
-----
Rio dan Ify masih asik menikmati cemilan favorite mereka. Sampai akhirnya kedua bola mata Rio menangkap sosok seorang gadis yang sangat dikenalnya
"Fy..Fy..Fy"panggil Rio heboh sambil menyikut Ify yang duduk disebelahnya
"Apaan sih..??"
"Itu..itu"Rio memberikan isyarat lewat matanya. Ify mengerti dengan maksud Rio
"Jadi kita mesti ngapain..??"tanya Ify bingung
"Wah dia makin dekat"Rio jadi kelimpungan sendiri "aha"Rio mengambil Chitato dihadapannya dan mengarahkan kemulut Ify
"Ngapain..??"tanya Ify dengan alis bertaut
"Buka mulut lo, buruan"suruh Rio, Ify membuka cepat mulutnya saat melihat Shilla yang semakin dekat
"Iihhh, Rio so sweet banget sih"ucap Ify -sengaja- manja, ia pura-pura tak melihat kehadiran Shilla.
Shilla yang melihat itu menjadi panas, dan tanpa permisi ia langsung mengambil duduk ditengah-tengah Rio dan Ify
"Apaan sih lo Shill, ganggu aja"sungut Rio
"Aahhh, Rio ih gue tuh dari tadi nyariin lo tau"
"Tapi gue ngga nyariin lo"sahut Rio enteng
Shilla mendengus "ya emang, lo tau gak gue tuh ngelilingin ni sekolahan cuman karna lo"ucap Shilla manja sambil memeluk lengan Rio. Rio yang merasa risih langsung melepaskan tangan Shilla dan berpindah duduk ke depan Ify
"Gue mau yupi lo dong Fy"pinta Rio manis
"Ohh..Rio mau..??"Rio mengangguk. Ify mengambil sebungkus yupi dan membukakan untuk Rio, Shilla menatap sebal kearah Rio dan Ify
"Aa..a..aa"Rio membuka mulutnya. Ify pun segera memasukkan yupi ditangannya ke mulut Rio. Keduanya asik tertawa kecil dan mengabaikan kehadiran Shilla. Rio terus saja menyuapi chitato ke mulut Ify. Ify pun demikian, ia telah menyuapi Rio lebih dari 5 bungkus yupi.
Shilla mencoba menahan amarahnya, tapi sayang ia tak bisa bertahan lebih lama. Apalagi saat ini, Rio dan Ify semakin terlihat mesra saja
"Idihhh...Ify, lo makan berantakan banget deh"ujar Rio sambil tertawa kecil
"Eh iya yah..??"Ify meraba-raba sekitar mulutnya, mencari sisa-sisa chitato yang menempel di sekitar mulutnya
"Ckckk..disini Ify"Rio meraih tangan Ify, dan dengan tangannya ia menuntun tangan Ify menuju apa yang Ify cari.
Untuk adegan ini, benar-benar diluar skenario mereka. Begitu pun dengan perasaan berdebar-debar yang tak terkontrol itu. Semua murni karna mungkin...mereka sama-sama memilik rasa
Shilla misuh-misuh dalam hati, melihat Rio dan Ify yang sepertinya terhipnotis dengan tingkah mereka sendiri
'Gila, mereka gak nyadar apa disini ada gue'
"Lo manis banget sih Fy"celetuk Rio tanpa sadar, Ify tersenyum malu
"Lo juga"balas Ify. Rio menarik tangannya dan berganti menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum kikuk
"Woyyyy, disini ada gue"seru Shilla setengah berteriak. Rio dan Ify sama-sama tak menggubris seruan Shilla. Dengan kesal Shilla beranjak dari kantin meninggalkan Rio dan Ify yang masih saling melempar senyum
-----
Riko tersenyum lega ketika mendapati Shilla baru saja keluar dari kantin.
Tapi ada sesuatu yang membuat Riko heran, tampang Shilla yang terlihat kusut. Padahalkan dia baru bertemu Rio, mestinya dia seneng dong...pikir Riko.
Riko menimbang-nimbang, menghampiri Shilla atau tetap diam ditempat. Tampang 'bad mood' Shilla membuat Riko ragu, takut Shilla ngamuk. Tapi sesaat kemudian ia kembali memantapkan hatinya, pokoknya dia harus bisa bertahan dengan sikap jutek Shilla sampai Shilla benar-benar luluh kepadanya
"Shilla..."
0 komentar:
Posting Komentar