A homepage subtitle here And an awesome description here!

Sabtu, 20 Juli 2013

[Puisi] Semoga Tidak Kamu Lagi by @zarryhendrik

Seperti biasa, kegiatan gue di bulan yang --lagi-lagi harus gue bilang-- labil, yang suka berubah cuaca sesukanya. Sebentar-sebentar hujan, ntar panas, tau-tau mendung adalah membuat suatu postingan apa aja yang penting gue seneng, hehee...

Anyway, tadi habis jalan-jalan di soundcloud dan nemu satu user yang bikin tertarik banget buat dikunjungin accnya. Yap! accnya kak Zarry Hendrik (berhubung gue nggak tau usianya dan gue pikir dia lebih tua dari gue._.) yang penuh dengan puisi-puisi dia yang...demi apa bikin gue ngerasa kesindir karena sesuai sama keadaan yang gue alamin. Tapi juga melted karena, ada satu puisi yang bikin gue berharap, oneday ada seseorang yang bakal ngebacain buat gue... #hoping

Okay, sebuah puisi karya Zarry Hendrik akan gue posting disini, buat kak Zarry, izin posting yah u.u

Semoga Tidak Kamu Lagi by : Zarry Hendrik

Ada rasa sedih saat melihatmu bahagia. Bukan karena aku tidak ingin kamu bahagia, melainkan karena bukan aku yang membahagiakanmu.
Itu menyakitkan. seperti pukulan yang sebenarnya ingin buatku tersadar…
Mungkin, ini waktu untuk aku terpuruk supaya aku dapat melihat Tuhan memakai kenangan ini untuk buatku dipenuhi kesiapan.

Sehingga doa dapat melahirkan semangat dan kemudian buatku bangkit…
Namun ketahuilah, sebelum aku sudah tak lagi mencintaimu, ini darahku mengalir membawa bayang-bayangmu. mengelilingi tubuhku, dan jantungku berdenting demi kau menari-nari di pikiranku…

Ada satu hal yang sampai saat ini membuat aku bangga menjadi aku.
Yaitu, karena aku mampu terima kamu apa adanya…


Aku meminta ampun kepada Tuhan.
Sebab, aku pernah berharap kalau suatu saat ketika angin menghempasku hilang dari daya ingatmu, aku ingin tak pernah lagi menginjak bumi. Sebab hidup jadi terasa bagaikan dinding yang dingin…
Aku harus menjadi paku, kamu yang bagai lukisan, dan cinta itu palunya. Memukul aku, memukul aku, dan memukul aku sampai aku benar-benar menancap kuat…

Pada akhirnya, semoga tidak kamu lagi yang aku lihat sebagai satu-satunya cahaya di dalam pejamku sebelum pulas.

Nggak tau deh, kenapa rasanya baca ini kok jleb nyes banget yah...
Dan, masih banyak yang jleb-nyes lainnya di https://soundcloud.com/zarryhendrik dan kalian akan merasakan apa yang gue rasakan^^


#Muchlove!

@Kania08_
 

Minggu, 14 Juli 2013

[Oneshoot] Karena Kita Berbeda (New Version)



Gadis itu menatap gelas berbahan keramik didepannya. Asap putih diatasnya mulai sedikit berkurang, pertanda minuman panas yang ia pesan tadi mulai menghangat.
Pikirannya melayang, menimbang-nimbang, apakah keputusan yang ia akan eksekusi sesaat lagi merupakan pilihan yang tepat?

“Ra..”

Teguran itu menyadarkannya. Sedikit kikuk gadis itu menyunggingkan seulas senyum kepada pemuda yang membangunkan alam bawah sadarnya.

Ditatapnya pemuda yang mulai menarik kursi dihadapannya dengan teliti. Mencoba kembali menelaah apakah yang akan dilakukannya adalah hal yang tepat?

“Kamu kenapa? Nggak biasanya minta ketemu.”

Naura menggigiti bibir bawahnya dengan gugup.
Sejujurnya, ia pun masih belum mengerti dengan apa yang ia rasakan. Entah mengapa, semua yang dulunya terasa indah kini berubah menjadi sesuatu yang membuatnya dilema.

Naura menetralisir rasa gugupnya dengan menyesap minuman yang mulai terasa hangat, miliknya. Setelah menghembuskan nafas tak kentara, ia berucap. “Ndre, maafin aku, aku..mungkin kita lebih baik 'selesai' sampai disini.” Meski dengan sedikit terbata, Naura mampu menyelesaikan kalimatnya.

