A homepage subtitle here And an awesome description here!

Selasa, 28 Agustus 2012


Kisah Tak Sampai (short story)

Menemukan dirimu adalah,
karunia kehidupan terindah.
Saat jiwa hilang dan terluka,
kau hadir tenangkan resah jiwa..
***

Pernah mendengar kalimat 'aku patah hati' atau semacamnya, kan? Dan itu kini lantang ku ucapkan. Okay, entah ini lebih ke arah patah hati atau sakit hati. Tapi bagiku keduanya sama saja. Sama-sama membawa pengaruh buruk pada kehidupanku, yang semula cerah berwarna menjadi suram tanpa cahaya. Kalimat yang terlalu hiperbolis memang, but that's fact!
Patah atau sakit hati disebabkan karena kita kehilangan seseorang, kan? Entah dengan alasan terpaksa atau memang keadaan yang membuat kita harus kehilangan--takdir. Yah, apalah namanya yang jelas semuanya berujung pada hilangnya seseorang yang sebelumnya pernah menempati ruang terpenting disudut lain hati kita.
Aku merasakannya. Bertahun-tahun mencintai dalam diam, bertahun-tahun bertahan dalam kemunafikan, hingga berujung pada penyesalan.

Cerita tinggal cerita. Berusaha meraihnya hanya menjadi suatu yang sia-sia. Hingga, seiring dengan berjalannya waktu, aku mulai terbiasa melewati hari tanpa nya.
Ugh, tidak juga sih sebenarnya. Ada waktu dimana aku kembali teringat tentang dia yang pernah -atau mungkin masih?- aku cintai. Sampai suatu ketika, entah Tuhan menjawab doaku atau...yang jelas seseorang hadir dihidupku, membawa satu warna baru dan membuatku sedikit melupakan tentangnya.

Ting!

Sebuah tanda pesan masuk di acc Yahoo Mesengger milikku, membuat aku buru-buru mengklik icon minimize untuk sebuah mword yang sedang ku buka.
Dari dia rupanya.

Bubble_boy : hehh! Apa kabar?! Lama nggak muncul, kangen deh.

Aku tersenyum samar. Memang, setelah 'vakum' beberapa hari-dengan menonaktifkan ponsel dan tidak menjamah satu pun account pribadiku di berbagai social network, ini adalah kali pertama aku kembali login ke Y!M.

Bubble_girl : ahaha *lol* gombal, mas?

Bubble_boy : serius mbak-_- vakum lagi? Kenapa? Keinget ama yang dulu lagi yah?


Binggo! Kenapa dia selalu bisa menebak keadaan hatiku sih?

Bubble_girl : masa lalu~ eh! Uname gue udah ganti dong :p

Aku membalas tanpa minat untuk pertanyaannya. Maka dari itu, sebisa mungkin aku mengalihkan pembicaraan.

Bubble_boy : dihh..nyama-nyamain aja. Naksir yah?

Pd? Ah! Dia memang selalu seperti itu.

Bubble_girl : kalau iya kenapa? *wink*

Bubble_boy : ya udah kita jadian.


Sial! Terkadang aku merasa...err seperti ada ketertarikan terhadap dirinya, karena..dia memang sangat perhatian kepadaku. Tapi di lain waktu..aku tak habis pikir, bagaimana bisa aku menyukai pria ini? Baca sendiri, bagaimana dia memberikan balasan? Singkat, seadanya dan tanpa emotion.
Aku selalu bingung dibuatnya, serius? Atau hanya sekedar bercanda?
Hingga pada akhirnya, aku memilih untuk menganggap itu semua hanya sekedar sebuah lelucon, meski hati kecilku berharap, that's so serious!

“Ni anak masih..aja hobby ngegodain gue.“ Gerutuku dengan jari-jari yang mulai menari-nari diatas keyboard mac book dihadapanku.

Bubble_girl : serius? Emang loe mau sama gue?

Bubble_boy : iya! Daripada jomblo?


Sial! Lagi-lagi balasannya membuatku gondok. Tapi jujur, aku sangat menikmati saat-saat chatting bersamanya. Membuatku lupa kalau hari-hari sebelumnya aku masih sempat memimpikan sesosok pria di masa laluku.

Menemukan dirimu adalah,
karunia kehidupan termegah.
Setiap detik waktu yang berlalu,
harum semerbak dengan namamu..
***


“Loe belum pernah ketemu sama dia, tapi udah segitu jatuh cintanya. Aneh.“

Aku hanya mendengarkan ucapan sahabatku dengan malas. Ya, memang sih, aku belum pernah bertemu dengan si 'bubble_boy' ini, mengingat jarak yang memisahkan kami teramat jauh. Tapi, bukankah cinta itu buta? Banyak hal yang menjadi 'buram' jika cinta telah berbicara. Seperti masalah aku yang belum pernah bertatap muka dengannya mungkin?

“Makanya, loe doain gue semoga one day, gue bisa ketemu sama dia.“ Ucapku penuh harap.

Sahabatku menggeram, “I wish!“ Serunya. Aku tertawa saja. “Honest, gue bosen banget dengerin cerita loe tentang si 'bubble_boy' itu. Loe cuman sekedar tau nama--okay, loe pernah liat fotonya, tapi..foto bisa berbohong kan?“

“Dan dia nggak mungkin bohong. I believe.“

Lagi-lagi sahabatku menggeram, sepertinya mulai kesal. “Okay, okay, forget that. Setiap waktu gue ketemu sama loe, loe selalu ngebahas dia yang sorry to say, buat gue masih terlalu maya? Nggak jelas? Abstrak--“

BUK!

“--sial! Loe pikir dia lukisan?!“ Potongku setelah melayangkan satu 'kepala sapi' yang mendarat tepat menabrak keningnya. Ia hanya memutar kedua bola matanya, membuatku terkikik geli melihatnya

Meski aku jauh
Tak bisa menyentuhmu
Bayangan tentangmu hapus segala dukaku

Bubble_boy : woy! Ngilang lagi! Kemana aja 2 hari ini? Gue kok kangen yah sama loe?
Aku tersenyum geli membaca pesannya.
Well, dua hari kemarin aku disibukkan dengan aktifitas berlibur bersama keluarga. Handphone ku yang tanpa direncanakan tertinggal di rumah membuatku kehilangan alat untuk mengaktifkan Y!M-ku. Sedangkan mac book? Ugh, aku bukanlah seseorang yang hobby kerepotan karena menenteng computer jinjing itu kemana-mana.

Bubble_girl : ke hatimu *embarrassed*

Bubble_boy : serius? Gue kangen tau sama loe.


Can I fly? Can I?
Kenapa sih, pria satu ini selalu bisa membuatku melayang? Padahal kalimat yang ia gunakan nyaris sederhana dan..err tanpa emotnya itu loh, semakin menimbulkan kesan bahwa dia mungkin hanya sekedar berbasa-basi.

Bubble_girl : gombal! :p

Bubble_boy : serius! Penyakit loe kambuh lagi yah? Sebenernya loe sakit apasih? Kok sama gue pake rahasia-rahasiaan segala


Aku terdiam. Ini hal yang paling ku hindarkan. Aku tidak pernah suka jika ada orang yang membahas tentang penyakitku.

Bubble_girl : ahh, udahlah. Gue collaps itu udah biasa

Bubble_boy : ya loe sakit apa? Makanya istirahat biar nggak kambuh-kambuh lagi.


Duhhh..perhatian banget sih kamu~
Andai saja dia ada dihadapanku saat ini, mungkin kedua pipinya telah habis ku cubiti dengan gemas.

Bubble_girl : forget it. I won't talking about that. Okay?

Aku membalas dengan enggan.
Ayolah, aku memang tidak akan menutupi jika ada yang bertanya apakah aku 'sakit' atau tidak. Tapi aku sangat tidak ingin orang-orang mengetahui lebih jelas soal penyakitku.

1 menit..
5 menit..

Tak ada balasan, hanya satu keterangan kalau ia telah log-out dari account nya. Marah?
••

Ku coret-coret satu lembar diary ku dengan asal. Di sampingku, sahabat yang selalu setia menemaniku kembali berceloteh ria.

