Kalau ada orang yang bilang jatuh cinta berjuta rasanya, itu emang bener! Dunia jadi penuh warna? Iya banget. Hari-hari jadi ceria? Ya ialah..
Dan itu juga yang aku rasain saat ini.
Hemm..jatuh cinta, dua kata yang bisa menghasilkan banyak makna. Kadang juga bisa membuat seorang biasa menjadi makhluk pujangga..hahaha
Eumm..ngomong-ngomong soal jatuh cinta, pada tau nggak, aku jatuh cinta sama siapa?
Kau menatapku disitu
Membuatku jadi salah tingkah
Kau tersenyum kepadaku
Dan aku tersipu
• • • • •
Dia adalah Mario Stevano. Cowok hitam manis, bertubuh tinggi tegap, memiliki senyum menawan yang selalu bisa membuat semua cewek jadi GR sendiri tiap disenyumin sama dia. Woyalah..senyumnya manis banget gitu loh.. Nggak heran deh kalau banyak semut yang nyerbu dia. Eitss..tapi 'semut' nya beda dong daripada semut-semut biasanya. Semut-semut yang aku maksud ya, itu..para cewek yang suka melting setelah disenyumin sama dia..hihiii
"Stt..stt..Fy! Kak Mario ngeliatin kesini tuh!"
Seseorang menyikut kecil pinggangku sambil setengah berbisik. Siapa lagi kalau bukan Sivia, teman dekatku.
Aku yang asik membaca sebuah novel lantas menatap Sivia dengan alis terangkat. "Apaan sih?"
Sivia menggeram kecil, kemudian telunjuknya bergerak pelan-dan cukup samar, menunjuk ke arah segerombolan siswa yang berdiri dilorong menuju kantor kepala sekolah.
"Kak Mario ngeliatin kesini mulu, ngelirik elo kali yah." ucapnya masih setengah berbisik. "Jangan terlalu diliatin!" larang Sivia cepat, sebelum aku mendongak untuk mencari tahu.
Berhubung aku penasaran, ya ucapan Sivia aku anggap angin lalu aja yah..ehehe
Sighh..
Sedetik-atau mungkin lebih beberapa detik, tapi cukup untuk membuat kedua mataku nyaris terbelalak sempurna ketika melihat sendiri tentang kebenaran ucapan Sivia. Ditambah lagi, ia mengukir seulas senyum -yang sumpah demi apapun- manis yang membuatku mendadak beku.
"Elahhh..roman-romannya ujan kembang nih~" celetuk Sivia menyadarkan ku.
"Hahh?! Apaan?
Kau ingin tahu namaku
Mencari tahu tentang diriku
Ku hanya bisa membisu
• • • • •
"Iya, Fy! Demi Tuhan! Gue nggak bo'ong!" ucap Sivia sungguh-sungguh. Ia mengacungkan jari tengah dan telunjuknya seolah bersumpah.
Tapi tetap aja aku nggak percaya. Bagaimana bisa, seorang Mario berusaha mencari tahu tentang aku. Apalagi sampai menanyakan siapa namaku kepada Sivia.
Aku menyedot habis juice jeruk dihadapanku, kemudian menatap Sivia dengan serius. "Sivia sayang..gimana pun juga, gue nggak percaya! Kok bisa gitu, dia--"
"Alyssa!"
Huhh...aku terpaksa menghentikan ucapanku saat mendengar sebuah suara yang menyerukan namaku.
Aku memutar arah pandangku ke belakang dengan sedikit kesal. "Ap--"
Lagi-lagi ucapanku terhenti, saat aku tahu pemilik suara itu adalah...Mario. Catet! Mario!
"Err..nama loe, Alyssa kan?" tanya nya terdengar gugup.
Aku melirik Sivia sekilas, yang dilirik hanya mengeluarkan cengiran kaku yang terlihat bingung.
"Alyssa Saufika.." balasku menambahkan.
Dia tersenyum kecil. "Err..iya, itu maksud gue. Alyssa Saufi--"
"Panggil Ify aja, kak." potongku.
