Semua berbeda..
Semua tak sama..
Semua berubah..
Semua memang sudah berbeda. Semua memang sudah tak sama.
Semua memang sudah berubah, jauh dari yang pernah ku kira.
Terkadang aku tak mengerti, kenapa perubahan itu mesti ada?
Kenapa perbedaan itu harus menyeruak?
Hingga akhirnya, aku mengerti. Jawaban dari segala
pertanyaan itu hanyalah untuk menuju yang lebih baik. Yah, mungkin dia tak baik
untuk ku, hingga Tuhan mulai menunjukkan tanda-tanda itu melalui
perubahan-perubahan (dari yang kecil sampai yang besar) yang aku temui di
dirinya. Memunculkan segala perbedaan yang dulu sempat terselubung oleh butanya
kata cinta.
"Kenapa Andrean nggak pernah keliatan lagi, Ay?"
Aku menghentikan gerakan jemariku yang sempat sibuk
mengaduk-aduk campuran cappucino dan creamer.
Dengan sedikit mendelik aku bertanya, "apanya?"
Naura, sahabatku itu malah mendengus. Yah, aku tahu, jawaban
yang keluar dari mulutku bukanlah jawaban yang ia harapkan. Malah terkesan,
melenceng.
"Come on, Ay! Gue tau, elo paham sama apa yang gue
maksud. Please," Naura sedikit memohon dengan tampang memelasnya.
Huhh..tolong lah, Naura... Jangan pasang wajah seperti itu. I hate it!
"Ra, you know me so well. Jadi, kayaknya gue nggak
perlu cerita apa-apa lagi, kan?" tanyaku dengan nada yang datar. Ku
tiup-tiup cappucino hangat digelasku, kemudian menyesapnya.
Aku terdiam, Naura pun terdiam. Dan aku sangat membenci
suasana hening seperti ini. I know, Naura kini kembali memulai aksinya. I mean,
dia selalu memilih untuk diam, hingga aku mau kembali berbicara, menjelaskan
segala macam hal yang menurutnya tak ia mengerti. Bisa di bilang, paksaan
secara halus.
"Terkadang, nggak semua yang kita mau bisa kita raih
meskipun kita udah berjuang keras untuk ngedapetinnya."
Aku kembali menyesap cappucino ku. Kemudian meletakkan gelas
berisi cappucino tersebut di atas meja.
"Apalagi kalau Tuhan udah berkehendak, dan kehendak-Nya
itu..nggak sama, sama apa yang kita mau." aku menunduk dalam, cukup lama.
Hingga sebuah sentuhan halus mendarat dipunggungku. Bergerak turun-naik,
seiring helaan nafasku.
"Listen me! Semuanya bakal baik-baik aja, selama gue
masih ada. Elo inget itu, kan?" tanya nya, dengan tangan yang terus
mengelus punggungku.
Aku tersenyum getir. "I know it! Elo emang yang
terbaik, Ra."
Dan tak ada yang lebih menyenangkan hatiku saat ini, selain
mengetahui "bahwa kapan pun dimana pun, dalam kondisi apa pun, aku tak
sendiri. Selalu ada Naura yang menemani!"
Dan..that's true! Everythings gonna be okay!
***
Wowww...mudeng nggak?
No ya? Ahaha i know it, kalau pun ada yang paham hanya seberapa.
Ini bener-bener flash fiction yang gue buat iseng-isengan doang.
Inti cerita ini simple banget! Dimana, dalam kondisi sesulit (untuk tokoh Aya. me?) apapun, terpuruk sekalipun, Naura -sebagai sahabat- akan membuktikan ucapannya. Selalu ada untuk Aya dan memastikan semua akan baik-baik aja. Oke..oke, mungkin masih ada yang nggak ngerti, kalau nggak ngerti forget it aja yah..ehehe
seeyaa
Nia 'nistev' stevania_
0 komentar:
Posting Komentar