“Come on, girl! Don't be sad, okay? Dia mungkin cuman nggak terima karena loe main rahasia-rahasian sama dia.“

“Tapi, gue kan cuman ngerasa soal penyakit gue itu nggak penting untuk diumbar. Penyakit itu bukan hal bagus yang pantes gue pamerin ke orang-orang. Gue nggak mau ngeremehin penyakit gue dengan sharing ke orang-orang, dan ngebuat mereka jadi simpatik ke gue.“

Sahabatku menghela napas. Ia mengambil tempat disisi kananku, tangannya bergerak halus menyusuri pundakku.

“Nggak semua orang punya pikiran sama kayak loe.“ Dia menepuk pundakku berkali-kali. “Eh, jangan lupa sama jadwal loe hari ini. Ayo! Gue temenin.“

Aku bangkit dengan malas, “gue males loh ngelakuin ini, kalau bukan karena loe mungkin gue lebih milih diem di kamar.“ Jawabku jujur, sambil mengumpulkan rambut panjangku menjadi satu dalam ikatan.

Sahabatku mendelik kesal, kemudian melemparkan segumpal tissue ditangannya. “Hussttt! Nggak boleh ngomong gitu, ini demi loe juga, tau?!“ Sahutnya galak.

Aku mengerucutkan bibir. “Ya, tapi kan percuma juga, paling nanti gue--“

“--please jangan ngomong kayak gitu lagi, everything gonna be okay, itu kan yang selalu loe bilang?“

Aku merasa bersalah mendengar penuturan sahabatku ini. Selama ini, satu-satunya kasih sayang yang tulus hanya ku peroleh darinya.

“Tapi ini kasusnya beda. Loe tau semuanya tanpa terkecuali kan?“ Ucapku dengan senyuman miris.

Sahabatku kembali menghampiriku. Di genggamnya kedua pundakku dengan erat. “Denger, segala sesuatunya digariskan oleh Tuhan, bukan manusia! Dan segala sesuatunya mungkin emang bisa diprediksi oleh manusia, tapi tetep Tuhan sebagai penentunya!“ Ucapnya tegas, matanya yang mulai berkaca-kaca kembali membuatku menelan ludah. Maafkan aku kawan..

Aku menunduk. “Sorry..“

Sahabatku menggeleng lemah. Diusapnya setitik air mata yang bermuara disudut matanya. “Nope, loe tau kan? Loe punya gue, apapun yang terjadi berbagi sama gue, karena gue selalu ada buat loe.“

“Sekalipun tentang my bubble boy?“ Godaku, mencairkan ketegangan.

Sahabatku melengos. “Pengecualian buat dia.“

Aku tertawa kecil, kemudian merangkul bahunya dan mulai mengikuti langkahnya yang akan membawaku menuju tempat yang...ugh I hate say it!


Cinta engkau hadir
Cinta engkau dekat
Cinta memaksaku
Hadirkan sgala tentangmu dihatiku

“Gue mau buat pengakuan ah~“ celetukku tiba-tiba.

Sahabatku yang sedari tadi sibuk memeriksa botol-botol obat yang baru kami tebus menghentikan langkahnya.

“Pengakuan apa? Pengakuan dosa?“ Tanya nya dengan alis terangkat.

Sial! Memangnya aku se-ber-dosa itu apa?

“Bukanlah! Tapi pengakuan tentang isi hati gue.“

Kali ini sahabatku tidak hanya menghentikan langkahnya, tapi juga berbalik menatapku tajam. “Jangan gila deh! Loe belum pernah ketemu dia, masa udah mau bilang cinta?“

“Aduh, my honey, my sweety-ku..“ Aku menghembuskan napas perlahan, “..nunggu ketemu dia dulu kelamaan, gue takut..ngga sempet.“

“Nggak sempet gimana maksud loe?“ Tanya nya dengan mata memicing.

Aku gelagapan.
Duh..sepertinya aku salah bicara.

“Ya, ya, I mean..mana tau nanti dia duluan jadian sama orang lain, ya, gue nggak mungkin nyatain cinta disaat dia udah ada yang punya kan?“

Sahabatku menghembuskan napas tak kentara. “Okay, pikiran dulu baik-baik. Loe harus nge-make sure hati loe sebelum bertindak, termasuk nyatain cinta. Kalau loe udah yakin, ya silahkan beraksi.“ Ucapnya sembari menepuk pundakku.

Aku menyeringai lebar. Dan entah kenapa, tiba-tiba saja aku ingin menciumnya..ahaha
Finally, mendaratlah sebuah kecupan di pipi kanannya, yang disambut dengan pekikan keras olehnya. Ahaha..you're so cute my bestiest..
***

Subject : I miss you
From : bubble_boy@yahoo.co.id
To : callme_myname@yahoo.co.id

Dear my bubble girl,
Hi! Apa kabar? Loe kamana aja sih? Kok Y!M-nya nggak aktif-aktif? Loe collaps lagi yah? Jangan bikin gue penasaran dong, gue khawatir banget nih sama loe ☹

Aku tersenyum kecil membaca sepotong e-mail darinya. Lagi-lagi kalimat pembukanya membuat ku melayang. My bubble girl? 'My' itu lebih merujuk pada ke-pemilik-kan, kan? Selain itu ada sebuah emotion disana, sad?


Sialnya, gue nggak punya nomer handphone loe-_- share dong ke gue. Bales e-mail gue yah? Gue bener-bener berharap loe baik-baik aja.

I miss you..

Cheers!


Your bubble boy


Aku kembali tertawa lirih, pusing yang ku rasakan membuat gerakan jemariku yang berniat membalas e-mailnya terhenti.

'Please, jangan sekarang.'

Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Mensugesti diriku sendiri, bahwa sakit itu tidak ada. Yah, aku baik-baik saja.
Ketika mulai merasa nyaman, aku kembali menggerakan jemariku.

Subject :
From : callme_myname@yahoo.co.id
To : bubble_boy@yahoo.co id

Aku sengaja mengosongkan kolom subject karena masih belum menemukan kalimat yang tepat untuk ku letakkan disana.

Dear my bubble boy,
Hi! Gue baik-baik aja nih. Loe sendiri gimana? Err..emang collaps lagi sih, makanya nggak online, tapi sekarang..gue sehat kok :D
Cie yang khawatir, gue lebih khawatir lagi sama loe. Takut loe ngelupain gue..hihii

Lagi!
Sakit itu kembali menyerbu kepalaku. Entah bagaimana, seluruh pergerakan jemariku kembali melemah. Tapi aku belum menyelesaikan balasanku, dan harus menyelesaikannya.

Gue mau ngebuat suatu pengakuan sama loe. Boleh? Boleh dong! Nggak ada yang berhak untuk ngelarang gue, ya kan? :p
Sebenernya gue

Tes!
Setetes cairan kental berwarna merah mendarat di keyboard mac book ku, membuat tombol B disana menjadi kotor.
Aku menyeka hidungku dengan kasar, dan berniat melanjutkan balasanku

gue suka sama loe. Atau mungkin sayang?

Dan kali ini, aku benar-benar merasa tidak sanggup. Darah itu terus keluar dari hidungku, dan sakit itu kian menusuk-nusuk kepalaku.
Sedikit lagi ya Tuhan..
Pandanganku memburam dan dengan dipaksakan aku menggerakan ke sepuluh jariku, untuk mengetik serangkai kalimat..

I love you, my bubble boy..
----

Epilog..


Pria itu hanya termenung didepan layar computernya. Status Y!M-nya selalu online beberapa hari ini. Berkali-kali ia bolak-balik untuk memeriksa e-mail masuk yang mungkin saja ada.
Dua bulan sudah, ia mengirim e-mail itu. Dua bulan sudah, ia menantikan balasannya. Dua bulan penantian ini, namun tak ada hasilnya.

“What happens with you? You make me so scared, girl..“

Ia membuka sebuah folder berjudul 'my bubble girl'.
Banyak foto dengan berbagai macam ekspresi disana, foto siapa lagi kalau bukan si 'bubble_girl' yang telah menjadi teman setianya di dunia maya--yang berhasil ia dapatkan dengan mengubek-ubek koleksi foto di acc facebook si gadis bubble tersebut. Seseorang yang belum diketahui wujud pastinya, namun tanpa bisa disangkal telah membuatnya jatuh cinta.

