Sungguh mulia, jasamu wahai bunda
Takkan terbalas walau bertaruh nyawa
Tahu dimana tempat pertama kali kita bernafas? Tempat yang menjadi pelindung kita 9 bulan lamanya. Tempat paling aman, yang senantiasa memberikan kehangatan.
Ibu memang sosok yang luar biasa. Bisa kalian bayangkan, 9 bulan dia membawa kita kesana-kemari. Bahkan ke toilet sekalipun. 9 bulan dia menjadi nafas kita. 9 bulan lamanya kita benar-benar menyatu dengan raganya.
Pernah ia mengeluh lelah kepada kalian? Pernah ia berkata menyesal telah mengandung kalian?
Jika pertanyaan itu ditujukan padaku, tentu jawabannya tidak.
Ibu ku sosok yang luar biasa. Tak pernah melepaskan ku dengan begitu saja. Benar-benar memberikan rasa aman dan nyaman dimana pun aku berada.
Apa semasa kalian sekolah ibu selalu mengecheck nilai kalian?
Pernahkan ibu menanyakan tentang PR kalian?
Besok ulangan atau tidak?
Jika pertanyaan itu diperuntukkan untukku, jelas aku menjawab ya.
Mungkin sebagian anak akan merasa diperlakukan seperti anak kecil. Tapi bagiku, itu justru menjadi sesuatu yang ku rindukan --saat ini--. Itu menjadi pembeda antara ibu ku dengan ibu mereka. Ibu ku yang seorang rumah tangga, dan ibu mereka yang seorang pekerja.
Menjadi seorang ibu rumah tangga bukan berarti bisa asyik bersantai-santai dirumah. Ada banyak hal yang dilakukan ibu ku, selain mengurusi rumah, anak, dan suami. Namun sesibuk apapun ibu ku mengurusi rumah, tak pernah ia melupakan pentingnya kasih sayang untuk anak-anaknya.
Apa ketika hendak bepergian kalian akan mendapat pertanyaan, hendak kemana?
Pergi dengan siapa?
Pulang jam berapa?
Hemm..itu pertanyaan yang selalu aku dapati ketika hendak pergi--terutama dengan teman-temanku. Mungkin ada yang merasa 'Ibu terlalu over protective' atau kalian akan berpikir 'anak sebesar aku mestinya tidak perlu diintrogasi macam anak kecil seperti ini'. Tapi bagiku, justru ini sangat menyenangkan. Aku bisa merasakan betapa ibu sangat perduli dan perhatian kepadaku.
Ibu selalu was-was jika aku pergi jauh. Ibu selalu khawatir jika aku pergi dengan seseorang yang menurutnya asing. Ibu akan selalu panik jika aku terlambat pulang.
Dan aku paham, aku adalah anak perempuan yang diibaratkan seperti sebuah kristal. Harus dijaga dengan baik, karena selain berharga, aku bisa saja pecah jika disentuh oleh orang tak bertanggung jawab.
Sungguh kau ayah, besar pengorbanannya
Kau berusaha dengan tak kenal lelah
Kau bimbing kami ke jalan ridho-Nya
Dengan penuh kasih kau mengenalkan-Nya
Ayah. Sosok luar biasa yang mendampingi ibuku berpuluh-puluh tahun lamanya. Memulai segalanya dari nol secara bersama-sama, hingga mampu meraih segalanya satu persatu tetap dalam kebersamaan mereka.
Siapa yang mengenalkan ku tentang Islam?
Siapa yang mengajarkan aku shalat?
Mengenalkan huruf hijayah?
Dan membimbingku untuk benar-benar lancar membaca al-qur'an.
Jawabannya adalah ayah. Dengan suka hati ia mengenalkan huruf 'ba', mangkuk dengan satu telur di bawah. Ayah mengajarkan ku mengucap bismillah ketika memulai sesuatu, dan hamdallah ketika menyudahi sesuatu.
Ayah luar biasa hebatnya. Banyak moment yang tak terlupakan diantara kami--aku dan ayah. Salah satu nya, ketika dengan tak perdulinya ayah mengantarkan ku ke sekolah ditengah guyuran hujan, bahkan payung yang kami bawa hanya diperuntukkannya untukku. Ayah basah kuyup waktu itu. Jujur, aku selalu merasa...pokoknya, aku bangga banget sama ayah!
Ibu dan ayah..