Andrean--pemuda tadi, mengernyit tak paham. Apa yang sedang terjadi?

“Maksud kamu?”

Kebiasaan Naura kambuh lagi. Butir-butir keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Yah, ia mulai gugup. Atau mungkin takut? Reaksi yang biasa terjadi ketika dua rasa itu menyelimuti perasaannya.

“Aku, aku ngerasa nggak pantes buat kamu, Ndre. Aku--”

“--kamu ngomong apa sih?! Sejak kapan kamu berpikiran seperti itu? Yang boleh menilai kamu pantes atau nggak buat aku itu, aku!” Potong Andrean sedikit menyentak.

Naura mulai panik. Tangan kanannya bergerak naik mengusap keningnya yang basah.
Ingatannya kembali ke memori beberapa hari yang lalu.
Saat itu...

•••

Naura terdiam kaku karena tatapan mengintimidasi dari seorang gadis cantik yang cukup populer dikampusnya.
Pandangannya tertunduk kebawah. Meski begitu, ia bisa menangkap -melalui ekor matanya- tatapan menelanjangi dari gadis dihadapannya saat ini.

“Kamu nggak buta kan, Ra? Kamu masih punya kaca kan, dirumah?”

Naura bergeming. Pertanyaan bernada sinis, lengkap dengan pandangan mengejek membuatnya tak mampu berucap sepatah katapun.

Naura bukan gadis pemberani, yang dengan mudahnya bisa memberontak. Ia hanya seorang gadis biasa, yang terlalu rendah diri dan mungkin bisa dibilang, ia pun tidak percaya pada dirinya sendiri.

Gadis angkuh itu berdecak. “Denger yah, Naura Alyssa. Kamu, sama Andrean itu seperti matahari dan bintang. Sama-sama berada ditempat yang sama, tapi nggak ditakdirkan untuk muncul disaat yang bersamaan.” Gadis itu terus mengoceh. Bukan tanpa alasan. Ia cukup yakin, meski Naura tampak meringkuk ketakutan, gadis itu tetap memasang telinga demi mendengarkan 'cerita' nya.

“I mean, kalian itu nggak ditakdirkan untuk bersama-sama. Jadi, aku harap secepatnya kamu sudahi hubungan kalian. Karena, ini..” Dengan sedikir membungkuk gadis itu menNdredorkan jari manisnya didepan mata Naura. Dimana sebuah lingkaran dari emas putih bertahtakan sebuah batu--entah intan, permata atau berlian, tersemat disana. Yang mau tak mau, membuat Naura refleks memperhatikannya. “..ini adalah tanda pengikat diantara aku sama Andrean, yang akan segera diresmikan.”

Gadis itu kembali menegakkan tubuhnya. Kemudian -sok sibuk- membenahi baju mahal, dan rambutnya yang -sedikit- berantakan karena tertiup angin. Yah, dengan gayanya yang angkuh.

“Mestinya kamu berterima kasih sama aku, karena aku berbaik hati untuk ngasih warning ke kamu. Ya, aku cuma nggak mau aja, kamu lebih kecewa suatu saat nanti.” Gadis itu menyunggingkan seulas senyum sinis. Sebelum berlalu meninggalkan Naura, ia berpesan. “Oh iya! Aku tunggu kabar putusnya kalian yah, bye!”
•••

Kesepeluh jarinya masih saling bertaut, duduknya mulai gelisah. Gadis itu kehabisan kata untuk menyahuti seruan Andrean.

“Ra..” Ucapan Andrean melembut. Sebelah tangannya bergerak meraih salah satu tangan Naura yang saling bertaut, kemudian menggenggamnya.
“Aku tau ini bukan kamu. Aku sudah cukup mengenal bagaimana pribadi kamu selama ini. Kalau memang ada yang mengganjal dihati dan pikiran kamu, aku selalu siap untuk mendengarkannya.” Andrean berusaha menarik kedua manik Naura untuk menatapnya. Dan usahanya berhasil!

Kegelisahan yang menghiasi kedua bola mata Naura membuatnya yakin, ada sesuatu dibalik semua ini.