Ia menghela napas. Kemudian kembali memasukkan ID e-mail beserta passwordnya. Dan..sebuah e-mail baru telah menanti untuk dibuka.
Dengan tak sabar ia mengklikk cepat new e-mail yang ada disana.

Subject : tentang bubble_girl
From : freaky_girl@yahoo.co.id
To : bubble_boy@yahoo.co.id


Hi! bubble boy..
Gue nggak tau nama asli loe siapa, tapi gue cukup tau banyak tentang loe. Mungkin loe heran tapi biar gampang gue kasih tau, gue sahabatnya bubble girl loe itu.
Ada satu hal yang pengen gue kasih tau sama loe. Ralat, dua hal. Pertama, jujur gue berat buat ngasih tau ini, tapi gue harus bilang kalau..bubble girl udah nggak ada. Loe ngerti maksud gue kan?
Gue harap loe juga bisa nebak apa penyebabnya. Gue nggak bisa ngasih tau detailnya karena, loe pasti tau seperti apa bubble girl loe itu. Dia nggak suka kalau orang jadi simpatik sama dia karena penyakitnya.

Btw, hal kedua yang pengen gue kasih tau adalah.. Di bawah ada capture-an balasan e-mail dari bubble girl loe itu, itu sebuah pengakuan dia juga sebenernya. Sebelum dia bener-bener pergi, dia sempet nulis balasan itu tapi sayang dia nggak sempat ngirim.


Salam,

SA.


Pemuda itu segera memperbesar--dengan pilihan zoom, sebuah gambar yang ada bersama e-mail tersebut.
Matanya bergerak cepat membaca balasan e-mail yang terdapat dalam gambar capture itu. Satu kalimat yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Satu kalimat yang membuat darahnya berdesir hebat.

I love you, my bubble boy..
Tanpa sadar setetes airmata jatuh membasahi pipinya. Menjadi bentuk nyata bahwa ia tersanjung akan kalimat itu. Menjadi bukti bahwa ia, juga memiki rasa yang sama terhadap gadis tersebut.

I love you too, my bubble girl..

Dan akhirnya, kalimat itu hanya bisa ia telan bersama rasa penyesalan didalam hatinya..


• FIN •

title song : Menemukanmu
artist : Opick

Inspirasi dari hati yang galau. Maaf kalau gaje yah teman.. Maaf kalau kalimatnya berantakan dan ceritanya..aneh?
Itu ID yg ada disana semuanya hoax, karangan, imajinasi penulis aja.
Yah, begitulah. Saran dan kritiknya ditunggu!

Cheers!


@sugargirl08

Senin, 20 Agustus 2012

OMG- BLINK Indonesia




Wawww! diusia Blink yang masih terbilang muda, mereka hebat banget deh udah punya banyak lagu! semua eassy listenig dan remaja banget! Setelah single sebelumnya yang berjudul Blinkin--yang nggak lain adalah buah tangan salah satu member yang sering deisebut sebagai leader mereka, IFY! sekarang mereka mengeluarkan single terbaru yang berjudul OMG alias Oh My God. Masih seputar jatuh cinta nih, ada yang lagi kasmaran? lagunya cocok banget nih :D


Jumat, 17 Agustus 2012


Rabu, 15 Agustus 2012

Salamu 'alaik by BLINK (single religi)




Hello everybodyyy!!!
saya mau berbagi link mp3 religi terbaru dari BLINK Indonesia! Hebat yah, di awal kemunculan mereka udah ikut berpartisipasi meramaikan pasar musik religi Indonesia yang udah kayak jadi ciri khasnya penyanyi Indonesia di bulan ramadhan :)
mungkini ini agak telat, tapi daripada nggak sama sekali? hihiii

link mp3 : http://www.4shared.com/mp3/ZIRIcLb4/Salamun_Alaik_BLINK.html


Senin, 13 Agustus 2012

Just share (tentang Idola Cilik)

Kenapa pada labil?

Zaman IC nggak ada kabarnya, semua pada ngarep pengen diadain lagi. Sampe demo ke RCTI dengan mention ke officialnya RCTI. Tapi giliran bakal diadain--nggak mungkin batalkan, secara Gabriel dkk udah tapping buat promo IC 4, malah pada ngomong begini begitu.
Terkesan nggak setuju meskipun mungkin bukan maksud kalian seperti itu. Tapi kalau diteliti statementnya menjurus ke penolakan.
Kenapa? Ada yang bilang (kasarnya) takut nggak bisa setia sama idola yang lama. Takut ada couple baru yang lebih 'wah' dibanding favorite couple yang sekarang, dan lain sebagainya.
Simple sih, kalau kalian nggak sekedar mengagumi idola kalian, tapi lebih ke sayang banget sama mereka, nggak perlu takut nggak bakal ngidolain mereka lagi.

Gue pribadi sih nggak takut bakal 'meninggalkan' idola gue yang lama karena kecantol sama yang baru. Buktinya, gue masih dan tetap tergila-gila sama Ify! Udah berapa zaman tuh? Sampe ke IC 3 satu-satunya finalis idola cilik CEWEK yang gue kagumin, sayang dan bikin gue ngerasa bener-bener pengen seperti dia (yang multitelent abis! Dan pantas jadi panutan karena dia nggak cuma fokus ke dunia tapi juga akhiratnya) ya cuman IFY!
Dan, sekarang gue jadi inget sama alasan Ify mengenai fansclub--dalam hal ini IFc, yang pernah gue bahas sama Trisil.
Intinya, ya IFc terlihat nggak seperti fansclub kebanyakan (yang diurus dengan luar biasa, sampe dibentuk menjadi berbagai macam bagian) karena Ify cuman meminta ketulusan orang-orang. Suka, silahkan bertahan, nggak suka? Silahkan tinggalkan. Ify nggak akan menahan siapa pun yang -seandainya, sebelumnya IFc- ingin menjadi ex-IFc.
Ify pernah nolak pengadaan MnG Ify (bukan Blink yah tapi Ify pribadi) karena dia bilang “sayang uangnya (karena budgetnya pasti nggak murahkan?) kalau cuman buat begituan“ ya karena emang kalau dipikir dengan status Ify yang udah menjadi bagian dari GB besar, nemuin dia bisa dimana aja. Lokasi syuting atau tempat-tempat dia manggung.
Ada lagi (ini tau dari Trisil) nih, Ify pernah bilang kurang lebih “yang kayak gini (soal fansclub) paling sifatnya cuman sementara, ntar kalau udah nggak tenar lagi pada ninggalin.“ Aduhh..susah deh ngejabarinnya, ya kurang lebih kayak gitu, intinya Ify nggak terlalu juga yang sebegitunya sama Ifc karena memang buat dia yang penting ketulusan. Dia sayang banget sama semua orang-orang yang mendukung dia, nggak perduli mereka IFc, BS atau bukan keduanya. Apalagi sama IFc, pasti sayang banget dong! Jadi dikemudian hari dia nggak akan kecewa/sakit hati kalau ada yang berpaling dari dia (dari sini gue menyimpulkan, Ify itu sosok yang realistis)
Makin jelas kan kedewasaan Ify? Dia berpikir jauh ke depan, termasuk soal fans/fansclub. And now, ada pengakuan tentang 'ketakutan' dari beberapa orang yang kayaknya kok ini udah jadi prediksi Ify? Ahaha

Okay, forget it. Kita nggak bisa menyalahkan pihak RCTI juga kalau pada akhirnya ada yang melambung, tetap, atau bahkan menghilang tanpa bekas selepas ajang pencarian bakat Idola Cilik. Kalau mau berpikir lebih dewasa, RCTI dan Idola cilik sebenarnya cuman menjadi sarana/wadah untuk membantu mereka-mereka yang berbakat, menyalurkan dan mengembangkan bakat mereka, kedepannya untuk menjadi 'seseorang' ya itu tergantung mereka sendiri bagaimana meraihnya. Mengikuti Idola Cilik, sampai dengan menjadi finalis atau bahkan the winner of Idola Cilik bukan berarti masa depan cerah kalian di tanggung sama Idola Cilik dan RCTI kan?