Mereka membuat kami tumbuh tanpa kekurangan. Seperti tahu --tapi bukankah orang tua memang selalu tau apa yang anaknya inginkan?-- apa yang kami inginkan, semua selalu ada sebelum kami meminta. Aku bersyukur tidak pernah menuntut pada mereka. Ketika teman-temanku memiliki sesuatu yang belum ku miliki, aku tidak lantas menagihnya kepada mereka--ayah dan ibu. Karena aku tahu, mereka tahu apa yang benar-benar aku butuhkan, dan apa yang sekedar aku inginkan.
Ibu dan ayah..
Dua-duanya sama berartinya dalam hidup.
Tanpa mereka, kita jelas tidak ada didunia.
Kadang aku suka bertanya, 'kenapa hanya ada hari ibu? Kenapa tidak ada hari ayah?' --sebelum akhirnya aku tahu kalau di negara luar, hari ayah itu ada--.
Padahal dua-duanya sama-sama berjasa dalam hidup kita.
Nabi mengajarkan ibu adalah yang pertama setelah ayah. Dan hal itu pertama kali aku dengar dari ayah.
Ketika Nabi ditanya siapa yang paling diutamakan, beliau menjawab..
Ibuku..
Ibuku..
Ibuku..
Dan kemudian baru ayahku.
Dan setelah itu aku tidak bertanya-tanya lagi tentang 'mengapa hanya ada hari ibu?'. Lagipula, ayah berulang tahun di bulan yang sama dengan hari ibu--sehingga aku dan saudaraku juga selalu memberikan kado untuk ayah dibulan yang sama, kadang dihari yang sama.
Semacam-ritual yang tidak pernah lepas semenjak aku SD adalah 'patungan' dengan saudara-saudaraku untuk membeli sebuah kado di hari ibu. Dan aku tidak pernah lupa, kado pertama yang kami hadiahkan di hari ibu kepada mama adalah dompet. Harganya mungkin tidak seberapa, tapi entah mengapa...aku merasa bahagia bisa memberikan sesuatu itu dari hasil uang saku yang aku sisihkan.
Apa yang kami beri bukanlah bentuk penghargaan kami kepada ibu. Karena sebesar apapun nilainya, tidak akan pernah setara dengan apa yang telah ibu berikan kepada kami selama ini. Dimana ibu bahkan 9 bulan lebih unggul dari kami, untuk memulai tugas mulianya.
Aku pernah --bahkan sering kali- membaca tweets/status facebook yang berupa umpatan, bahkan makian kekesalan yang ditujukan kepada ibu.
Lupa sama siapa yang melahirkan kalian ke dunia?
Lupa sama siapa yang membesarkan kalian hingga kalian mengenal facebook/twitter?
Aku bukan mengada-ada, tapi sungguh..sekalipun aku tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang aku temui ditweets/status fb mereka itu.
Kita benar-benar berdosa besar jika membuat orang tua kita menjatuhkan setitik air matanya.
Ayah bilang..
'Meskipun dihari akhir nanti ayah bilang kamu itu anakku, kalau Tuhan bilang bukan, ya bukan.'
Maksudnya, jika di hari akhir kelak ayah masuk surga sedangkan anak-anaknya yang durhaka akan di masukkan ke nereka, ayah tidak akan bisa melakukan negosiasi dengan Tuhan.
Tau kan? Ridho-nya Allah, ridho ke dua orang tua kita.
Kalian yang sering menghina/mengumpat dengan kata-kata kasar kepada ibu kalian, mestinya sadar, one day..kalian juga akan punya anak, dan lihat. Sikap mereka bisa jadi cerminan sikap kalian, bahkan lebih parah suatu hari nanti.
Tau doa untuk kedua orang tua kan? Bukan bermaksud pamer, tapi doa itu tak pernah lepas ku panjatkan ditiap sujud terakhir dalam shalatku.
Karena apa lagi yang bisa aku lakukan selain menjadi anak yang baik, berbakti kepada orang tua, beriman. Karena anak yang shaleh dan shalehah juga bekal untuk kedua orang tua kita kelakkan?
Minta maaf jika ada salah selagi mereka masih ada. Jaga mereka, bahagia kan mereka selagi waktu masih mengizinkan. Jangan menyesal ketika mereka sudah tidak ada, karena itu hanya akan jadi percuma.
Happy mother day mama!
I love you so much!
Sorry for my all mistakes..you're my everything in my life, and always to be everything, forever and ever :*
Cheers!