“Ndre, aku ini cuma seorang gadis biasa yang bukan berasal dari kalangan berada. Dan aku cukup sadar diri--setelah sekian lama aku dibutakan cintaku sendiri, kalau aku dan kamu itu berbeda, Ndre.”

“Ra--”

“--Aku dan kamu, berbeda.”

Andrean memandang Naura dengan gusar. Mengapa dizaman sekarangpun, hal semacam ini masih menjadi persoalan?

“Dari dulu, semua yang ada dimuka bumi ini diciptakan berbeda. Dan perbedaan itu ada untuk disamakan agar menjadi indah.”

Naura ingin sekali membenarkan semua itu. Namun hati kecilnya menolak. Justru menyuruhnya kembali mengingat pesan dan nasehat sahabat terbaik yang selalu menjadi tempat curahan hatinya. Tania.

•••
“Setahun, dua tahun, atau selama apapun kalian menjalin hubungan, itu nggak menjadi jaminan bahwa kalian memang pasti-selalu bisa melewati semua rintangan yang ada dalam hubungan kalian semudah itu, Ra.”

Naura mengamati gerak gerik Tania. Gadis berambut sebahu itu nampak fokus membuatkan segelas teh hangat untuknya.

“Maksud kamu?”

Masih setia dengan kerjaannya--mengaduk larutan gula dalam gelas teh, Tania menjawab.

“Mungkin ada baiknya, kamu meloloskan ancaman Dea. Bukan sebagai pertanda kamu takut atau patuh sama dia, tapi lebih karena memang yang terbaik adalah melepaskan Andrean.” Tania menNdredorkan teh buatannya kepada Naura.

“Ya, kamu taukan aku--”

“--Ra, aku tau banget. Tapi, apa yang dikatakan Dea ada benarnya. Kamu dan Andrean, diciptakan memang pada bumi yang sama, tapi tidak untuk bersama.” Potong Tania. “Bukan masalah perbedaan status sosial, tapi..” Tania menunjuk dadanya. “Keyakinan yang ada dalam hati kalian.”

Karena tak seharusnya...
Perbedaan menjadi jurang...

“Kenapa kamu berpikir sampai sejauh itu? Aku yang menjalaninya bahkan nggak pernah memikirkan itu.” Ucap Naura pelan. “Jangan, Ya!” Sambungnya kemudian, saat melihat Tania beranjak dari kursinya untuk mematikan radio yang mulai bernyanyi.

Tania menurut, dan kembali pada tempatnya.

“Lantas, apa kamu mau hubungan kalian cuma begini-begini aja? Nggak ada kemajuan. Kamu nggak berniat untuk punya masa depan sama Andrean?”

Bukankah kita, diciptakan untuk dapat saling melengkapi?
Mengapa ini yang terjadi?

“Tapi kenapa perbedaan harus ada sebagai penghalang kalau pada akhirnya, yang berbeda harus merasakan saling cinta?”

Mestinya perbedaan bukan alasan, untuk tak saling memahami..
Harusnya cinta bisa memberi jalan, tuk satukan sebuah harapan..

“Jangan ngebenerin lirik lagu itu!” Tegur Tania saat mendapati Naura yang sepertinya sangat menghayati lirik lagu yang terputar diradio.

“Kenapa? Bukannya bener? Perbedaan bukan alasan. Dan dengan cinta, semua bisa terselesaikan.”

Karena tak seharusnya, perbedaan menjadi jurang..

“Ra, keyakinan nggak bisa ditolerir atas nama cinta kepada manusia. Kamu nggak ngelupain apa yang diajarkan guru agama kita di SMA dulu kan?” Tanya Tania sekedar mengingatkan. Naura mengangguk.
Untuk menjadi isteri yang solehah, sudah tentu dibutuhkan suami yang soleh sebagai imamnya. Jika imam kita bukanlah muslim, lantas apa bisa kita menjadi isteri yang solehah?
Selain itu, tujuan hidup manusia kan surga. Jika disaat status kita adalah seorang anak, surga itu berada dibawah telapak kaki ibu. Maka, ketika berganti status menjadi seorang isteri maka surga itu berada dalam ridho suami.

“Inget, Ra. Cobaan Tuhan bermacam-macam bentuknya. Selain harta, tahta dan wanita, kadang cinta pun termasuk didalamnya. Kamu pilih, cinta kepada Tuhan yang menciptakanmu. Atau cinta kepada makhluk ciptaan Tuhan mu?”