Dia menggigit kecil bibir bawahnya sebentar. "Ya, Ify, emm..gu..gue mau ngajak elo buat jadi partner gue di prom satnite depan, bisa?"
Hatiku berdebar berdebar
Dar dar dar dar dar dar
Jantungku berdegup berdegup
Dag dig dug dag dig dug
Ku ketuk pintu hatimu
Tok tok tok tok tok tok
Aku ingin jadi kekasihmu
• • • • •
Emh..aku berulang kali berjalan mondar-mandir, depan-belakang sambil memikirkan sesuatu. Maksud sesuatu itu ya..ajakan Rio tadi siang disekolah.
Aku memang belum menjawab, karena aku sendiri bingung.
Mau nerima, tapi gengsi karena aku merasa baru kenal (meskipun faktanya aku udah naksir kapan taun deh). Nolak, tapi munafik kalau aku nggak mau pergi ke prom sama dia.
"Ughh..bingung kan gue!!" seru ku, jadi frustasi sendiri.
Drtt..drttt
Ponsel touchscreen-milikku, yang ku letakkan di atas sofa bergetar. Dengan segera ku raih, dan mengecheck ada apa disana.
Udah terima aja. Kapan lagi pergi ke prom sama cowok inceran satu sekolah?
Lagian, gue juga bareng kak Alvin. You know lah, Fy...kak Alvin sama kak Rio sohib, so ntar kalau elo nolak, gue jadi berasa garing dong menjadi makhluk paling cantik diantara dua makhluk kece-_-
Sender : Sivia 'Via'
Aku menghela nafa sebentar.
"Terima, atau nggak yah.."
Aku masih berpikir.
Mungkin kalau kalian jadi aku, kalian akan langsung berkata 'mau!'. Apalagi kalau kalian memang sudah jatuh hati, seperti aku yang memang sudah jatuh hati pada Rio.
Tapi...
Ku tak pernah merasakan
Rasa ini menggerogotiku
Aku ingin engkau tahu
Aku suka kamu
• • • • •
Tertawa, bercanda, ceria sekali lah sepertinya. Itu adalah gambaran mengenai kondisi Rio hari ini. Tapi, aku kok malah jadi nggak seneng gitu ngeliat dia happy?
"Ya ialah, elo lagi cemburu!" komentar Sivia waktu aku menceritakan ekspresi Rio dengan nada tak suka. Ekspresi yang memang ku lihat saat Rio tengah bersenda gurau dengan salah satu cewek beken di sekolahku ini, Acha.
"Ahh..cemburu apaan coba.." elakku, masih tak mengerti.
"Ify, masalahnya, elo jadi grasak grusuk sendiri cuman karena ngeliat kak Rio sama Acha berduaan di per--"
"Ya, mereka yang salah! Ngapain berduaan di perpus? Kan perpus dibangun buat belajar, bukan pacaran!" selaku.
Sivia terlihat kesal. "Jangan potong omongan gue, barbie~"
Aku menyeringai lebar sambil menggaruk-garuk tengkukku. "I'm so sorry darling.. Jadi menurut loe?"
"Iya, elo jatuh cinta sama kak Rio! Dan sekarang elo cemburu ngeliat doi berduaan sama Acha!"
Aku menunduk dengan wajah cemberut. "Terus gue mesti gimana?"
"Terima ajakan dia buat jadi partner ke prom satnite nanti, secepatnya sebelum dia mutusin buat ngajak Acha!"
"Loe pikir gue bisa?"
Sivia mendengus. "Hallo..barbie!! Inget, do something or do nothing." ucapnya tegas, penuh penekanan. Matanya menatapku tajam, dan ekspresi wajahnya sangat serius!
"Kalau elo pengen kak Rio ngegebet cewek lain ya silahkan loe tolak dan jangan lakuin apapun. Tapi kalau elo pengen kak Rio cuman buat elo-err..i mean cuman pergi sama loe, ya loe harus ngelakuin saran gue tadi!" sambungnya.
Well, ini sama artinya dengan take it or leave it kayaknya. Ya kalau emang pengen -mengambil- hati Rio cuma buat aku, ya aku harus melakukan sesuatu.