@Kania08_
Takkan terbalas walau bertaruh nyawa
Tahu dimana tempat pertama kali kita bernafas? Tempat yang menjadi pelindung kita 9 bulan lamanya. Tempat paling aman, yang senantiasa memberikan kehangatan.
Ibu memang sosok yang luar biasa. Bisa kalian bayangkan, 9 bulan dia membawa kita kesana-kemari. Bahkan ke toilet sekalipun. 9 bulan dia menjadi nafas kita. 9 bulan lamanya kita benar-benar menyatu dengan raganya.
Pernah ia mengeluh lelah kepada kalian? Pernah ia berkata menyesal telah mengandung kalian?
Jika pertanyaan itu ditujukan padaku, tentu jawabannya tidak.
Ibu ku sosok yang luar biasa. Tak pernah melepaskan ku dengan begitu saja. Benar-benar memberikan rasa aman dan nyaman dimana pun aku berada.
Apa semasa kalian sekolah ibu selalu mengecheck nilai kalian?
Pernahkan ibu menanyakan tentang PR kalian?
Besok ulangan atau tidak?
Jika pertanyaan itu diperuntukkan untukku, jelas aku menjawab ya.
Mungkin sebagian anak akan merasa diperlakukan seperti anak kecil. Tapi bagiku, itu justru menjadi sesuatu yang ku rindukan --saat ini--. Itu menjadi pembeda antara ibu ku dengan ibu mereka. Ibu ku yang seorang rumah tangga, dan ibu mereka yang seorang pekerja.
Menjadi seorang ibu rumah tangga bukan berarti bisa asyik bersantai-santai dirumah. Ada banyak hal yang dilakukan ibu ku, selain mengurusi rumah, anak, dan suami. Namun sesibuk apapun ibu ku mengurusi rumah, tak pernah ia melupakan pentingnya kasih sayang untuk anak-anaknya.
Apa ketika hendak bepergian kalian akan mendapat pertanyaan, hendak kemana?
Pergi dengan siapa?
Pulang jam berapa?
Hemm..itu pertanyaan yang selalu aku dapati ketika hendak pergi--terutama dengan teman-temanku. Mungkin ada yang merasa 'Ibu terlalu over protective' atau kalian akan berpikir 'anak sebesar aku mestinya tidak perlu diintrogasi macam anak kecil seperti ini'. Tapi bagiku, justru ini sangat menyenangkan. Aku bisa merasakan betapa ibu sangat perduli dan perhatian kepadaku.
Ibu selalu was-was jika aku pergi jauh. Ibu selalu khawatir jika aku pergi dengan seseorang yang menurutnya asing. Ibu akan selalu panik jika aku terlambat pulang.
Dan aku paham, aku adalah anak perempuan yang diibaratkan seperti sebuah kristal. Harus dijaga dengan baik, karena selain berharga, aku bisa saja pecah jika disentuh oleh orang tak bertanggung jawab.
Sungguh kau ayah, besar pengorbanannya
Kau berusaha dengan tak kenal lelah
Kau bimbing kami ke jalan ridho-Nya
Dengan penuh kasih kau mengenalkan-Nya
Ayah. Sosok luar biasa yang mendampingi ibuku berpuluh-puluh tahun lamanya. Memulai segalanya dari nol secara bersama-sama, hingga mampu meraih segalanya satu persatu tetap dalam kebersamaan mereka.
Siapa yang mengenalkan ku tentang Islam?
Siapa yang mengajarkan aku shalat?
Mengenalkan huruf hijayah?
Dan membimbingku untuk benar-benar lancar membaca al-qur'an.
Jawabannya adalah ayah. Dengan suka hati ia mengenalkan huruf 'ba', mangkuk dengan satu telur di bawah. Ayah mengajarkan ku mengucap bismillah ketika memulai sesuatu, dan hamdallah ketika menyudahi sesuatu.
Ayah luar biasa hebatnya. Banyak moment yang tak terlupakan diantara kami--aku dan ayah. Salah satu nya, ketika dengan tak perdulinya ayah mengantarkan ku ke sekolah ditengah guyuran hujan, bahkan payung yang kami bawa hanya diperuntukkannya untukku. Ayah basah kuyup waktu itu. Jujur, aku selalu merasa...pokoknya, aku bangga banget sama ayah!
Ibu dan ayah..