Naura terdiam. Hatinya membenarkan ucapan Tania.
•••

“Ndre, seperti matahari dan bintang. Kita mungkin ditempatkan pada lahan yang sama, tapi kita hadir diwaktu yang berbeda. Karena kita, memang tidak digariskan untuk menghiasi langit disaat yang bersamaan.”

Andrean mengerang frustasi. “Aku nggak ngerti maksud kamu apa.”

Naura mengucap bismillah dalam hati. Berharap apa yang ia ke muka kan sesaat lagi, tidak akan menyakiti siapapun. Baik dirinya sendiri, ataupun Andrean.

“Aku ingin menjadi isteri yang solehah, dan mendapatkan suami yang soleh. Suami yang bisa mengimami aku, dan membawaku menuju surga-Nya. Jika cara kita menyembah-Nya saja sudah berbeda, bagaimana bisa kamu membawaku menjadi hamba yang baik kepada Tuhanku?”

Andrean menatap Naura putus asa. Haruskah kisah cinta yang sekian tahun mereka jalin berakhir disini? Saat ini? Seperti ini?

“Ra..”

Naura mengusap lembut punggung tangan Andrean yang tergeletak pasrah diatas meja. “Carilah dia yang pantas untukmu, dia yang mungkin bukan aku.”

“Ra, please..”

“Sstt.. Karena aku dan kamu, berbeda. Dan memang bukan untuk bersama.” Naura mencoba tersenyum, meski hatinya menahan sakit. Ah, matanya pun sekuat tenaga menahan agar bulir-bulir hangat itu tak menghiasi wajahnya. “Aku pamit, bye!”

---

The End! Okay, maaf kalau cerita ini mengandung sara. I don't mind.
Dan yang pasti, terima kasih untuk Rio sama Ify yang sudah menjadi sumber imajinasi saya dalam berkarya!
FYI, ini cerita awalnya gue tulis pake nama Rio sama Ify lho hihi

INI FIKSI YA! Semoga ada hikmahnya (?)


#muchlove!


@Kania08_


Sabtu, 13 Juli 2013

BLiNK!

Pasca masuknya vokalis NOAH ke dalam jeruji besi, banyak BB dan GB  bermunculan di Indonesia. Bermula dari SM*SH, disusul dengan BB lainnya. Begitupun dengan GB. Bermula dari Cherrybelle, berlanjut ke GB lainnya. Sampai ada pediksi yang menyebutkan kalau tahun itu (saat itu) adalah tahun para BB/GB yang akan merajai pasar musik Indonesia. Diantara banyaknya macam GB yang ada di Indonesia, gue pribadi lebih tertarik dengan, BLINK.
Bukan hanya karena dari dulu gue adalah IFC. Tapi karena menurut sudut pandang gue (inget! sudut pandang orang kan berbeda-beda) BLINK berbeda dari GB kebanyakan, selain kesamaan-kesamaan yang ada pada umumnya di GB Indonesia.

Okay, kapan itu gue sempet streaming di YT. Banyaklah, salah satunya video Blink yang digabungin sama salah satu video GB di Indonesia, yang kebetulan satu tema. Dan, nggak perlu didengerin pake earphone pun, udah ketauan jelas mana yang lebih berkualitas secara tekhnik vocal._.v
Yang bikin...ugh itu adalah ketika gue membaca komentar salah satu viewers yang serius bikin gue kesel plus ngakak!
Okaylah, sangat wajar kalau kita memuji idola kita bahkan sampe dilebih-lebihkan, tapi nggak pake dibandingin bisa kan? Apalagi kalau dibaca, perbandingannya tuh...justru bikin gue (mungkin yang lain pun juga) berpikir, ni orang sebelum komentar ngeliatan ke faktanya nggak sih :/