Jangan kau mengulur waktu
Ku tak bisa tidur malam ini
Katakan saja i love you kepadaku
• • • • •
Aku mengggigit kecil bibir bawahku saat melihat sebuah nama pemanggil tertera di display ponselku. Butuh waktu cukup lama -bahkan sang penelpon sampe menghubungiku lebih dari dua kali- untuk mengangkatnya.
Tepat pada panggilan ketiga, setelah sebelumnya menyempatkan diri untuk membuang nafas berulang kali, aku menerima panggilan tersebut. "Hallo.."
"Hallo, Fy.." balasnya disana. "Err..belum tidur?"
'Kalau gue tidur nggak mungkin ngangkat telpon kali..' sahutku, dalam hati.
Aku melirik jam dinding di kamarku sebentar. "Belum, kak. Emm kenapa nelpon gue?"
Yah, yang menelponku adalah Rio.
Darimana dia dapet nomer telponku? Kata Sivia sih, sehari setelah Rio memberikan penawaran berupa ajakan pergi bareng ke prom itu, dia langsung meminta nomerku ke Sivia.
"Emang kalau nelpon elo, mesti kenapa-napa dulu gitu?" tanya nya, terdengar bercanda.
Aku meringis kecil. "Err..ya nggak gitu juga sih~"
Bla..bla..
Akhirnya hampir 20 menit ku lalui dengan bertelpon ria dengan Rio. Dari omongan nggak penting sampai yang benar-benar garing. Ehhh...
"Nggak ngantuk, Fy?"
"Elo nya nelpon, gimana dong.."
"Ehehe, ya udah deh. Tidur gih.." suruhnya.
Aku mengangguk. "Okay, gue tutup yah.."
"Malem, Fy.."
"Malem, kak Rio~"
Klikk..
Sambungan terputus.
Aku menguap sebentar sepertinya aku memang sudah mengantuk.
Namun, begitu membaringkan tubuhku di atas tempat tidur, bukannya terlelap aku justru jadi nggak bisa tidur.
Bolak-balik, kanan-kiri. Tiba-tiba, aku jadi teringat pada...Rio
"Hemm..tadi kak Rio nelpon gue buat apaan sih? Masa' cuman ngomong ngalor ngidul nggak jelas gitu?"
Aku segera bangkit dari posisi berbaringku.
"Elo jatuh cinta, Fy! Jatuh cinta, sama kak Rio!"
Huhh..kenapa disaat-saat seperti ini aku jadi teringat omongan Sivia yang nggak jauh-jauh dari Rio.
Tok..tok..
Pintu kamarku diketuk dari luar. Setengah melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 23.30 wib itu, aku berjalan sambil misuh-misuh karena merasa terganggu.
"Hehh!! Elo nggak punya jam apa dikamar?" semprotku kepada Gabriel-kakakku, yang nggak pake assalamu'alaikum langsung membuka pintu kamarku.
Gabriel melayangkan sebuah toyoran kecil dikepalaku dengan santai. Kemudian, dengan wajah innocentnya, dia berjalan memasuki kamarku.
Aku berkacak pinggang ditempatku, lalu mendengus. "Ngapain sih loe, bertamu ke kamar gue tengah malem gini?!"
Gabriel tetap santai, dan mengambil posisi berbaring diatas tempat tidurku.
Errr..saudara yang menyebalkan!
"Gabriel Stevent.." geramku karena tak mendapat respon.
"Alyssa Saufika.." balasnya santai. Kemudian ia tertawa kecil dan menepuk-nepuk ruang kosong disebelahnya. Ku tatap ia dengan alis terangkat. "Sini! Gue mau ngomong.." suruhnya setelah tertawa.
Aku berjalan menghampirinya dengan langkah kaki setengah menghentak. "Apaan sih?" tanyaku setelah mendaratkan tubuhku disebelahnya.
Tiba-tiba saja Gabriel merangkulku hingga semakin dekat kepadanya. "Mestinya gue yang nanya. Ada apa sih sama adek gue yang cantik ini. Perasaan beberapa hari ini, loe tingkahnya agak aneh deh."