Soal kemungkinan adanya rekayasa polling/penentu pemenang, bukannya udah dari dulu? Bahkan bukan cuman dari zaman IC 1 tapi juga Indonesian Idol, gue inget banget kasusnya Ikhsan Idol yang dianggap nggak pantes jadi pemenang, tapi dimenangkan karena dia berasal dari keluarga menengah ke bawah. Soal itu cuman pihak penyelenggara acara dan Tuhan yang tau. Tapi rekayasa apapun yang dibuat, tetap segala yang terjadi nantinya atas kehendak Tuhan kan?
Nih, kayak permasalahan pemenang-pemenang IC yang kata kebanyakan orang lebih pantes jadi runner up. Ugh, toh yang terjadi runner up lebih dikenal dibanding winner nya kan? Senggaknya banyak job lah, meskipun itu off air. Jam terbang mereka juga sesibuk/malah ada yang lebih sibuk dibandingkan winnernya kan?
Angel, Kiki. Kiki menang, Angel 'kalah'. Tapi secara prestasi, Angel jauh di depan. Dia nggak cuman pernah show/ngisi acara di Indonesia, tapi juga luar negri kayak pas natal taun kemaren dia sampe ke Yerussalem (bener ga nih tulisannya-_-v). Dia udah punya single, dan lagu kedua segera menyusul. Ify, Sivia, Zahra, Shilla yang nggak masuk 3 besar pun udah sukses dengan karier mereka masing-masing kan? Jadi mau rekayasa macam apapun yang terjadi toh Tuhan nggak pernah tidur dan akan menunjukkan kebesaran-Nya cepat atau lambat kan?

Well, gue ngerti sih, banyak orang -termasuk gue- yang kasian sama Siti Idola Cilik 1, yang kabarnya jadi pengamen lagi. Tapi nggak cuman dia yang gue pikirin gimana nasibnya selepas IC 1, ada Aurel (yang seinget gue orang tua nya jualan tomat), Ian, atau finalis Aksi Anak Bangsa si kecil Deva--pengamen cilik. Tapi ya gimana lagi, logikanya RCTI membuat program-program seperti itu kan memang untuk menunjukan pada dunia *hasek banget bahasa gue* bahwa anak Indonesia itu luar biasa, bukan memberikan lapangan pekerjaan, tapi memang nggak menutup kemungkinan menjadi jalan untuk menjadi lapangan pekerjaan bagi mereka.

Siti itu berbakat, dan gue tau suaranya emang bagus. Gue suka performnya dia, apa adanya banget anaknya. Tapi mungkin emang nasib belum berpihak sama dia. Nah yang mau bantu mungkin bisa ngerekam suara dia zaman sekarang terus di upload ke youtube? Atau langsung dijadiin demo buat dikasih ke produser-produser rekaman? Okay, forget that-_-

Kalau kalian sayang Siti, mari kita berdoa supaya Siti bisa segera mendapatkan penghidupan yang layak. Atau kita minta kebesaran hati pihak RCTI untuk 'melirik' nasib kehidupan Siti IC1 yang sekarang, dengan bom mention ke official twitter mereka?

Kita nggak bisa menyalahkan/memojokkan RCTI cuman karena kita beranggapan mereka menelantarkan anak-anak berbakat yang dulunya pernah bersama mereka.

Setuju atau nggak sama postingan gue kali ini, gue nggak masalah. Hak semua orang untuk berpendapat kan? Dan ini pendapat gue.



Cheers!


@sugargirl08

Minggu, 12 Agustus 2012

Tanpa Aku!



Tanpa aku semua akan baik-baik saja


Tanpa aku
senyum kalian akan tetap ada

Tanpa aku semua masih dapat berjalan seperti biasanya

Tidak adanya aku takkan merubah keadaan sebelumnya

Hanya saja, dulu aku bersama kalian dan kini....kalian tanpa aku..




@sugargirl08

Kamis, 09 Agustus 2012

With Love - Last Part



The final chap of With Love...


=====

Detik berganti menit, hari kian berlalu. Berbagai macam persiapan yang telah dilakukan jauh-jauh hari itu akhirnya membuahkan hasil maksimal. Acara marathon--dari class meeting sampai acara puncak berupa prom nite, yang di adakan di SMA Harapan Bangsa berlangsung dengan baik. Bisa di bilang hampir mendekati kata sempurna, err atau mungkin harus menunggu kesuksesan acara prom nite malam ini dulu baru kata sempurna itu ada?

Ify yang seharian sibuk berkutat dengan tugasnya sebagai panitia memilih untuk segera melarikan dirinya ke salah satu tempat pijat refleksi untuk merilekskan diri, begitu kegiatan class meeting usai. Hitung-hitung persiapan untuk acara nanti malam juga sih sebenarnya.

“Fy, ntar malem loe ke prom bareng siapa?” Agni yang dengan setengah hati --pasalnya Ify memaksanya-- menemani Ify ke tempat ini membuka pembicaraan.

Ify membuka matanya yang sempat terpejam saat menikmati pijatan dipundaknya, “Sendirian nggak papa kan, Ag?” Jawabnya. “Lagian nggak ada kewajiban buat couple-an juga kan?”

Agni mengangguk. “Iya kali yah..eh tapi nggak tau deh.“ Ia mengangkat kedua bahunya. “By the way, nggak asyik kali, Fy, kalau pergi sendiri.“

“Mau gimana lagi? Elo pergi bareng Cakka kan pasti? Nah Oliv sama Ray--“

“--loe sama Rio!“ Seru Agni memotong ucapan Ify.

Ify mendengus malas. Dalam hati sih berharap banget tapi ya mau bagaimana lagi, sampai detik ini Rio belum melayangkan ajakan 'pergi bareng' juga. Lagi pula, sepertinya Rio sudah memiliki pasangan. Eh tapi nggak pasti juga sih.

“Kayak nggak ada yang lain aja.“

Agni terkekeh, “Yang lain sih banyak, tapi yang loe mau kan cuman dia..“ Godanya. Ify menggeram ditempat, kemudian langsung memejamkan matanya dan membiarkan godaan-godaan Agni berseliweran ditelinganya.

'Aminn! Aminn! Aminn deh, Ag!'
***

Pemuda itu kembali mengklik tombol merah di layar Iphone-nya yang menunjukkan program sound recorder. Matanya mulai membaca tulisan yang tertera di selembar kertas.
Beberapa kalimat yang dengan susah payah ia rangkai sedari tadi.

“Err..hallo, Ify. Jangan dilepas! Aku, eh gue tau elo pasti kaget, err tapi please jangan dilepas. Ak..eh gue pengen elo ngedengerin apa yang pengen gue bilang.“ Ia mengambil jeda dari kalimat panjangnya sejenak. “Err..dan gue harap, elo mau ngejawab, sekarang juga.“

Ia kembali terdiam, kali ini sambil bolak-balik mengambil napas, demi melenyapkan kegugupan yang ia takutkan akan meleburkan pengakuannya sesaat lagi.

“Gue..apapun yang bakal gue bilang sebentar lagi, err mungkin bakal terdengar ugh, aneh. Jadi..I love you, Ify..“ Ia menggantungkan kalimatnya, secara refleks tangannya bergerak mengepal sehingga membuat lembar kertas ditangannya tak berbentuk. “Gue nggak bercanda. Gue serius. Gue cinta sama loe. Jadi, apa jawaban loe? Loe mau kan, jadi cewek gue?“

KLIK! Ia menekan icon tombol --yang sebelumnya berwarna merah-- hitam dilayar Iphone-nya untuk menghentikan perekaman sebuah pengakuan yang tercetus dari dasar hatinya. Kemudian me-replay sekali lagi, dan langsung menyimpan rapi ponselnya--setelah memastikan file rekaman tersebut tersimpan, di atas meja.
Rio. Pemuda yang baru saja melakukan 'perjuangan' yang baru pertama kali dilakukannya itu mendesah lega.

“Biarpun gue ngomongnya belepotan, tapi senggaknya, semua udah kesebut.“ Ucapnya.