Pertama, soal akting. Ada anggapan Blink nggak bisa akting? :o
Kita bahas yuk! Semua (khususnya penonton setia SCTV tau) kalau BLINK punya SINETRON yang dibuat sampai dua season (yang mungkin, seandainya nggak ada kasus Eza-Rasti, PAA nggak akan dihentikan). Sinetron, bukan FTV!
Sinetron nggak mungkin  dibikin sampe lebih dari satu season kalau rattingnya nggak bagus :)
On plan, tanggal 17 Blink akan berangkat ke Bali untuk keperluan syuting FTV! yeay!
Secara personality?
Sivia dan Febby masa kecilnya sama-sama sudah bermain sinetron, Febby di 'Si Eneng dan Kaus Kaki Ajaib', dan Sivia di 'Si Momon'.
Pricilla sendiri jebolan Drama Musical Laskar Pelangi, yang mana dalam audisi, selain menyanyi dan menari, akting adalah point terpenting.
Ify? Belum lama ini ia membuat project drama sekolah yang diadaptasi dari Novel, 'Hujan dan Teduh'. Nggak cuman bekerja di belakang layar, Ify juga mendapat peran penting disana.
Bermain drama musical itu jelas lebih susah ketimbang sinetron/ftv. Karena, pertunjukan drama dimainkan secara langsung dihadapan penonton, berbeda dengan sinetron/ftv yang bisa aja mengalami retake berulang-ulang demi kesempurnaan hasil.
Apa itu semua kurang membuktikan bakat BLINK di bidang akting? :o

Ada yang bilang, BLINK itu jagonya lipsynch! :o
FYI, Blink itu bisa dibilang GB yang membudidayakan anti lipsynch. Di performe pertama mereka (waktu itu di Dahsyat, dan masih ada Shillla), mereka nggak lipscynh. Kalaupun dikesempatan lain mereka lipsynch, itu karena permintaan pihak penyelenggara acara. Tapi, disetiap talkshow, perhatiin deh, mereka nggak pernah lipsynch.

Suaranya standar? :o
Sivia dan Ify itu selain jebolan ajang pencarian berbakat anak yang paling bergengsi jaman itu, mereka juga murid di sekolah vocal terkenal di Indonesia. Ketika mengikuti ICIL pun, setiap performenya mereka mendapatkan komentar dari juri yang ahli dalam vokal, seperti Duta Sheila On 7 misalnya. Kalau kata kalian suara mereka standar, apa itu artinya pengetahuan kalian mengenai olah vokal melebihi Duta Sheila On 7? :o
Selain itu, Ify dan Sivia pernah performe di luar negri. Ify sendiri, (bisa dibilang) rajin mengisi acara Java Jazz sebelum bersama BLINK.Dan penyanyi Jazz sekelas Tompi pun  mengakui kualitas vokal Ify.
Pricilla? Dia juga pernah keluar negri bersama kelompok vokalnya dulu. Dan seperti yang gue bilang tadi, Pricilla merupakan jebolan Drama Musical Laskar Pelangi, yang mengutamakan 3 point. Akting, singing, dan dancing. Yang mengaudisi juga musisi seperti Erwin Gutawa. Apa masih perlu diragukan bagaimana hasilnya?
Dan Febby, kecilnya juga pernah ikut les vocal. Jadi, jelaslah dia mengerti dasar-dasar vocal.

Dancenya kaku?
Hemm..nggak bisa dipungkiri, diawal mungkin dance mereka agak kaku tapi makin kesini makin bagus. Yang terpenting, mereka memang sebenarnya lebih mengutamakan vokal daripada dance, karena kata mereka 'untuk everlasting yang kami jual adalah suara'. Tapi, mau dibilang kaku atau apapun itu, yang terpenting mereka bisa mendapatkan suara yang stabil ketika menyanyi sambil menari. Dibanding yang dancenya energik tapi mulut cuma cuap-cuap alias lipsynch doang, gue yang lebih menilai kualitas jelas tetap memilih BLINK^^


Selain itu, kenapa gue lebih 'menatap' BLINK sebagai GB Indonesia yang berkualitas karena mereka juga jago bermain alat musik. Nggak jarang mereka juga tampil acoustican. Dan Ify, salah satu membernya ikut andil dalam pembuatan album pertama BLINK, yakni sebagi pencipta dua dari beberapa lagu yang ada disana. Dan dua-duanya booming (y)
FYI, Ify nggak cuma jago merangkai nada melalu jemarinya diatas tuts-tuts hitam putih, tapi juga memetik gitar dan yang terbaru menggebuk drum! Kerenkan? Dan, selain itu dia juga bisa memainkan alat musik daerah bernama taganing. Gue rasa, masih ada diantara kalian yang belum tau apa itu taganing. Googling yuk! :p