Aku ternganga sebentar. "Hahhh?!! Aneh gimana? Biasa aja perasaan.."
"Ya kadang seneng, ceria, tiba-tiba bete, mendadak panik, kayak ada sesuatu gitu." jelasnya. Masih sambil merangkulku, ia melanjutkan ucapannya. "Pasti berurusan sama hati. Kenapa sih? Elo lagi jatuh cinta? Atau malah udah pacaran?"
Err..kakakku berbakat jadi peramal sepertinya. Ku garuk-garuk dagu panjangku yang mendadak gatal. "Emm..sebenernya, gue nggak ngerti ini jatuh cinta atau cuman suka, tapi..."
Bla..bla..bla..
Meskipun awalnya ragu, tapi toh menit-menit berikutnya aku semakin santai mengucapkan semuanya. Gabriel mendengarkan ku sambil sesekali mengangguk.
"Sebenernya, Rio itu suka lagi sama loe. Tapi dia gengsi, takut elonya nggak suka sama dia." ujar Gabriel, ia mulai melepaskan rangkulannya dan menatapku dengan seulas senyum.
"Ahh, jangan bercanda dong kak.."
Gabriel mencubit kecil hidungku. "Ihh..nggak percaya. Gue serius! Dia tuh bingung, tapi ya..gue doain secepetnya kalian jadi deh."
Aku jadi mesem-mesem sendiri membayangkan bisa jadian sama Rio, kakak kelas yang telah membuatku jatuh hati.
Dengan perasaan berbunga-bunga, aku memeluk Gabriel dengan semangat.
"Aaaa..kak Gaby.. Gue sayang banget sama loe, semoga doa loe makbul yah." ucapku sungguh-sungguh.
Belum ada 10 menit aku memeluk Gabriel, ponselku kembali berbunyi. Gabriel yang memang sedang dalam posisi dekat dengan ponselku segera meraihnya. Mata dan mulutnya mulai bergerak mencari tahu siapa orang yang tengah menelponku malam ini.
Bukannya marah -karena ku pikir dia nggak akan suka kalau ada orang yang menghubungiku diwaktu selarut ini-, dia justru menyerahkan ponsel itu kepadaku, dengan senyum menggoda.
"Ecieee, pangerannya nelpon nih~" godanya padaku.
Aku terkejut. "Nelpon lagi?!" ku rebut ponsel tersebut dari tangan Gabriel, dan segera menerima panggilan tersebut. "Ha..hallo, kak.." sapaku mendadak gugup. Huhhh akibat percakapanku dengan Gabriel tadi nih..
"Belum tidur yah, Fy? Sorry nih gue ganggu lagi.."
Aku menggaruk-garuk pipiku yang mendadak gatal. Melalui ekor mataku, aku dapat melihat tampang mupeng -mungkin karena pengen tau apa yang kami bicarakan- Gabriel yang sedang berpangku tangan.
"Err..sebenernya, tadi ngantuk tapi..malah ga bisa tidur..ehehe." jawabku diakhiri dengan kekehan garing.
Hening.
Bukannya menyambung obrolan, Rio malah jadi diam. Aku yang memang dari awal sudah merasa kikuk jadi semakin diam. Wasting time nggak sih?
"Fy/kak.."
Kami sama-sama membuka suara setelah keheningan yang beberapa menit terjadi. Kemudian kami -lagi-lagi- sama-sama tertawa entah karena apa, Gabriel sampai mengerutkan keningnya melihat kami.
"Elo duluan deh, Fy.."
"Ahh, nggak. Elo aja kak, nggak penting juga sih yang mau gue tanyain."
Srett..
Gabriel langsung merebut ponselku, kemudian mengaktifkan speakerphone disana.
Rio memulai pembicaraan kembali. "By the way, soal tawaran gue--"
"Iya! Mau! Ify mau pergi sama loe!" seru Gabriel bersemangat!
Aku? Aku menatapnya dengan mulut ternganga, lengkap dengan satu alis terangkat.
You say what?!
"Ify? Kok suara loe kayak--"
"Jangan kan jadi partner ke prom, jadi pacar loe juga dia mau!"