Kini, perasaan hatinya yang kembali ketar-ketir. Menduga-duga apa yang akan terjadi nanti malam? Bagaimana reaksi Ify jika mendengar rekaman itu? Dengan kepala yang dipenuhi wajah-wajah Ify, ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, guna mempersiapkan diri untuk malan nanti.
***

“Sebenernya, perasaan loe ke Rio gimana sih, Fy?“

Ify yang tengah sibuk memberikan mascara pada matanya, berbalik menatap Agni yang mulai sibuk dengan sweet dress berwarna gading yang akan ia kenakan di acara prom nite nanti.

“Maksudnya?“ Ify balik bertanya, kemudian melanjutkan acara me-mascara-i matanya.

Agni mendengus kesal. “Nggak usah pura-pura bego deh. I know you verry well, jujur deh.“ Desaknya.

Ify meletakkan mascara ditangannya. Kemudian beralih pada sepasang wedges 7 cm di hadapannya.

“Jujur? Kalau loe nyuruh gue jujur, kayaknya gue nggak perlu nyebut apa-apa deh. Seperti yang loe bilang barusan, you know me so well.“ Jawab Ify seadanya, sambil memasang wedges itu pada kakinya.

Agni tersenyum sumringah. Dengan semangat ia melangkah menghampiri Ify. “Terus, terus, loe nggak ada niatan buat jadian gitu? I mean..nggak lama lagi, kita bakal ninggalin SMA gitu, loe sendiri udah fix mau kuliah di Aussy, itu artinya bakal ninggalin Indonesia, gue--yang seriusan sampe detik ini masih nggak rela kalau loe tinggal, dan Rio. So?“

“So?“ Ify mengangkat sebelah alisnya, yang dibalas Agni dengan gelengan kecil. “Ya, loe jangan berpikir yang aneh-aneh deh. Nggak mungkin kan gue nembak dia?“ Ify terkekeh kecil. Dalam hati, ia memang berharap bisa meninggalkan Rio dengan sebuah keyakinan, bahwa pemuda itu akan menunggunya kembali. Tapi..

“Why not? Ini 2012, Fy! Zaman emansipasi wanita udah dimulai dari masanya Ibu kita Kartini. Loe nembak cowok duluan udah bukan hal baru.“

Ify mendelik. “Emansipasi sih emansipasi, tapi ya nggak dalam hal menyatakan perasaan juga kali.“ Ify menggeleng-geleng, tak habis pikir dengan jalan pikiran cewek tomboy macam Agni. “Nih ya, Ag. Buat gue, cewek itu bukan memilih, tapi di pilih. Dan cewek itu nggak mencari, tapi menunggu.“

Agni melongo mendengarnya. Lebih tepatnya, sedikit kurang paham dengan maksud ucapan Ify. “Sumpah nggak ngerti.“ Ia meringis.

Ify menepuk keningnya. “Gini, prinsip gue, gue nggak memilih seseorang untuk cinta gue, tapi biarkan gue yang dipilih seseorang untuk dijadikan cintanya.“ Jelas Ify perlahan. “Dan buat gue, gue nggak akan mencari cinta--ya meskipun yang pernah gue denger jodoh itu mesti dicari, tapi gue lebih memilih untuk menunggu cinta itu datang sendiri ke gue.“

Agni mengangguk paham. “I see. Dengan kata lain, elo lebih milih untuk nunggu Rio sampe tu bocah ngeshoot elo gitu?“

“Something like that.“

“Emang loe yakin, dia bakal nyatain cinta?“

“Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini Agni...“ Ify berujar gemas. “Lagian, gue pernah baca gini 'women always know'. Kita para cewek udah bisa nebak kalau lagi ditaksir, karena mayoritas cowok Indonesia lebih sering ngelakuin 'serangan' terbuka. Perhatian yang tiba-tiba, semacam nanyain 'udah makan belum?' Atau 'jangan lupa makan yah..' Ya, kan?“

“Jadi maksud loe, loe cukup ngerasa kalau Rio ada rasa gitu sama loe?“

“Yep!“

Ify kembali mematut dirinya di cermin dan kemudian meraih tas tangan berwarna satu tingkat lebih cerah dari warna mini dress merah marun miliknya.

“Eh, gue duluan bareng sama Zahra yah, loe tungguin aja Cakka bentaran, kalau nggak salah tu anak mau ke rumah Rio dulu deh.“ Pesan Ify sebelum pamit.

Agi mengacungkan satu jempolnya. “Eh tapi, emang Zahra nggak bareng Dayat?“

“Bareng kok, sama adeknya Dayat juga, siapa tuh namanya? Ozy? Nah, makanya gue nebeng, sekalian nemenin Ozy lah.“ Ucap Ify sambil tertawa kecil. Kemudian segera keluar dari kamarnya, menghampiri Zahra yang--melalui pesan singkatnya memberitahukan, telah berada di halaman depan.

“Kak, loe pergi sendiri?“

Oliv yang nampak cute dengan dress model baby doll berwarna pink lembut menyambut Ify dengan pertanyaan itu, ketika Ify berpapasan dengannya di anak tangga.

“Bareng Zahra tuh, di depan. Loe nggak barengan sama Ray?“

“Bareng kok. Tapi tu anak lagi ngisi bensin.“ Ify mengangguk. “Gue pikir, elo pergi bareng Rio.“

Ify meringis. Kenapa semua orang berharap dia pergi bareng Rio sih?

“Gue duluan deh, Liv. Kasian tuh Zahra nunggu diluar, bye!“
***

Jas semi formal berwarna hitam dengan kemeja putih didalamnya, berpadu dengan pantofel hitam mengkilap--disepasang kakinya, telah melekat ditubuh jangkungnya. Not bad, ohh bukan sekedar not bad tapi...very good!
Lelaki itu menatap bayangan dirinya dengan seulas senyum tipis penuh kebanggaan.

“Yah, nggak salah gue jadi inceran cewek-cewek HB, gue ganteng gini kok.“ Narsisnya.

“Rio!!! Gue masuk yah?!“ Teriak sebuah suara dari luar pintu kamarnya. Bisa ditebak, pemilik suara itu adalah Cakka.

Cklek!
Rio membuka pintu kamarnya dan memberikan sedikit jalan untuk Cakka memasuki kamarnya.

“Wetss jadi ganteng aja lo, Yo.. Ke dukun mana dulu, tadi?“ Tanya Cakka sesukanya. Rio mendelik tak terima, dan melayangkan sebuah 'ketukan' di kening Cakka.

Tuk!

“Sialan! Dari zaman Tuhan nitipin gue ke perut nyokap gue, gue udah dikasih kegantengan tau?“

“Nggak tau, tuh...“ Ucap Cakka jahil. “By the way, loe nggak niat jemput Ify?“

Rio menggeleng. “Nggak. Mental gue mesti dipersiapin sebaik mungkin nih buat kenekatan gue yang tinggal menghitung menit.“

Cakka menoyor kepala Rio penuh nafsu. “Lebay loe. Yah, gue harap dia masih mau berbaik hati buat ngasih jawaban terbaik, buat kebahagiaan loe.“ Ujarnya berlebihan.

Rio melirik Cakka. “Sekarang, siapa yang lebay?“
***

Ruangan serba guna yang memang luas itu terlihat begitu cantik. Sebuah panggung kecil--dilengkapi dengan seperangkat alat band, kursi-kursi yang nampak cantik dengan hiasan pita, lilin-lilin kecil di atas meja, dan lampu-lampu ruangan yang terkesan redup, remang-remang membuat suasana romantic tercipta dengan sendirinya.

Di sudut panggung, nampak sepasang kekasih yang tengah asyik bercengkrama sambil menunggu teman-temannya yang lain.

“Anak-anak mana deh? Lama amat.“

Shilla, setengah melirik ke arah jam di tangannya bertanya pada Riko yang berdiri disampingnya.

“Dandan dulu kali, jadi lama.“

“Hei, bro!“

Sebuah tepukan diiringi sebuah sapaan sontak membuat Shilla dan Riko menoleh secara bersamaan.

“Lama amat loe-loe pada, kirain pada tepar.“ Seru Riko sambil menyalami Rio, Cakka, dan Agni bergantian.

“Cantik banget loe Ag, malem ini.“ Puji Shilla sambil bercipika-cipiki dengan gadis tomboy tersebut.