Mungkin, dari segi popularitas, BLINK masih kalah dari beberapa GB lain. Tapi di mata gue (sekali lagi, inget! sudut pandang orang berbeda-beda) kualitas mereka melebihi GB kebanyakan. Karena diusia mereka yang masih belia, mereka sudah memiliki segudang talenta, dan hebatnya masih bisa berprestasi di sekolah!
Bukti kecil kalau BLINK berkualitas adalah, dalam acara Konser Musik HARMONI SCTV, BLINK adalah satu-satunya GB yang pernah tampil disana. Dan catat! NO LIPSYNCH!
Dan, di konser musisi besar Indonesia, Melly Goeslaw, lagi-lagi BLINK mendapat kesempatan menjadi bintang tamu. Tau sendirikan, konser musik yang sesungguhnya adalah konser musik para musisi Indonesia yang bisa dibilang sudah legend, karena dalam konsernya mereka sangat memperhatikan detail acara. Salah satunya, soal live perform. Musisi legend Indonesia yang mana, yang pernah lipsynch di konsernya? Nggak ada kan. Karena ya menurut gue, memang semestinya, yang namanya konser musik itu harus bebas dari yang namanya lipsynch. Lagian, apa gunanya GR, cek sound, atau pemusik dibelakang mereka kalau yang mereka suguhkan hanya lipsynch?

Sebagaimana artis yang besar karena sensasi, bukan prestasi. Di mana ketenaran mereka hanya sebatas besarnya antusiasme masyarakat terhadap sensasi tersebut. Eksis karena kualiatas jelas lebih baik daripada popularitas. Karena, kalau popularitas itu luntur sedangkan kita nggak punya kualitas, apalagi yang mau diandalkan?


Finally, gue cuma mau bilang buat kalian yang membenci BLINK dengan alasan yang teramat sangat nggak logis, menganggap remeh BLINK, mending berkaca pada diri sendiri. Apa kalian melebih BLINK? atau minimal, menyamai dua dari sekian hal talent yang dmiliki BLINK? :p



#muchlove

@Kania08_

Jumat, 05 Juli 2013

No Matter What Happen, Rify Selalu Di Hati! :p

Aufhhhh, capek deh. Gue itu mengagumi Rio, gue juga mengagumi Ify. Semua orang kenal gue sebagai Rise dan IFc. Tapi gue nggak ngerti, kenapa menjadi Rise saat ini terasa sulit, beda, nggak seperti dulu.
Gue emang bukan Rise resmi, yang terdata dalam pembukuan admin Rise per daerah. Gue cuman Rise berdasarkan ucapan mereka-mereka yang tau kalau gue sangat mengagumi--dan menyayangi Rio.

Hem, akhir-akhir ini sepertinya Tuhan menurunkan 'masalah' dalam cerita yang berbeda-beda ke beberapa community. Seperti Rise dan RFM, misalnya.
Nggak perlu dijabarkan apa dan bagaimananya lah ya, intinya...gue nggak suka sama keadaan yang seperti ini.
Nggak tau apa yang menyebabkan keributan ini sebenernya, tapi..sebagai RFM, meskipun gue Rise gue juga nggak suka kalau dalam keributan yang Ify bahkan nggak tau, buta banget sama RFM justru dikait-kaitkan.

Kadang gue mikir, dengan menjadi RFM itu udah lebih dari cukup. Karena toh, RFM mencakup dua community (Rise dan IFc) yang digabung menjadi satu. RFM adalah tempat buat mereka-mereka yang..menyukai Rio dan Ify, kan?
Tapi gue nggak bisa ngelepas title kebanggaan gue sebagai IFc, yang nggak cuman baru setahun-dua tahun ada dalam diri gue.
Cabut dari Rise? Umh, kebetulan gue emang nggak ada dalam data Rise daerah. Tapi gue sayang Rio, dimata Rio semua orang yang sayang sama dia adalah Rise. Gue juga mikirnya gitu sih hehee

Ah, keributan ini...ya gue nggak taulah ya, intinya gue menyayangi Rio dan Ify dengan cara gue. Yang, ya mungkin gue nggak bisa seperti Rise-IFc lain yang dengan mudahnya ngintilin Rio-Ify. Gue menyayangi mereka dalam doa yang selalu terselip nama mereka (mungkin terdengar berlebihan tapi gue serius!). Yah, mungkin mereka nggak pernah ngeliat wujud gue, hanya bisa meraba kalau ada satu fans dari ribuan fans (dari jauh) mereka yang punya keinginan bisa ketemu mereka seperti gue, tapi buat gue itu bukan suatu hal yang perlu dibesar-besarkan.
Alhamdulillah, selama ini gue masih bisa tersenyum bahagia (meski ada terselip rasa iri, yakan wajar._.) ngeliat mereka yang bisa berhave fun ria dengan Rio dan Ify.

