Tirai kamar yang sedikit tersingkap menampakkan pantulan sinar rembulan
dilangit malam ini. Terang, sendiri tanpa bintang.
Hufftt..berulang kali nafas ini berhembus, namun resah ini tak kunjung
hilang.
Bisakah perasaan-perasaan menyesakkan ini lenyap sekarang juga?
Aku ingin tenang, tanpa beban.
Terlintas dalam benak ku kejadian disiang tadi--yang akhirnya menjadi
pikiranku sekarang.
***
Getar
handphone yang sengaja ku atur dalam modus silent, membuat tubuhku menggeliat.
Dengan sedikit berhati-hati--membagi konsentrasi antara tulisan dipapan tulis,
dan kegiatan tangan yang asyik merogoh saku rok sekolahku.
Begitu
benda yang ku cari sudah ditangan, aku menekan tombol kunci otomatis pada
ponsel yang ku letakkan secara sembunyi-sembunyi dibawah meja.
1 bbm
masuk..
Hai
Aku
mengernyit heran saat membaca display name sang pengirim message. Masa iya
pesan ini dikirim olehnya?
Belum
sempat menemukan keyakinan akan pengirim message tersebut, Bu Marwah--guru Fisika
yang sedang mengajar didepan menatapku dengan pandangan menyelidik.
Secepat
kilat aku membenarkan posisi dudukku, dan menyurukkan handphone yang sempat ku
genggam ke ujung bawah meja--laci meja. Kemudian ku atur raut wajahku sebiasa
mungkin agar tidak menambah kecurigaan guru killer tersebut.
"Alyssa!
Jika ada yang tidak di mengerti, silahkan bertanya!" Ucap Bu Marwah tegas.
Aku menanggapinya dengan gelengan dan seringai kecil.
Drrt..drrttt
Drrt..drrttt
Handphone
ku kembali bergetar berulang kali. Tidak ingin mengambil resiko, aku memilih
untuk menghiraukannya
Bel tanda
isitirahat berbunyi nyaring. Membuat para siswa-siswi dikelasku sibuk
berjama'ah membereskan peralatan tulis mereka. Huhhh..padahal Bu Marwah belum
mempersilahkan.
Begitu
kelas kosong, aku segera merogoh bawah meja ku dan mengeluarkan handphone yang
tersimpan disana.
3 bbm
masuk.
Kok
nggak dibales?
Aku
boleh bilang sesuatu sama kamu?
Aku
kangen sama kamu.
Aku
ternganga menatap layar handphoneku.
Okay,
sebelumnya aku jelaskan tentang kenapa dan siapa yang membuatku begitu shock
karena message ini.
Apa yang
akan kalian lakukan, jika kalian berada disatu ruang lingkup yang sama, dengan
seseorang yang mungkin bisa disebut, cinta pertama?
Dan,
bagaimana perasaan kalian, jika pada kenyataannya, meski sudah berada di satu
tempat yang sama pun kalian bahkan tidak pernah lagi bertegur sapa--meskipun
hanya sekedar saling melempar senyum?
Itulah
yang sedang aku hadapi. Seseorang yang bisa ku sebut cinta pertamaku, seseorang
yang berada disatu sekolah yang sama denganku--meskipun berbeda kelas,
seseorang yang telah lama ku sukai namun, karena sedikit kesalah pahaman
membuat kamu menjadi sepasang manusia yang --seakan-akan-- tidak saling
mengenal. Dan tiba-tiba mengirimkan sebuah pesan dengan isi seperti itu.
Mungkin
kalian akan bertanya-tanya, bagaimana bisa kami 'berteman' dibbm padahal kami
tak pernah bertegur sapa?
Aku
sendiri tidak tahu darimana ia bisa mendapatkan pin bb-ku. Yang aku tahu,
begitu melihat nama pe-ng-invite- saat itu adalah dia, aku buru-buru
mengacceptnya.
Well, aku
blank. Aku tidak tahu harus membalas apa. Tidak dibalas? Pasti dia akan
menganggapku sombong, karena jelas-jelas message darinya telah ku baca.
Akhirnya
aku memutuskan untuk membalas pesannya dengan kata...
Hahhh?!
Hanya satu
kata dengan melebihkan jumlah huruf terakhir, untuk menimbulkan kesan kaget
saja. Setelah tanda checklist berubah menjadi 'D', aku buru-buru meng-close
chat darinya. Dan kemudian, dengan harap-harap cemas aku menanti balasan
darinya.
Waktu
terus berganti, hingga bel pulang berbunyi pun tak ada balasan darinya.
Dengan
berat hati aku menyampirkan tas punggung dan berjalan gontai keluar kelas.
Bertepatan dengan itu, dia --cinta pertama yang mengirimiku message-- lewat
didepan kelasku, lebih tepatnya didepanku yang tengah berdiri--mematung didepan
kelas.
Dan
berikutnya yang ku dengar adalah koor 'cie-cie' yang dilontarkan teman-teman
yang melangkah bersamanya.
"Cie
Rio...nggak sekalian diajakin pulang bareng tuh?"
Godaan itu
dibalasnya dengan tinju kecil di lengan orang yang melontarkan kalimat
tersebut.
Aku
tertegun.
Bolehkah
aku GR?
Apa memang
ada sesuatu dibalik message darinya?
***
Mungkin siang itu--tepatnya sepulang sekolah, aku merasa sangat bahagia.
Bahkan ketika dirumah, aku segera makan setelah mengganti seragamku, tanpa
disuruh mama terlebih dahulu. Menghabiskan makan siang dengan lahap, kemudian
berlanjut dengan mencuci piring-piring kotor tanpa protes sedikitpun seperti
biasanya.
Yah, efek kejadian disekolah tadi siang.
Namun, sekarang, errr maksudku beberapa puluh menit sebelumnya, semua
kebahagian itu seolah menghilang. Secuil harapan yang mulai tumbuh seolah layu
sebelum berkembang.
***
Aku
menatapi handphone yang ku letakkan diatas buku PR ku dengan seksama. Menanti
kerlipan hijau itu berganti warna menjadi merah. Memang sudah berkali-kali led
light dihandphoneku berwarna merah, tapi lagi-lagi yang kudapati hanya
broadcast kacangan atau sekedar promote pin.
Hingga
disaat mulutku menguap lebar, lampu indikator dihandphoneku berwarna merah.
Secepat kilat aku memeriksa apakah pesan singkat, atau balasan message darinya
yang ada disana.
Degup
jantung yang tadinya terasa menyenangkan berubah menjadi sesuatu yang
menyesakkan begitu melihat sebuah bbm masuk disana.
Maaf,
tadi dibajak.
Sepotong
kalimat yang benar-benar pendek itu membuat ku sakit, disana, hatiku.
Dan semua
benar-benar seakan terhempas begitu melihat personal messagenya berganti
menjadi
Miss
you
Yang
disusul dengan sebuah foto wanita berambut pendek yang mengisi display
picturenya.
***
Ekhem, ini sebenernya cerita gaje bgt yak? Iyasih tapi...dikit2 ini nyata
lho._.
Ahahahaa beda sih tapi isi messagenya. Tapi...tetep aja bikin galau pas
tau kalau bbm yang masuk itu karena dibajak-_-
Jadi mungkin, bisa dibilang ini cerita bagian dari curhat, meski beda
tapi serupa (?)
Cheers!
@Kania08_