Agni menyeringai lebar. “Loe lebih.“

“Ify mana?“ Tanya Shilla sambil mengedarkan pandangannya, mencari sosok mungil yang memang telah seperti sahabat baginya.

“Lha, Ag. Bukannya tu anak udah duluan?“ Tanya Cakka yang mulai ikut clingukan.

“Gue nggak tau, tadi dia emang duluan kok bareng Zahra.“

“Perhatian! Perhatian!“

Suara Patton, selaku MC malam ini membuat semua insan di ruangan ini menghentikan percakapan mereka, termasuk Agni dan yang lainnya. Secara serentak mereka memfokuskan diri ke arah panggung, tempat Patton berdiri.

“Sebelumnya, selamat malam semuanya!“ Sapa Patton bersemangat, yang dijawab dengan tak kalah semangat oleh semuanya.

“Okay, ngomong-ngomong, gue pengen bilang congrats buat panitia acara pesta akbar tahunan sekolah kita tahun ini. Rio cs, ada semuakan? Nggak pada teparkan? Kerja kalian sukses, guys.“ Puji Patton. “Ngomong-ngomong, udah pada nerima surat kelulusan dong? Lulus semua kan?! Itu artinya malem ini, kita nggak usah mikirin yang macem-macem, lupain semua masalah dan kita have fun bareng-bareng disini. Setuju?!!!“

Semua bertepuk tangan, menyetujui ucapan Patton.

“Dan sebagai pembuka acara kita malam ini, gue mau memberikan penampilan spesial gue..ahahaa..“ Patton tertawa, sedikit malu juga dengan kenarsisannya. “Gue, mau nyanyi--dan ini langka banget kan? Lagu Yakin dari Radja!!“ Riuh tepuk tangan menyela ucapan Patton. “Dengan diiringi permainan gitar dari adik kelas kita, Raynald!!“

Dan tepuk tangan pun kembali bergemuruh menyambut penampilan Patton.

Bukalah hatimu untuk diriku
Sebelum cinta hilang
Seperti bintang ku puja dirimu
Seperti malam datang

“Gila! Asyik banget nih Patton milih lagu.“ Celetuk Riko dengan lirikan mengarah pada Rio.

“Yoi, bro. Kayak kode gitu ye nggak?“ Sambung Cakka. Agni dan Shilla kompak menahan tawa.

“Rese amat sih loe pada.“ Dengus Rio sambil melangkah pergi.

Sebenarnya, dari tadi ia memang sudah ingin menjauh. Berada ditengah-tengah couples sebagai seorang single, mana enak sih. Rasanya seperti nggak laku, dan yang paling pasti 'kacang' bertebaran. Bete kan?
Dan godaan--ledekan, dari mereka semua menjadi alasan Rio untuk menjauh dari keramaian, sekaligus bermaksud untuk mencari sosok bidadari hatinya yang belum juga terlihat.

Yakinkan cintamu kepadaku
Agar aku bisa memiliki
Setulus hatiku mencintai dirimu

Lupakanlah smua mimpi-mimpi
Walaupun bayangnya menghantui
Yang kadang slalu ingin memilih..cinta

***

Ify nampak menikmati suara lembut Patton yang tengah mengalun. Disebelahnya ada Zahra dan Dayat yang sedang seru-serunya membahas sesuatu yang ia sendiri kurang paham. Atau mungkin memang karena ia tidak berniat untuk mendengarkan?


Katakan bila hatimu gelisah
Memberi cinta yang indah
Jangan memaksa kan ingin yang lain
Tunggulah cinta memanggil

“Fy..“

Sebuah suara halus yang menyebutkan sepenggal namanya membuat Ify menoleh. Sedikit terpesona--hingga terdiam tak bersuara, Ify menatap Rio --seseorang yang menyapanya-- tak berkedip.

TUK!

Rio mengetuk kening Ify, iseng. Membuat Ify tersadar dan secara refleks membawa perubahan pada raut wajah terpesonanya menjadi lipatan-lipatan kejengkelan.

“Apaan sih?! Iseng banget.“

Rio tertawa kecil, “habis elonya sih, ngeliatin gue sampe nggak kedip gitu. Gue ganteng yah?“ Tanya nya narsis dengan nada menggoda, lengkap dengan aksi menaikkan kerah kemejanya.

Ify bergidik malas. “PD!“

Yakinkan cintamu kepadaku
Agar aku bisa memiliki
Setulus hatiku mencintai dirimu

Lupakanlah smua mimpi-mimpi
Walaupun bayangnya menghantui
Yang kadang slalu ingin memilih..cinta

Hening.
Rio dan Ify terkurung dalam diam, tanpa sadar bahwa beberapa orang yang tadi ada disekitar mereka telah menjauh entah kemana. Tak ada satupun dari mereka yang membuka pembicaraan.
Hingga akhirnya, Rio meletakkan gelas minuman ditangannya, dan kemudian mencolek pundak Ify dengan ragu.

“Apa?“ Tanya Ify dengan alis terangkat.

“Ikut gue yuk!“ Rio mengajuk sambil tersenyum kaku.

Entah mengapa, Ify merasa detak jantungnya mulai tak normal. Lonjakan detakkannya terasa berlebihan. Mendadak gadis ini merasa, mulas.

“Kemana?“

Rio menggaruk-garuk pelepisnya dengan bingung. “Ke taman sekolah bentar.“

Ify mengetuk-ngetukkan giginya, kemudian mengangguk setuju. “Gue naruh gelas ini dulu yah.“
***

Cakka menyikut-nyikut perut Riko yang berdiri disampingnya. “Sstt..sstt, mau ikut nggak?“

“Kemana?“

“Ngeliat free show spektakuler, di jamin nggak nyesel deh.“ Jawabnya sambil terkikik geli.

“Hayo! Ngomongin apa?“ Tanya Shilla yang tiba-tiba saja menyembulkan kepalanya, dari balik punggung Riko.

“Nih, si Cakka mau ngajakin nonton.“

Agni mengernyit bingung. “Nonton apaan, Kka?“

Cakka diam. Sengaja memperlambat jawabannya, membuat 3 anak manusia didekatnya menyipit penasaran.

“Nungguin yah?“ Ucapnya jahil.

TUK!

Agni menjitak kepala Cakka dengan gemas. “Seriusan deh nggak pake bercanda! Muka loe mencurigakan banget sumpah!“ Ucap Agni tak sabaran, Shilla mengangguk setuju.

“Kayak maling yah, Ag..“ Celetuk Riko.

“Gue kan emang maling..“ Sahut Cakka, “..maling hatinya Agni~“

Agni mendelik malas mendengarnya. “Jayus!“

“Aku kan jujur, sayang~“ sahut Cakka dengan manis--bermaksud untuk menggoda Agni, lengkap dengan tampang polos.

“Mau 'ini' lagi?“ Agni menyiapkan tangannya untuk menjitak Cakka, lelaki itu kontan menutupi kepalanya.

“Jangan dong, Ag.. KDRT nih. Yuk deh, loe semua ikutin gue!“

“Dari tadi kek, dut.“

Cakka mendelik mendengar kata 'dut' yang diucapkan Riko. “Apa loe bilang?!“ Tanya nya garang. Riko menggeleng cepat sambil menunjukkan tanda damai dengan kedua jarinya.
***

Ify menatap earphone yang diulurkan Rio kepadanya dengan alis bertaut. Bingung, apa maksudnya ini?

“Dengerin deh.“ Ujar Rio yang lebih terdengar seperti sebuah perintah.

Dengan ragu Ify meraih earphone yang terpasang di Iphone tersebut, dan menyumbatkan ke telinganya.

Rio tersenyum, dalam hati ia merapalkan doa demi kelancaran semuanya.
Ia menekan-nekan layar Iphone di tangannya. Hingga...
Ify tersentak kaget, dengan bola mata melebar sempurna. Ekspresi yang diyakini Rio merupakan akibat dari sesuatu yang sedang didengarkan oleh gadis itu
Beberapa waktu berlalu, Rio yakin betul Ify telah mendengar seluruh pengakuan yang terekam dan terputar saat ini. Ia semakin menatap dalam wajah Ify yang semakin menunduk, seolah menghindari tatapan Rio yang menghujam tepat ke kedua manik matanya.

