For God's sake! Kenapa sih di dunia ini masih aja ada
orang-orang yang dengan nggak tau dirinya mengakui apa yang bukan miliknya
sebagai miliknya? Itu sama dengan mencuri kan? Mencuri itu dosakan? Tapi kenapa
masih dilakukan? Anak sekolahan pula? Ga diajarin sama gurunya? Kalau udah
diajarin, kenapa masih melakukan? Mending nggak usah sekolah deh..
Well, emang yang dicuri bukan barang mahal yang bisa dinilai uang. Melainkan sebuah tulisan. Tapi bagiku, sebuah tulisan yang aku bikin sendiri –kadang sampe lupa makan, tidur sampe tengah malam, merenung dengan berdiam diri tanpa beraktifitas apa-apa-, itu nilainya nggak bisa dijumlahkan dengan uang! Aku menulis bukan sekedar menulis. Tapi sebagai pelarian disaat aku benar-benar merasa sendiri dan nggak punya teman berbagi. Dengan menulis, aku bisa menyalurkan isi hatiku, dengan menulis aku bisa membayangkan berada dalam situasi dan posisi yang nggak pernah aku rasain. Aku juga bisa-seolah-olah, memutar waktu kembali, dan menyelesaikan berbagai macam hal yang sebenarnya belum selesai dimasa lalu. Senggaknya, itu bisa sedikit mengurangi rasa menyesal yang aku rasain. Tapi kenapa sih ada yang dengan teganya mengcopy paste tulisanku, dan mengakuinya sebagai karya pribadi? Tau nggak sih, aku bikin itu nggak asal ketik langsung jadi! Pake proses dan aku selalu menggunakan perasaan biar nyampe ke pembaca. Tapi kenapa dengan nggak tau malunya kalian –karena yang ngecopast lebih dari satu orang-, mengakui itu sebagai jerih payah kalian? Oke, dua orang sebelumnya, begitu aku koment dan meminta penjelasan, aku langsung diremove. Aku marah, kesal, nggak terima, dan (bisa dibilang) benar-benar mengutuk tindakan mereka. Apalagi, aku nggak mendapatkan penjelasan apa-apa, tapi senggaknya mereka nggak ngotot kalau itu buatan mereka! Nggak kayak Diandra bla bla-siapalah itu namanya no matter, yang dengan nggak malunya bilang “meskipun penulis amatiran, gue masih punya moral” terus ngatain gue muka tembok!
Ayo kita berpikir sama-sama, bagaimana bisa sebuah karya
tulis –yang kata dia kan, milik dia!- bisa memiliki 100 % kemiripan dengan
karya tulis orang lain? Well, kalau kemiripan cuman terletak di satu atau dua
bagian itu masih wajar, karena kreatifitas berpikir orang itu nggak ada
batasnya, dan nggak jarang kita terinspirasi –catet! Terinspirasi not copast!-
sama apa yang sudah pernah kita baca. Tapi, kalau dari judul cerita, nama tokoh,
back sound, alur sampe ke kalimatnya pun sama –catet! Sama not mirip!-, apa
bisa dibilang itu suatu kebetulan?
Tapi, kenapa dia tetap gengsi mengakui kalau dia itu plagiat
sih sama aku? Awalnya aku nginbox secara baik-baik. Pake kata maaf dan sopan. Tapi
apa? Dia langsung menjawab seolah-olah aku menuduh! Emang awal niat inbox itu
buat mengklarifikasi kalau itu tulisanku, dan meminta dia buat ngeralat apa yang sudah dia bilang sama admin
fbfc yang ngepost karya copast-an itu. Tapi, belum juga ngelempar granat udah
meledak aja. Jelas banget kan kalau dia itu nggak mau dituduh padahal
jelas-jelas dia emang pantas buat dituduh karena dia memang melakukan apa yang
dituduhkan itu.
Aku bilang kalau aku ngepost tulisan itu tanggal 25 maret
2011 dan dia bilang dia ngepost tanggal 20 januari 2011?!! Hebat! Secara nggak
langsung-katakanlah, Tuhan sudah mentransfer apa yang pernah ada di otak dia ke
otak aku setelah 2 bulan kemudian gitu? Wowww! Lelucuon yang benar-benar luar
biasa yah? Bahkan kesamaan antara tulisanku dengan (katanya sih-__-) tulisan
dia itu benar-benar tanpa perbedaan. Meskipun sekedar penggunaan tanda baca
atau huruf kapital
Ini bukan pertaama kalinya “cinta pertamaku, cinta
terakhirmu” dicopast. Sudah ke jelaskan dipostingan sebelumnya kalau seorang
yang punya akun facebook dengan username “Phely Ana Scania” sudah melakukan
pengcopastan terhadap cerpen serupa. Oke, berarti kalau si Phely ini juga nggak
mengelak kalau dia sebenarnya ngopast, that’s mean Tuhan mentransfer ulang apa
yang pernah ada di otaknya Diandra bla bla bla -no matter, I don’t care-, itu sebanyak 2 kali
dong?
Ih wawww!! For God's sake, gue berdecak sangat kagum. Seandainya
di awal tadi dia nggak nyolot dan berniat minta maaf, mungkin aku akan
memaafkannya. Tapi berhubung dari awal niat baik ku pun udah disambut dengan
tidak ramah sama dia, sorry banget, aku nggak yakin bisa memaafkan.
Gara-gara ini nih, 3 cerpen (dua diantaranya tinggal proses
di akhir cerita, penyelesaian) yang aku ketik terancam nggak akan aku lanjutin.
Mood menulisku menurun, dan aku mulai trauma untuk memposting cerita difacebook
yang beresiko besar mengalami “pengcopastan”. Kalau pun aku mau memposting,
paling diblog dan seperti saran Trisil, sepertinya aku memang harus memasang widgets anti copast biar nggak
ada lagi makhluk-makhluk nggak bertanggung jawab, yang mengcopast ceritaku
tanpa permisi.
Demi apapun juga, aku lebih menghargai pengcopast tanpa izin
yang tidak mengakui tulisan ku sebagai tulisan pribadi, dibanding pengcopast
yang udah ngopast, ngotot lagi kalau itu tulisan hasil jerih payah sendiri.
Apa kalian-para plagiat, merasa bangga atas pujian-pujian
yang dilontarkan semua orang kepada kalian, padahal itu bukan jerih payah
kalian?
Nggak nyangka, ternyata sikap ‘pecundang’ udah merajalela bahkan sampe ke kalangan anak-anak sekolah. I’m so proud of you, loser….
Aku memang nggak se-terkenal Kak sari dengan CSj, CNN &
SOL nya. Tapi bukan berarti kalian-siapapun
itu, berhak untuk mengcopast dan mengakui tulisanku sebagai karya
pribadi!
Nia 'nistev' stevania_
0 komentar:
Posting Komentar