Gabriel kembali memotong pertanyaan Rio dengan semangat. Aku yang sadar dengan apa yang baru saja diucapkan Gabriel langsung merebut kembali ponsel touchscreen-ku yang berada ditangannya.
"Jangan didengerin kak! Itu tadi emang kak Gabriel yang ngomong!" seru ku cepat.
Gabriel mendengus tak suka. Rio terdiam.
What the hell?
"Hahahaa.."
Oww..tawa menggelegar itu membuatku menjauhkan ponsel ditanganku secara mendadak ke arah Gabriel yang sampai harus menutup kedua kupingnya karena terkejut.
"Woy mas~ gue Gabriel makhluk paling kece, bukan Sule si pelawak itu!" komentar Gabriel.
Rio terdiam dan terdengar sedikit berdehem.
"Err..sorry, bro. Ify masih didekat loe?"
"Always beside me.."
Aku mencibir. "Sok bule loe, kak~"
"Whatever~"
"Emm, Fy.."
Aku membatalkan niatku yang ingin membalas ucapan Gabriel. Mendadak aku jadi deg-deg-an, kok nerveous gini sih?
"Ya~" sahutku dengan -sebenernya nggak direncanain, tapi refleks- manis dan lembut.
"Seandainya gue bilang, gue suka sama loe, elo percaya?"
"Percaya! Percaya banget dia!"
Ughh..lagi-lagi Gabriel menyela ucapan Rio, dan menjawab pertanyaan Rio yang jelas-jelas untukku.
"Kak Gab~" seru ku jengkel, Gabriel malah nyengir. "Sorry, kak.." sambungku kepada Rio.
"Nggak papa. So, elo percaya?"
Glekk..
Aku menelan ludah. Jawab apa nih?
"Emm..ya..aku..ya percaya lah. Hahaha..aku kan baik, manis, err cantik juga sih kata orang ehehe jadi wajar kalau kak Rio suka, iya ahaha.."
Kenapa aku jadi gelabakan gini?
"Suka dalam artian lain, Fy. Bukan suka untuk alasan berteman."
Mampus! Jawab apaan?
"Yaa--"
"Kalau gue bilang gue cinta sama loe, elo percaya?"
Ishh..ini si Rio maksudnya apaan sih? Belum juga dijawab malah diskip ke pertanyaan berikutnya.
"Percaya! Percaya banget dia mah!"
Oh may...Gabriel minta di makan kayaknya. "Kak Gab~"
"Gabriel, didekat loe ada selotip nggak? Atau lakban gitu?" tanya Rio yang sepertinya sih -dan emang iya kayaknya- ditujukan untuk Gabriel. Loh kok, jadi nyambung ke alat yang bisa menempel gitu sih?
Gabriel mengangguk. "Ada! Nih ditangan gue ada lakban." jawabnya yang entah sejak kapan sudah memegang segulung lakban.
Aku melengos, itu tadi mestinya jadi romantis kan? Kok malah jadi kayak gini?
"Good! Mending sekarang elo plester tu mulut pake lakban dan jangan ganggu gue sama Ify!"
Wowww..itu tadi Rio ngomong apa?
Gabriel merengut. "Asem loe, Yo! Gue Gabriel! Kakaknya Ify! Elo mau nggak gue restuin?!" sahutnya sok galak.
Aku berdehem sebentar. "Gabriel stevent~" ucapku dengan nada menegur.
Gabriel mengalah dan akhirnya bungkam.
"Gabriel beneran ngeplester mulutnya, Fy?" tanya Rio setelah sekian menit berhening-hening ria.
Aku menggeleng. "No..cuman gue suruh diem pake pelototoan doang."
Rio kembali tertawa, kemudian berdehem kecil. "Oww okey, gue pengen ngelanjutin ucapan gue yang tadi."
Jeda, aku tidak merespon karena ku pikir dia memang sengaja mengambil jeda untuk bernafas. "Kalau gue jatuh cinta sama loe, apa loe percaya?"
Ow ow..aku harus jawab apa nih?
Percaya? Kok kesannya PD banget gitu yah?
Nggak percaya? Tapi kan tadi Gabriel udah bilang..