Meski tahu rekaman itu telah berhenti, Rio tetap membiarkan Ify yang belum memberikan reaksi. Mungkin kaget, tidak menyangka.

Sementara itu, dari balik bulu matanya, Ify dapat melihat ekspresi penuh harap yang tercetak di wajah Rio.

“Jangan pura-pura masih ngedengerin deh, Fy. Itu rekaman gue yang buat, dan gue tau banget seberapa lama durasinya.“ Ucap Rio yang nampak tak sabar karena Ify yang tetap bungkam.

Ify sampai tersentak ke belakang karena terkejut.

“Jangan ngehindar. Seperti yang gue minta, jawab aja sekarang. Gue tau loe udah tau loe udah punya jawabannya kan?“

Rio tak dapat menahan rasa ge-ernya begitu mendapat wajah Ify yang bersemu merah, lengkap dengan senyum malu-malunya.
Dengan perlahan, ia melepaskan earphone yang masih terpasang ditelinga Ify dan mengangkat wajah gadis cantik tersebut.

“Jadi, apa jawaban loe?“

Ify yang masih sedikit shock mengerjap sekali, kemudian berdehem kecil.

“I..ini, serius?“ Tanya nya berusaha normal. Meskipun yang terjadi, justru terdengar aneh karena suaranya mendadak parau.

Aku hanya ingin cinta itu pasti
Jangan adalagi keraguan
Aku hanya ingin cinta yang abadi
Seperti air...

“Apa loe liat gue lagi make topeng monyet? Kostum badut? Gue nggak bercanda!“ Ujar Rio tegas.

Ify menelan ludah dengan susah payah. Dengan --dipaksakan-- berani ditatapnya kedua bola mata bening milik Rio. Mencari kejujuran, dan memang ia tak menemukan kepura-puraan disana.

Perlahan tapi pasti, Rio menyentuh tangan Ify, menggenggamnya erat dan menatap Ify dengan tulus.

Loe mau kan, jadi cewek gue? Apa gadis itu bisa menjawab tidak untuk pertanyaan yang seolah-olah tidak membutuhkan jawaban. Karena sang penanya telah mampu menebak jawaban apa yang akan ia terima.

“Cieeee..jadi juga akhirnya~“ koor panjang itu membuat Rio dan Ify sontak menoleh ke sekelompok orang yang dengan serempak memasang senyum menggoda, tak jauh dari mereka.

“Alhamdulillah ya Allah! Akhirnya mereka jadi juga!“

“Jadi loe nerima gue kan, Fy?“ Tanya Rio dengan mata berbinar.

Ify mengangguk dengan senyum malu-malu. Dan dengan sekali gerakan tubuh mungil itu telah menyatu dalam dekapan hangat seseorang. Seseorang yang memilihnya sebagai cinta. Seseorang yang ditunggunya untuk menjadikannya cinta. "I love you, Ify..."

• • • FIN! • • •

Huaaaa..alhamdulillah ya Allah!
Finally, gue bisa nyelesein final chapter *halahh* dari cerbung abal-abal yang udah gue tulis dari tahun lalu! Masih ada yg inget nggak sih? Kalau nggak inget dan berminat untuk inget, silahkan check notes saya yah pepss!
Huftt! Seandainya gue ngepost pas tanggal 22/23 des, pas banget tuh usia kengaretannya 1 TAHUN!
Okay, sebenernya gue emang sempet frustasi *ini lebay-_-* dan nggak mau ngelanjutin ini lagi. Sampe ngefix--kalau ini beneran nggak bakal dilanjut. Tapi..tapi..ditengah kegalauan hati, mendadak ide menamatkan WL muncul! Sempet stuck karena kehabisan ide buat acara 'jadian' nya RiFy dan lagi-lagi begitu ngebaca novel yang baru gue beli, gue dapet pencerahan!
Okay, ini suatu kejujuran, untuk adegan nembak Rio itu (via VN) gue ambil dari adegan penembakannya Adriel ke Becca di novel Khokkiri! (tapi cuman sebatas cara dia nembak maka vn, latar, kalimat dan beberapa lainnya olahan gue sendiri :D) Itu novel gila keren banget. Complicated deh, romantis, gentlement, dan apayah..gue nggak pernah tau kalau didunia ada penyakit semacam kepribadian ganda *okay, ini ngingetin gue ke...forget it deng* nggak cuman 2 kepribadian dalam satu tubuh doang, tapi bisa nyampe belasan! Dan itu yang dialami sama tokoh utama cewek di novel Khokkiri. Penuh misteri dan bikin senyum-senyum sendiri deh pokoknya.
Akhir kata, sorry typo(s)
Sorry gaje..
Sorry kalau terlalu 'lompat' banget alurnya..
Sorry for everything deh pokoknya.
Saran, komentar, kritik dan semacamnya masih gue tunggu meskipun ini final chap ya :p


Cheers!

@sugargirl08


Selasa, 07 Agustus 2012

Khokkiri! (2)


OKAY, buat gue ini waw! Pernah ngebayangin nggak, kalian berada di suatu kondisi harus pergi meninggalkan seseorang yang kalian sayang, padahal kalian nggak mau pergi?
Itu persis kayak apa yang dialamin Becca (lagi..ini soal 'Khokkiri)
Pergi ninggalin Adriel begitu mengetahui bahwa kenyataan yang sebenarnya lebih berpiha ke Della (saudara kembarnya) bukan dia. Ah, kalau nggak baca langsung, gue rasa loe semua nggak bakal ngerti maksud gue deh...ahahaa
 And then, ada suatu kenyataan tertulis yang gue suka dan gue kutip dari sana..

"masa depan memang tidak terbentang lagi di depannya, tetapi entah bagaimana, semuanya tidak apa-apa. Asalkan ia (re. Becca) masih bisa mengingat. Asalkan ia tidak melupakan saat ini, detik ini. Asalkan kenangan itu tetap tertanam kuat di kepalanya. Semua tidak apa-apa."
Simple, disaat kita takut untuk kehilangan seseorang/sesuatu, jangan khawatir. Cause, everythings goona be okay. Selagi kita masih mengingat, kenangan itu bakal tetep ada.
Senggaknya itu yang gue tangkap dari potongan paragraf di novel itu..hihiii

Err...gue suka banget sama karakter Adriel disini. Mungkin dia digambarkan sebagai sosok pria yang kaku, dingin dan nggak 'luwes' dalam suatu 'hubungan' sekilas terkesan polos dibalik sikap coolnya. Tapi, percaya deh, dia romantis banget! Gue suka banget sama kalimat-kalimat dia, seperti..

"Aku mencintaimu bukan karena kesemprunaan,"

"Aku mencintaimu. Itu saja. Aku tidak pernah berkata 'mencintaimu jika kamu jujur'. Tidak. Tidak ada tambahan kata 'jika'. Aku memutuskan mencintaimu beserta ke-tidak-sempurna-anmu."

Coba, cewek mana yang nggak bakal ngerasa tersanjung dengan kalimat kayak gitu. Buat cewek minderan terutama, kalimat kayak gitu bisa berubah menjadi semacam amunisi pembangkit percaya diri. Karena, kalimat itu jelas menunjukkan ketulusan. Sesuatu yang ada tanpa alasan.
Gilaa..bahasa gue ajib banget...xixii

Okay, kembali ke kalimat-kalimat Adriel yang gue kagumin. Ada lagi nih,

"Jika kamu lupa, aku akan menunggumu sampai kamu mengingatku. Kamu tidak akan terrbang dariku.."

"..jangan takut... Dan saat kamu bisa mengingatnya, aku akan selalu ada di sini."

Mampus! ini bener-bener seperti kalimat pengantar 'kepergian' seseorang--ya emang sih, ini kalimat terakhir Adriel sebelum akhirnya Becca bener-bener pergi.
Ini kalimat bener-bener ngefeel, dan bikin gue nahan napas *hasekkk*

Finally..satu pesan terakhir dari Becca..

"Aku takut mengatakan aku mencintaimu. Aku takut membebanimu. Tapi,kalimat itu terus berada dalam pikiranku, saranghae." -Becca, Khokkiri-

Ugh, udahan dulu yah...gue mesti nyeleseim ngebava Khokkiri nih..ohoho
Kurang 3 bab lagi kayaknya selese deh..
By the way, masih inget nggak sih? Gue nulis cerbung WL dan sempat stuck hampir....SETAHUN!
Finally, gue bisa juga membuat final chap dari cerbung gue itu :D
maybe, soon pokoknya pasti gue posting disini :p


Cheers!