Sikap Rio dan Ify yang gue tangkep selama ini, udah cukup menjadi penjelas betapa mereka memang menyayangi dan menghargai 'kami', dengan cara mereka yang 'berbeda'.
Ify yang kata orang cuek, tapi buat gue..dia seperti punya radar untuk kami IFc. Yang entah bagaimana caranya, selalu menjadi moodboster disaat kami mulai nggak terkontrol. Merubah suasana yang terasa 'panas' menjadi lebih...tenang.
Rio yang blak-blakan, ngefollback/bales mention tanpa hashtag open follback/open mention. Dia yang (kata beberapa orang, nggak suka dengan couple ataupun sejenisnya) tapi masih ramah, baik, dan inget banget kalau gue bukan cuman Rise tapi juga RFM. Dan tetap bersikap seperti biasanya aja meskipun gue RFM (yang kadang iseng pake dp RiFy._.) padahal kata orang-orang tertentu, dia nggak suka Ify, ataupun dicouple-couplein hehehee :')

Mengutip salah satu tweet dari orang terdekat Rio, yang intinya : kalau punya dua idola harus adil membagi rasa, sama rata. 50:50, bukan 55:45.
Begitu juga cara gue memandang sifat Rio-Ify yang berbeda.
Karena gue sayang sama mereka berdua, buat gue nggak ada alasan untuk membanding-bandingkan, menganggap yang satu lebih begini, yang satu lebih begitu.
Please lah, Rio-Ify itu dua sosok yang berbeda. Nama beda, jenis kelamin beda, agama beda, eh..okay gue melenceng.
Ya intinya, dalam menjalani hidup, berbagi kasih sayang, cara memandang suatu masalah, termasuk menghadapi para fans, juga berbeda.
Buat gue, Rio-Ify lebih dengan caranya masing-masing, dan memiliki kekurangan yang juga berbeda.
Gue nggak mau terlalu mendewakan mereka lah, karena gue juga tau, Allah lebih diatas segala-galanya. Gue juga punya ortu, punya keluarga, punya saudara. Tapi, yang nggak berubah, mereka berdua tetaplah seseorang yang memotivasi, dan menginspirasi buat gue.
Secara nggak langsung, mereka berdua adalah faktor pendorong semangat saat gue menulis. Segala yang terjadi dalam hidup mereka menjadi cerita yang menginspirasi buat gue. Ify dengan segudang prestasinya. Rio yang bener-bener berbeda dalam memperlakukan fansnya, dimata gue..istimewa. Pernah gue jabarkan, kan..gimana Rio bener-bener bisa menyatu dengan fansnya?

Mmhh, pokoknya, resmi atau nggaknya gue sebagai Rise-IFc, penah ketemu atau nggaknya gue sama Rio-Ify, gue menyayangi (dan semoga akan selalu menyayangi) mereka dengan cara gue sendiri.
Nggak perduli dengan mereka yang under estimate sama RFM, gue akan tetap berbangga hati menjadi seseorang yang menulis cerita dengan tokoh RiFy :p
Sabodolah sama kalian yang meremehkan RFM, yang nggak suka couple RiFy. Buat gue, RiFy udah berjaya banget dihati dan otak gue. Karena selain moodboster, mereka memang sumber inspirasi buat gue!

Last one.
Simple sih. Kita semua nggak pernah mau ada masalah. Tapi...ingetkan? Tuhan mungkin nggak selalu mengabulkan apa yang kita mau, tapi Tuhan pasti memberikan apa yang kita butuhkan!
Disaat kita nggak meminta suatu masalah ada dalam hidup kita, tapi justru Tuhan menurunkannya, itu karena Tuhan tau, yang kita butuhkan adalah masalah, agar kita bisa menjadi sosok yang lebih dewasa ☺


no matter what happen, I'm still rifymaniacs.  We're still together, dare to be rise gais!


Lovee!

@Kania08_