-- Memories --
Part 11
"Setujuuu?!"
Dan seruan tiba-tiba dari MC yang kalau tidak salah -seingat aku- Irsyad, salah satu cowok
yang pernah menghuni kelas XIa.
"Loe kenapa, Fy?"
tanya Sivia yang kayaknya mulai risih dengan aksi clingak-clinguk kepalaku.
Aku menggeleng sekilas.
"Nggak.."
"Nyariin Alvin
tuh~" ledek Zahra dengan membuang muka. Takut ku semprot kali yah..
"Apaan sih,
Ra~"
"Well, daripada
membuang waktu lebih baik, gue langsung manggil aja kali yah. The devil!!"
Dan wuuuu..ruangan yang sempat sunyi senyap ini pun kembali
heboh dengan gemuruh tepuk tangan teman-teman lainnya. Ternyata pamor the devil
nggak turun-turun juga yah..
Denting piano mulai berbunyi, disambut dengan petikan gitar
tapi sosok yang aku cari belum menampakkan batang hidungnya.
Hingga beberapa menit setelah musik intro dimainkan, suara
merdu itu mulai terdengar..
Kenangan indah saat bersamamu
Saat kau ada disampingku
Kini semua terulang kembali
Masa-masa terindah bersamamu
Jujur..
Begitu bait pertama dinyanyikan, aku yang sudah bisa menebak
siapa pemilik suara itu -karena memang
mereka berada dalam formasi dan posisi yang tetap tanpa perubahan- terdiam.
Rasanya semua yang ada disekitarku menjadi samar. Titik terang itu hanya satu,
didepanku. Ditempat seseorang yang tengah berdiri sambil memegang tiang mic.
Dia bernyanyi dengan penuh penghayatan. Seolah sedang
menceritakan apa yang kini sedang ia rasakan.
Aku jatuh cinta lagi
Cinta yang dulu bersemi kembali
Aku jatuh cinta lagi
Cinta pada mantan kekasihku
Ohhh..
Aku sempat GR. Jangan-jangan dia menyanyikan lagu itu
untukku. Why? Karena sebelum mengambil ekpresi mendalami -dengan mata terpejam dan wajah sedikit menunduk- lirik tersebut.
Tapi saat mendengar kalimat terakhir dibait tersebut, aku malah jadi
menertewakan diriku sendiri.
'Ify..Ify..kayak loe
pernah jadian sama Alvin aja..'
Cinta yang pernah ada dihatiku
Kini t 'lah hadir kembali dijiwaku
Mungkinkah semua terulang kembali?
Ku ingin engkau seperti dulu
"Fy, ini si Alvin
nyanyinya ngehayatin banget yah.." komentar Shilla mengagetkanku.
"Iya nih. Buat
siapa tuh? Aren? Zeva?" tambah Sivia.
Zahra melirikku sambil tersenyum menggoda, yang ku balas
dengan alis terangkat. "Yang jelas
bukan buat elo kan, Fy~"
Dan..ha-ha-ha..mereka
-Sivia, Shilla, Zahra dan Angel- tertawa berjama'ah tanpa menatap mulutku
yang manyun total.
Aku menggeram. "Rese
nih.."
Huhhh..karena terlanjur dongkol, aku memilih mengasingkan
diri, sedikit lebih ke pinggir dari kerumunan cs-an ku tadi.
Ku rasa ku t'lah jatuh cinta
Kepada dirimu
"Apa kabar,
Fy?"
Aku mendengar suara seorang pria yang bertanya dengan intonasi
bicara yang sangat lembut. Entah kenapa aku malah jadi deg-deg-an secara
mendadak.
Dengan pelan aku berbalik untuk menghadap seseorang yang
menanyakan kabarku tadi.
Aku jatuh cinta lagi
Cinta yang dulu bersemi kembali
Aku jatuh cinta lagi
Cinta pada mantan kekasih
"Ri..o.."
Aku terkejut setengah mati, dia Rio! Rio yang sedari tadi
aku cari..
Dia tersenyum sangat manis. "Apa kabar? Udah lama nggak ketemu.."
Aku mendadak jantungan ditempat. Oh Tuhan..ini memang yang
ku inginkan. Ini memang yang sedari tadi aku tunggu-tunggu. Tapi kenapa saat
semua ada didepan mata, lidahku menjadi kelu?
"Ba..baik. Elo
sen..diri, Yo?"
"Nggak lebih baik
daripada saat gue tau elo nolak niat gue ngasih coklat valentine waktu kelas 7
dulu."
Aku ternganga. Dia masih inget!
"Nggak lebih baik
daripada saat denger elo digosipin ada apa-apa sama Alvin."
Aku masih terdiam, dengan mulut yang sudah terkatup rapat.
"Nggak lebih baik
daripada saat ngedapetin kenyataan, elo jaga jarak sama gue, elo mulai menjauh
dari gue--"
Aku menunduk dalam. "Maaf~"
ucapku lirih.
Tiba-tiba aku merasakan sebuah sentuhan mendarat dikedua
pundakku.
Saat aku mengangkat wajah, untuk memastikan pemilik kedua
tangan hangat ini adalah dia, aku mendapatinya tengah menatapku sambil
tersenyum manis.
"Tapi semua makin
jadi jauh lebih baik setelah elo nyamperin gue ke kelas sebelum UAN pas kelas
9."
Aku masih bertukar pandang dengannya.
"Jadi lebih baik
setelah elo ngulurin tangan loe dan bilang maaf ke gue.."
Aku menggigit bibir bawahku. Kenapa ngebahas itu sih? Aku
kan jadi malu sendiri mengingatnya..
"Dan jauh lebih
baik lagi setelah ketemu loe disini, hari ini, dalam keadaan yang dengan ikhlas
mau ngomong sama gue.." dia mengakhiri ucapannya dengan kekehan kecil.
Mendadak mataku mengeluarkan cairan bening yang entah sedari
kapan sudah menganak sungai disana. Sambil menangis, aku jadi tertawa
mengingatnya.
Dan tak tahu siapa yang memulai, kami sudah berada dalam
satu pelukan yang bercampur kerinduan.
"Dan gue
rasa..akan semakin jadi jauh lebih baik lagi kalau elo.."
Dia menggantungkan kalimatnya, sambil menguraikan pelukan
kami. Aku menatapnya dengan alis terangkat tinggi, yang disahutnya dengan
senyuman manis..
"Kalau elo mau
nerima pernyataan kalau gue.." dan lagi, dia menggantungkan
kalimatnya. Ia membungkukkan sedikit badannya -yang memang lebih tinggi dariku-, dan mengarahkan kepalanya
kesamping wajahku.
"Gue masih cinta
sama loe.." bisiknya lirih...
=====
Woyyy! Ini udahan! Udah kelar mament! Ini cerita seriusan
REAL! Tapi cuman pas flashbacknya doang. Kalau soal acara reuninya ngarang,
soalnya pas reunian tempo hari gue absen dong-___-
Ngepostnya antara pd nggak pd nih. Habis..cerita pribadi
sih..yang kayaknya nggak ada seru-serunya kali yahhh..tapi anggap aja ini
pengganti WL. Yang udah gue putusin, nggak bakal dilanjut! Maaf WLoversss (?)
Saya terpaksa (˘̩̩̩.˘̩ƪ)
Okeee dikritik aja kalau ada typo atau apapun yang
mengganggu mata...
Thanks semua manusia yang membaca, ngelike, berkomentar di
cerita ini..
Seeyaaa
Nia 'nistev' stevania_
0 komentar:
Posting Komentar