@sugargirl08

Sabtu, 04 Agustus 2012

Khokkiri!


Yeahhhh...Khokkiri!

Okay, sebelumnya gu pengen kasih tau dulu maksud dari Khokkiri ini, selain ini berarti gajah, khokkiri disini juga mengarah ke sebuah novel terbaru yang gue punya. Novel ke 3 yg ke-Korea-Korea-an yang gue punya setelah Oppa & I, dan Cassiopeia di langit Seoul.
Ini novel tebel deh, bab nya juga banyak dan gue udah ngebaca sampe bab berapa yah :/ okay forget that.
Yang bikin gue seneng banget ngebaca tu novel adalah kebiasaan tokoh "Rebecca/Becca" yang hobby banget ngeblog dan semua postingan dia diblog itu menarik banget buat gue baca (meskipun ada kemungkinan itu fiktif, yah. Secara ini kan novel).

Ada satu adegan dimana "Adriel" nembak "Becca" dan demi apa caranya kreatif banget! menginspirasi gue yang emang kebenaran lagi nulis something dan ngebutuhin suat adegan pernyataan cinta yang nggak biasa. Dan cara Adriel ini selain unik, menarik, ngga biasa, juga romantic. Gue rasa sih..ahahaa

okay, saya mau ngelanjutin baca aja, lumayan pengalihan dari kekacauan otak yang benr-bener kacau karena sesuatu, sesuatu yang gue takutin, kehilangan...
Atau memang tanpa sadar, kehilangan itu udah gue alamin sekarang?


Cheers!

@sugargirl08

Dumay! (dedicated for Debby, Resti & Chacha)

Dumay...I love it!

Dunia maya? kadang emang ngeselin sih, apalagi kalau udah ngebaca postingan yang bikin mata merah plus sakit di sana (re.dumay) pasti jadi bete. Berbagai macam situs/social network yang ada di dumay udah banyak yang gue kunjungin. Gue juga punya banyak account di berbagai macam social network. Fb? Ada. Twitter? Jangan di tanya. Blog? Jelas punya. Apalagi? Account di wattpad, goodreads, netlog, google +, tumblr (tapi yang ini nggak gue gunain-_-) di tambah lagi dengan account di saling sapa, hello, sama apatuh satu yang kayak twitter, tweetme? Udah ada berapa coba? Banyakkan? Yah, mungkin karena gue udah terlanjur keranjingan sama yang namanya online..

Yang gue seneng dari dumay, gue  bisa berekspresi dan mengeksplorasi apa yang gue mau dan gue rasa tanpa  batas (dengan catatan, masih bisa dipertanggung jawabkan. Itu prinsip gue!) disana.
Gue juga nemuin banyak orang  baru yang bisa mewarnai (aduh bahasa gue...) perjalanan hidup gue yang entah sampai kapan.

Ngomong-ngomong soal dumay gue jadi ke inget sama...

The first,
Debby Aulia!
Gue sih lupa awal mula akrabnya tuh dari twitter ke bbm, atau bbm ke twitter. Yang jelas gue ngerasa deket (meskipun faktanya jauh, gue di Kaltim dia di Jogja._.) sama dia. Umur dia di bawah gue beberapa tahun, tapi tampang gue nggak kalah imut kok sama dia...hihiii
Sekarang dia kelas 3 SMP, pipinya chubby, dulu gue bilang dia tuh mirip sama Ashanty! ahahaa
Debby itu tuh, dari zamannya masih sopan sama gue, nggak gengsi bat muji gue (salah satu yang gue inget tuh pas dia minta VN dan gue ngasih VN pas gue nyanyi rindukan dirimu. Dia muji-muji gue sampe bilang gue cocok banget kalau duet sama si om ahaha. Bahkan dia sampe mengikrarkan diri sebagai Nia Lovers, gokil kan? Tau deh, tu anak masih inget apa nggak) sekarang dia mah udah gengsi mau muji gue. Ngeledek mulu yang ada-_- tapi di balik semua itu, gue seneng aja, ternyata dia respect dan care banget sama gue *terharu*
Dia itu...orang yang pertama sadar kalau any something different with me. Disaat yang lain masih ngerasa gue biasa-biasa aja, dia doang yang dengan tepatnya bilang, "Kayaknya ada yang beda sama loe.."

And then..
Resti Aprianti!
Dia tuh..okay, sebelumnya gue lupa jga sih awal mula kita deket itu darimana. Eh tapi kalau nggak salah inget fb deh. Bermula dari koment-koment di foto, terus dia sempet bilang kalau mau ngelive Rio, Gabriel, Ray di dahsyat! Nah lho, kapan tuh? Taun kemaren, 2011! Juni/? Forget-_-
Gue sempet titip salam buat mereka (Rio, Gabriel & Ray), nggak tau deh sama Resti di sampein apa nggak..ahaha
Terus, nggak tau gimana awalnya, gue, Debby & Resti jadi akrab. Gue yang sering manggil Debby 'cupu', terus Resti 'sarap', sama mereka gue dipanggil 'omas' -__-
Kita bertiga makin solid (apadeh-_-) karena kita sama-sama Rise kayaknya...hihiii
Dia itu....orang yang udah ngelakuin banyak hal buat gue, baik banget sama gue, padahal kita belum pernah ketemu.
Zamannya STANZA namanya masih STAR5, di performe mereka yang pertama kan Resti nonton, dan dia ngusahain buat ngedepatin tanda tangannya Gabriel buat gue dan Debby (dan ini ngingetin gue sama kebaikannya Debby waktu rela mention banyak-banyak ke om buat ngefollback gue. Meskipun nggak membuahkan hasil karena mentionnya Debby pasti tenggelam. But finally, gue difollback juga dengan cara yang nggak sempet gue pikirin sebelumnya, ngbm si om! Aaaaa tapi tetep thanks sangatlah buat Debby :*) meskipun nggak berhasil karena penontonnya buanyakkkkk banget kata Resti...huhuuu
Terus, dia juga sampe mintain VN ke Ray khusus buat gue sama Debby, ke anak STANZA juga sih tapi gue cuman ngesave dan denger yang dari Rat, habis yang dari STANZA ga sempet ke save :(
Coba, kurang baik apa dia?

And finally...
Chacha Aprilia!
Nah, sama dia gue seumuran nih. Awal kenal karena FF IC. Kita sama-sama suka RiFy, sama-sama IFc! Kita 'dulu' sering ngerandomin Ify bareng-bareng. Sampe akhirnya kita jadi deket sama Trisil, Gigi, Jihan, Icha & Tella (and yeah! we're random girls)
Kita sering ngegosip apa aja, yaaa nggak jauh-jauh dari Idola Cilik lah..hihii
Dia itu..orang yang pertama tahu, sadar, nanyain kalau gue lagi sakit. I mean, 2 hari gue nggak nongol di TL, pasti ada satu sms dari dia yang isinya kurang lebih.. "Aya lagi sakit yah?" padahal 'sahabat' gue disini aja nggak pernah begitu._.
Dengan kata lain, dia orangnya care kan sama gue? ahahaa
Dia ngertiin privasi gue banget, kan gue orangnya nggak suka ngumbar privasi *eh
Kalau gue nggak mau cerita, dia nggak bakal maksa tapi dia selalu siap jadi 'tong sampah' kalau gue butuh..

Mereka bertiga tuh udah kayak saudara beda rahim, beda kota, beda generasi deh buat gue. Meskipun nggak pernah ketemu, tapi kebersamaan yang terjalin dari dunia maya ini ngebuat gue jadi *ekhem* sayang sama mereka.
ETAPI..seperrti kata Resti, beberapa hari ini Debby agak aneh. Terus kayaknya udah lama deh gue nggak ngerandom bareng Chacha._.

NOPE! apapun yang terjadi, semakin dekat atau semakin jauh, gue harap kalian selalu dan akan tetap baik-baik aja yah, guys!





Cheers!


@sugargirl08