Mereka membuat kami tumbuh tanpa kekurangan. Seperti tahu --tapi bukankah orang tua memang selalu tau apa yang anaknya inginkan?-- apa yang kami inginkan, semua selalu ada sebelum kami meminta. Aku bersyukur tidak pernah menuntut pada mereka. Ketika teman-temanku memiliki sesuatu yang belum ku miliki, aku tidak lantas menagihnya kepada mereka--ayah dan ibu. Karena aku tahu, mereka tahu apa yang benar-benar aku butuhkan, dan apa yang sekedar aku inginkan.
Ibu dan ayah..
Dua-duanya sama berartinya dalam hidup.
Tanpa mereka, kita jelas tidak ada didunia.
Kadang aku suka bertanya, 'kenapa hanya ada hari ibu? Kenapa tidak ada hari ayah?' --sebelum akhirnya aku tahu kalau di negara luar, hari ayah itu ada--.
Padahal dua-duanya sama-sama berjasa dalam hidup kita.
Nabi mengajarkan ibu adalah yang pertama setelah ayah. Dan hal itu pertama kali aku dengar dari ayah.
Ketika Nabi ditanya siapa yang paling diutamakan, beliau menjawab..
Ibuku..
Ibuku..
Ibuku..
Dan kemudian baru ayahku.
Dan setelah itu aku tidak bertanya-tanya lagi tentang 'mengapa hanya ada hari ibu?'. Lagipula, ayah berulang tahun di bulan yang sama dengan hari ibu--sehingga aku dan saudaraku juga selalu memberikan kado untuk ayah dibulan yang sama, kadang dihari yang sama.
Semacam-ritual yang tidak pernah lepas semenjak aku SD adalah 'patungan' dengan saudara-saudaraku untuk membeli sebuah kado di hari ibu. Dan aku tidak pernah lupa, kado pertama yang kami hadiahkan di hari ibu kepada mama adalah dompet. Harganya mungkin tidak seberapa, tapi entah mengapa...aku merasa bahagia bisa memberikan sesuatu itu dari hasil uang saku yang aku sisihkan.
Apa yang kami beri bukanlah bentuk penghargaan kami kepada ibu. Karena sebesar apapun nilainya, tidak akan pernah setara dengan apa yang telah ibu berikan kepada kami selama ini. Dimana ibu bahkan 9 bulan lebih unggul dari kami, untuk memulai tugas mulianya.
Aku pernah --bahkan sering kali- membaca tweets/status facebook yang berupa umpatan, bahkan makian kekesalan yang ditujukan kepada ibu.
Lupa sama siapa yang melahirkan kalian ke dunia?
Lupa sama siapa yang membesarkan kalian hingga kalian mengenal facebook/twitter?
Aku bukan mengada-ada, tapi sungguh..sekalipun aku tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang aku temui ditweets/status fb mereka itu.
Kita benar-benar berdosa besar jika membuat orang tua kita menjatuhkan setitik air matanya.
Ayah bilang..
'Meskipun dihari akhir nanti ayah bilang kamu itu anakku, kalau Tuhan bilang bukan, ya bukan.'
Maksudnya, jika di hari akhir kelak ayah masuk surga sedangkan anak-anaknya yang durhaka akan di masukkan ke nereka, ayah tidak akan bisa melakukan negosiasi dengan Tuhan.
Tau kan? Ridho-nya Allah, ridho ke dua orang tua kita.
Kalian yang sering menghina/mengumpat dengan kata-kata kasar kepada ibu kalian, mestinya sadar, one day..kalian juga akan punya anak, dan lihat. Sikap mereka bisa jadi cerminan sikap kalian, bahkan lebih parah suatu hari nanti.
Tau doa untuk kedua orang tua kan? Bukan bermaksud pamer, tapi doa itu tak pernah lepas ku panjatkan ditiap sujud terakhir dalam shalatku.
Karena apa lagi yang bisa aku lakukan selain menjadi anak yang baik, berbakti kepada orang tua, beriman. Karena anak yang shaleh dan shalehah juga bekal untuk kedua orang tua kita kelakkan?
Minta maaf jika ada salah selagi mereka masih ada. Jaga mereka, bahagia kan mereka selagi waktu masih mengizinkan. Jangan menyesal ketika mereka sudah tidak ada, karena itu hanya akan jadi percuma.
Happy mother day mama!
I love you so much!
Sorry for my all mistakes..you're my everything in my life, and always to be everything, forever and ever :*
Cheers!
@Kania08_
0 komentar:
Posting Komentar