"Ya..fifty-fifty sih.."
"Kenapa?"
Aku mengelus-elus bibir bawahku. "Ya..elo baru kenal gue beberapa minggu, kan? Ya kok bisa gitu--"
"Love at first sigh. Ada, kan?"
Aku mengangguk tanpa sadar.
"Elo tau?" Lagi-lagi aku mengangguk. "Gue nggak bisa tidur malam ini karena mikirin loe."
Sama! Sama banget!
"Sempet ragu, tapi mendadak yakin kalau gue..gue bener-bener cinta sama loe."
Oh may...kayaknya aku mulai terbang nih. Ehhh..
"Sekarang loe jawab, loe mau nggak pergi ke prom satnite nanti sama gue?"
Aku diam...
Iseng-iseng mataku kembali melirik Gabriel yang tau-tau sudah terpejam sempurna disampingku. Ku tarik bedcover di kaki ku dan mulai menyelimutinya. Duhh, kok berasa kayak emak-emak gini yah..
"Ify? Ify? Elo masih melek, kan?"
Aku mengangguk cepat dan buru-bur membenarkan posisi duduk ku. "Ahh..ya! Gue masih melek. Kenapa tadi, kak?"
Rio berdehem kembali. "Elo..mau nggak pergi ke prom bareng gue satnite nanti?"
"Emm..maa..uu.." ucapku pelan. Pelan...banget.
"Yes!" dia berseru keras. Kenapa sih? Tadi nyatain cinta, terus nanyain soal prom. Kok dia gaje gini sih?
"Rio pesek! Gue udah tidur!"seru Gabriel dengan mata terpejam.
Upss..speakerphone nya masih aktif.
Ku kembalikan modus speakerphone yang semula aktif menjadi non aktif. "Udah, sana..loe balik ke kamar loe sendiri.." suruhku sambil mendorong-dorong tubuh Gabriel. Dia menurut -mungkin faktor setengah sadar- dan segera keluar dari kamarku.
"Iyel, Fy?"
"Iya.. Tadi dia ketiduran disebelah gue." jawabku. "Ohh iya, elo kenapa teriak tadi?"
Dia tertawa kecil. "Karena loe nerima ajakan gue buat ke prom bareng, itu artinya elo udah nerima pernyataan cinta gue dan setuju kalau gue jadi cowok loe!"
Aku terbelalak. "Huwhatttt?!!"
"Selamat malam... Have a sweet dream, barbie~"
Tut..tut..tuttt
Sambungan terputus dan itu artinya..kami jadian?!!!!
•••••
Dan akhirnya...simpulkan sendiri apakah menurut kalian mereka 'sekarang' masih tanpa status or have a relationship?!
Err okee, ini mungkin memang sedikit (atau mungkin banyak?) freaky-__-
Ya udahlah, anggap ini kado anniv IFc yang ke 4 dari gue buat semua IFc yang lagi berbahagia \m/ dan berhubung gue RFM jadi couplenya RiFy..hihiii
Well, yang mau berkomentar silahkan isi kolom dibawah ini yah!
Sorry banget buat judulnya yang errr sedikit norak-_- gue bingung dan akhirnya memutuskan untuk menggunakan judul lagu yang menjadi sumber inspirasi gue, yang mana juga gue tulis dicerita ini :D
Upss ya, beib.. Gue lupa nama duo cewek yang ngebawain lagu yang ada dicerita ini, yang jelas tuh lagu muncul sekitar akhir 2010-awal 2011 gitu judulnya dag dig dug!
Nb : buat yang pernah copast cerita gue, please jangan diulangin lagi yah. Gue nggak minta penghargaan berupa like yang banyak untuk cerita yang gue tulis kok. Cukup dengan ga ngecopast dan mengakui karya gue sebagai karya pribadi aja. Dan kalaupun niat ngopast, izin dulu bisa kan? :)
Seeyaaaa
Nia 'nistev' stevania_
baguss..
BalasHapusboleh ngecopast????
boeh dong yah
plisss :))
Makasih! Boleh kok :) kalau udah izin sih ga masalah :D
BalasHapus